Anda di halaman 1dari 12

KOPLING

A. Latar belakang Pengecekan pada Kopling dan Transmisi Manual ini sangat penting, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan atau kondisi serta apa saja kerusakan yang sering dialami pada Kopling. Maka dari itu dilakukanlah suatu pengecekan pada Kopling dan Transmisi Manual agar tahu kerusakan apa saja dan bagaimana solusinya sehingga suatu unit dapat bekerja secara optimal.

B. Tujuan Laporan Analisa pada Kopling : 1. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dan konstruksi Koping. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan prosedur pembongkaran dan perakitan Kopling. 3. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja kerusakan dan bagaimana solusi dari masalah yang sering ditimbulkan oleh Kopling.

Tujuan 1. Disassembly and Assembly Friction Clutch. 2. Mengetahui fungsi Friction Clutch Components dan analisa kerusakan. 3. mengetahui cara kerja Friction Clutch.

Alat dan Bahan 1. Alat Vernier Caliper. Belt. Kunci 14, 12 , 17 Obeng belah Filler gauge

2. Bahan 1 Unit Friction Clutch.

Landasan Teori Fungsi kopling adalah sebagai penghubung dan pemutus tenaga putaran mesin dari poros engkol. Pada umumnya kopling terletak diantara primer reduksi dan transmisi, atau untuk tipe lain yang terletak pada poros engkol. a. Kopling Otomatis adalah kopling yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal, yang menghubungkan serta memutuskan tenaga mesin, tergantung dari putaran mesin itu sendiri. Susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling otomatis akan menempatkan kanvas kopling dan pelat kopling merenggang, hal ini berbeda dengan susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling manual, dimana antara pelat dan kanvas kapling merapat. Pada saat mesin putaran lambat, kanvas dan pelat kopling masih merenggang sehingga putaran mesin dari poros engkol belum terhubung menuju transmisi dan roda belakang. Pada saat putaran mesin bertambah gaya sentrifugal mulai bekerja pada pemberat kopling sehingga pemberat bergerak menekan pelat kopling, hal ini akan menghasilkan merapatnya kanvas dan pelat kopling sehingga putaran mesin dan poros engkol akan dihubungkan ke transmisi dan akan dilanjutkan ke roda belakang. b. Kopling Manual adalah kopling yang bekerja secara manual yang dilakukan oleh pengendara itu sendiri. Mekanisme kerja kopling adalah putaran mesin dari poros engkol yang akan diteruskan oleh kopling menuju transmisi dan ke roda belakang, pada saat kanvas kopling dan pelat kopling merapat, akan tetapi putaran mcsin dari poros engkol menuju ke transmisi akan terputus jika kanvas dan pelat kopling merenggang.

Kopling adalah alat yang memenuhi persyaratan. a. Dapat meneruskan putaran poros engkol ke transmisi (persneling). b. Dapat melepaskan hubungan antara poros engkol mesin dengan transmisi. c. Dapat meneruskan perputaran poros engkol mesin ke transmisi secara berangsurangsur secara merata tanpa hentakan. Bagian-bagian kopling Kopling terdiri atas dua bagian utama: a. Rumah kopling (Clutch outer drum) yang ikut brputar dengan poros engkol digerekkan oleh roda gigi pada ujung poros engkol). b. Pusat kopling (Clutch center) yang dipasang pada ujung poros utama persneling. Untuk meneruskan perputaran rumah kopling ke pusat kopling dipakai susunan pelatpelat gesek (kanvas kopling) dan pelat-pelat baja yang saling bersentuhan. a. Pelat-pelat gesek (friction plates) mengikuti gerak memutar rumah kopling (lidahlidahnya terkait pada rumah kopling). b. Pelatpelat baja mengikuti gerak memutar pusat kopling (lidah-lidahnya terkait pada spie-spie pada pusat kopling). Agar pelat-pelat gesek dan pelat-pelat berputar bersama-sama sebagai satu kesatuan maka ditekan bersama oleh pegas-pegas yang kuat. Dengan mengurangi tekanan pegas arah susunan pelat-pelat gesek atau pelat baja, maka kopling akan slip, ialah perputaran rumah kopling tidak diteruskan seluruhnya ke pusat kopling. Bila tekanan pegas atas susunan pelat-pelat gosok/pelat-pelat baja ditiadakan, maka pusat kopling tidak digerakkan lagi 0Ieh perputaran rumah kopling. Alat yang mengatur besarnya tekanan pegas atas susunan pelat-pelat gesek pelat-pelat baja adalah pelat pengangkat (lifter plate) yang digerakkan oleh handel kopling.

Prinsip Kerja Kopling

kopling primer berfungsi untuk melayani start jalan, sedangkan kopling sekunder berfungsi untuk melayani pengoperan gigi. a. Kopling Primer Terletak pada poros engkol yang terdiri dari: (1) Outer clutch berputar bebas pada poros engkol, (2) Inner clutch berputar mcngikuti putaran poros engkol. (3) Drive plate (bandul) berupa kanvas yang terletak pada inner club, yang berfungsi sebagai pcnghubung putaran dari Inner Club ke Outer Clutch. (4) Drive gear sebagai penghubung cuter clutch dengan kopling sekunder Cara kerja kopling primer

Pada saat mesin berputar stasioner (lambat), drive plat (bandul) belum bekerja, sehingga outer clutch praktis belum berfungsi. baik pada saat memindah gigi perseneling ataupun pada saat start jalan. Fungsi : 1. Meneruskan putaran fly wheel ke transmisi. 2. Menghubungkan dan memutuskan putaran fly wheel terhadap transmisi. 3. Membantu bekerjanya transmisi, dimana saat mengganti gigi transmisi tidak boleh berhubungan. 4. memperlembut jalanya kebdaraan saat start, yaitu dengan men-selipkan perlahan sehingga mesin dapt hidup lembut.

Sebuah friction clutch harus memiliki persyaratan : 1. Mampu menerima gaya gesek yang besar dari transmisi. 2. Harus tahan terhadap gaya gesek dan tekanan yang berubah-ubah. 3. Mampu menghubungkan dan memutuskan putaran engine terhadap transmisi dengan lembut. Type : 1. Friction Clutch. a. Disc clutch. : - Wet Type. - Dry Type. b. Cone Clutch. 2. Magnetic Clutch. 3. Hydraulic clutch. 4. Centrifugal Clutch

Clutch contruction : 1. Dry clutch with single plate.

Keuntungan : - Sederhana. - Menghubungkan dan memutuskan tenaga dengan

lembut . - Mudah dalam perbaikan.

Clutch mechanism terdiri dari 1 unit clutch (clutch cover pada fly wheel dengan diputarkan oleh fly wheel). Clutch disc dan pressure plate dipasang pada clutch cover. Bagian lainya terdiri dari release bearing dan release fork.

Friction clutch umumnya menggunakan diafragma spring dan coil spring. Dalam hal penekanan, diafragma spring lebih unggul karena pemekanan merata pada semua sisi namun apabila salah satu ujungnya patah harus ganti 1 unit. Sebaliknya, untuk hal penekanan, coil spring tidak begitu merata karena tidak semua spring dapat

mempertahankan tekanannya bila terjadi perubahan gaya pada clutch namun, jika salah satu springnya mengalami kerusakan tidak perlu mengganti 1 unit.

Clutch Components With Diafragma Spring:

A. Fly wheel Dari cast iron, berfungsi : 1. menyimpan tenega putarab yang dihasilkan crank shaft

2. meneruskan putaran dari crank shaft ke clutch B. Clutch disc Dikeling dan ditekan oleh pessure plate, terletak antara fly wheel dengan pressure plate. Untuk memperbesar gerekan, kedua ujungnya dipasang kanvas dari asbes dengan diberi alur agar kotoran dapat masuk mengisi celah itu dan untuk mengurangi pemanasan. C. Pressure plate Dari cast iron, dengan bagian permukaanya diratakan. Berfungsi menekan clutch disc. D. Lock pin Menempatkan diafragma diantara fullcroom ring E. Fullcroom ring Melenturkan diafragma. F. Diafragma spring Mendorong pressure plate terhadap terhadap clutch disc. G. Clutch cover Diikat ke fly wheel, untuk menutup kelengkapan kopling. H. Release bearing Mendorong pressure lever membebaskan kopling. I. Shift fork Membebaskan release bearing.

Cara kerja (coil type) : Saat clutch terhubung : Clutch cover yang dipasangkan pada fly wheel berputar bersama. Antara fly wheel dan pressure plate terdapat clutch disc yang clutch hub-nya dipasang pada alur input shaft transmission, sehingga input shaft transmission dan clutch disc dapat berputar besama. Pressure plate yang diatasnya diberi pegas dimaksudkan agar pressure

plate dapat tertekan konstan dan kuat terhadap clutch disc. Karena itu, tenaga engine dipindahkan ke input shaft transmission dengan gaya gesek antara fly wheel. Pressure plate dan clutch disc.

Saat clutch terbebas : Melalui link mechanism, clutch lever akan mendesak release bearing melalui shift fork. Tekanan sift fork akan lebih besar dari tekanan clutch spring dan akan menarik pressure plate ke belakang. Gesekan yang bekerja pada clutch disc dan pressure plate akan hilang. Tenega engine hanya berpindah ke pressure plate, akan mengakibatkan input shaft transmission berhenti berputar.

Keterangan: 1. Roda gigi penggerak primer 2. Roda gigi yang digerakkan primer 3. Rumah kopling 4. Pelat pendorong 5. Rol pemberat 6. Pelat kopling 7. Bush kopling 8. Penutup 9. Pelat gesek 10. Rol pemberat 11. Poros utama 12. Penahan rol 13. Poros engkol

Langkah Persiapan
A. Keselamatan Kerja

a) Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya. b) Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang terdapat dalam modul. c) Mintalah ijin dari instruktur bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja. d) Bila perlu mintalah buku manual dari ban yang menjadi training object.

B. Langkah Kerja

a) Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. b) Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan teliti. c) Lakukan prosedur kerja seperti yang telah ada pada modul. d) Mintalah penjelasan pada instruktur mengenai hal yang belum jelas. e) Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktek secara ringkas. f) Setelah selesai, bersihkan dan kembalikan semua peralatan dan bahan yang telah digunakan kepada petugas.

Disassembly Procedure 1. lepaskan hubungan transmisi dengan engine, dengan terlebih dahulu melepaskan hubungan propeller shaft. 2. Lepaskan transmisi yang melekat dengan engine, menggunakan bantuan belt. - beri tanda pada cover clutch - lepaskan release fork. -kendorkan baut sekali putar secara merata hingga lepas (mencegah kerusakan kopling). - tahan clutch cover, turunkan dan lepaskan clutch assy Jika dikehendaki, pada waktu melepas cover clutch dengan memasang sebuah orbor pelurus pada pilot bearing dan fly wheel dengan poros tersebut. Clutch assy tertahan dan pekerjaan jadi lebih mudah. 3. Lepas release bearing dengan hub, release fork, seal dust dari transmisi. Lepas klip dan tarik release bearing dengan hub. Lepas sling (jika menggunakan) Lepas release fork

Analisa Praktek Terhadap Friction Clutch Diaphragm Type Visual Analysis of Friction Clutch Diaphragm Type No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Differential Tandem Components Fly wheel Clutch disc Pressure plate Lock pin Fullkrom ring Diaphragm spring Clutch cover Release bearing Sift fork CONDITION Good V V V V V Broken V V V V Repair -

Kesimpulan kerja: 1. Clutch disc telah aus dan mengalami kemiringan dalam pemakanan, kemungkinan dikarekanan penyetelan yang tidak merata. 2. Lock pin hilang, harus diganti 3. Release bearing telah aus, harus diganti. 4. Sift fork hilang, harus diganti

Assemby Progres Pemasangan dengan kebalikan dari disassembly progress. Point paling terakhir dijadikan point pertama dalam urutan pemasangan.

1. pasangkan pilot bearing terhadap fly wheel. - pasang bearing dengan bagia yang terbuka menghadap kedalam. - beri grease tahan panas dan jangan terlalu banyak.

2. pasang clutch disc pada fly wheel. 3. pasang clutch cover. - tepatkan tanda pada fly wheel terhadap clutch cover. - kencangkan baut pengikat secara merata. 4. periksa kerataan diaphragm spring 5. pasang boost, release fork dan release bearing pada input hub transmission. - pasang boost dan release fork. - pasang returning spring, jika ada. - pasang retaining ring. -Lumasi release bearing dengan molibdenum disulphide lithiumbase. 6. pasang transmisi pada engine.

Hasil Analisa Praktik Terhadap Friction Clutch Diaphragma Type Berdasarkan data analisa diatas, ditemukan :

Visual Analysis of Friction Clutch Diaphragm Type 1. Clutch disc telah aus dan mengalami kemiringan dalam pemakanan, kemungkinan dikarekanan penyetelan yang tidak merata. 2. Lock pin hilang, harus diganti 3. Release bearing telah aus, harus diganti. 4. Sift fork hilang, harus diganti

Kesimpulan Dari data analisa praktek terhadap Friction Clutch Diaphragm Type diatas, ditemukan bahwa clutch disc mengalami keausan yang tidak merata. Ini diakibatkan pemasangannya yang tidak rata. Release bearing juga mengalami keausan yang parah. Jika tidak diganti, akan mengakibatkan pembebasan kopling tidak maksimal.

Anda mungkin juga menyukai