Anda di halaman 1dari 17

TUGAS TERSTUKTUR KIMIA BAHAN ALAM STEROID

Disusun oleh : Bayu Mayang Sari Weiz Adnani Kurniawan Muji Rahayu Ika Nur Budiasih Valmai Hardianti N Lasi Yunita (H1A010015) (H1A010034) (H1A010036) (H1A010037) (H1A010038) (H1A010052)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK PROGRAM STUDI KIMIA PURWOKERTO 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwa penyusun telah menyelesaikan tugas mata kuliah Kima Bahan Alam dengan membahas solusi untuk membuat sintesis senyawa steroid dalam bentuk makalah. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi. Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari banyak pihak, sehingga kendala-kendala yang penyusun hadapi teratasi. Oleh karena itu penyusu mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Moch. Chasani S.Si., M.Si., selaku dosen mata kuliah Kimia Bahan Alam yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penyusun sehingga penyusun termotivasi dalam menyelesaikan tugas ini. 2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, mendoakan dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai. 3. Teman-teman yang telah turut memberikan motivasi dan semangat untuk menyelesaikan tugas ini. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penyusun sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.

Purwokerto, Maret 2013

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN Hutan tropis yang kaya dengan berbagai jenis tumbuhan (biodiversity) merupakan sumber daya hayati dan sekaligus sebagai gudang senyawa kimia (chemodiversity) baik berupa senyawa kimia hasil metabolisme primer yang disebut juga sebagai senyawa metabolit primer seperti protein, karbohidrat, lemak yang digunakan sendiri oleh tumbuhan tersebut untuk pertumbuhannya, maupun sebagai sumber senyawa metabolit sekunder seperti terpenoid, steroid, kumarin, flavonoid dan alkaloid. Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya mempunyai kemampuan bioaktifitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan tersebut dari gangguan hama penyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya. Senyawa kimia sebagai hasil metabolit sekunder atau metabolit sekunder telah banyak digunakan sebagai zat warna, racun, aroma makanan, obat-obatan dan sebagainya serta sangat banyak jenis tumbuh- tumbuhan yang digunakan obat-obatan yang dikenal sebagai obat tradisional sehingga diperlukan penelitian tentang penggunaan tumbuh- tumbuhan berkhasiat dan mengetahui senyawa kimia yang berfungsi sebagai obat. Senyawa-senyawa kimia yang merupakan hasil metabolisme sekunder pada tumbuhan sangat beragam dan dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan senyawa bahan alam yaitu terpenoid, steroid, kumarin, flavonoid dan alkaloid. Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dihasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena.

BAB II ISI

2.1.

ASAL USUL STEROID Percobaan-percobaan biogenetik menunjukkan bahwa steroid yang terdapat

dialam berasal dari triterpenoid. Steroid yang terdapat dalam jaringan hewan berasal dari triterpenoid lanosterol sedangkan yang terdapat dalam jaringan tumbuhan berasal dari triterpenoid sikloartenol setelah triterpenoid ini mengalami serentetan perubahan tertentu. Tahap- tahap awal dari biosintesa steroid adalah sama bagi semua steroid alam yaitu pengubahan asam asetat melalui asam mevalonat dan skualen (suatu triterpenoid) menjadi lanosterol dan sikloartenol. Percobaan-percobaan menunjukkan bahwa skualen terbentuk dari dua molekul farnesil pirofosfat yang bergabung secara ekor-ekor yang segera diubah menjadi 2,3-epoksiskualen. selanjutnya lanosterol terbentuk oleh kecenderungan 2,3-epoksiskualen yang mengandung lima ikatan rangkap untuk melakukan siklisasi ganda. Siklisasi ini diawali oleh protonasi gugus epoksi dan diikuti oleh pembukaan lingkar epoksida. Kolesterol terbentuk dari lanosterol setelah terjadi penyingkiran tiga gugus metil dari molekul lanosterol yakni dua dari atom karbon C-4 dan satu dari C-14. Penyingkiran ketiga gugus metil ini berlangsung secara bertahap, mulai dari gugus metil pada C-14 dan selanjutnya dari C-4. Kedua gugus metil pada kedua C-4 disingkirkan sebagai karbon dioksida, setelah keduanya mengalami oksidasi menjadi gugus karboksilat. sedangkan gugus metil pada C-14 disingkirkan sebagai asam format setelah gugus metil itu mengalami oksidasi menjadi gugus aldehid. Percobaan dengan jaringan hati hewan, menggunakan 2,3 epoksiskualen yang diberi tanda dengan isotop 180 menunjukkan bahwa isotop 180 itu digunakan untuk pembuatan lanosterol menghasilkan (180)lanosterol radioaktif. Hasil percobaan ini

membuktikan bahwa 2,3- epoksiskualen terlibat sebagai senyawa antara dalam biosintesa steroida. Molekul kolestrol terdiri atas tiga lingkar enam yang tersusun seperti fenantren dan terlebur dalam suatu lingkar lima. Hidrokarbon tetrasiklik jenuh yang mempunyai sistem lingkar demikian dan terdiri dari 17 atom karbon sering

ditemukan pada banyak senyawa yang tergolong senyawa bahan alam yang disebut stroida. Kesimpulan bahwa lanosterol dan sikloartenol adalah senyawa- senyawa antara untuk sintesa steroid masing-masing dalam jaringan hewan dan jaringan tumbuhan didasarkan pada beberapa pengamatan dan percobaan berikut : a) Sikloartenol bertanda ternyata digunakan dalam pembentukan steroid tumbuhan (fitosterol). b) Sikloartenol banyak ditemukan dalam tumbuhan sedangkan lanosterol jarang. c) Jaringan hati tidak dapat menggunakan sikloartenol sebagai pengganti lanosterol dalam pembuatan kolesterol dan setroid lainnya.

2.2.

PENGERTIAN STEROID Steroid merupakan senyawa yang memiliki kerangka dasar triterpena asiklik.

Ciri umum steroid ialah sistem empat cincin yang tergabung. Cincin A, B, dan C beranggotakan enam atom karbon dan cincin D beranggotakan lima. Steroid terdiri atas beberapa kelompok senyawa dan penegelompokan ini didasarkan pada efek fisiologis yang diberikan oleh masing-masing senyawa. Kelompok-kelompok itu adalah sterol, asam- asam empedu, hormon seks, hormon adrenokortikoid, aglikon kardiak dan sapogenin. Ditinjau dari segi struktur molekul, perbedaan antara berbagai kelompok steroid ini ditentukan oleh jenis substituen R1, R2 dan R3 yang terikat pada kerangka dasar karbon. Sedangkan perbedaan antara senyawa yang satu dengan yang lain pada suatu kelompok tertentu ditentukan oleh panjang rantai karbon R1, gugus fungsi yang terdapat pada substituen R1, R2, dan R3, jumlah serta posisi gugus fungsi oksigen dan ikatan rangkap dan konfigurasi dari pusat-pusat asimetris pada kerangka dasar karbon tersebut.

Gambar 1. Kerangka Dasar Steroid

2.3.

STRUKTUR SENYAWA STEROID DAN KEREAKTIFANNYA

Gambar 2. Struktur Steroid Dilihat dari struktur steroid maka terbagi menjadi beberapa kemungkinan yaitu: a) b) Perbedaan jenis steroid ditentukan subtituen R1, R2, dan R3 Perbedaan dalam satu kelompok tergantung juga pada : Panjang subtituen R1 Gugus fungsi subtituen R1, R2, dan R3 Jumlah dan posisi ikatan rangkap Jumlah dan posisi oksigen Konfigurasi pusat asimetris inti dasar Aktivitas biologis secara umum ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya ukuran molekul, konformasi molekul, jenis gugus fungsi, sebaran dan konfigurasi dari gugus fungsi. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi aktivitas biologi yaitu kelarutan dalam lemak atau air serta kestabilan molekulnya sendiri.

(Trans)

( Cis )

Gambar 3. Konfigurasi dengan struktur Planar Steroid Steroid merupakan molekul planar, sehingga kedudukan gugus pada inti dasar dapat : a) Di atas bidang 1. 2. 3. b) Garis penuh Cis dengan metil C10 dan C13 Steroid konfigurasi

Di bawah bidang 1. 2. 3. Garis putus-putus ------Trans dengan metil C10 dan C13 Steroid konfigurasi PENGGOLONGAN SENYAWA STEROID

2.4.

2.4.1 Penggolongan Berdasarkan Struktur Gonane adalah steroid yang paling sederhana mungkin dan terdiri dari tujuh belas karbon atom, terikat bersama untuk membentuk empat cincin menyatu. Tiga

sikloheksana cincin (ditunjuk sebagai cincin A, B, dan C pada gambar di bawah) membentuk kerangka fenantrena , cincin D memiliki siklopentana struktur. Oleh karena itu, bersama-sama mereka disebut cyclopentaphenanthrene.

Gambar 3. Penomoran cincin dan atom karbon dalam gonane , steroid sederhana mungkin.

Gambar 4. Struktur kolestan , salah satu steroid relatif sederhana.

Gambar 5. Struktur complexer dari asam kolat , suatu asam empedu . Umumnya, steroid memiliki kelompok metil pada karbon C-10 dan C-13 dan rantai samping alkil pada karbon C-17. Selanjutnya, mereka berbeda-beda berdasarkan konfigurasi dari rantai samping, jumlah kelompok metil tambahan, dan kelompokkelompok fungsional yang melekat pada cincin. Misalnya, sterol memiliki gugus hidroksil yang melekat pada posisi C-3. Beberapa contoh steroid dengan struktur mereka :

Gambar 6. Suatu steroid anabolik testosteron , kepala sekolah laki-laki hormon seks

Gambar 7. Progesteron , hormon steroid yang terlibat dalam kehamilan menstruasi perempuan, siklus dan embriogenesis.

Gambar 8. Medrogestone , obat sintetik dengan efek yang sama seperti progesteron.

Gambar 9. Contoh dari kelompok fungsional adalah kelompok hidroksil pada C-3 umum untuk sterol.

Gambar 10. -sitosterol , yang fitosterol menunjukkan gugus hidroksil pada C-3.

2.4.2 Penggolongan Steroid Hormon Steroid hormon dibedakan atas beberapa macam, diantaranya yaitu : 1. Steroid seks adalah subset dari hormon seks yang menghasilkan perbedaan jenis kelamin atau dukungan reproduksi . Mereka termasuk androgen , estrogen, dan progestagens. 2. Kortikosteroid termasuk glukokortikoid dan mineralokortikoid. Glukokortikoid mengatur banyak aspek metabolisme dan fungsi kekebalan tubuh , sedangkan mineralokortikoid membantu

mempertahankan volume darah dan mengontrol ginjal ekskresi elektrolit. Kebanyakan medis 'steroid' obat adalah kortikosteroid. 3. Kortikosteroid disintesis dari kolesterol dalam korteks adrenal . Reaksi yang paling steroidogenik yang dikatalisis oleh enzim dari sitokrom P450 keluarga. Mereka berada di dalam mitokondria.

Aldosteron dan corticosterone berbagi bagian pertama dari jalur biosintesis mereka. 4. Steroid anabolik adalah kelas steroid yang berinteraksi dengan reseptor androgen untuk meningkatkan otot dan tulang sintesis. Ada steroid anabolik alami dan sintetis. Dalam bahasa populer, kata "steroid" biasanya mengacu pada steroid anabolik.

2.5.

FUNGSI STEROID 1. Meningkatkan laju perpanjangan sel tumbuhan. 2. Menghambat penuaan daun (senescence). 3. Mengakibatkan lengkuk pada daun rumput-rumputan. 4. Menghambat proses gugurnya daun. 5. Menghambat pertumbuhan akar tumbuhan. 6. Meningkatkan resistensi pucuk tumbuhan kepada stress lingkungan. 7. Menstimulasi perpanjangan sel di pucuk tumbuhan. 8. Merangsang pertumbuhan pucuk tumbuhan. 9. Merangsang diferensiasi xylem tumbuhan.

10. Menghambat pertumbuhan pucuk pada saat kahat udara dan endogenus karbohidrat.

2.6

BIOSINTESIS STEROID Steroid dibiosintesis dalam hampir semua jaringan. Pendahuluan untuk

steroid, adalah skulena suatu tripena yang diperoleh dari kondensasi 2 molekul farsenol. Rentetan reaksi dimulai dari penyederhanaan skulena hingga diperoleh lanosterol suatu zat antara yang dapat diubah menjadi kolestrol dan steroid lainnya. Versi Sederhana bagian akhir jalur sintesis steroid, dimana intermediet isopentenyl pirofosfat (IPP) dan pirofosfat dimethylallyl (DMAPP) bentuk geranyl pirofosfat (GPP), squalene dan akhirnya Lanosterol steroid pertama di jalur. Metabolisme steroid adalah set lengkap reaksi kimia dalam organisme yang memproduksi, memodifikasi dan mengkonsumsi steroid. Jalur-jalur metabolisme yang meliputi: * Steroid sintesis - pembuatan steroid dari prekursor sederhana * Steroidogenesis - yang interkonversi dari berbagai jenis steroid * Steroid degradasi. Biosintesis steroid merupakan jalur metabolik yang memproduksi steroid anabolik dari prekursor sederhana. Jalur ini dilakukan dengan cara yang berbeda pada hewan daripada di organisme lain, membuat jalur target umum untuk antibiotik dan obat anti infeksi lainnya. Selain itu, metabolisme steroid pada manusia adalah target obat penurun kolesterol seperti statin. Dimulai di jalur mevalonate pada manusia, dengan Asetil-KoA sebagai building blocks, yang merupakan DMAPP dan IPP . Dalam mengikuti langkahlangkahnya, DM APP Lanosterol IPP bentuk, steroid pertama. Selanjutnya modifikasi milik steroidogenesis berhasil. Mevalonate jalur Mevalonate jalur atau jalur HMG-KoA reduktase dimulai dengan dan diakhiri dengan pirofosfat dimethylallyl (DMAPP) dan isopentenyl pirofosfat (IPP). Beberapa kunci enzim dapat diaktifkan melalui peraturan DNA transkripsional pada aktivasi

SREBP (sterol Pengatur Elemen-Binding Protein-1 dan -2). Sensor ini mendeteksi kadar kolesterol intraselular rendah dan merangsang produksi endogen oleh jalur HMG-CoA reduktase, serta serapan lipoprotein meningkat hingga-yang mengatur reseptor LDL. Peraturan jalur ini juga dicapai dengan mengendalikan laju terjemahan dari mRNA, degradasi reduktase dan fosforilasi. Dalam Ilmu farmasi sejumlah obat target jalur mevalonate: * Statin (digunakan untuk tingkat kolesterol tinggi) * Bifosfonat (digunakan dalam pengobatan penyakit degeneratif tulangberbagai) Pada tumbuhan dan bakteri, jalur non-mevalonate menggunakan piruvat dan glyceraldehyde 3-fosfat sebagai substrat. DMAPP untuk Lanosterol Pirofosfat Isopentenyl dan dimethylallyl pirofosfat menyumbangkan unit isoprena, yang dirakit dan dimodifikasi untuk membentuk senyawa terpen dan isoprenoids , yang merupakan kelas besar lipid yang mencakup karotenoid, dan bentuk kelas terbesar tanaman produk alami. Di sini, unit isoprena bergabung bersama untuk membuat squalene dan kemudian dilipat dan dibentuk menjadi satu set cincin untuk membuat Lanosterol. Lanosterol kemudian dapat dikonversi menjadi steroid lain seperti kolesterol dan ergosterol.

BAB III KESIMPULAN Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dihasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena atau triterpenoid. Klasifikasi steroid berdasarkan strukturnya fitosterol, sterol, Medrogestone, Progesteron, testosterone, asam kolat, kolestan, dan gonane. Sumber steroid adalah triterpenoid. Asal usul steroid adalah berasal dari jaringan hewan dan tumbuhan. Steroid yang terdapat dalam jaringan hewan berasal dari triterpenoid lanosterol sedangkan yang terdapat dalam jaringan tumbuhan berasal dari triterpenoid sikloartenol setelah triterpenoid ini mengalami serentetan perubahan tertentu. Steroid dibiosintesis dalam hampir semua jaringan. Biosintesis steroid merupakan jalur metabolik yang memproduksi steroid anabolik dari prekursor sederhana. Ciri umum steroid ialah sistem empat cincin yang tergabung. Cincin A, B, dan C beranggotakan enam atom karbon dan cincin D beranggotakan lima. Ditinjau dari segi struktur molekul,

kelompok steroid ditentukan oleh jenis substituen R1, R2 dan R3 yang terikat pada kerangka dasar karbon. Sedangkan perbedaan antara senyawa yang satu dengan yang lain pada suatu kelompok tertentu ditentukan oleh panjang rantai karbon R1, gugus fungsi yang terdapat pada substituen R1, R2, dan R3, jumlah serta posisi gugus fungsi oksigen dan ikatan rangkap dan konfigurasi dari pusat-pusat asimetris pada kerangka dasar karbon tersebut. identifikasi dan ciri khas.......

DAFTAR PUSTAKA

Hanani, E, Munim A, Sekarini, R. Identifikasi Senyawa Antioksidan Dalam Spons Callyspongia Sp. Dari Kepulauan Seribu. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. II, No.3, Desember 2005, 127 133. Departemen Farmasi, FMIPA-UI, Kampus UI Depok 16424. Namira,M. 2008. PengertianSteroid. Sumber Diposkan

http://maswira.wordpress.com/2009/02/01/hormon-steroid-2/. oleh iqlima nabila di 19.50.

Rahayu,B. Isolasi senyawa Terpenoid. www.Organic Chemistry.com. diakses pada tanggal 10 maret 2013 13.00 pm. Maryni,Suum. 2009. Hormon steroid. Genetika Hormonal. www.webster.com. Diakses 10 maret 2013 pukul 13.00. Kania,Aghnia. 2010.http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/52111721_1978-0125.pdf. diakses 10 maret 2013 pukul 13.00.

Anda mungkin juga menyukai