Anda di halaman 1dari 2

Perbedaan Komponen-Komponen Hidrologi (CH, EPT, dan Run off) dalam Sebuah Daerah Aliran Sungai oleh Klira

Reksya Taqwa, 1006773124 Siklus air atau daur hidrologi adalah pola sirkulasi air dalam ekosistem yang dimulai dengan adanya proses pemanasan permukaan bumi oleh sinar matahari, lalu terjadi penguapan hingga akan terjadi kondensasi uap air, yaitu proses perubahan uap air menjadi titik air. Kumpulan titik air di atmosfer dinamakan awan. Bila uap air telah menjadi titik-titik air, maka hujan akan turun. Kemudian air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan tersebar, ada yang meresap ke dalam tanah, singgah di dedaunan, mengalir menuju laut melalui sungai atau mengumpul di danau, atau menguap lagi ke atmosfer. Dalam hal siklus hidrologi ini komponen-komponen utamanya adalah Curah Hujan, Evapotranspirasi dan Run off dimana satu sama lain saling berkaitan. Terkadang di dalam satu Daerah Aliran Sungai memiliki komponen hidrologi yang berbeda antara wilayah yang satu dan wilayah yang lain. Hal ini disebabkan oleh Curah Hujan antara wilayah yang satu berbeda dengan yang lain, dimana curah hujan ini sendiri dipengaruhi oleh iklim, keadaan geografi, dan pertemuan arus udara di masing-masing tempat. Selanjutnya setelah terjadi hujan, kondisi tanah dari wilayah tersebut mempengaruhi besarnya air yang akan terserap ke dalam tanah maupun yang akan dijadikan runoff. Hujan Orografis umumnya terjadi di daerah pegunungan yaitu ketika massa udara bergerak ke tempat yang lebih tinggi mengikuti bentang lahan pegunungan sampai saatnya terjadi proses kondensasi. Ketika massa udara melewati daerah bergunung pada daerah dimana angin berhembus (windward side) terjadi hujan orografik. Pada lereng dimana gerakan massa udara tidak atau kurang berarti (leeward side), udara yang turun akan mengalami pemanasan dengan sifat kering. Daerah ini disebut daerah bayangan, hujan yang turun disebut hujan di daerah bayangan (jumlah hujan lebih kecil). Tentunya pada daerah bayangan hujan ini memiliki CH yang lebih kecil daripada wilayah yang bukan merupakan bayangan hujan. Jenis tanah, batuan, morfologi, dan topografi dari masing-masing wilayah tersebut nantinya akan mempengaruhi besarnya air yang akan diserap ataupun dijadikan aliran permukaan yakni runoff, maupun yang akan diuapkan kembali dalam bentuk evapotranspirasi. Jenis batuan yang memiliki sifat porositas yang tinggi tentunya akan lebih mudah menyerap air ke dalam tanah, sedangkan batuan yang memiliki sifat porositas rendah lebih sulit menyerap air, akibatnya air tersebut banyak dijadikan run off. Selain itu Kondisi topografi suatu wilayah juga mempengaruhi adanya evapotranspirasi yang ada. Dimana radiasi matahari akan mempengaruhi besar kecilnya evapotranspirasi pada wilayah tersebut. Hal ini memungkinkan pada wilayah bayangan hujan di dalam satu DAS, dimana pada wilayah yang bukan merupakan bayangan hujan memiliki radiasi matahari yang lebih besar sedangkan pada wilayah yang merupakan bayangan hujan akan memiliki radiasi matahari yang lebih kecil. Dari uraian di atas jelas sudah apa yang menyebabkan komponen hidrologi yakni Curah Hujan, run off, dan evapotranspirasi dapat berbeda dalam satu DAS. Hal ini dikarenakan oleh faktor faktor seperti iklim regional, jenis batuan, sifat tanah, morfologi, topografi, dan tutupan lahan dari masing-masing wilayah di dalam satu DAS tersebut.

Sumber : http://referensi.dosen.narotama.ac.id/files/2012/01/pengelolaan-air-bag2-hidrologimanajemen-air.pdf. Diakses pada 10 Maret 2012 pukul 12.45 http://id.shvoong.com/books/dictionary/2261311-siklus-hidrologi-dan-komponenkomponennya/. Diakses pada 10 Maret 2012 pukul 12.49 http://science.jrank.org/pages/3469/Hydrologic-Cycle-Hydrologic-cycle-watershed.html. Diakses pada 10 Maret 2012 pukul 13.26

Anda mungkin juga menyukai