Anda di halaman 1dari 38

KARDIOVASKULER HIPERTENSI

Disusun oleh kelompok 4 : Indah Presetyaningrum Ria Qomariana Anggreani Cokorda Istri Agung Maha Dwijayanthi Anisyah Budi Hartini (1210711085) (1210711110) (1210711101) (1210711096)

ILMU ILMU KESEHATAN S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA 2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Dalam makalah ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Koesnadi Kardi selaku Rektor UPN Veteran Jakarta 2. Ibu Dinni selaku tutor pembimbing 3. Kedua orang tua atas segala dukungan yang telah diberikan 4. Rekan-rekan S-1 Keperawatan UPN Veteran Jakarta atas segala bantuannya Makalah ini merupakan salah satu pemenuhan tugas Blok Kardiovaskuler semester ll tahun ajaran 2013/2014 Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Tidak ada gading yang tak retak, demikian pepatah mengatakan.Demikian juga kiranya makalah ini tentumasih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi sempurnanya makalah yangakan datang.

Depok.30 Maret 2013 Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan a. Tujuan umum b. Tujuan khusus 1.3 Metode Penulisan 1.4 Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Anfis Jantung Normal 2.2 Definisi Hipertensi 2.3 Etiologi 2.4 Klasifikasi Hipertensi 2.5 Patofiologi Secara Medis 2.6 Pemeriksaan Penunjang / diagnostik 2.7 Komplikasi 2.8 Penatalaksanaan Secara Medis 2.9 Pencegah Hipertensi 2.10 ASKEP Hipertensi 2.11 PENKES 1 2 3 5 5 5 5 5 6 6 7 7 10 11 12 13 14

2.12 Aspek Legal dan Aspek Etik BAB III PEMBAHASAN KASUS BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terdapat pada usia pertengahan atau lebih, yang ditandai dengan tekanan darah lebih dari normal. Hipertensi menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang mengakibatkan makin meningkatnya tekanan darah.Secara umum seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan darah diastole lebih dari 80 mmHg. Hipertensi dapat muncul karena akibat beberapa faktor misalnya usia, keturunan, pola makan,kebiasaaan merokok dan kurangnya aktivitas gerak. Hipertensi dapat

mempengaruhi organ lain sehingga menimbulkan penyakit seperti stoke atau jantung coroner. Penyakit ini menjadi salah satu penyakit utama dalam kesehatan, peningkatan drastic terjadi pada tahun 2000 dari 639 jiwa menjadi 1,15 juta jiwa. Oleh karena itu kami selaku mahasiswa keperawatan yang bergerak dibidang kesehatan mencoba menjelaskan beberapa hal yang berhubungan dengan penyakit hipertensi dalam makalah kami ini.Serta penyelesaian contoh kasus dari penyakit hipertensi.

1.2 Tujuan a. Tujuan umum :

Hipertensi menjadi penyakit yang tidak secara awam untuk diketahui, sehingga dapat dipahami dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

b. Tujuan Khusus

1) Dapat memahami anatomi fisiologi jantung 2) Dapat mengetahui definisi hipertensi 3) Dapat mengetahui tandan-tanda gejala hipertensi

4) Dapat mengetahui etiologi dari hipertensi 5) Dapat mengklasifikasikan hipertensi 6) Dapat mengetahui faktor fisiologi hipertensi 7) Dapat membuat bagan dari kasus hipertensi 8) Dapat mengetahui pemeriksaan penunjang hipertensi 9) Dapat mengetahui penatalaksanaan dari penyakit hipertensi 10) Dapat membandingkan askep hipertensi yang umum dan kasus yang diberikan. 11) Dapat membandingkan kinerja kesehatan sesuai tidak dengan aspek legal dan etik. 12) Dapat melihat contoh video hipertensi

1.3 Metode Penulisan

Metode yang kamu gunakan adalah diskusi dan study pustaka atau tinjauan pustaka

1.4 Sistematika Penulisan -

Bab I Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan,metode serta sistematika penuisan. Bab II Tinjauan Teoritis Bab III Pembahasan Kasus Bab IV Penutup berisi kesimpulan dan saran

BAB II TINJAUAN TEORITIS


2.1 Anfis Jantung Normal A. Lokasi Jantung a) Di dalam Pericardium di rongga mediastinum dalam rongga Thorax. b) Tepat di belakang dada (sternum). c) Kurang lebih 2/3 bagian terletak di sebelah kiri dari garis tengah. B. Fungsi : sebagai pompa ganda agar terjadi aliran dalam pembuluh darah yang disebabkan adanya pergantian antara kontraksi (sistolik) dan relaksasi (diastolik). C. Ukuran : 250-350 gram (kira-kira sebesar kepalan tangan) D. Dibungkus pericardium E. Terletak agak di kiri rongga thorax F. Basis cordis: ada kanan atas di belakang sternum(GAG USAH PAKE SIMBOL) G. Apex cordis (puncak jantung): ada di kiri bawah di ruang intercostalis 4 / 5 H. Sumbu jantung (axis cordis ) Garis yang di tarik dari apex cordis ke arah basis cordis I. Lapisan Jantung : a) Lapisan Pericardium (Luar).Suatu membrane tipis di bagian luar yang membungkus jantung. b) Lapisan Miocardium (Tengah). Merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung, membentuk sebagian dinding jantung. c) Lapisan Endocardium (Dalam). Merupakan lapisan ti[is endothelium, suatu jaringan epitel unik yang melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi di sebelah dalam. J. Pericardium : a) Fibrous pericardium b) Serous pericardium c) Parietal pericardium.

d) Visceral pericardium (epicardium). K. Pembuluh Darah Jantung a) Aorta Aorta adalah pembuluh darah tunggal terbesar di tubuh. Ini adalah kira kira diameter ibu jari Anda. kapal ini membawa darah yang kaya oksigen dari ventrikel kiri ke berbagai bagian tubuh. b) Artery Pulmonary kiri Arteri paru kanan adalah pembuluh darah transportasi teroksigen dari ventrikel kanan ke paru-paru. c) Vena cava superior Adalah salah satu dari dua vena utama yang membawa darah teroksigendari tubuh ke jantung. Vena dari kepala dan tubuh bagian atas ke dalam vena kava superior, yang bermuara di atrium kanan jantung. d) Vena Pulmonari kiri Vena pulmonal adalah pembuluh darah mengangkutoksigen yang kaya dari paru ke atrium kiri. e) Vena Cava inferior Vena kava inferior adalah salah satu dari dua pembuluhdarah utama yang membawa darah teroksigen dari tubuhbagian bawah ke jantung,yang bermuara di atrium kananjantung. f) Arteri Koroner Arteri koroner adalah jaringan pembuluh darah yangmembawa oksigen dan darah kayanutrisi ke jaringan ototjantung. L. Ruang Jantung a) Atrium Kanan. Atrium kanan menerima darah teroksigen dari tubuh melalui vena kava superior (kepala dan tubuh bagian atas) dan vena kava inferior (dari tubuh bagian bawah ). Simpul sinoatrial mengirimkan impuls yang menyebabkan jaringan otot jantung dari atrium berkontraksi dengan cara yang terkoordinasi seperti gelombang. Katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel kanan, akan terbuka untuk membiarkan darah teroksigen dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan.

b) Atrium Kiri. Atrium kiri menerima darah beroksigen dari paru-paru melalui vena paru-paru. Sebagai kontraksi dipicu oleh node sinoatrial melalui atrium, darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri.

c) Ventrikel Kanan. Ventrikel kanan menerima darah de-oksigen sebagai kontrak atrium kanan. Katup paru menuju ke arteri paru tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh, mereka kontraksi. katup trikuspid menutup dan katup paru terbuka. Penutupan katup trikuspid mencegah darah mengalir ke atrium kanan dan pembukaan katup paru memungkinkan darah mengalir ke arteri pulmonalis menuju paru-paru.

d) Ventrikel Kiri. Ventrikel kiri menerima darah yang mengandung oksigen sebagai kontraksi atrium kiri. Darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri. Katup aorta menuju aorta tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh,

mereka kontraksi, katup mitral menutup dan katup aorta terbuka. Penutupan katup mitral mencegah darah mengalir ke atrium kiri dan pembukaan katup aorta memungkinkan darah mengalir ke aorta dan mengalir ke seluruh tubuh. M. Katup Jantung Katub Atrioventrikuler.

- Katub Trikuspidalis. (JANGAN GUNAKAN SIMBOL DALAM KARYA TULIS) Katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel kanan. Ini membuka untuk memungkinkan darah de-oksigen dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan. Ini menutup sebagai kontrak ventrikel kanan, mencegah darah dari kembali ke atrium kanan; demikian, memaksanya untuk keluar melalui katup paru ke arteri paruparu.

- Katub Mitral. Katup mitral memisahkan atrium kiri dari ventrikel kiri. Ini membuka

untukmemungkinkan darah beroksigen dikumpulkan di atrium kiri mengalir keventrikel kiri. Ini menutup sebagai kontrak ventrikel kiri, mencegah darah dari kembali ke atrium kiri; demikian, memaksanya untuk keluar melalui katup aorta ke dalam aorta.

Katub Semilunar.

- Katub Pulmonal. Katup paru memisahkan ventrikel kanan dari arteri paru-paru. Sebagai kontrak ventrikel, ini akan membuka untuk membiarkan darah de-oksigen dikumpulkan di ventrikel kanan mengalir ke paru-paru. Ini menutup sebagai ventrikel santai, mencegah darah kembali ke jantung. - Katub Aorta. Katup aorta memisahkan ventrikel kiri dari aorta. Sebagai kontrak ventrikel, ini akan membuka untuk membiarkan darah beroksigen dikumpulkan di ventrikel kiri mengalir ke seluruh tubuh. Ini menutup sebagai ventrikel santai, mencegah darah kembali ke jantung.

-Otot Papiler Otot-otot papiler melampirkan ke bagian bawah dinding bagian dalam ventrikel. Mereka menyambung ke korda tendinea, yang melekat pada katup trikuspid dalam ventrikel kanan dan katup mitral di ventrikel kiri. Kontraksi otot-otot papiler membuka katup-katup ini. -Korda tendinea Korda tendinea adalah tendon yang menghubungkan otot papiler ke katup trikuspid dalam ventrikel kanan dan katup mitral di ventrikel kiri. Sebagai kontrak otot papilaris dan rileks, korda tendinea mengirimkan Kenaikan dan penurunan tegangan ke masing-masing katup, menyebabkan katup untuk membuka dan menutup.

2.2 Definisi Hipertensi Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang ditandai adanya tekanan sistolik >140 mmHg dan tekanan diastolik >90 mmHg.Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan

10

sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001). Menurut WHO (1978), tekanan darah 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.

2.3 Etiologi Hipertensi 1. Hipertensi primer Merupakan hipertensi esensial atau hipertensi yang 90% tidak diketahui

penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial: a. Genetik; individu yang memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko lebih tinggi untuk mendapatkan penyakit ini ketimbang mereka yang tidak. b. Jenis kelamin dan usia; laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca menopause beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Timbulnya hipertensi karena umur semakin bertambah yang menyebabkan TD meningkat. c. Diet; konsumsi diet tinggi garam atau kandungan lemak, secara langsung berkaitan dengan berkembangnya penyakit hipertensi. d. Berat badan atau obesitas; 25% lebih berat diatas berat badan ideal juga sering dikaitkan dengan penyakit hipertensi. e. Gaya hidup merokok, konsumsi alkohol dan stres dapat meningkatkan tekanan darah bila gaya hidup tersebut tidak dirubah.

2. Hipertensi sekunder Merupakan jenis hipertensi yang penebabnya diketahui. Beberapa gejala atau penyakit yang menyebabkan penyakit hipertensi: a. Coarctationaorta; yaitu penyempitan aorta conginital yang mungkin terjadi pada beberapa tingkat aorta torasik atau aorta abdominal. Penempitan ini menghambat aliran darah melalui lengkung aorta dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah diatas area konstriksi. b. Penyakit perenkim dan vaskular ginjal; penyakit ini merupakan penyebab utama penyakit hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskular ini berhubungan dengan penempitan satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa darah keginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien dengan hipertensi disebabkan oleh aterosklerosis atau fibrous dysplasia (pertumbuhan abnormal jaringan

11

fibrous). Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi, flamasi, serta perubahan fungsi ginjal. c. Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen). Oral kontrasepsi yang berisi estrogen dapat menebabkan hipertensi melalui mekanisme renin-aldosteronmediate volume expansion. Dengan penghentian oral kontrasepsi, tekanan darah kembali normal setelah beberapa bulan. d. Gangguan endokrin. Disfungsi medula adrenal atau korteks adrenal dapat menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenal-mediate-hypertensi disebabkan oleh kelebihan primer aldosteron , katekolamin. Pada aldosteron primer , kelebihan aldosteron menyebabkan hipertensi dan hipokalemia. Aldosteonisme primer

biasanya timbul dari adenoma korteks adrenal yang bening. Pheochromoctomas pada medula adrenal yang paling umum dan meningkatkan sekresi katekolamin yang berlebihan. Pada sindrom cusbing terjadi kelebihan glukokortikoid yang diekresi dari korteks adrenal. Sindrom ini disebabkan oleh hiperplasi adrenekor tikal. e. Kegemukan dan gaya hidup tidak aktif f. Stres yang cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu. g. Kehamilan h. Merokok; nikotin dalam rokok dapat merangsang pelepasan katekolamin yang mengakibatkan iritabilitas miokardial, peningkatan denyut jantung yang kemudian meningkatkan tekanan darah.

(SUMBER BUKU YANG KELOMPOK KUTIB MANA)

2.4 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO & JNC Klasifikasi Hipertensi menurut WHO Klasifikasi Optimal Normal High normal Hipertensi Stage 1 140-159 90-99 Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) < 120 <130 130-139 <80 <85 85-89

12

Stage 2 Stage 3

160-179 180

100-109 110

Klasifikasi Hipertensi menurut JNI

Kategori Normal Normal tinggi

Diastol (mmHg) < 85 85-89

Sistolik (mmHg) <130 130-139

Hipertensi Tinggi 1 (ringan) Tinggi 2 (sedang) Tinggi 3 (berat) Tinggi 4 (sangat berat) 90-99 100-109 110-119 120 140-159 160-179 180-120 210

2.5 Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol kontruksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat pasomotor , pada medula di otak. Dari pusat pasomotor ini bermula jaras saraf simpatis , yang berlanjut kebawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ganglia simpatis ditoraks dan abdomen. Rangsangan pusat pasomotor diantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis keganglia simpatis. Pada titik ini neurion preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf paska ganglion kepembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan kontruksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang pasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap noreepineprin , meskipun tidak diketahui dengan jelas hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons emosi , kelenjar adrenal juga terangsang , mengakibatkan tambahan aktivitas pasokontriksi. Medula adrenal

13

mensekreksi epinefrin , yang menyebabkan pasokrontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainya , ang dapat memperkuat respons pasokonstritor pembuluh darah . pasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran keginjal , mengakibatkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian yang menjadi angiotensin II , suatu pasokontritor kuat , yang pada gilarannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal , menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifel bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis , hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah , yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya renggang pembuluh darah. Konsekuensinya , aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung , mengakibatkan penurunannya curah jantung dan peningkatan tahanan verifer (brunner & Suddarth , 2002).

Hipertensi

Factor Miokardium

Faktor koroner

Hipertrofi Ventrikel Kiri

Iskemia Miokardium

Penyakit Jantung Hipetensif

Penyakit Jantung Iskemik

Gagal Jantung

Disritmia

Mati Mendadak

(PATHWAY BUKAN INI YANG IBU MINTA PERJALANAN PENYAKIT, DR PENYEBAB, HINGGA MEMUNCULKAN MANIFESTASI, DAN KOMPLIKASI SERTA HASILNYA ADA MASALAH KEPERAWATAN,,,, COBA KALIAN

14

BUAT

ATAU

CARI

TAU

DARI

SEARCH

IMAGE

PATOFISIOLOGI

HIPERTENSI)

2.6 Pemeriksaan Penunjang / Diagnostik (LAMPIRKAN INI DIKUTIP DR BUKU APA ATAU SUMBERNYA SERTA JANGAN GUNAKAN SIMBOL) Hemoglobin / hematocrit Untuk mengkaji hubungan dari selsel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktorfaktor resiko seperti hiperkoagulabilitas dan anemia.

BUN Memberikan informasi tentang perfusi ginjal.

Glukosa Hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi).

Kalium serum Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

Kalsium serum Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi.

Kolesterol dan trigliserid serum Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).

Pemeriksaan tiroid Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi.

15

Kadar aldosteron urin/serum Untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).

Urinalisa Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal atau adanya diabetes.

Asam urat Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi.

Steroid urin Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.

IVP Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal/ureter.

Foto dada Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung.

CT scan Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati.

EKG Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

Diagnosis Hipertrofi Ventrikel kiri Diagnostik HVK tergantung dari sensitifitas dan spesifisitas cara pemeriksaan yang digunakan . HVK dapat ditentukan secara klinis , radiologis , elektrokardigrafis , dan angiografis.

Diagnosis secara klinis

16

Pemeriksaan paling sederhana untuk mendiagnosis HVK ialah secara palpasi. Pada hipertrofi konsentrik akan didapatkan lama iktus bertambah (sustained). Durasi bertambah karena periode ejeksi ventrikel kiri memanjang, yaitu lebih dari 2/3 waktu sistolik. Bila sudah terjadi dilatasi ventrikel kiri, iktus kordis akan bergeser kekiri bawah. Pada pemeriksaan auskultasi pasien dengan hipertrofi konsentrik dapat diketemukan S4 yang disebabkan penambahan kekuatan kontraksi atrium akibat compliance vertikel kiri yang berkurang.Bila sudah terjadi dilatasi jantung didapatkan tanda-tanda adanya insufisiensi mitral relative. Diagnosis secara radiologis Dari pemeriksaan radiologi pada pasien hipertrofi konsentrik akan didapatkan gambaran besar jantung masih dalam batas noraal, pembesaran jantung didapat bila sudah terjadi dilatasi ventrikel kiri. Oleh sebab itu pemeriksaan radiologi tidak mendeteksi secara dini adanya HVK pada hipertensi. Diagnosis secara Elektrokardiolografis Salah satu criteria HVK yang mempuyai sensitivitas cukup baik dan false positif rendah ialah criteria yang dianjurkan oleh Romhilt dan Estes. Mengenal adanya HVKEKG berdasakan criteria voltase Cornell yang menyatakan HVK bila RaVL + SV3 >28 mm (pria) dan >20 mm (wanita). Diagnosis Secara Ekokardiografis. Pemeriksaan Ekokardiografis dapat mendeteksi HVK secara dini. Ekokardiografis dapat mendekteksi kelainan anatomic dan fungsional jantund pasien hipertensi asimtomik yang belum didapatkan kelainan pada EKG dan radiologis. Didapatkan prevalensi HVK- eko kira-kira 5-10 kali lebih tinggi dari HVK-EKG. Secara eko HVK dibagi menjadi 4, yaitu: HVK tipe ASH,konsentrik,eksentrik non-dilatasi, dan eksentrik dilatasi. Disamping untuk pemeriksaan anatomi, ekokardiografis juga dapat digunakan untuk menilai fungsi sistolik dan distolik ventrikel kiri.

2.7 Komplikasi (SUMBERNYAAAA DARI MANA......????) a. Stroke

17

Dapat timbul akibat pendarahan karena tekanan darah tinggi di otak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak.Stroke dapat terjadi pada penderita hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya menjadi berkurang.Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan

terbentuknya aneurisma.

b. Gagal ginjal Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kapiler glomerulus. Dengan rusaknya glomerulus darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, neuron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksis dan kematian. Dengan rusakna membran glomerulus, protein akan keluar melalui urine.

c. Ensefalopati Merupakan kerusakan otak terjadi pada hipertensi maligna (yang meningkat cepat).Tekanan darah yang sangat tinggi akibat kelaianan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium di seluruh susunan saraf pusat.Akibatnya neuron-neuron disekitarna menjadi kolaps dan terjadi koma serta kematian. Wanita dalam keadaan hamil akan mengalami kejang, bayi dapat mengalami hipoksia apabila ibu mengalami kejang selama atau sebelum proses persalinan.

d. Kerusakan jantung Akibat tekanan darah yang tinggi, jantung harus memompa darah dengan tenaga ekstra keras.Otot jantung semakin menebal dan lemah sehingga kehabisan energi untuk memompa lagi.Parahnya lagi jika terjadi penyumbatan pembuluh akibat aterosklerosis.Gejalana yaitu pembengkakan pada

pergelangan kaki, peningkatan berat badan, nafas tersengal-sengal.

2.8 Penatalaksanaan Secara Medis

18

(SUMBERRRRNYAAAAA....?????) 1. Farmakologi

Terapi obat pada penderita hipertensi dimulai dari salah satu obat berikut: a. Hidroklorotiazid; 12,5-25 mg per hari dengan dosis tunggal pada pagi hari (pada hipertensi dalam kehamilan, hanya digunakan bila disertai hemokonsentrasi/odem paru). b. Reserpin; 0,1-0,25 mg sehari sebagai dosis tunggal. c. Propanolol mulai dari 10 mg dua kali sehari yang dapat dinaikkan 20 mg dua kali sehari 9 kontraindikasi pada kehamilan selama janin hidup dan penderita asma). d. Nifedipin; mulai dari 5 mg dua kali sehari bisa dinaikkan 10 mg dua kali sehari.

2. Non farmakologi

Langkah awal dengan mengubah pola hidup: a. Menurunkan berat badan sampai batas ideal b. Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan, kadar kolestrol tinggi. c. Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gr atau 6 gr natrium klorida setiap hari disertai dengan asupan kalsium, magnesium, kalium yang cukup. d. Mengurangi konsumsi rokok dan alkohol. e. Olahraga teratur

2.9 Pencegahan Hipertensi Mengurangi dalam hal menkonsumsi garam

19

Melakukan rutinitas dalam berolahraga. Olahraga ini efektif sekali dalam hal mencegah berbagai macam penyakit , termasuk penyakit hipertensi. Olahraga akan meningkatkan kesehatan dan juga daya tahn tubuh. Rajin dalam mengkonsumsi makanan dan juga buah buahan yang kaya akan serat seperti halnya melon , tomat , dan juga sayuran hijau. Hindari konsumsi alkohol dan rokok Mengendalikan kadar kolesterol jahat dalam tubuh dan juga menghindari kegemukan dan obesitas. Menghindari dan mengendalikan diabetes bila mempunyai penyakit DM tersebut.

2.10

ASKEP Hipertensi

(SUMBERNYAAAA DILAMPIRKANNNN.......??????????) Pengkajian :

1. Aktivitas atau istirahat Gejala : kelemahan , letih , nafas pendek , sakit kepala , mata berkunang kunang, gaya hidup menoton. Tanda : frekuensi jantung meningkat , perubahan irama jantung .

2. Sirkulasi Gejala : riwayat hipertensi , riwayat stroke dari keluarga. Tanda : kenaikan TD , nadi .

3. Makanan / cairan Gejala : makanan berlemak dan bersantan Tanda : berat badan normal / obesitas

4. Neurosensorik Gejala : keluhan pusing / pening , sakit kepala , gangguan penglihatan berkunang kunang. Tanda : perubahan retinal optik , penurunan penguatan genggaman

20

5. Nyeri / ketidak nyamanan Gejala : sakit kepala , angina , nyeri hilang timbul pada tungkai.

6. Pernafasan Gejala : batuk atau riwayat merokok , dispenia yang berkaitan dengan aktivitas. Tanda : bunyi nafas tambahan , disstres respirasi / penggunaan otot aksesoris pernafasan.

7. Pembelajaran atau Penyuluhan Gejala : faktor resiko keluarga hipertensi , stroke , jantung , DM .

Diagnosa

(SUMBERNYA DARI BUKU MANA.....??????)

1. Adanya resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung yang berhubungan dengan peningkatan beban kerja jantung. (KATA YANG IBU MERAHIN, BAIKNYA DIHAPUS SAJA....???) 2. Sakit kepala, nyeri (akut) yang berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular serebral. 3. Kurangnya pengetahuan berhubungann dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit perawatan diri. 4. Nutriai lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pola hidup monoton

1. Tindakan keperawatan : Adanya resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung yang berhubungan dengan peningkatan beban kerja jantung. Tujuan : beban kerja jantung tidak meningkat, tidak terjadi vasokontriksi. KH: mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima. Intervensi keperawatan: Mandiri:

1. pantau TD ukur pada kedua tangan dan nadi R: perbandingan dari tekanan memberi gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan atau bidang masalah vaskular.

21

2. Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas. R: S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena adana hipertrofi atrium (penigkatan volume atau peningkatan atrium). Perkembangan S3 menunjukan Hipertrofi vertikal dan kerusakan fungsi. Adanya krakles, mengidap mengidikasikan kongesti paruh sekunder. 3. Pertahankan pembatasan aktifitas seperti istirahat. R: menurunkan stres dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah dan perjalanan penyakit hipertensi. 4. Catat dan keberadaan, kualitas denyut sentral dan perifer. R: denyutan karotis, jugu laris,rasialis dan femoralis mungkin teramati atau terpalpasi. Denyut pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek dari vasokontiksi ( peningkatan SVR) dan kongesti vena. Kolaborasi: 1. Berikan obat sesuai indikasi, contoh Diuretik tiazid, mis: Biuril hitdroklorotiozit. R: menurunkan TD pada pasien dengan fungsi ginjal yang leratif normal. 2. Berikan pembatasan cairan dan diitnatrium sesuai indikasi. R: menangani letensi cairan dengan respon Hipertensi dengan demikian dengan menurunkan kerja jantung.

2. Tindakan keperawatan: Sakit kepala, nyeri (akut) yang berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular serebral. Tujuan: tekanan vaskuler serebral tidak meningkat KH: pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman. Intervensi keperawatan Mandiri: 1. Pertahankan tirah baring selama fase akut R: meminimalkan stimulasi/ meningkatkan relaksasi 2. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan R: Pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala. 3. Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, mis kompres, pijat punggung, relaksasi. R: tindakan yang menurunkan tekanan vaskular serebral dan yang memperlambat respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya. Kolaborasi:

22

1. Berikan analgesik R: menurunkan atau mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang sistem syaraf simpatis 2. Antiansietas, mis..avitan R: mengurangi tegangan dan ketidaknyamanan yang diperberat oleh stres.

3.

Tindakan keperawatan: Kurangnya pengetahuan berhubungann dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit perawatan diri. Tujuan: menyatakan pemahaman tentang proses penakit dan regimen pengobatan. KH: mempertahankan TD dalam parameter normal. Intervensi mandiri: 1. Kaji kesiapan dan hambatan dala belajar R: kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien untuk mempelajari penyakit. 2. Bantu pasien mengidentifikasi faktor-faktorbrisiko kardiovaskuler yang dapat diubah miss..obesitas, kolesterol, lemah jenuh, rokok, alkohol R: faktor-faktor resiko ini telah menunjukkan hubungan dalam menunjang hipertensi 3. Bahas pentignya menghentikan merokok dan bantu pasiendalam membuat rencana untuk berhenti merokok R: nikotin meningkatkan pelepasan katekolamin yang menyebabkan peningkatan frekuensi jantung, TD. 4. Atasi masalah dengan pasien untuk mengidentifikasi cara dimana perubahan gaya hidup yang tepat dapat dibuat untuk mengurangi faktor-faktor diatas R: dengan mengubah pola prilaku yang biasa atau memberi rasa aman sangat dapat menyusahkan. Dukungan, petunjuk dan empati dapat meningkatkan keberhasilan pasien. keperawatan

4. Tindakan keperawatan: Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pola hidup monoton Tujuan: mengidentifikasi hubungkan antara hipertensi dan kegemukan.

23

KH: mempertahankan berat badan yang diinginkan dengan pemeliharaan kesehatan optimal. Intervensi keperawatan Mandiri: 1. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalri dan batasi masukan lemak, garam dan gula sesuai indikasi. R: kelebihan masukan garam memperbanyak volume cairan intravaskuler dan dapat merusak ginjal yang lebih memperburuk hipertensi. 2. Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan. R: motivasi untuk penurunan berat badan adalah internal. Individu harus berkeinginan untuk menurunkan berat badan, bila tidak maka program sama sekali tidak berhasil.

Implementasi pada diagnosa 1. 1. Memantau TD ukur pada kedua tangan dan nadi. 2. Melakukan Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas. 3. Membatasi aktivitas klien seperti istirahat. 4. Mencatat dan keberadaan, kualitas denyut sentral dan perifer. Dengan hasil: TD dan denyut nadi dalam batas normal.

Implementasi pada diagnosa 2. 1. Membantu klien dalam tirah baring selama fase akut. 2. Membantuantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan. 3. Memberikan pada klien tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, mis kompres, pijat punggung, relaksasi. Dengan hasil: pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman.

Implementasi pada diagnosa 3. 1. Memberikan pengetahuan tentang penyakit Hipertensi. 2. Membantu pasien mengidentifikasi faktor-faktorbrisiko kardiovaskuler yang dapat diubah miss..obesitas, kolesterol, lemah jenuh, rokok, alkohol

24

3. Membuat rencana agar klien berhenti merokok. 4. Membantu klien mengidentifikasi masalah klien dimana perubahan gaya hidup yang tepat dapat dibuat untuk mengurangi faktor-faktor diatas. Dengan Hasil: mempertahankan TD dalam parameter normal.

Implementasi pada diagnsa 4. 1. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalri dan batasi masukan lemak, garam dan gula sesuai indikasi. 2. Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan. Dengan Hasil: Klien dapat mempertahankan berat badan pemeliharaan kesehatan optimal. yang diinginkan dengan

(INI KAN MASIH TEORI, SECARA TEORITIS DAN TINJAUAN PUSTAKA , LAMPIRKAN SUMBER KUTIPAN KELOMPOK ) Evaluasi pada diagnosa 1 1. S:klien mengatakan tidak merasakan nyeri pada dada O:klien terlihat bugar dan sehat. A: Masalah keperawatan sudah teratasi P:tindakan atau asuhan keperawatan dihentikan 2. S: Klien mengatakan sudah tidak sakit dan tidak berkunang-kunang/ O: Klien terlihat tidak memegang kepalanya. A: Masalah keperawatan sudah teratasi P:tindakan atau asuhan keperawatan dihentikan 3. S: Klien mengatakan sudah mengerti tentang penyakit hipertensi O:Klien dapat memperlihatkan A: Masalah keperawatan sudah teratasi P:tindakan atau asuhan keperawatan dihentikan 4. S: Klien mengatakan badannya belum turun. O: berat badan klien terlihat tidak sesuai ideal. A: masalah belum teratasi P:tindakan keperawatan dilanjutkan.

25

2.11

PENKES Pengertian Hipertensi Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang ditandai adanya tekanan sistolik >140 mmHg dan tekanan diastolik >90 mmHg

Klasifikasi Hipertensi menurut JNC

Kategori Normal Normal tinggi

Sistolik (mmHg) < 85 85-89

Diastol (mmHg) <130 130-139

Hipertensi Tinggi 1 (ringan) Tinggi 2 (sedang) Tinggi 3 (berat) Tinggi 4 (sangat berat) 90-99 100-109 110-119 120 140-159 160-179 180-120 210 Gejala penyakit hipertensi:

Pusing yang sangat hebat Mudah sekali marah atau terpancing emosi Sering sekali merasa telinganya berdengung Terkadang sulit tidur Terjadi sesak nafas Tengkuk terasa sangat berat Mudah merasakan lelah dan mata berkunang-kunang

Penyebab penyakit Hipertensi: Terlalu banyak pikiran atau masalah Pola hidup yang tidak sehat Pola makan yang sembarangan

26

riwayat dari keluarga

Pencegahan penyakit Hipertensi: Mengonsumsi makanan yang kaya akan serat (sayuran dan buah) Mengurai konsumsi garam , alkohol , dan makanan yang berlemak tinggi Mengurangi berat badan , istirahat yangcukup dan olahraga yang teratur Lakukan pengecekan tekanan darah secara teratur Hindari terlalu memikirkan masalah yang terlalu berat

Pengobatan tradisional: Buah mengkudu, bisa dibuat jus Daun seledri Mengkonsumsi bawang putih, bisa di campur kemakanan

2.12

Aspek Legal & Aspek Etik

(SUMBERNYA MANA.....) 1. Otonomi: Yaitu hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembelaan diri. 2. Beneficience(berbuat baik): Yaitu melakukan sesuatu yang baik, kebaikkan, memerlukaan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan. 3. Justice(keadilan): yaitu berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan adil kepada semua orang, yang berarti tidak memihak atau berat sebelah. 4. Non-maleficience(tidak merugikan) Yaitu: tidak menimbulkan bahaya atau cidera fisik dan psikologis pasien, nyeri,kecatat,kematian,atau gangguan emosi seperti merasa tidak berdaya, terisolasi atau kesalahan.

27

5. Veracity (kejujuran) Yaitu kewajiban perawat untuk mengatakan suatu kebenaran, tidak berbohong, atau menipu orang lain. Kejujuran merupakan landasan untuk Informed conceent yang baik. 6. Fidelity(menempati janji atau kesetiaan) Yaitu kewajiban untuk selalu setia pada kesepakatan dan tanggung jawab yang telah dibuat. 7. Confidentiality (kerahasiaan) Yaitu informasi tentang klien harus dijaga prafesi klien. 8. Accountability(akuntabilitas) Yaitu standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam situasi atau tanpa terkecuali

BAB III PEMBAHASAN KASUS


KASUS 4 Tuan Dion 60 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan badan lemas , mata berkunang kunang , serta sakit kepala. Pasien menyatakan sudah merokok 1-2 bungkus / hari selama 15 tahun dan suka makanan berlemak dan bersantan. Pada pengkajian orang tua pasien meninggal akibat serangan stroke yang diawali dengan tekanan darah tinggi. Hasil pengukuran TD 180 / 100 mmHg , nadi 90 x / menit.

Pembahasan : Berdasarkan data data diatas dan sesuai gejala Tuan Dion berusia 60 tahun menderita Hipertensi karena tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg maka dinyatakan sebagai hipertensi. Klasifikasi hipertensi tuan Dion adalah hipertensi berat atau stage 3 (Menurut WHO) dan Hipertensi menurut JNI dan Tinggi 3 (berat) Etiloginya :

28

Merokok 1-2 bungkus / hari selama 15 tahun dan suka makanan berlemak dan bersantan Patofisiologi Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis , hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah , yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya renggang pembuluh darah. Konsekuensinya , aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung , mengakibatkan penurunannya curah jantung dan peningkatan tahanan verifer (brunner & Suddarth , 2002). Komplikasi Stroke. Dapat timbul akibat pendarahan karena tekanan darah tinggi di otak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak.Stroke dapat terjadi pada penderita hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya menjadi berkurang.Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma. Penatalaksanaan seperti yang di sebutkan dalam BAB II Pencegahan Rajin dalam mengkonsumsi makanan dan juga buah buahan yang kaya akan serat seperti halnya melon , tomat , dan juga sayuran hijau. Hindari konsumsi alkohol dan rokok Mengendalikan kadar kolesterol jahat dalam tubuh dan juga menghindari kegemukan dan obesitas. Memberikan Penkes kepada Tuan Dion dan keluarganya Aspek Legal & Aspek Etik Otonomi: Yaitu hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembelaan diri. Tetapi kenyataannya hak untuk pembelaan diri masih di perjual belikan Beneficience(berbuat baik): Yaitu melakukan sesuatu yang baik, kebaikkan, memerlukaan pencegahan dari

29

kesalahan atau kejahatan. Tetapi kenyataannya banyak pekerja medis melakukan tindakan tanpa memperhitungkan kesalahan. Justice(keadilan): yaitu berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan adil kepada semua orang, yang berarti tidak memihak atau berat sebelah. Tetapi kenyataannya masih dari sebagian pekerja medis hanya memihak pada golongan. Non-maleficience(tidak merugikan) Yaitu: tidak menimbulkan bahaya atau cidera fisik dan psikologis pasien, nyeri,kecatat,kematian,atau gangguan emosi seperti merasa tidak berdaya, terisolasi atau kesalahan. Tetapi kenyataannya masih sedikit yang melakukan tindakan kesehatan menimbulkan kerugian bagi klien yang sebelumnya tidak mempertimbangkan faktor resiko Veracity (kejujuran) Yaitu kewajiban perawat untuk mengatakan suatu kebenaran, tidak berbohong, atau menipu orang lain. Kejujuran merupakan landasan untuk Informed conceent yang baik. Tetapi kenyataannya masih ada beberapa pekerja medis tidak mengatakan keadaan klien yang sebenarnya. Fidelity(menempati janji atau kesetiaan) Yaitu kewajiban untuk selalu setia pada kesepakatan dan tanggung jawab yang telah dibuat. Tetapi kenyataannya masih ada yang menyepakati sesuatu tanpa dengan adana tanggung jawab sesuai yang telah dibuat Confidentiality (kerahasiaan) Yaitu informasi tentang klien harus dijaga prafesi klien. Tetapi kenyataannya kebocoraan rahasiapun masih sering terjadi. Accountability(akuntabilitas) Yaitu standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam situasi atau tanpa terkecuali. Tetapi kenyataannya tindakan medis kurang sesuai dengan standar

Askep
KASUS 4 Tuan Dion berusia 60 tahun datang ke Rumah Sakit dengan keluhan badan lemas,mata berkunang disertai sakit kepala. Pasien mengatakan sudah merokok 1 sampai2 bungkus selama 15 tahun, dan

30

suka makan makanan yang berlemak dan bersantai.Pada pengkajian orang tua pasien meninggal akibat serangan stroke yang diawali dengan tekanan darah tinggi.Hasil pengukuranTD 180/100 mmHg, nadi 90X/menit. Data fokus

Data Subjektif Data Objektif Klien mengatakan badan Pada pengkajian orang tua lemas pasien meninggal akibat serangan stroke. Klien mengatakan mata berkunang disertai sakit Hasil pengkajian kepala. - TD 180/100 mmHg, - Nadi 90X/menit. Klien mengatakan merokok 1 sampai 2 bungkus selama 15 tahun. Klien mengatakan makan makanan berlemak dan bersantai. A. Analisa Data No Tanggal 1 Data Masalah Ds: klien mengeluh (INI KASUS badan lemas. SUDAH AKTUAL Do: ATAU - Mempunyai MASIH riwayat orang tua MENJADI hipertensi. RESIKO - TD : 180/100 PADA mmHg KLIEN)Curah - Nadi: 90X/menit. jantung Ds:Klien mengatakan nyeri mata berkunang disertai sakit kepala. DO: klien menunjukan angka 3 pada skala nyeri. Etiologi Paraf PENINGKATAN KERJA JANTUNG, TD lebih dari normal.

3.

DS: klien mengatakan ...................... merokok 1 sampai 2 bungkus selama 15 tahun

Sakit kepala(IYAAKARNA SAKIT KEPALA, SAKIT KEPALANYA KRNA APA: KRNA PENINGKATAN VASKULAR SEREBRAL) KEMBALI LAGI ACUANNYA PADA TEORI YANG KELOMPOK BUAT ....................

31

DO: klien merokok.

tampak

B. Diagnosa Keperawatan 1. Curah jantung berhubungan dengan TD lebih dari normal. Ds: klien mengeluh badan lemas. Do: Mempunyai riwayat orang tua hipertensi. TD : 180/100 mmHg Nadi: 90X/menit.

2. Nyeri berhungan dengan sakit kepala. Ds:Klien mengatakan mata berkunang disertai sakit kepala. DO: klien menunjukkan angka 3 pada skala nyeri. 3. Gangguan pola hidup berhubungan dengan kebiasaan merokok DS: klien mengatakan merokok 1 sampai 2 bungkus selama 15 tahun DO: klien tampak merokok. C. Rencana asuhan keperawatan. No No Dx. Kep. Tujuan & kriteria hasil 1 . Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah curah jantung dapat teratasi. KH: mempertahankan TD dalam rentang normal pasien.

Intervensi Mandiri: 1.Pantau TD 2. Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler. 3. Anjurkan teknik relaksasi,pandua n imajinasi, aktivitas pengalihan. Kolaborasi: 1. berikan pembatasan cairan sesuai indikasi. 2. berikan obat-

Rasional 1.perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lenkap tentang keterlibatan/bid ang masalah vaskuler. 2.adanya pucat, dingin, kulit lembab, dan masa pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan dengan vasokonstriksi atau mencerminkan penurunan curah jantung.

Paraf

32

obat sesuai identifikasi seperti Diuretik Tiazid.

3. dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress, membuat efek tenang, sehingga akan menurunkan TD. Kolaborasi 1.pembatasan ini dapat menangani retensi cairan dengan respons hipertensif, dengan demikian menurunkan beban kerja jantung. 2. untuk menurunkan TD pada pasien dengan fungsi ginjal yang relative normal. 1. 2.

Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri berhubungan dengan sakit kepala dapat teratasi. KH: sakit kepala klien berkurang.

Mandiri: 1. mempertahanka n tirah baring selama fase akut. 2.berikan tindakan nonfarmokologi untuk menghilangkan sakit kepala mis.kompres dingin. 3. Anjurkan untuk beristirahat dalam ruangan yang tenang.

Mandiri: 1. meminimalkan stimulasi/menin gkatkan relaksasi. 2. tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler selebral dan yang memperlambat/ memblok respons simpatis efektif dalam meghilangkan sakit kepala.

33

Kolaborasi: 1.berikan obat analgenik

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan pola hidup berhubungan dengan merokok dapat teratasi. KH: klien merokok berkurang 1 bungkus sehari.

Mandiri: 1. memberikan penyuluhan bahwa merokok tidak baik. Kolaborasi 1.berikan cemilan seperti permen atau permen karet.

3. menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi sakit kepala. Kolaboratif Menurunkan/m engontrol nyeri dan menurunkan rangsang system saraf simpatis Mandiri 1. klien mengerti bahaya merokok. kolaborasi 1.untuk mengalihkan perhatian terhadap rokok. 1. 2.

D. Data implementasi. No Tanggal & jam Dx keperawatan 1 1.

Implementasi 1.Memantau TD klien 2. Mengamati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler pasien. 3.Memberikan teknik relaksasi,panduan imajinasi, aktivitas pengalihan pada pasien. Dengan Hasil: tekanan darah klien normal 130/80 mmHg

Paraf

2. 1. melakukan tirah baring selama fase akut. 2.melakukan tindakan

34

nonfarmokologi untuk menghilangkan sakit kepala mis.kompres dingin. 3.menanjurkan klien untuk beristirahat dalam ruangan yang tenang. Dengan Hasil: Rasa nyeri klien berkurang dan klien merasa tenang. 1. memberikan penyuluhan bahwa merokok tidak baik. 2.menganjurkan klien makan cemilan seperti permen atau permen karet. Dengan hasil: Pasien dapat teralih mengurangi rokok.

3.

3.

untuk

DATA EVALUASI TANGGAL 7 Maret 20123 NO.DX 1. EVALUASI PARAF S : klien mengatakan badan tidak lemas dan pusing O : TD: 120/80 mmHg A : masalah keperawatan sudah teratasi. P : Tindakan atau asuhan

keperawatan dihentikan. 2. S : klien mengatakan kepalanya sudah tidak sakit dan pusing O : klien tidak tampak memegangi kepalanya A : masalah keperawatan sudah teratasi. P : tindakan atau asuhan keperawatan dihentikan.

35

3.

S :

klien mengatakan ingin

merokok O : klien terlihat meminta untuk merorok kepada keluarganya A : masalah belum teratasi P :membuat jadwal untuk klien melakukan olahraga ringan setiap hari, konsultasi dengan ahli

kandungan zat-zat atau rokok.

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 1) Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.

2) Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas Hipertensi Hipertensi sistolik terisolasi

3) Hipertensi pada lansia dapat disebabkan oleh interaksi bermacam-macam faktor

36

4) Komplikasi hipertensi pada lansia adalah gagal jantung gagal ginjal stroke (kerusakan otak) kelumpuhan

5) Penatalaksanaan hipertensi pada lansia terdiri atas Pencegahan primer Pencegahan sekunder

4.2 Saran Diharapkan perawat lebih mengerti tentang konsep hipertensi pada lansia dan disarankan perawat lebih banyak lagi mencari informasi tentang hipertensipada lansia sehingga bisa menambah wawasan yang lebih maksimal dan dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada lansia dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
2007.Sistem kardiovaskula.Erlangga:Jakarta Geissler C. Alice, Moorhouse F. Marr, Doenges E. Marilynn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3.EGC:Jakarta Medical Bedah. (TULISKAN DAFTAR PUSTAKA YANG LENGKAP SESUAI EYD YANG BAIK DAN BENAR)

37

38

Anda mungkin juga menyukai