Anda di halaman 1dari 10

makalah ilmu gizi : DIET PENDERITA TYPHUS ABDOMINALIS KATA PENGANTAR Rasa syukur yang dalam kami sampaikan

ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.Dalam makalah ini kami membahas tentang Diet Penderita Typhus Abdominalis suatu penyakit yang menyeran organ pencernaan manusia khususnya usus. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas dari dosen Ilmu Gizi yaitu Ibu Susi. Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita memahami lebih lanjut mengenai penyakit typhus abdominalis.Terima kasih kami ucapkan pada seluruh pihak yang telah membantu.

Surakarta, 7 Oktober 2010

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1 KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI 3 PENDAHULUAN 4 1.1 Pembahasan 5 1.2 Definisi 5 1.3 Anatomi Fisiologi 5 1.4 Patofisiologi 8 1.5 Penyebab 9 1.6 Tanda dan Gejala 9 1.7 Komplikasi 11 1.8 Pola Diet 11 PENUTUP 12 DAFTAR PUSTAKA 13

PENDAHULUAN Typphus Abdominalis atau yang lebih dikenal dengan demam tifoid atau tifes dalam bahasa kita adalah suatu penyakit infeksi akut yang menyerang usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dan orang tua, laki-laki maupun wanita. Penyakit demam tifoid ini mendunia, artinya terdapat di seluruh dunia. Tetapi lebih banyak di negara sedang berekembang di daerash tropis, seperti Indonesia. Penyakit tifus merupakan endemik di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit menular, yang mudah menyerang banyak orang, sehingga dapat menimbulkan wabah. Di Indonesia, diperkirakan angka kejadian penyakit ini adalah 300 810 kasus per 100.000 penduduk/tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak. Orang dewasa sering mengalami infeksi ringan dan sembuh sendiri lalu menjadi kebal. Insiden penderita berumur anak usia 12 13 tahun ( 70% 80% ), pada usia 30 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% . Terjadinya penyakit yang merupakan penyakit ini tidak memandang musim, baik musim kemarau maupun penghujan. Penularan penyakit ini melalui makanan yang tercemar. Kadang kebersihan makanan kurang terjamin. Oleh karena itu kita harus mempoerhatikan kualitas makanan.bukan dari segi harga,tapi dari susunan menu,kehigienisan dan sanitasi makanan.

PEMBAHASAN A. DEFINISI Thypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasa mengenai saluran pencernaan. Gejala yang biasa ditimbulkan adalah demam yang tinggi lebih dari 1 minggu, gangguan pada saluran pencernaan, dan gangguan kesadaran (FKUI, 1985). Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Rampengan,1990). Penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella typhi atau salmonella paratyphi A, B, atau C. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda khas berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung lebih kurang 3 minggu disertai dengan demam, toksemia, gejala-gejala perut, pembesaran limpa dan erupsi kulit (Soedarto, 1996) Penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran. (Suriadi, Yuliani Rita, 2001) Typhus abdominalis (demam tifoid,enteric feve) ialah penyakit infeksi akut yang biasanya

mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari,gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran. (mansjoer,dkk,2000) Typhus abdominalis adalah penyakit infeksi bakteri hebat yang diawali selaput lender usus dan jika tidak diobati secara progressif menyerbu jaringan di seluruh tubuh. (Tambayong,2000) B. ANATOMI FISIOLOGI a. Anatomi Usus Usus halus terdiri dari 3 bagian,yaitu : duodenum,jejunum dan ileum.Dinding usus halus terdiri dari 4 lapisan dasar : lapisan paling luar (lapisan serosa) dibentuk oleh peritonium.Peritonium mempunyai lapisan visceral dan periental dan ruang yang terletak antara lapisan ini dinamakan rongga peritonium. Nama khusus telah diberikan pada lipatan lipatan peritonium antara lain : 1. Mesentrium merupakan lipatan peritonium yang lebar yang menggantung jejunum dan ileum dari dinding posteriuor abdomen dan memungkinkan usus bergerak leluasa.Mesentrium menyokong pembuluh darah dan limfe yang mensuplai usus. 2. Omentum mayus merupakan lapisan ganda peritonium yang menggantung dari kurvatura mayor lambung dan berjalan turun di depan visera abdomen.Omentum biasanya mengandung banyak lemak dan kelenjar limfe yang membantu rongga peritonium (melindungi) dari infeksi. 3. Omentum minus merupakan lipatan peritonium yang terbentang dari kurvatura minor lambung dan bagian atas duodenum menuju ke hati.Salah satu fungsi penting peritonium adalah mencegah pergesekan antara organ-organ yang berdekatan dengan mensekresi cairan srosa sebagai pelumas. Otot yang meliputi usus halus mempunyai 2 lapisan : lapisan luar terdiri atas serabut-serabut longitudinal yang lebih tipis dan lapisan dalam berupa serabut sircular untuk membantu gerakan peristaltik.Lapisan submukosa terdiri atas jaringan penyambung ,sedangkan lapisan mukosa bvagian dalam tebal banyak mengandung pembuluh darah dan kelenjar Vili merupakan tonjolan-tonjolan seperti jari-jari dari mukosa yang jumlahnya 4 juta 5 juta yang terdapat di sepanjang usus halus.Vili pnajangnya 0,5-1,5 mm. Vili merupakan unit fungsional usus halus,tiap-tiap vilus terdiri atas saluran limfe sentral yang dikelilingi oleh jaringan kapiler dalam limfoid disekeliling vilus terdapat beberapa sumur kecil yang dinamakan kripta lieberkuhn,kripta ini merupakan kelenjar-kelenjar usus yang menghasilkan secret yang mengandung asam-asam pencernaan b. Fisiologi usus halus Usus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi bahan-bahan nutrisi dan air.Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung oleh kerja ptialin asam klorida dan

pepsin terhadap makanan yang masuk.Proses selanjutnya didalam duodenum terutama oleh kerja enzim pankreas yang menghidrolisis karbohidrat lemak dan protein menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Sekresi empedu dan hati membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan lemak.Dua hormon penting dalam pengaturan pencernaan usus yaitu lemak yang bersentuhan dengan mukosa duodenum menyebabkan kontraksi kandung empedu dan hasil pencernaan protein tak lengkap yang bersentuhan dengan mukosa duodenum merangsang sekresi getah pankreas yang kaya akan enzim. Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan dengan secret pankreas ,hepatobiliar dan sekresi usus.Gerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorbsi optimal dan suplai kontinyu isi lambung. Absorbsi adalah pemindahan hasil akhir pencernaan karbohidrat , lemak,protein (gula sederhana) asam lemak dan asam amino melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Walaupun banyak zat diabsorbsi di sepanjang usus halus ,tetapi terdapat tempat-tempat absorbsi utama bagi zat-zat tertentu.Besi dan kalsium sebagian besar diabsorbsi dalam duodenum,absorbsi vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E,K) diabsorbsi dalam duodenum dan memerlukan garamgaram empedu.Absorbsi gula,asam amino dan lemak sebagian besar diselesaikan menjelang kimus mencapai jejunum.Absorbsi B12 berlangsung pada ileum terminal yang memerlukan faktor intrinsik lambung. Asam-asam empedu yang dikeluarkan kandung empedu ke dalam duodenum akan direabsorbsi pada ileum terminal dan masuk kembali ke hati. C. PATOFISIOLOGI Kuman salmonella typhi masuk terutama melalui makanan dan minuman.Setelah masuk dan berada dalam usus halus mengadakan infeksi ke jaringan limfoid usus halus (terutama plaq nyeri) dan jaringan limfoid mesentrika. Setelah menyebabkan peradangan,merosis setempat,kuman lewat pembuluh limfe masuk ke dalam (bakteris primer) menuju organ retikulo endothelial sistem (RES) terutama hati dan limfa.Di tempat ini kuman yang fagosit RES dan kuman yang tidak di fagosit berkembang biak. Pada masa akhir inkubasi 5-9 hari kuman-kuman kembali masuk ke darah menyebar ke seluruh tubuh terutama limpa,kandung empedu yang selanjutnya kuman tersebut dikeluarkan kembali ke

rangka usus dan menyebabkan infeksi usus. Dalam masa bacterian ini kuman mengeluarkan endotoksin yang susunan kumannya sama dengan antigen (lipodisakarida) yang semula diduga bertanggung jawab terhadap terjadinya gejala-gejala dari demam.Endotoksin mempunyai peranan dan merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.Selanjutnya zat pirogen yang beredar di darah mempunyai pusat termoregulator di hipotalamus yang mengakibatkan timbulnya demam. Kelainan utama terjadi di ileum terminal dan plaq payeri hiperplasi (minggu 1),nekrosis (minggu 2) dan ulserasi (minggu 3) serta bisa tanpa adanya jaringan parut. (Rampengan,1993) C. PENYEBAB Demam tifoid, jelas Arlin, adalah infeksi akut yang disebabkan bakteri Salmonella typhi. Tidak seperti virus yang dapat beterbangan di udara, bakteri ini hidup di sanitasi yang buruk seperti lingkungan kumuh, makanan, dan minuman yang tidak higienis. Salmonella typhi masuk ke dalam tubuh melalui mulut, lalu menyerang tubuh, terutama saluran cerna. Proses bekerjanya bakteri ini ke dalam tubuh manusia lumayan cepat. Yaitu 24-72 jam setelah masuk, meski belum menimbulkan gejala, tetapi bakteri telah mencapai organ-organ hati, kandung empedu, limpa, sumsum tulang, dan ginjal. "Rentang waktu antara masuknya kuman sampai dengan timbulnya gejala penyakit, sekitar 7 hari." Nah, gejalanya sendiri baru muncul setelah 3 sampai 60 hari. Pada masa-masa itulah kuman akan menyebar dan berkembang biak. Organ tubuh lalu merangsang sel darah putih mengeluarkan zat interleukin. Zat inilah yang akan merangsang terjadinya gejala demam. Kuman yang masuk ke hati akan masuk kembali dalam peredaran darah dan menyebar ke organ tubuh lainnya. Namun tidak seluruh bakteri Salmonella typhi dapat menyebabkan demam tifoid.Saat kuman masuk, tubuh berupaya memberantas kuman dengan berbagai cara. Misalnya, asam lambung berupaya menghancurkan bakteri, sementara gerakan lambung berupaya mengeluarkan bakteri. Jika berhasil, orang tersebut akan terhindar dari demam tifoid. D. TANDA DAN GEJALA Gejala biasanya diawali dengan rasa tidak enak badan, nyeri yang tidak jelas, sakit kepala dan bisa juga mimisan, konstipasi, lemas.Dalam beberapa hari sampai minggu, terjadi kenaikan suhu badan yang bisa mencapai lebih dari 40C. Pada saat ini, sebuah tanda khas demam tifoid yang disebut rose spots bintik merah muda bisa terlihat, khususnya pada bagian perut (abdomen). Tanda yang juga dapat dijumpai pada daerah dada dan punggung ini akan telihat memudar bila ditekan. Pada akhir minggu pertama, terjadi gejala-gejala hematopoetik sebagai pembesaran limpa (splenomegali), lekopeni dan berkurangnya atau menghilangnya dari darah sel-sel lekosit

polinukleus dan eosinofil. Pada minggu kedua, suhu badan akan mengalami remisi harian. Panas terutama meningkat pada malam hari dengan perbedaan temperatur lebih kurang sampai 2C dibanding pagi hari. Bila demam sangat tinggi dapat terjadi penurunan kesadaran dan penderita mengigau. Pada minggu ketiga,penderita akan mengalami diare mirip bubur,pendarahan usus yang dikarenakan luka pada usus.pada tahap ini typhus bisa menjalar ke organ tubuh lain terutama hati,saluran empedu dan tulang.

E. KOMPLIKASI Komplikasi biasanya timbul pada minggu ke-3 atau ke-4 dan terjadi pada 25% kasus yang tidak mendapatkan pengobatan. Kematian sering mengikuti komplikasi ini. Komplikasi tersebut antara lain : Gangguan metabolik Perdarahan saluran cerna Perforasi saluran cerna Peritonitis Hepatitis tifosa Pnemonia Ensefalopati tifosa Abses otak Meningitis Osteomielitis Endokarditis Abses pada berbagai organ Komplikasi yang paling sering terjadi dan berbahaya adalah perdarahan dan perforasi saluran cerna. Turunnya suhu tubuh secara drastis sering menjadi pertanda terjadinya komplikasi tersebut. F. DIET (Makanan yang boleh dan tidak boleh) Diet yang tepat bagi penderita typhus abdominlis adalah diet mkanan saring.Tujuan diet makan saring adalah memberikan makanan dalam bentuk semipadat sejumlah yang mendekati kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek sebagai proses adaptasi terhadap bentuk makanan yang lebih padat.

Syarat-syarat diet makanan saring adalah: 1. Diberikan dalam jangka waktu singkat,yaitu selama 1-3 hari,karena kurang memenuhi kebutuhan gizi terutama energi dan tiamin 2. Rendah serat,cukup kalori dan protein namun dalam bentuk cair atau lunak. (disaring atau diblender) 3. Diberikan dalam porsi kecil dan sering,yaitu 6-8 kali sehari Contoh makanan yang dianjurkan : o Bubur bayi o Bubur beras o Bubur sumsum o Lontong o Roti tawar/manis o Biskuit o Telur rebus o Sop ayam tanpa sayur o Soto ayam o Semur ayam o Bakwan tanpa saos Catatan : Bila mencret tidak boleh minum susu,tapi bila tidak,sangat dianjurkan untuk minum susu. Secara singkat diet makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi penderita typhus abdominalis dapat dijelaskan melalui tabel berikut : Nomor Sumber Makanan Yang dianjurkan Yang Tidak Dianjurkan 1 Karbohidrat Bubur Beras Beras ketan 2 Bubur Bayi Jagung 3 Roti tawar Cantel 4 Ubi 5 Talas 6 Singkong 7 Protein 8 a. Hewani Telur Rebus Daging 9 Sup ayam tanpa sayur Ayam Berlemak 10 Daging giling Telur goreng 11 Ikan yang diawet 12 Ikan dengan banyak duri

13 b. Nabati Tahu Giling Kacang-kacangan 14 Kacang hijau saring Tahu goreng 15 Sari kedelai Tempe goreng 17 Sayuran Wortel Daun Singkong 18 Labu siam Kacang 19 Labu kuning Lobak 20 Bayam Sawi 21 Buah-buahan Jeruk Jambu Biji 22 Alpukat Nangka 23 Pisang Nanas 24 Pepaya Apel 25 Kedondong 26 Minuman Air Putih Alcohol Teh encer Minuman Soda Kopi encer Limun coklat Coca cola susu 27 Lemak Mentega Santan Minyak

G. UPAYA PENCEGAHAN Untuk menghindari penyakit ini ada baiknya dilakukan upaya pencegahan meliputi : 1. LINGKUNGAN HIDUP a. Sediakan air minum yang memenuhi syarat. Misalnya, diambil dari tempat yang higienis, seperti sumur dan produk minuman yang terjamin. Jangan gunakan air yang sudah tercemar. Jangan lupa, masak air terlebih dulu hingga mendidih (100 derajat C). b. Pembuangan kotoran manusia harus pada tempatnya. Juga jangan pernah membuangnya secara sembarangan sehingga mengundang lalat karena lalat akan membawa bakteri Salmonella typhi. Terutama ke makanan. c. Bila di rumah banyak lalat, basmi hingga tuntas. 2. DIRI SENDIRI a. Lakukan vaksinasi terhadap seluruh keluarga. Vaksinasi dapat mencegah kuman masuk dan berkembang biak. Saat ini pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid). Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi. b. Menemukan dan mengawasi pengidap kuman (carrier). Pengawasan diperlukan agar dia tidak

lengah terhadap kuman yang dibawanya. Sebab jika dia lengah, sewaktu-waktu penyakitnya akan kambuh.

PENUTUP Demikian makalah ini kami buat dengan sebenar-benarnya. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran demi lebih sempurnanya makalah ini. Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai