Cara kerja system konvensional : 1.

Pada waktu start, kontak penyalaan dalam keadaan tertutup sedangkan kam dan rotor berputar sesuai dengan putaran mesin. 2. Pada waktu pemutus arus menutup, arus listrik dari baterai mengalir melalui kumparan primer P dan membangkitkan medan magnet. Medan magnet ini akan memotong kumparan primer dan menginduksi back emf (back emf menentang arus listrik sehingga memperlambat kenaikan kekuatan medan magnet). Jadi arus dan kekuatan medan magnet yang maksimum tergantung pada lamanya pemutus arus berada dalam keadaan tertutup. Jadi itu bergantung pada kecepatan dan konur kam. 3. Pada waktu pemutus arus membuka , maka karena adanya condenser, arus primer akan terputus. Kekuatan medan magnet juga menurun disusul arus primer, ang semula melalui kontak pemutus arus, mengalir menuju condenser. Dengan demikian muatan listrik condenser bertambah tetapi segera menurun kembali. 4. Terjadi arus bolak-balik dalam kumparan primer yang mengubah energy magnet jadi listrik di kumparan sekunder. 5. Timbul tegangan tinggi di kumparan sekunder. 6. Kabel kumparan sekunder oleh rotor disambungkan dengan kabel ke busi.

1. Medan magnet di dalam teras kumparan primer dan sekunder akan dibangkitkan oleh putaran magnet permanen. Apabila magnet berputar, medan magnet yang dibangkitkan tadi akan berubah-ubah dari positif menuju negative dan sebaliknya. 2. Pada waktu medan magnet turun dari maksimum positif, terinduksilah tegangan dan arus listrik di dalam kumparan primer. 3. Arus primer akan membangkitkan medan magnet . Dengan demikian medan magnet (total) yang terdapat di kumparan primer adalah konstan (tinggi) meskipun besarnya medan magnet di dalam teras turun. 4. Pada waktu magnet permanen berputar menjauhi kutub terasnya, pada saat kedudukan tertentu arus primer mencapai maksimum. Tetapi pemutus arus segera terbuka sehingga arus primer terputus. 5. Dalam kumparan sekunder akan terinduksi tegangan tinggi sehingga terjadi loncatan listrik antar electrode busi.