Anda di halaman 1dari 15

Elektrokimia (Sel Galvanik)

Kelompok 6 : 1. 2. 3. 4. Dita Septyadini Dyah Muawiyah Emy Fajar Utami Hasna Putri Azizah (K3312022) (K3312026) (K3312028) (K3312032)

Pendahuluan
Reaksi kimia dapat menghasilkan energi listrik. Rangkaian alat yang menghasilkan arus listrik dari reaksi kimia disebut sel Volta. Reaksi kimia tersebut hanya terjadi pada reaksi redoks yang berlangsung spontan.
Sel volta atau sel galvanik adalah suatu sel elektrokimia yang terdiri atas dua buah elektrode yang dapat menghasilkan energi listrik akibat terjadinya reaksi redoks secara spontan pada kedua elektroda tersebut. Alat untuk mendapat arus listrik dengan bantuan reaksi kimia disebut dengan sel galvani (elektrik). Dalam sel, oksidasi terjadi di salah satu elektroda, dan reduksi berlangsung di elektroda lainnya. Elektron akan bermigrasi dari satu elektroda ke elektroda lainnya.

Ciri-Ciri Sel Galvanik atau Sel Volta


Reaksi redoks spontan (Eosel = +) Merubah energi kimia menjadi energi listrik Katode merupakan kutub (+) dan anode merupakan kutub (-) Katode merupakan tempat terjadinya reaksi reduksi, dan Anode merupakan tempat terjadinya reaksi oksidasi

Contoh Sel Volta atau Sel Galvanik


Contoh reaksi redoks yang langsung (spontan) adalah bila logam seng dimasukkan ke dalam tembaga sulfat, setelah beberapa lama lapisan logam tembaga seperti bunga karang yang berwarna coklat hitam terbentuk pada seng. Larutan CuSO4 yang berwarna biru juga memudar apabila larutannya bereaksi, dimana terbentuk Zn2+ yang berasal dari batang seng. Reaksi yang terjadi adalah: Cu2+(aq) + Zn(s) Cu(s) + Zn2+(aq) Reaksi ini dapat menjadi : Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) Zn(s) Zn2+(aq)+ 2e-

a) Jembatan garam yang fungsinya sama seperti (b) pemisahan yang porous; garam ini berfungsi sebagai penetral listrik apabila reaksi terjadi di elektrode

Tanda Elektrode pada Sel Galvanik


Anode dalam elektrokimia sebagai elektrode tempat terjadinya oksidasi dan katode tempat terjadinya reduksi.

Pada contoh sel galvanik antara seng dengan tembaga, oksidasi terjadi di bagian seng. Jadi, batang seng adalah anode dan elektrode tembaga adalah katode.
Zn(s) Zn2+(aq)+ 2eCu2+(aq) + 2e- Cu(s) Apabila ion seng meninggalkan anode yang padat dan masuk ke dalam larutan, elektron ditinggalkan dan elektrode seng bermuatan negatif. Pada katode tembaga, ion Cu2+ menempel pada elektrode dan mencari elektron untuk mereduksinya. Hal ini menyebabkan elektrode tembaga bermuatan positif. Sehingga dapat kita lihat bahwa pada sel galvanik, anode adalah negatif dan katode adalah positif.

Potensial Sel
Arus listrik yang muncul dalam sel galvanik merupakan hasil elektron yang dipaksa bergerak dari elektrode negatif melalui kawat bagian luar ke elektrode positif. Kekuatan yang mendorong elektron bergerak melalui kawat disebut gaya elektromotif atau emf, dan diukur dalam volt (V). Sebenarnya, volt adalah ukuran untuk energi yang dihasilkan oleh aliran muatan listrik. Apabila emf sama dengan 1 V, muatannya 1 coulomb untuk menghasilkan usaha sebesar 1 joule.

1 volt = 1 joule / coulomb


Emf yang dihasilkan oleh sel galvanik disebut potensial sel (Esel). Emf tergantung dari konsentrasi ion dalam sel, suhu, dan tekanan parsial setiap gas yang mungkin terjadi dalam reaksi. Ketika semua konsentrasi ion sama dengan 1 M, semua tekanan parsial gas sama dengan 1 atm dan suhu 25oC, maka emf disebut potensial standar yang diberi tanda Eosel. Suatu alat yang potensiometer. dapat digunakan untuk mengukur emf sel disebut

Diagram Sel
Untuk menggambarkan bentuk sel galvanik yang sempurna, kita harus menentukan : Sifat material elektrode Sifat larutan yang kontak dengan elektrode (termasuk konsentrasi ion dalam larutan) Yang mana setengah sel anode dan yang mana setengah sel katode, dan

Pereaksi dan produk yang ada pada masing-masing sel.

Untuk memberikan informasi secara terpadu, para ahli elektrokimia telah membentuk suatu pencatatan baku yang disebut diagram sel. Untuk membuat diagram sel, mula-mula ditentukan setengah sel anode, kemudian setengah sel katode. Sepasang batang vertikal digunakan sebagai jembatan garam. Dalam setengah sel yang sudah disiapkan, mula-mula ditentukan pereaksi apa yang akan dipakai, kemudian ditentukan lagi produk apa yang diinginkan. Satu batang vertikal digunakan untuk fase pengikat antara larutan dan elektrode padat. Konsentrasi molar senyawa dalam larutan ditentukan berdasarkan kimianya.

Contoh Diagram Sel


Contoh diagram sel yang lengkap : Zn(s) |Zn2+(aq) ||Cu2+(aq) | Cu2+(aq) || merupakan jembatan garam. Bagian KIRI || merupakan zat yang mengalami OKSIDASI Bagian KANAN || merupakan zat yang mengalami REDUKSI

Potensial Reduksi
Contohnya kita meggunakan sel Zn/Cu yang telah dibahas sebelumnya. Dalam sel ini kita mempunyai larutan ion Zn2+ di sekeliling suatu elektrode dan larutan yang mengandung ion Cu2+ disekeliling elektrode lainnya. Setiap ion ingin menarik elektron dari elektrode tersebut agar ion-ion ini dapat direduksi menjadi logamnya. Dengan perkataan lain, setiap reduksi yang terjadi merupakan setengah reaksi Zn2+ (aq) + 2e- Zn (s) Cu2+ (aq) + 2e- Cu (s)

Pada hakekatnya yang bergeser dari kiri ke kanan dapat disebut potensial reduksi ion-ion. Bertambah besar potensial reduksi setengah reaksi, bertambah besar pula kecenderungan terjadinya reduksi.
Setiap ion yang kekuatan menarik elektronnya lebih besar (yaitu ion yang mempunyai potensial reduksi lebih besar) akan menang dan terjadi reduksi. Sebaliknya si kalah harus menyediakan elektron untuk si pemenang, jadi si kalah teroksidasi. Oleh karena itu, dalam sel seng-tembaga, tembaga harus mempunyai potensial reduksi lebih besar daripada seng karena tembaga direduksi.

Potensial yang diukur dari suatu sel adalah selisih kemampuan dari dua zat yang akan direduksi sama dengan selisih potensial reduksi zat yang mengalami reduksi dikurangi potensial reduksi zat yang terpaksa dioksidasi. Dalam istilah standar potensial reduksi, Eosel = Eo zat yang direduksi Eo zat yang dioksidasi Oleh karena itu, dalam sel seng-tembaga Eosel = Eo Cu2+|Cu Eo Zn2+|Zn Dengan EoCu2+|Cu merupakan potensial reduksi standar tembaga dan Eo Zn2+|Zn adalah potensial reduksi standar seng. Apabila EoCu2+|Cu lebih besar daripada EoZn2+|Zn, maka Eosel positif (reaksi spontan).

Tabel Potensial Reduksi Standar pada 25oC


Reduksi

Oksidasi

Penggunaan Potensial Reduksi


Tabel yang menyajikan potensial reduksi memiliki beberapa manfaat, diantaranya: Dari tabel tersebut, dengan cepat dapat ditentukan zat-zat sebagai oksidator (reduksi) dan zat-zat sebagai reduktor (oksidasi).

Dengan menggunakan tabel potensial reduksi, kita dapat menemukan dengan cepat kombinasi reaksi yang mana reaksi oksidasi-reduksinya langsung terjadi (apabila kensentrasi pereaksi dan produknya adalah 1 M dan tekanan parsial gas yang terbentuk 1 atm). Kita dapat juga menentukan, apakah suatu reaksi yang ada dalam tabel akan terlaksana secara langsung (reaksi spontan). Membantu kita menentukan jalannya suatu reaksi tanpa memperhatikan hasil pengurangan potensial elektrode berdasarkan tahapannya.
Memungkinkan kita menentukan hasil suatu reaksi. Dengan mengetahui potensial reduksi standar seperti yang ada pada tabel, kita dapat menghitung jalannya reaksi elektrolisis.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai