Anda di halaman 1dari 15

Atmosfer adalah lapisan yang menyelubungi bumi, terdiri dari berbagai macam gas. 2.

Gas yang terbanyak yang terkandung di atmosfer adalah nitrogen. 3. Susunan atmosfer bumi terdiri dari : Troposfer, merupakan lapisan yang paling rendah dan tempat terjadinya peristiwa meteoric. Stratosfer, terdapat lapisan ozon (O3) yang berfungsi sebagai penyaring sinar ultraviolet. Mesosfer, merupakan lapisan yang suhunya paling dingin. Thermosfer, merupakan lapisan yang paling tinggi. Terdapat lapisan ionosfer yang berfungsi sebagai pemantul gelombang radio/TV. 4. Cuaca adalah rata-rata keadaan udara pada suatu saat di tempat yang sempit. Iklim adalah rata-rata keadaan udara dalam waktu yang lama pada tempat yang luas. 5. Perbedaan cuaca dan iklim terletak pada waktu dan tempat. 6. Klimatologi merupakan ilmu yang mempelajari iklim. 7. Meteorologi merupakan ilmu yang mempelajari cuaca. 8. Unsur-unsur cuaca dan iklim : Temperatur, Tekanan Udara, Kelembaban udara, Hujan, dan Angin. 9. Hujan terdiri dari hujan orografis, zenithal, dan frontal. 10. Awan terdiri dari : Awan tinggi (6000 12000 meter) Awan sedang (2000 6000 meter) Awan rendah (Kurang dari 2000 meter) 11. Iklim Koppen didasarkan pada suhu dan curah hujan, sedangkan iklim junghuhn didasarkan pada ketinggian tempat dan vegetasi. 12. Jenis vegetasi berdasarkan iklim antara lain : hutan musim, hutan tropis, sabana dan steppa, taiga, hutan berkayu keras dan selalu hijau, tundra. 13. Jenis vegetasi berdasarkan bentang alam : Zona Panas didominasi oleh jagung, kelapa, padi, dan tebu. Zona sedang didominasi oleh kopi, kina, karet, coklat, dan holtikulutura. Zona sejuk didominasi oleh pinus, dan cemara. Zona dingin didominasi oleh lumut. 14. Jenis perubahan iklim global yang dirasakan oleh manusia antara lain : Badai El Nino dan La Nina, Efek Rumah Kaca. Litosfer

A. Terjadinya Batuan Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, Lithosyang berarti berbatu, dan Spereyang berarti padat. Litosfer berasal dari kata Lithos artinya batuan, dan Spere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan batu (the stone sphere). Litosfer merupakan lapisan batuan/ kulit bumi yang bulat dengan ketebalan kurang lebih 1200 km. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian). Menurut Klarke dan Washington, batuan atau litosfer di permukaan bumi ini hampir 75% terdiri dari silikon oksida dan aluminium oksida. Terdapat dua tipe litosfer: Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samdura. Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua. B. Batuan Pembentuk Kulit Bumi Batuan/batu adalah sejenis bahan yang terdiri dari mineral dan di kelaskan menurut komposisi mineral. Litosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling atas yang tersusun oleh batuan dan mineral. Induk segala batuan adalah magma. Magma adalah batuan cair dan pijar yang bersuhu tinggi dan mengandung berbagai unsur mineral dan gas. Batuan diefinisikan sebagai semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregat (kumpulan) mineral-mineral yang telah menghablur. 1. Kandungan mineral, yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batuan ini. 2. Tekstur batu, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu 3. Stuktur batu, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu 4. Proses pembentukan Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi tiga bagian :

(1) Batuan Beku Ini dikarenakan magma mengalami pendinginan dan zat cair pijar berangsur-angsur menjadi dingin dan beku : (a) Batuan beku dalam (plutonik) Hasil pembekuan magma di dalam litosfer, sehingga proses pendinginannya sangat lambat. Contoh batuan beku dalam adalah granit, diotit, dan gabbro Menghasilkan : batuan beku dengan kristal penuh yang besar-besar (holokristalin). (b) Batuan beku korok (porfirik) Pembekuannya berlangsung lebih cepat karena magma telah meresap diantara lapisan-lapisan litosfer. Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan permukaan bumi. (c) Batuan beku luar (episif) Magma berubah menjadi larva yang meleleh, dan proses pembekuan larva di permukaan bumi menjadi cepat. Menghasilkan : lelehan batuan beku dengan kristal yang halus bahkan ada yang tidak berkristal. Untuk membedakan batuan beku dengan batuan lainnya terdapat 3 ciri utama sebagai berikut: a. Tidak mengandung fosil b. Teksturnya padat, mampat, sarta strukturnya homogen dengan bidang permukaan ke semua arah sama c. Susunan sesuai dengan pembentukannya Tekstur batuan beku dapat di kelompokan menjadi 3 jenis sebagai berikut a. Faneritik, yaitu kondisi batuan dalam bentuk kristalin. b. Forfiritik, yaitukondisi tekstur batuan yang mengandung fenikris (Kristal besar) yang terikat dalam massa dasar yang halus. c. Afanitik, yaitu meninggalkan batuan dalam susunan Kristal butir halus atau seluruhnya berupa benda gas. Berdasarkan teksturnya, batuan beku dibedakan menjadi 2 sebagai berikut a. Batuan beku pluotonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relative lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contohnya seperti gabbro, diorit, dan granit b. Batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contihnya adalah basalt, andesit, dan dacitea (2) Batuan Sedimen (Endapan) Berasal dari batuan beku yang telah tersingkap oleh tenaga dari luar akan diangkut ke tempat lain dan di tempat baru itulah lalu diendapkan. Batuan ini merupakan batuan yang terbetuk oleh proses geomorfologi dan dipengaruhi oleh lamanya waktu. Batuan sedimen berdasarkan proses pembentukannya dibedakan menjadi 3 sebagai berikut. a. Sedimen klastik yang terbentuk oleh proses mekanik

Batuan sedimen klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari materialmaterial yang mengalami proses transportasi b. Sedimen non-klastik yang terbentuk karena proses kimiawi Batuan sedimen kimia tersebut melalui proses presipitasi dari larutan.sedimen nonklastik dibedakan atas dasar komposisinya. Sedimen non-klastik yang utamannya adalah batu gamping atau dolomite. Batuan non-klastik sebagai hasil evaporit (menguap), antara lain batu garam, denhidrit, dan gypsum, sedang dari unsur organic adalah batu bara. Contoh batuan sedimen kimiawi (non-klastik) antara lain travertine, stalagmite, dan stalagtit. c. Sedimen Organik Batuan sedimen organic terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama yaitu pelapukan batuan lain (clastic), pengendapan (deposition) karena aktifitas biogenic, dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Batuan sedimen memiliki 3 ciri yang mudah dikenal sebagai berikut. Batuan endapan biasanya berlapis-lapis Mengandung sisa-sisa jasad atau bekasnya Adanya keseragaman yang nyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang menyusunnya. Penanaman batuan sedimentasi biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut. Penanaman tersebut seperti berikut. a. Breksi b. Konglomerat c. Batu Pasir d. Batu Lanau e. Batu Lempung Berdasarkan tenaga yang mengangkutnya, batuan sedimen dibagi menjadi beberapa bagian berikut a. Batuan sedimen aeris atau Aeolis, bila pemindahan disebabkan oleh angin, contohnya tanah loss b. Batuan sedimen glacial, bila pemindahan disebabkan oleh gletser, contohnya batu konglomerat c. Batuan sedimen aquatic, bila pemindahan disebabkan oleh air, contohnya lumpur d. Batuan sedimen marine, bila pemindahan disebabkan oleh air laut (3) Batuan Metamorfosis atau batuan Metamorf Batuan metamorphosis atau batuan metamorf merupakan batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral pada fasa padat sebagai akibat perubahan kondisi fisika tekanan, temperature, atau tekanan dan temperature. Batu kuarsit merupakan perubahan dari batu pasir. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneiss, batu sabak, batu marmer, dan skist. Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak bumi dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia, serta mineral (fasies metamorf).

a. b. c.

Mereka berbentuk jauh di bawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan di atasnya serta tekanan dan suhu tinggi.

C. Tenaga Geologi Bentuk permukaan bumi merupakan hasil kerja tenaga geologi yang dibedakan menjadi berikut: 1. Tenaga Endogen Tenaga endogen, yaitu tenaga yang bertugas membentuk bentukan baru pada permukaan bumi menjadi lpatan dan patahan sehingga permukaan bumi tidak rata lagi. Tenaga endogen terbagi atas berikut. a. Tektonisme Tektonisme adalah perubahan letak atau kedudukan lapisan bumi secara horizontal ataupun vertical. Gerak tektonisme dibagi menjadi 2 sebagai berikut. 1. Gerak Epirogenesa Gerak epirogenesa disebut dengan gerakan pembentuk benua. Gerak epirogenesa positif jika permukaan air laut mengalami kenaikan atau garis pantai berpindah ke arah darat. Gerak epirogenesa negative adalah jika permukaan air laut mengalami penurunan atau garis pantai berpindah kearah laut Teori tentang pembentukan benua ada 2 macam sebagai berikut Teori Descrates dan Sues Teori ini dikenal dengan teori konstraksi dimana bola bumi ketika menjadi dingin berkerut, akibatnya kulit bumi juga berkerut, itulah yang dikenal dengan pegunungan lipatan. b. Teori Wegener Teori ini disebu dengan teori pergeseran atau apungan benua c. Teori Orogenesa Gerak orogenesa disebut gerak pembentuk gunung, lipatan, dan patahan. Gerak orogenesa dapat juga menyebabkan terjadinya tanah runtuh atau terpisah satu dengan lainnya. Ada pula bagian-bagian yang justru tengelam atau mengalami penurunan disebut graben atau slenk. a. 2. Vulkanisme Tenaga tektonik dapat mengakibatkan gejala vulkanisme. Gejala vulkanisme berhubungan dengan aktifitas keluarnya magma di gunung api. Proses keluarnya magma ke permukaan bumi disebut erupsi gunung api. Proses vulkanisme terjadi karena adanya magma yang keluar dari zona tumbukan antar lempeng.

a. 1. 2. 3. 4.

Intrusi Magma Intrusi magma dapat menghasilkan bentuk-bentuk sebagai berikut. Batholit, yaitu batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma Lakolit, yaitu batuan beku yang terjadi pada dua lapisan litosfer dan bentuknya menyerupai lensa cembung Keeping instrusi atau silis, yaitu sisipan magma yang membeku pada dua lapisan litosfer yang bentuknya tipis dan lebar. Gang korok, yaitu batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan litosfer (kulit bumi)

b.

Ekstruksi Magma Jika dalam aktifitas vulkanisme magma dapat mencapai permukaan bumi maka gejala ini disebut dengan ekstruksi magma, atau dengan kata lain ekstruksi magma adalah keluarnya magma ke permukaan bumi. Bahan-bahan yang dikeluarkan gunung api (material vulkanis) dapa dikelompokan menjadi 3 golongan sebagai berikut. 1. Bahan-bahan padat (efflata), yang terdiri atas bom (batu-batu besar), lapili (ukurannya sebesar kerikil), pasir, abu, debu. 2. Bahan-bahan cair, bahan cair ini berupa lava, lahar panas, dan lahar dingin. 3. Bahan-bahan gas (ekshalasi), gas-gas yang dikeluarkan gunung api dapat berupa gas belerang yang disebut sulfatar, berupa uap air disebut fumarol, dan jika yang dikeluarkan karbon dioksida disebut mofet. Tanda-tanda gunung api akan meletus adalah suhu di sekitar kawah naik, banyak sumber air menjadi kering, sering timbul gempa gunung berapi, binatang banyak yang berpindah, dan sering terdengar suara gemuruh. Pengaruh vulkanisme terhadap kehidupan manusia dapat menguntungkan dan dapat merugikan, pengaruh vulkanisme yang menguntungkan sebagai berikut. 1. Abu vulkanik yang dikeluarkan bersifat menyuburkan tanah pertanian di sekitarnya, 2. Gejala pasca vulkanik merupakan obyek wisata yang menarik. 3. Menghasilkan bahan-bahan galian dan menghasilkan bahan bangunan 4. Daerah gunung api yang tinggi merupakan daerah penangkap hujan, sehingga memungkinkan terjadinnya hujan alami yang berpengaruh baik terhadap ekosistem daerah tersebut. Akibat yang merugikan dari peristiwa vulkanisme sebagai berikut. 1. Pada waktu terjadi letusan apalagi disertai lahar panas, awan panas, atau bahan-bahan padat dalam jumlah besar akan menyebabkan banyak korban. 2. Korban jiwa dapat terjadi akibat gas beracun yang dikeluarkan pada saat terjadi erupsi 3. Bahan-bahan yang dikeluarkan gunung berapi kadang-kadang berhenti di daerah puncak dan di lereng-lereng sebagai lahar dingin. Hal tersebut akan merusak daerah yang dilaluinya. 3. Tenaga Eksogen

Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Berikut ini merupakan contoh tenaga eksogen. a. Erosi Erosi adalah proses pengikisan yang berlangsung sangat lama. Proses erosi ini merupakan contoh tenaga eksogen.

1.

Erosi oleh air Air dapat menyebabkan terjadinya proses erosi. Air yang dapat menyebabkan terjadinya erosi ini ialah air yang bergerak. Contoh proses erosi yang disebabkan oleh air ialah erosi yang terjadi di pinggir pantai atau lebih dikenal dengan abrasi. 2. Erosi oleh angin Angin terjadi karena perbedaan suhu dan tekanan di dua tempat, akibatnya akan terjadi hembusan udara dari daerah yang bersuhu dan bertekanan tinggi ke daerah yang bersuhu dan bertekanan rendah. 3. Erosi oleh gletser Erosi oleh gletser adalah erosi yang disebabkan oleh pergerakan salju atau es. Erosi ini terjadi di daerah yang bersuhu dingin tempat terdapatnya salju, misalnya di daerah kutub. b. Pelapukan Pelapukan adalah proses perubahan struktur suatu benda yang tadinya padat dank eras menjadi lunak dan berongga. Penyebab terjadinya proses pelapukan ada tiga macam, yaitu fisika, kimia, dan biologi. Pelapukan karena factor fisika adalah pelapukan yang terjadi karena adanya tekanan fisik suatu benda pada benda yang mengalami pelapukan. Pelapukan yang disebabkan oleh factor kimia, yaitu pelapukan yang terjadi karena sifat suatu senyawa yang dapat melunakan struktur kimia suatu benda. Pengangkutan Material yang sudah lapuk akan megalami pengangkutan oleh air mengalir, angin, es yang bergerak, dan gravitasi bumi. Pengangkutan oleh air mengalir, sangat bergantung kepada berat jenis atau besarnya butiran benda yang diangkut. Pengangkutan oleh angin. Angin memiliki daya angkut tidak sekuat air. Pengangkutan oleh gletser (es). Gletser mengangkut batuan berbutir besar dan kecil Pengangkutan karena gravitasi, misalnya terjadi pada tanah di daerah yang terjal. Pengendapan (Sedimentasi) Material yang dibawa oleh air, angin, atau gletser pada akhirnya akan megendap di suatu tempat. Pengendapan dapat terjadi di muara sungai, lembah, lereng, pantai, dan lainnya.

c.

1. 2. 3. 4. d.

Proses Pembentukan Bumi.(berbagai teori) Sebelum itu, mari kita pahami pengertian Bumi: Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahanbahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita. Setelah memahaminya, inilah proses pembentukan bumi dari beberapa teori: 1.Theory Big bang

Teori ini adalh yang paling terkenal gan. Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi. Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:

1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur. 2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan. 3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi. Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca. 2. Teori Kabut Kant-Laplace

Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut KantLaplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya. 3. Teori Planetesimal

Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari.

Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.

Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.

4. Teori Pasang Surut Gas

Teori ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gununggunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu.

Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.

Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.

5. Teori Bintang Kembar

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu

adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya Kesimpulan Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya bumi, yaitu: 1. Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian kecil ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi. 2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk, diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi. Proses Terbentuknya Bumi- Bumi bukanlah benda di jagat raya yang muncul dengan sendirinya dalam bentuk yang sempurna. Bumi terbentuk melalui proses yang panjang dan terus berkembang hingga terbentuk sekarang ini. Para ilmuwan berpendapat bahwa proses pembentukan Bumi sudah dimulai sejak bermiliar-miliar tahun yang lalu. Planet Bumi bermula dari awan raksasa yang selalu berputar di antariksa. Awan raksasa tersebut akan membentuk bola-bola yang menarik butirbutir debu dan gas. Bola-bola debu dan gas inilah awal mula terbentuknya Bumi, planet-planet, serta bulan-bulan lain. Saat gravitasi Bumi semakin besar, gas dan debu tersebut akan termampat dan semakin lama semakin padat. Hal ini menyebabkan Bumi semakin panas dan menjadi bola berpijar. Bagian luar Bumi lambat laun mulai mendingin dan mengeras. Tetapi Bumi belum dingin sama sekali. Bagian tengah Bumi masih sangat panas. Proses pembentukan Bumi di atas hampir sama dengan pendapat KantLaplace yang mengemukakan bahwa Bumi ini mulai terbentuk selama bermiliar tahun yang lalu ketika dilepaskan dari matahari dalam bentuk gas pijar, yang lambat laun mendingin dan membentuk kerak batuan. Walaupun banyak teori atau pendapat dari para ilmuwan tentang proses pembentukan Bumi, tetapi tidak seorang pun yang sungguhsungguh mengetahui dengan pasti bagaimana dan kapan Bumi terbentuk. Ya, menjadi tantangan bagi dunia ilmu pengetahuan yang suatu saat bisa kamu pecahkan. Proses perkembangan planet Bumi dari masa ke masa tidak dapat dipisahkan dengan sejarah terbentuknya tata surya. Hal ini dikarenakan Bumi merupakan salah satu anggota keluarga Matahari, di samping planet-planet lain, komet, asteroid, dan

meteor. Berdasarkan hipotesis nebula (teori kabut gas) yang dikembangkan oleh seorang ahli filsafat Jerman, Immanuel Kant (1755) serta ahli astronomi Prancis, Pierre Simon Marquis de Laplace (1796), diperoleh gambaran bahwa sistem tata surya berasal dari massa gas (kabut gas) yang bercahaya dan berputar perlahan-lahan. Massa gas tersebut secara berangsur-angsur mendingin, mengecil, dan mendekati bentuk bola. Oleh karena massa gas itu berotasi dengan kecepatan yang makin lama semakin tinggi, pada bagian khatulistiwanya (ekuator) mendapat gaya sentrifugal paling besar, massa tersebut akhirnya menggelembung. Akhir dari bagian yang menggelembung tersebut, ada bagian yang terlepas (terlempar) dan membentuk bola-bola pijar dengan ukuran berbeda satu sama lain. Massa gas induk tersebut akhirnya menjadi Matahari, sedang kan bola-bola kecil yang terlepas dari massa induknya pada akhirnya mendingin menjadi planet, termasuk Bumi. Pada saat terlepas dari massa induknya, planet-planet anggota tata surya masih merupakan bola pijar dengan suhu sangat tinggi. Oleh karena planet berotasi, ada bagian tubuhnya yang terlepas dan berotasi sambil beredar mengelilingi planet tersebut. Benda tersebut selanjutnya dinamakan Bulan (satelit alam). Menurut hasil penelitian para ahli astronomi dan geologi, Bumi terbentuk atau terlepas dari tubuh Matahari sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Perkiraan kelahiran Bumi ini didasarkan atas penelaahan Paleontologi (ilmu yang mempelajari fosil-fosil sisa makhluk hidup purba di masa lampau) dan stratigrafi (ilmu yang mempelajari struktur lapisan-lapisan batuan pembentuk muka Bumi).

Gambar 2.13 Siklus Pembentukan Bumi Ilustrasi siklus pembentukan Bumi terbagi menjadi: (a) Bumi masih berbentuk bola pijar;

(b) Bumi mendingin berangsur-angsur membentuk litosfer; (c) pembentukan atmosfer Bumi; (d) Bumi terbentuk sempurna. Pada saat terlahir sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, Bumi kita masih merupakan bola pijar yang sangat panas. Lama kelamaan secara berangsur-angsur Bumi kita mendingin. Akibat proses pendinginan, bagian luar Bumi membeku membentuk lapisan kerak Bumi yang disebut litosfer. Selain pembekuan kerak Bumi, pendinginan massa Bumi ini mengakibatkan terjadinya proses penguapan gas secara besar-besaran ke angkasa. Proses penguapan ini terjadi dalam jutaan tahun sehingga terjadi akumulasi uap dan gas yang sangat banyak. Pada saat inilah mulai terbentuk atmosfer Bumi. Uap air yang terkumpul di atmosfer dalam waktu jutaan tahun tersebut pada akhirnya dijatuhkan kembali sebagai hujan untuk kali pertamanya di Bumi, dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Titik-titik air hujan yang jatuh selanjutnya mengisi cekungan-cekungan muka Bumi membentuk bentang perairan laut dan samudra. Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman yang bernama Alfred Wegener (1912), dalam teorinya yang terkenal, yaitu Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory) mengemukakan bahwa sampai sekitar 200 juta tahun yang lalu, di Bumi baru ada satu benua dan samudra yang maha luas. Benua raksasa ini dinamakan Pangea, sedangkan kawasan samudra yang mengapitnya dinamakan Panthalasa. Sedikit demi sedikit Pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar 180 juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi dua, yaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian selatan dinamakan Gondwana. Kedua benua itu dipisahkan oleh jalur laut sempit yang dinamakan Laut Tethys. Sisa Laut Tethys pada saat ini merupakan jalur cebakan minyak Bumi di sekitar laut-laut di kawasan Timur Tengah.

Gambar 2.14 Continental Drift Theory Continental Drift Theory dari Alfred Wegener mengenai terbentuknya massa daratan Bumi. Baik di antara Laurasia maupun Gondwana kemudian terpecah-pecah lagi menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan dengan kecepatan gerak berkisar antara 110 cm pertahun. Dalam sejarah perkembangan planet Bumi, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua yang saat ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan Bumi utara), meliputi Eurasia, Amerika Utara, dan pulaupulau kecil di sekitarnya. Adapun Gondwana merupakan cikal bakal benua-benua di belahan Bumi selatan, meliputi Amerika Selatan, Afrika, Sub Benua India, Australia, dan Antartika.

Anda mungkin juga menyukai