Anda di halaman 1dari 7

Pneumonia PENDAHULUAN Pada masa yang lalu pneumonia diklasifikasikan sebagai pneumonia tipikal yang disebabkan oleh Str.

Pneumoniae dan atipikal yang disebabkan kuman atipik seperti halnya M. pneumoniae. Kemudian ternyata manifestasi dari patogen lain seperti H. Influanzae, S. Aureus dan bakteri gram negatif memberikan sindrom klinik yang identik dengan pneumonia oleh Str. Pneumoniae, dan bakteri lain dan virus dapat menimbulkan gambaran yang sama dengan pneumonia oleh M. Pneumoniae. Sebaliknya Legionella spp. Dan virus dapat memberikan gambaran pneumonia yang bervariasi luas. Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya tinggi, tidak saja dinegara berkembang, tapi juga di negara maju seperti AS, Kanada dan negara-negara Eropa. Di AS misalnya, terdapat dua juta sampai tiga juta kasus pneumonia per tahun dengan jumlah kematian rata-rata 45.000 orang.(2,6) Pada perkembangannya pengelolaan pneumonia telah dikelompokkan menjadi dua kelompok utama yaitu pneumonia yang didapat di ruang perawatan atau Hospital Acquired Pneumonia (HAP) dan pneumonia komunitas atau Community Acquired Pneumonia (CAP). Pneumonia yang didapat di rumah sakit cenderung bersifat lebih serius karena pada saat menjalani perawatan di rumah sakit, sistem pertahanan tubuh penderita untuk melawan infeksi seringkali terganggu. Selain itu, kemungkinannya terjadinya infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik adalah lebih besar. Disamping kedua bentuk utama, terdapat pula pneumonia bentuk khusus yang masih sering dijumpai. (2,3 ) DEFINISI Pnemonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh bermacam macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (1, 2, 7) Anak dengan daya tahan tubuh terganggu akan menderita pneumonia berulang atau tidak mampu mengatasi penyaikit ini dengan sempurna. Factor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan tubuh yang menurun, misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun, factor iatrogen seperti trauma pada paru, anastesia, aspirasi, pengobatan dengan antibiotika yang tidak sempurna. (1). Pneumonia pada bayi baru lahir berawal dari pecahnya ketuban sebelum waktunya yang menyebabkan infeksi pada cairan ketuban. Janin terendam dalam cairan ketuban yang terinfeksi dan menghirupnya sehingga masuk ke dalam paru-paru.(4) KLASIFIKASI Pembagian pneumonia didasarkan atas dasar anatomis dan etiologis. Pembagian anatomis : (1) pneumonia lobaris, (2) pneumonia lobularis dan (3) pneumonia bronkiolitis. Sedangkan pembagian etiologis : (1) bakteri, (2) virus (3) Mycoplasma pneumoniae, (4) Jamur, (5) Aspirasi, (6) pneumonia hipostatik, (7) sidrom Loeffler Secara klinis biasa, berbagai etiologi ini sukar dibedakan. Untuk pengobatan tepat, pengetahuan tentang penyebab pneumonia perlu sekali, sehingga pembagian etiologis lebih rasional daripada pembagian anatomis.( 1, 3, 6)

Pneumonia Oleh Bakteri Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut. Pencandu alkohol, pasien pasca-operasi, orang-orang dengan penyakit gangguan pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya, adalah yang paling berisiko. Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah pneumococcus, dimana pneumococcus dengan serotipe 1 sampai 8 menyebabkan pneumonia pada orang dewasa lebih 80 %, sedangkan pada anak ditemukan tipe 14, 1, 6, dan 9.(1, 3, 7) Angka kejadian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari 4 tahun dan mengurang dengan meningkatnya umur. Pneumonia lobaris ditemukan pada orang dewasa dan anak besar, sedangkan pada anak kecil dan bayi sering ditemukan bronchopneumonia.(1) Pneumococcus masuk kedalam paru melalui jalan pernapasan dengan cara droplet. Proses radang dapat dibagi menjadi 4 stadium yaitu : 1. stadium kongesti, kapiler melebar dan kongesti serta didalam alveolus terdapat eksudat jernih, bakteri dalam jumlah banyak, dan beberapa neutrofil dan makrofag 2. stadium hepatisasi merah, lobus dan lobulus yang terkena menjadi padat dan tidak mengandung udara, warna menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar. Dalam alveolus didapatkan fibrin, leukosit, neutrofil, eksudat dan banyak sekali eritrosit dan kuman. Stadium ini berlangsung sangat cepat 3. stadium hepatisasi kelabu, lobus masih tetap padat dan warna merah menjadi pucat kelabu. Permukaan pleura menjadi suram karena diliputu fibrin. Alveolus terisi fibrin dan leukosit, tempat terjadi fagositosis pneumococcus. Kapiler tidak lagi kongestif. 4. stadium resolusi, eksudat berkurang. Dalam alveolus makrofag bertambah dan leukosit mengalami nekrosis dan degenerasi lemak. Fibrin diresorbsi dan menghilang. Pada umumnya gejala klinis dari pneumococcus didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik sangat cepat sampai 39 40 oC, pada anak besar dapat disertai dengan menggigil dan pada anak kecil dan bayi biasanya disertai dengan kejang. Nafas menjadi sangat sesak, disertai pernapasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut, nyeri pada dada, pada anak kecil dan bayi kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit, mungkin terdapat batuk setelah beberapa hari, mula-mula kering kemudian menjadi produktif. Pada pemeriksaan fisis, gejala khas nampak setelah 1 2 hari. Pada permulaan suara pernapasan melemah, sedangkan pada perkusi tidak ada kelainan. Setelah terjadi kongesti, ronki basah dan nyaring akan terdengar yang segera menghilang setelah terjadi konsolidasi. Kemudian pada perkusi jelas terdengar keredupan dengan suara pernapasan sub-bronkial sampai bronkial . pada stadium resolusi ronki terdengar lebih jelas. Pada inspeksi dan palpasi tampak pergeseran toraks yang terkena berkurang. Tanpa pengobatan bisa terjadi penyembuhan 5 9 hari pada anak besar dan sesuadah 2 3 minggu pada bayi dan anak kecil.(1, 6 ) Pneumonia Oleh Virus Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Saat ini makin banyak saja virus yang berhasil diidentifikasi. Meski virus-virus ini kebanyakan menyerang saluran pernapasan bagian atas terutama pada anak-anak gangguan ini bisa memicu pneumonia. Untunglah, sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat. Namun bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influensa, gangguan bisa berat dan kadang menyebabkan kematian, Virus yang menginfeksi paru akan berkembang biak walau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi cairan.

Gejala Pneumonia oleh virus sama saja dengan influensa, yaitu demam, batuk kering sakit kepala, ngilu diseluruh tubuh. Dan letih lesu, selama 12 - 136 jam, napas menjadi sesak, batuk makin hebat dan menghasilkan sejumlah lendir. Demam tinggi kadang membuat bibir menjadi biru.(1, 6) Pneumonia Mikoplasma. Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda-tanda fisiknya bila dibandingkan dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu, pneumonia yang diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering juga disebut pneumonia yang tidak tipikal (Atypical Penumonia ). Pneumonia mikoplasma mulai diidentifikasi dalam perang dunia II. Mikoplasma adalah agen terkecil dialam bebas yang menyebabkan penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis usia. Tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati. Gejala yang paling sering adalah batuk berat, namun dengan sedikit lendir. Demam dan menggigil hanya muncul di awal, dan pada beberapa pasien bisa mual dan muntah. Rasa lemah baru hilang dalam waktu lama.(6)

Pneumonia aspirasi Aspirasi ini dapat terjadi karena terrminum minyak tanah atau bensin. Ada 2 pendapat tentang patogenesisnya, yaitu (1) kerosen dapat mencapai paru setelah diabsorbsi di traktus digestivus, (2) aspirasi terjadi pada waktu menelan kerosen, muntah atau saat membilas lambung. Suhu dapat meninggi dan kesadaran menurun. Pengobatan simptomatik dan antibiotika diberikan sebagai profilaksis. Pada umumnya bilasan lambung tidak dikerjakan untuk menghindarkan kemungkinan aspirasi saat pembilasan. Dalam keadaan berat anak perlu di rawat. Dalam keadaan ringan dapat dipulankan dengan penyuntikan penisilin setiap hari di poliklinik dan dilakukan pula pemeriksaan ulangan foto rontgen toraks.(1) Sindrom loeffler Foto toraks sindrom ini biasanya menunjukkan gambaran infiltrat besar dan kecil yang tersebar, ada yang menyerupai tuberkulosis miliaris. Batasnya kadang-kadang tidak tegas. Infiltrat ini dapat berpindah-pindah dari lobus yang satu ke lobus yang lain atau dari satu paru ke paru sisi lain. Infiltrat ini merupakan infiltrat eosinofil oleh karena terdapat banyak sel eosinofil. Pada umumnya infiltrat ini dianggap sebagai reaksi alergi terhadap protein asing yang didaerah tropis dihubungkan dengan migrasi larva cacing ascaris lumbricoides atau lainnya, dari usus masuk kedalam peredaran darah dan ke paru. Darah menunjukkan eosinofilia sampai 40 -70 %. Penyakit ini biasanya tidak berat dan sembuh setelah beberapa hari sampai beberapa bulan. Pengobatannya terdiri dari antibiotika utnuk mencegah infeksi sekunder dan antemintika.(1) Pneumonia hipostatika Terjadi karena kongesti paru yang lama, misalnya pada penderita penyakit menahun yang berbaring lama. Kongesti paru bagian belakang bawah mengakibatkan mudahnya kuman yang

biasanya terdapat secara komensial berkembang biak dan kemudian menyebabkan radang. Pencegahannya ialah dengan mengubah-ubah posisi baring.(1) Pneumonia Jenis Lain Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii pnumonia ( PCP ) yang diduga disebabkan oleh jamur, PCP biasanya menjadi tanda awal serangan penyakit pada pengidap HIV/AIDS. PCP bisa diobati pada banyak kasus. Bisa saja penyakit ini muncul lagi beberapa bulan kemudian, namun pengobatan yang baik akan mencegah atau menundah kekambuhan. Rickettsia- juga masuk golongan antara virus dan bakteri-menyebabkan demam Rocky Mountain, demam Q, tipus, dan psittacosis. Penyakit-penyakit ini juga mengganggu fungsi Paru, namun pneumonia tuberkulosis alias TBC adalah infeksi paru paling berbahaya kecuali diobati sejak dini.(6) PEMERIKSAAN PENUNJANG Adapun Pemeriksaan penunjang yang penting untuk mendiagnosa pneumonia ini adalah : 1. Pemeriksaan Rontgen Dada, pemeriksaan ini dapat menunjukan kelainan sebelum hal ini dapat ditemukan secara pemeriksaan fisis.pada bronchopneumonia bercak-bercak infiltrat didapatkan pada satu atau beberapa lobus. Pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus. Foto rontgen dapat juga menunjukan adanya komplikasi seperti leuritis, atelektasis, abses paru, pneumatokel, pneumotoraks, pneumomediastinum atau perikarditis. 2. Pemeriksaan laboratorium, gambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000 40.000/mm3 dengan pergeseran ke kiri. Kuman penyebab dapat dibiakkan dari usapan tenggorokan dan 30% dari darah. Urin biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat albuminuria ringan karena suhu yang naik dan sedikit torak hialin(1, 2, 3, 5) KOMPLIKASI Dengan penggunaan antibiotika, komplikasi dari pneumonia pneumococcus hampir tidak dapat dijumpai. Komplikasi yang dapat dijumpai ialah : empiema, otitis media akut. Komplikasi lain seperti meningitis, perikarditis, osteomielitis, peritontis lebih jarang dilihat. Pada pneumonia stafilococcus komplikasi yang sering terjadi adalah abses paru, pneumatokel, tension pneumothorax atau empiema. Pneumonia streptococcus sering merupakan komplikasi dari penyakit virus seperti influenza, campak, cacar air dan infeksi bakteri lain seperti pertusis dan pneumonia pneumococcus. Pneumonia bakteri gram negatif yang biasanya disebabkan oleh Hemphilus influenzae sering menimbulkan komplikasi seperti bakteremia, empiema, perikarditis, selulitis dan meningitis(1)

PROGNOSIS Denagn pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1 %. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datangterlambat menunjukkan mortalitas yang tinggi. (1) PENGOBATAN DAN PENATALAKSANAAN Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi, tetapi berhubung hal ini tidak selalu dapat dikerjakan dan makan waktu lama maka dalam praktekdiberikan pengobatan

polifragmasi. Penisillin diberikan 50.000 U/kgbb/hari dan ditambah dengan kloramfenikol 50 75 mg/kgbb/hari atau diberikan antibiotika yang mempunyai spektrum luas seperti ampicillin. Pengobatan diberikan sampai anak bebas demam selama 4 5 hari. Anak yang sangat sesak napasnya memerlukan pemberian cairan intravena dan oksigen. Jenis cairan yang digunakan ialah campuran glukosa 5 % dan NaCl 0,9 % dalam perbandingan 3 : 1 ditambah larutan KCl 10 mEq/500 ml botol infus. Pada pneumonia stafilococcus, khususnya untuk infeksi stafilococcus yang membuat penisilinase, dapat diberikan kloksasilin atau linkomisin dan pengobatannya diteruskan sampai ada perbaikan klinis dan biasanya rata-rata 3 minggu Pada pneumonia yang disebabkan oleh bakteri gram negatif, obat yang terpilih adalah ampicilin dengan dosis 150 mg/kgbb/hari dengan kloramfenikol Pneumonia klebsiela dapat diobati dengan obat terpilih yaitu kanamisin 7,5 mg/kgbb/12 jam untuk 10 12 hari atau dapat digunakan gentamisin. Pneumonia pseudomonas aeroginosa dapat diobati dengan karbenisilin yang dikombinasikan dengan gentamisin Untuk pneumonia yang disebabkan oleh virus pengobatannya adalah dengan menempatkan anak dalam ruangan dengan kelembaban udara yang tinggi, sebaiknya dengan uap dingin. Hal ini dimaksudkan untuk mencairkan sekret bronkus yang liat. Untuk tujuan ini dapat juga diberikan pengobatan inhalasi. Oksigen perlu diberikan walaupun anak belum dalam keadaan sianosis. Cairan intravena dengan elektrolit yang diperlukan diberikan untuk mengoreksi asidosis respiratorik dan metabolik yang mungkin timbul dan juga untuk mengoraksi kemungkinan dehidrasi. Antibiotika diberikan jika ada infeksi bakterial dan sebaiknya dipilih yang mempunyai spektrum luas. Bila dicurigai Mycoplasma pneumoniae sebagai penyebab, obat yang terpilih adalah eritromisin. Tentang pemberian steroid masih belum ada keseragaman. Pemberian sedativum tidak diperkenankan karena dapat menimbulkan depresi pernapasan. Bila dianggap perlu dapat diberikan kloralhidrat. Bronkodilator juga tidak dianjurkan dan sebetulnya merupakan kontra indikasi, karena dapat memperberat keadaan anak. Penderita dapat menjadi gelisah dan keperluan oksigen akan meningkat. Pneumonia yang tidak berat, tidak perlu dirawat di Rumah Sakit. (1, 2, 3, 5, 6, 7)

KESIMPULAN Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus maupun jamur. Penyebab pneumonia adalah: 1. Bakteri Streptococcus pneumoniae Staphylococcus aureus Legionella Hemophilus influenzae

2. Virus: virus influenza, chicken-pox (cacar air) 3. Organisme mirip bakteri: Mycoplasma pneumoniae (terutama pada anak-anak dan dewasa muda) 4. Jamur tertentu. Adapun cara mikroorganisme itu sampai ke paru-paru bisa melalui: Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain Migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat paru-paru. Beberapa orang yang rentan (mudah terkena) pneumonia adalah: Peminum alkohol Perokok Penderita diabetes Penderita gagal jantung Penderita penyakit paru obstruktif menahun Gangguan sistem kekebalan karena obat tertentu (penderita kanker,penerima organ cangkokan) Gangguan sistem kekebalan karena penyakit (penderita AIDS). Pneumonia juga bisa terjadi setelah pembedahan (terutama pembedahan perut) atau cedera (terutama cedera dada), sebagai akibat dari dangkalnya pernafasan, gangguan terhadap kemampuan batuk dan lendir yang tertahan. Yang sering menjadi penyebabnya adalah Staphylococcus aureus, pneumokokus, Hemophilus influenzae atau kombinasi ketiganya. Pneumonia pada orang dewasa paling sering disebabkan oleh bakteri, yang tersering yaitu bakteri Streptococcus pneumoniae pneumococcus). Pneumonia pada anak-anak paling sering disebabkan oleh virus pernafasan, dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun. Pada usia sekolah, pneumonia paling sering disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae. Pneumonia dikelompokkan berdasarkan sejumlah sistem yang berlainan. Salah satu diantaranya adalah berdasarkan cara diperolehnya, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu "community-acquired" (diperoleh diluar institusi kesehatan) dan "hospital-acquired" (diperoleh di rumah sakit atau sarana kesehatan lainnya). Pneumonia yang didapat diluar institusi kesehatan paling sering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae. Pneumonia yang didapat di rumah sakit cenderung bersifat lebih serius karena pada saat menjalani perawatan di rumah sakit, sistem pertahanan tubuh penderita untuk melawan infeksi seringkali terganggu. Selain itu, kemungkinannya terjadinya infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik adalah lebih besar. Gejala-gejala yang biasa ditemukan adalah: batuk berdahak (dahaknya seperti lendir, kehijauan atau seperti nanah) nyeri dada (bisa tajam atau tumpul dan bertambah hebat jika penderita menarik nafas dalam atau terbatuk) menggigil demam mudah merasa lelah sesak nafas sakit kepala nafsu makan berkurang mual dan muntah merasa tidak enak badan kekakuan sendi

kekakuan otot. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: kulit lembab batuk darah pernafasan yang cepat cemas, stres, tegang nyeri perut. Untuk mendiagnosa Pada pemeriksaan dada dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara ronki. Pemeriksaan penunjang: Rontgen dada Pembiakan dahak Hitung jenis darah Gas darah arteri. Untuk pengobatan kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah. Penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.

DAFTAR PUSTAKA 1. Staf Pengajar bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 1985, Ilmu Kesehatan Anak Buku 3, Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI 2. Staf Pengajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi IV, Jakarta; Pusat Penerbitan IPD FKUI 3. www.medicastore.com/penyakit pneumonia/isi_art_75/ 4. www.conectique.com/parenting/pneumonia/article _1/ 5. www.conectique.com/parenting/pneumonia/article _2259/ 6. www.infeksi.com/pusat penyakit infeksi/penyakit/pneumonia/article_48/ 7. www.nurses-recruitment.blogspot.com/penyakit_dan pengobatan/penyakit_pneumonia/

Anda mungkin juga menyukai