Anda di halaman 1dari 25

[Type the document title] Nury ECHA

[Year]

LBM 4
JUDUL : Dimana suaraku ? Step 1 : Step 2 : 1. Bagaimana tumbang anak tersebut pd skenario ? Konsultasi : ingin mengetahui pendapat dari ahli tertentu, untuk mendapat saran, Bertukar pikiran untuk mendapat hasil, Tumbuh kembang : suatu proses perkembangan dan pertumbuhan fisik dan psikis. Suatu proses yang kontinue mulai dari lahir sampai dewasa yg dipengaruhi lingkungn Kejang : (LI) Kejang merupakan respon terhadap muatan listrik Abnormal di dalam
otak.

Poli : sejenis ruangan. Sebutan untuk ruangan yang digunakan untuk pemeriksaan.

2. Apa sebab perkembngan anak trsbt terhambat ?


DETEKSI DINI GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal/lingkungan). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi dua faktor tersebut. Faktor internal terdiri dari perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, kelainan genetik, dan kelainan kromosom. Anak yang terlahir dari suatu ras tertentu, misalnya ras Eropa mempunyai ukuran tungkai yang lebih panjang daripada ras Mongol. Wanita lebih cepat dewasa dibanding laki-laki. Pada masa pubertas wanitaumumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki, kemudian setelah melewati masa pubertas sebalinya laki-laki akan tumbuh lebih cepat. Adanya suatu kelainan genetik dan kromosom dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang terlihat pada anak yang menderita Sindroma Down. Selain faktor internal, faktor eksternal/lingkungan juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Contoh faktor lingkungan yang banyak mempengaruhi

[Type the document title] Nury ECHA pertumbuhan dan perkembangan anak adalah gizi, stimulasi, psikologis, dan sosial ekonomi. Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang anak. Sebelum lahir, anak tergantung pada zat gizi yang terdapat dalam darah ibu. Setelah lahir, anak tergantung pada tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna. Hasil penelitian tentang pertumbuhan anak Indonesia (Sunawang, 2002) menunjukkan bahwa kegagalan pertumbuhan paling gawat terjadi pada usia 6-18 bulan. Penyebab gagal tumbuh tersebut adalah keadaan gizi ibu selama hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi. Perkembangan anak juga dipengaruhi oleh stimulasi dan psikologis. Rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya dengan penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain akan mempengaruhi anak dlam mencapai perkembangan yang optimal. Seorang anak yang keberadaannya tidak dikehendaki oleh orang tua atau yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangan. Faktor lain yang tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan dan perkembangan anak adalah faktor sosial ekonomi. Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek, serta kurangnya pengetahuan. (Tanuwijaya, 2003). E. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti 4 pola, yaitu pola umum, neural, limfoid, serta reproduksi. Organ-organ yang mengikuti pola umum adalah tulang panjang, otot skelet, sistem pencernaan, pernafasan, peredaran darah, volume darah. Perkembangan otak bersama tulang-tulang yang melindunginya, mata, dan telinga berlangsung lebih dini. Otak bayi yang baru dilahirkan telah mempunyai berat 25% berat otak dewasa, 75% berat otak dewasa pada umur 2 tahun, dan pada umur 10 tahun telah mencapai 95% berat otak dewasa. Pertumbuhan jaringan limfoid agak berbeda dengan dari bagian tubuh lainnya,

[Year]

[Type the document title] Nury ECHA

[Year]

pertumbuhan mencapai maksimum sebelum remaja kemudian menurun hingga mencapai ukuran dewasa. Sedangkan organ-organ reproduksi tumbuh mengikuti pola tersendiri, yaitu pertumbuhan lambat pada usia pra remaja, kemudian disusul pacu tumbuh pesat pada usia remaja. (Tanuwijaya, 2003; Meadow & Newell, 2002; Cameron, 2002 ). Perbedaan empat pola pertumbuhan tersebut tergambar dalam kurva di bawah ini.Kurva pertumbuhan jaringan dan organ yang memperlihatkan 4 pola pertumbuhan (Dikutip dari Cameron, 2002). Usia dini merupakan fase awal perkembangan anak yang akan menentukan perkembangan pada fase selanjutnya. Perkembangan anak pada fase awal terbagi menjadi 4 aspek kemampuan fungsional, yaitu motorik kasar, motorik halus dan penglihatan, berbicara dan bahasa, serta sosial emosi dan perilaku. Jika terjadi kekurangan pada salah satu aspek kemampuan tersebut dapat mempengaruhi perkembangan aspek yang lain. Kemajuan perkembangan anak mengikuti suatu pola yang teratur dan mempunyai variasi pola batas pencapaian dan kecepatan. Batasan usia menunjukkan bahwa suatu patokan kemampuan harus dicapai pada usia tertentu. Batas ini menjadi penting dalam penilaian perkembangan, apabila anak gagal mencapai dapat memberikan petunjuk untuk segera melakukan penilaian yang lebih terperinci dan intervensi yang tepat. F. Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan Penilaian pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sedini mungkin sejak anak dilahirkan. Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor resiko pada balita, yang disebut juga anak usia dini. Melalui deteksi dini dapat diketahui penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang. Upaya-upaya tersebut diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak, dengan demikian dapat tercapai kondisi tumbuh

[Type the document title] Nury ECHA

[Year]

kembang yang optimal (Tim Dirjen Pembinaan Kesmas, 1997). Penilaian pertumbuhan dan perkembangan meliputi dua hal pokok, yaitu penilaian pertumbuhan fisik dan penilaian perkembangan. Masing-masing penilaian tersebut mempunyai parameter dan alat ukur tersendiri. Dasar utama dalam menilai pertumbuhan fisik anak adalah penilaian menggunakan alat baku (standar). Untuk menjamin ketepatan dan keakuratan penilaian harus dilakukan dengan teliti dan rinci. Pengukuran perlu dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk menilaikecepatan pertumbuhan. Parameter ukuran antropometrik yang dipakai dalam penilaian pertumbuhan fisik adalah tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lipatan kulit, lingkar lengan atas, panjang lengan, proporsi tubuh, dan panjang tungkai. Menurut Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita (Tim Dirjen Pembinaan Kesmas, 1997) dan Narendra (2003) macammacam penilaian pertumbuhan fisik yang dapat digunakan adalah: 1) Pengukuran Berat Badan (BB) Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan keadaan gizi balita. Balita ditimbang setiap bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat Balita (KMS Balita) sehingga dapat dilihat grafik pertumbuhannya dan dilakukan interfensi jika terjadi penyimpangan. 2) Pengukuran Tinggi Badan (TB) Pengukuran tinggi badan pada anak sampai usia 2 tahun dilakukan dengan berbaring., sedangkan di atas umur 2 tahun dilakukan dengan berdiri. Hasil pengukuran setiap bulan dapat dicatat pada dalam KMS yang mempunyai grafik pertumbuhan tinggi badan. 3) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan tengkorak mengikuti perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada pertumbuhan tengkorak maka perkembangan otak anak juga terhambat. Pengukuran dilakukan pada diameter occipitofrontal dengan mengambil rerata 3 kali pengukuran sebagai standar. Untuk menilai perkembangan anak banyak instrumen yang dapat digunakan. Salah satu instrumen skrining yang dipakai secara internasional untuk menilai perkembangan anak

[Type the document title] Nury ECHA

[Year]

adalah DDST II (Denver Development Screening Test). DDST II merupakan alat untuk menemukan secara dini masalah penyimpangan perkembangan anak umur 0 s/d < 6 tahun. Instrumen ini merupakan revisi dari DDST yang pertama kali dipublikasikan tahun 1967 untuk tujuan yang sama. Pemeriksaan yang dihasilkan DDST II bukan merupakan pengganti evaluasi diagnostik, namun lebih ke arah membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan anak lain yang seumur. DDST II digunakan untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai umurnya pada anak yang mempunyai tanda-tanda keterlambatan perkembangan maupun anak sehat. DDST II bukan merupakan tes IQ dan bukan merupakan peramal kemampuan intelektual anak di masa mendatang. Tes ini tidak dibuat untuk menghasilkan diagnosis, namun lebih ke arah untuk membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan kemampuan anak lain yang seumur. Menurut Pedoman Pemantauan Perkembangan Denver II (Subbagian Tumbuh Kembang Ilmu Kesehatan Anak RS Sardjito, 2004), formulir tes DDST II berisi 125 item yg terdiri dari 4 sektor, yaitu: personal sosial, motorik halus-adaptif, bahasa, serta motorik kasar. Sektor personal sosial meliputi komponen penilaian yang berkaitan dengan kemampuan penyesuaian diri anak di masyarakat dan kemampuan memenuhi kebutuhan pribadi anak. Sektor motorik halus-adaptif berisi kemampuan anak dalam hal koordinasi mata-tangan, memainkan dan menggunakan benda-benda kecil serta pemecahan masalah.Sektor bahasa meliputi kemampuan mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa. Sektor motorik kasar terdiri dari penilaian kemampuan duduk, jalan, dan gerakangerakan umum otot besar. Selain keempat sektor tersebut, itu perilaku anak juga dinilai secara umum untuk memperoleh taksiran kasar bagaimana seorang anak menggunakan kemampuannya. harapan bangsa yang lebih baik dan berkualitas. Daftar Pustaka Cameron, N. 2002. Human Growth and Development. California: Academic Press.

[Type the document title] Nury ECHA Narendra, M. B. 2003. Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Jakarta: EGC. Meadow, R dan Newll, S. 2002. Lecture Notes Pediatrica. Jakarta: Erlangga. Setiati, T. E., et al (ed). 1997. Tumbuh Kembang Anak dan Masalah Kesehatan Terkini. Semarang: Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Kariadi. Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Soetjiningsih. 2003. Perkembangan Anak dan Permasalahannya. Jakarta: EGC.Soepardi, E. A. dan Iskandar, N (ed). 2000. Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok. Edisi ke-4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Subbagian Tumbuh Kembang. 2004. Pemantauan Perkembangan Denver II. Yogyakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUGM/RS Sardjito. Suyitno, H, dan Narendra, M. B. 2003. Pertumbuhan Fisik Anak. Jakarta: EGC. Tanuwijaya, S. 2003. Konsep Umum Tumbuh dan Kembang. Jakarta: EGC Tim Dirjen Pembinaan Kesmas. 1997. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Widyastuti, D, dan Widyani, R. 2001. Panduan Perkembangan Anak 0 Sampai 1 Tahun. Jakarta: Puspa Swara. 3. Apa hub. Tuli dg tidak bisa baca tulis dan berbicara ? FISIOLOGI PENDENGARAN : TELINGA LUAR Fungsi : mengumpulkan suara memperkuat resonansi membrana timpani TELINGA TENGAH F : meneruskan getaran ke telinga dalam. TELINGA DALAM F : mengubah suara menjadi impuls saraf. TELINGA LUAR, terdiri dari : AURICULA/PINNA - membantu lokalisasi suara MEATUS AUSTIKUS EKSTERNUS saluran tempat lewatnya gelombang suara ke telinga tengah mengandung rambut, kel. sebasea, kel. keringat MEMBRANA TIMPANI tempat gelombang suara diubah menjadi getaran bagian tengahnya berhubungan dengan tangkai maleus. TELINGA TENGAH, terdiri dari : Tulang tulang pendengaran yang saling bersendi : MALEUS, INKUS, STAPES. Membran Ovale :

[Year]

[Type the document title] Nury ECHA - Membran kecil di pintu masuk telinga dlm. Tuba Eustakius menghubungkan telinga dengan hidung dan tenggorokan TELINGA DALAM: . Luar labirin bertulang tdpt : kohlea, vestibulum dan kanalis semisirkularis b. Dalam labirin membranosa tdpt : utrikulus dan sakulus KOHLEA : Bentuk seperti pipa yang melingkar-lingkar. Terdiri dari : skala vestibuli, berisi cairan perilimfe membran Reissner tipis skala media endolimfe membran basilaris kuat skala timpani perilimfe Organ Corti : Fungsi : organ reseptor yang menimbulkan impuls saraf sebagai jawaban terhadap getaran membran basilaris. Bentuk : sekumpulan sel-sel rambut yang berfungsi sebagai reseptor suara yang terletak diatas membran basilaris. Bagian dasar sel-sel rambut terjerat dalam jaringan ujung-ujung saraf ganglion spiralis saraf kohlear ORGAN CORTI Organ reseptor yg membangkitkan impuls saraf sbg respon thd getaran membrana basilaris Mengandung sel rambut (hair cells) yg peka thd perub elektro mekanik diteruskan ke pusat pendengaran (Cortex Auditorius) Perjalanan suara dalam telinga : Suara membrana timpani tulang pendengaran perilimfe endolimfe organ Corti. Sinyal pendengaran masuk ke otak lewat n. VIII Nukleus olivaris superior dan kolikulus inferior di batang otak korpus genikulatum mediale talamus korteks pendengaran di lobus temporalis.

[Year]

4. Sebut dan jelaskan gangguan tumabang pada anak ?


G. Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembangan anak meliputi

[Type the document title] Nury ECHA

[Year]

gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, bahasa, emosi, dan perilaku. 1. Gangguan Pertumbuhan Fisik Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan di atas normal dan gangguan pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan berat badan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) dapat dilakukan secara mudah untuk mengetahui pola pertumbuhan anak. Menurut Soetjiningsih (2003) bila grafik berat badan anak lebih dari 120% kemungkinan anak mengalami obesitas atau kelainan hormonal. Sedangkan, apabila grafik berat badan di bawah normal kemungkinan anak mengalami kurang gizi, menderita penyakit kronis, atau kelainan hormonal. Lingkar kepala juga menjadi salah satu parameter yang penting dalam mendeteksi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Ukuran lingkar kepala menggambarkan isi kepala termasuk otak dan cairan serebrospinal. Lingkar kepala yang lebih dari normal dapat dijumpai pada anak yang menderita hidrosefalus, megaensefali, tumor otak ataupun hanya merupakan variasi normal. Sedangkan apabila lingkar kepala kurang dari normal dapat diduga anak menderita retardasi mental, malnutrisi kronis ataupun hanya merupakan variasi normal. Deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan yang lebih berat. Jenis gangguan penglihatan yang dapat diderita oleh anak antara lain adalah maturitas visual yang terlambat, gangguan refraksi, juling, nistagmus, ambliopia, buta warna, dan kebutaan akibat katarak, neuritis optik, glaukoma, dan lain sebagainya. (Soetjiningsih, 2003). Sedangkan ketulian pada anak dapat dibedakan menjadi tuli konduksi dan tuli sensorineural. Menurut Hendarmin (2000), tuli pada anak dapat disebabkan karena faktor prenatal dan postnatal. Faktor prenatal antara lain adalah genetik dan infeksi TORCH yang terjadi

[Type the document title] Nury ECHA selama kehamilan. Sedangkan faktor postnatal yang sering mengakibatkan ketulian adalah infeksi bakteri atau virus yang terkait dengan otitis media. 2. Gangguan perkembangan motorik Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular. Anak dengan serebral palsi dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia, atau hipotonia. Kelainan sumsum tulang belakang seperti spina bifida juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik. Penyakit neuromuscular sepeti muscular distrofi memperlihatkan keterlambatan dalam kemampuan berjalan. Namun, tidak selamanya gangguan perkembangan motorik selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan dalam perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik. Gangguan perkembangan bahasa Kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh system perkembangan anak. Kemampuan berbahasa melibatkan kemapuan motorik, psikologis, emosional, dan perilaku (Widyastuti, 2008). Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan berbagai faktor, yaitu adanya faktor genetik, gangguan pendengaran,intelegensia rendah, kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang terlambat, dan faktor keluarga. Selain itu, gangguan bicara juga dapat disebabkan karena adanya kelainan fisik seperti bibir sumbing dan serebral palsi. Gagap juga termasuk salah satu gangguan perkembangan bahasa yang dapat disebabkan karena adanya tekanan dari orang tua agar anak bicara jelas (Soetjingsih, 2003). 4. Gangguan Emosi dan Perilaku

[Year]

[Type the document title] Nury ECHA Selama tahap perkembangan, anak juga dapat mengalami berbagai gangguan yang terkait dengan psikiatri. Kecemasan adalah salah satu gangguan yang muncul pada anak dan memerlukan suatu intervensi khusus apabila mempengaruh interaksi sosial dan perkembangan anak. Contoh kecemasan yang dapat dialami anak adalah fobia sekolah, kecemasan berpisah, fobia sosial, dan kecemasan setelah mengalami trauma. Gangguan perkembangan pervasif pada anak meliputi autisme serta gangguan perilaku dan interaksi sosial. Menurut Widyastuti (2008) autism adalah kelainan neurobiologis yang menunjukkan gangguan komunikasi, interaksi, dan perilaku. Autisme ditandai dengan terhambatnya perkembangan bahasa, munculnya gerakan-gerakan aneh seperti 5. Apa ciri- ciri tumbang pada anak ?

[Year]

6. Apa aspek2 perkembangn anak ?


(1) Perkembangan gerakan motorik kasar. Gerakan motorik adalah semua gerakan yang dilakukan oleh seluruh tubuh. Sedangkan yang termasuk gerakan motorik kasar ialah apabila gerakan yang dilakukan melibatkan sebagian besar dari kegiatan tubuh dan biasanya memerlukan tenaga, karena dilakukan oleh otot-otot besar. Misalnya, duduk tanpa dibantu; merangkak, bangkit, dan berdiri tanpa dibantu; dan lainnya. (2) Perkembangan motorik halus. Yaitu gerakan yang dilakukan oleh bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil. Karena biasanya tidak begitu memerlukan tenaga, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya, menjangkau, mencekam, memasukan benda ke mulut, mengenal benda dengan menggunakan jempol dan satu jari, memindahkan benda dari tangannya, dan lainnya. (3) Perkembangan komunikasi yang pasif. Dalam hal ini, kemampuan anak untuk mengerti isyarat dan pembicaraan orang lain. Misalnya, menengok ke arah sumber bunyi, menghentikan kegiatan kalau mendengar ada kata perintah, memberikan reaksi yang berbeda terhadap macam-macam jenis suara, dan lainnya.

[Type the document title] Nury ECHA

[Year]

(4) Perkembangan komunikasi aktif. Yakni kemampuan anak untuk mengungkapkan keinginan dan perasaan dalam bentuk kata-kata. Misalnya, membuat bunyi-bunyi seperti tangisan, mengulangi bunyi (mengoceh) kalau sedang sendiri atau diajak bicara, mencoba meniru bunyi menurut kemampuan anak, dan lainnya. (5) Perkembangan kecerdasan. Kecerdasan ini mengandung makna kemampuan daya ingat, daya tangkap seorang anak pada umur tertentu. Anak yang pandai akan cepat tanggap dalam membandingkan dan membedakan ide. Kemampuan kecerdasan anak ini, apabila tidak terlaksana pada waktunya, akan menimbulkan kesukaran pada diri anak. Misalnya, mengikuti benda bergerak dengan mata, mengikuti gerakan dan perbuatan, mengenal orang berbeda-beda, memberikan reaksi pada orang yang belum dikenal dengan menangis atau menatap terus-menerus, dan lainnya. (6) Perkembangan kemampuan menolong diri sendiri. Dalam hal ini, adalah ketrampilan dan kemampuan menolong diri sendiri pada saat umur tertentu. Walaupun secara alamiah seorang anak masih harus ditolong, tetapi hendaknya sudah mulai belajar untuk dapat melakukan sendiri tanpa ada pertolongan orang lain, agar anak tidak merasa canggung lagi melakukannya. Misalnya, menyuapkan biskuit ke mulut, memegang cangkir/gelas dengan tangan tidak dibantu, dan lainnya. (7) Perkembangan tingkah laku sosial. Yaitu tingkah laku yang mencerminkan kemampuan hidup berdampingan dengan orang lain. Perkembangan ini berdampak terhadap bagaimana seseorang anak dapat membiasakan menyesuaikan diri dengan lingkungan, dapat menerima, membantu, dan menghargai orang lain. Misalnya, tersenyum secara spontan, menaruh perhatian kalau namanya sendiri disebut, memberikan reaksi terhadap perkataan "tidak", dan lainnya. Beberapa contoh perkembangan anak di atas, merupakan kemampuan yang harus dicapai oleh anak umur 0 - 1 tahun. Semoga ketujuh aspek tersebut menjadi perhatian para

[Type the document title] Nury ECHA

[Year]

orangtua yang mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
7.
8.

9. Jelaskan tahap tumbang fisik anak ?

Infant : umur 0-12bulan


Fisik: BB meningkat 150-200gr/mg, TB meningkat 2,5cm/blan,lingkar kepala meningkat 1,5cm/bulan. Besarnya kenaikan ini akan berlangsung selama 6 bulan. Motorik : Bayi akan berusaha untuk mengangkat kepala dengan dibantu oleh orang tua, tubuh ditengkurapkan ,kepala menoleh ke kanan atau kiri,refleks menghisap, menelan,menggenggam sudah mulai positif. Sensoris: Mata mengikuti sinar ke tengah Sosialisasi : Bayi sudah mulai tersenyum pada orang yang ada di sekitarnya.

Umur 2-3bulan
Fisik : Fontanel Posterior sudah tertutup Motorik: Mengangkat kepala,dad,kepala dan berusaha untuk menahannya sendiri dengan tangan,memasukkan tangan kemulut, mulai berusaha untuk meraih benda benda menarik disekitarnya,bisa didudukkan dengan posisi punggung disokong. Sensoris: Sudah bisa mengikuti arah sinar ketepi,mulai mendengarkan suara yg ada disekitarnya. Sosialisasi: mulai tertawa pada seseorang.senang bila sudah tertawa keras,menangis mulai berkurang.

Umur 4-5bulan
Fisik : BB menjadi 2kali lipat dari berat badan lahir,ngeces karena tidak adanya koordinasi menelan saliva Motorik: jika didudukkan kepala sudah seimbang dan punggung kuat, bila ditengkurapkan sudah muali miring dan kepala sudah bisa tegak lurus,refleks primitif sudah mulai hilang. Sensoris: sudah bisa mengenal orang2 yang serig berada didekatnya,akomodasi mata positif Sosialisasi: senang jika berinteraksi dengan orang lain walaupun belum pernah dikenalnya,sudah bisa mengeluarkan pertanda tidak senang bila barangnya diambil

Usia 6-7bulan
10. Bagaimana cara agar tumbang anak tidak terganggu ? 11. Pemeriksaan penunjang pd anak tumbang ?

Development Screening Denver Test DDST II

merupakan alat untuk menemukan secara dini masalah penyimpangan perkembangan anak umur 0 s/d < 6 tahun. Instrumen ini merupakan revisi

[Type the document title] Nury ECHA

[Year]

dari DDST artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang pertama kali dipublikasikan tahun 1967 untuk tujuan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang sama. Pemeriksaan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang dihasilkan DDST II bukan merupakan pengganti evaluasi diagnostik, namun lebih ke arah membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan anak lain artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang seumur. DDST II digunakan untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai umurnya p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada anak artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang mempunyai tanda-tanda keterlambatan perkembangan maupun anak sehat. DDST II bukan merupakan tes IQ dan bukan merupakan peramal kemampuan intelektual anak di masa mendatang. Tes ini tidak dibuat untuk menghasilkan diagnosis, namun lebih ke arah untuk membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan kemampuan anak lain artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang seumur. Menurut Pedoman Pemantauan Perkembangan Denver II (Subbagian TumbuhKembang Ilmu Kesehatan Anak RS Sardjito, 2004), formulir tes DDST II berisi 125 item yg terdiri dari 4 sektor, yaitu: personal sosial, motorik halus- artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adaptif, bahasa, serta motorik kasar. Sektor personal sosial meliputi komponen penilaianartikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang berkaitan dengan kemampuan penyesuaian diri anak di masyarakat dan kemampuan memenuhi kebutuhan pribadi anak. Sektor motorik halus- artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adaptif berisi kemampuan anak dalam hal koordinasi mata-tangan, memainkan dan menggunakan benda-benda kecil serta pemecahan masalah. Sehingga apabila hasil test menunjukkan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adanya kelambatan ataupenyimpangan dari aspek motorik, fisik, emosional, dan sosial dapat dilakukan upaya terpadu dan terindikasi khusus untuk mencegah terjadinya kelainan fisik, mental, psikomotorik. 2. Beri Stimulus agar si Kecil melewati tahap perkembangannya dengan baik Pemberian stimulus-stimulus artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adalah untuk melatih atau mengajarkan anak-anak supaya melalui tahapan perkembangannya dengan baik. Stimulasi dilakukansambil bermain, misalnya mengajak anak berlari berkeliling meja makan sambil berpura-pura menjadi kucing artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang dikejar anjing kecil. Begitu pula ketika mau mandi, ajak anak berlari atau melompat-lompat ke arah kamar mandi. Kemudian minta ia membuka kancing bajunya, dan menaruh baju kotornya dengan melemparnya ke arah keranjang cucian. Kegiatan-kegiatan itu saja sudah menstimulasi beberapa motorik kasar si kecil. Stimulasi Motorik Kasar Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar dan menangkap,serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. P artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada anak usia 4 tahun, anak sangat menyenangi kegiatan fisik artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang mengandung bahaya,

[Type the document title] Nury ECHA

[Year]

seperti melompat dari tempat tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. P artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada usia 5 atau 6 tahun keinginan untuk melakukan kegiatan berbahaya bertambah. Anak p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada masa ini menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari atau kegiatan lainnya artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang mengandung bahaya. Nah, agar motorik anak dapat berkembang dengan baik dan sempurna perlu dilakukan stimulasi artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang terarah dan terpadu. Berikut stimulasi artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang dapat diberikan: Jalan Sebelum orangtua memberikan stimulasi p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada anak, pastikan anak sudah melalui perkembangan sebelumnya, seperti duduk, merangkak, dan berdiri. P artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada kemampuan motorik kasar ini, artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang harus distimulasi artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adalah kemampuan berdiri, berjalan ke depan, berjalan ke belakang, berjalan berjingkat, melompat/meloncat, berlari, berdiri satu kaki, menendang bola, dan lainnya. Berjalan seharusnya dikuasai saat anak berusia 1 tahun sementara berdiri dengan satu kaki dikuasai saat anak 2 tahun. Untuk berjalan, perkembangan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang harus dikuatkan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adalah keseimbangan dalam hal berdiri. Ini berarti, si kecil tak hanya dituntut sek artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adar berdiri, namun juga berdiri dalam waktu artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang lebih lama (ini berkaitan dengan lamanya otot bekerja, dalam hal ini otot kaki). Bila perkembangan jalan tidak dikembangkan dengan baik, anak akan mengalami gangguan keseimbangan. Si kecil jadi cenderung kurang pede dan ia pun selalu menghindari aktivitas artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang melibatkan keseimbangan seperti main ayunan, seluncuran, dan lainnya. Sebaliknya, anak lebih memilih aktivitas pasif seperti membaca buku, main playstation, dan sebagainya. Stimulasi: Orangtua berdiri berjarak dengan anak sambil memegang mainan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang menarik. Gunakan karpet bergambar atau tempelkan gambar-gambar artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang menarik di lantai. Minta anak untuk menginjak karpet/lantai. Misalnya, Ayo Dek, injak gambar gajahnya! Mainan seperti mobil-mobilan atau troli artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang bisa didorong-dorong juga bisa membantu anak belajar berjalan. Lari Perkembangan lari akan memengaruhi perkembangan lompat dan lempar serta kemampuan konsentrasi anak kelak, P artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada tugas perkembangan ini, dibutuhkan keseimbangan tubuh, kecepatan gerakan kaki, ketepatan 4 pola kaki-(heel strike/bertumpu p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada tumit, toe off/telapak kaki mengangkat kemudian kaki bertumpu p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada ujung-ujung jari kaki,

[Type the document title] Nury ECHA

[Year]

swing/kaki berayun dan landing/setelah mengayun kaki menapak p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada alas)dan motor planning (perencanaan gerak). Lalu apa hubungan perkembangan lari dengan kemampuan konsentrasi? Begini, p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada perencanaan gerak (salah satu syarat tugas perkembangan lari) dibutuhkan kemampuan otak untuk membuat perencanaan dan dilaksanakan oleh motorik dalam bentuk gerak artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang terkoordinasi. Nah, kemampuan perencanaan gerak tingkat tinggi (seperti lari) akan memacu otak melatih konsentrasi. Jika perkembangan lari tidak dikembangkan dengan baik, anak akan bermasalah dalam keseimbangannya, seperti mudah capek dalam beraktivitas fisik, sulit berkonsentrasi, cenderung menghindari tugastugas artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.idyang melibatkan konsentrasi dan aktivitas artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang melibatkan kemampuan mental seperti memasang pasel, tak mau mendengarkan saat guru bercerita (anak justru asyik ke mana-mana), dan lainnya. Stimulasi: Stimulasi lari bisa dimulai ketika anak ber artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada fase jalan, sekitar usia 12 bulan ke atas. Aktivitasnya bisa berupa menendang bola, main sepeda (mulai roda 4 sampai bertahap ke roda 3 dan kemudian roda 2) serta naik turun tangga. Lompat Kemampuan dasar artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang harus dimiliki anak artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adalah keseimbangan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang baik, kemampuan koordinasi motorik dan motor planning (perencanaan gerak). Contoh, saat anak ingin melompati sebuah tali, ia harus sudah punya rencana apakah akan mendarat dengan satu kaki atau dua kaki. Kalaupun satu kaki, kaki mana yang akan digunakan.
a rtikel ini disa lin dari we bsite http://blog.tp. ac.id

Jika anak tidak adekuat dalam perkembangan melompat, biasanya akan mengh

artike l in i disalin da ri we bsite http://blog.tp.ac.id

adapi kesulitan dalam sebuah perencanaan

tugas artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang terorganisasi (tugas-tugas artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang membutuhkan kemampuan motor planning). Stimulasi: Lompat di tempat atau di trampolin. Jangan lompat-lompat di tempat tidur karena meski melatih motorik namun mengacaukan kognitif. Dalam arti, mengajarkan perilaku atau mindset artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang tidak baik p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada anak. Karena seharusnya tempat tidur bukan tempat untuk melompat atau bermain. Lompatan berjarak (gambarlah lingkaran-lingkaran dari kapur atau gunakan lingkaran holahop artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang diatur sedemikian rupa letaknya). Minta anak untuk melompati lingkaran-lingkaran tersebut, gr artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adasikan tingkat kesulitan dengan memperlebar jarak dan menggunakan kaki dua lalu satu secara bergantian. Lempar P artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada fase ini artikel ini

[Type the document title] Nury ECHA

[Year]

disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang berperan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adalah sensori keseimbangan, rasa sendi (proprioseptif), serta visual. Peran artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang paling utama artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adalah proprioseptif, bagaimana sendi merasakan suatu gerakan atau aktivitas. Umpama, p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada saat anak melempar bola, seberapa kuat atau lemah lemparannya, supaya bola masuk ke dalam keranjang atau sasaran artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang dituju. Jika kemampuan melempar tidak dikembangkan dengan baik, anak akan bermasalah dengan aktivitas artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang melibatkan gerak ekstrimitas atas (bahu, lengan bawah, tangan dan jari-jari tangan). Seperti, dalam hal menulis. Tulisannya akan tampak terlalu menekan sehingga artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada beberapa anak artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang tulisannya tembus kertas, atau malahan terlalu kurang menekan (tipis) atau antarhurufnya jarang-jarang (berjarak). Dalam permainan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang membutuhkan ketepatan sasaran pun, anak tidak mahir. Umpama, permainan dartboard. Aktivitas motorik halus lainnya juga terganggu semisal pakai kancing baju, menali sepatu, makan sendiri, meronce, main pasel, menyisir rambut, melempar sasaran, dan lain-lain. Intinya, stimulasi p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada perkembangan ini artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang tidak optimal berindikasi p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada keterampilan motorik halus artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang bermasalah. Gangguan lain berkaitan dengan koordinasi, rasa sendi dan motor planning artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.idyang bermasalah. Contoh, ketika bola dilempar ke arah anak, artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada dua kemungkinan respons anak, yaitu tangan menangkap terlambat sementara bola sudah sampai. Atau tangan melakukan gerak menangkap terlebih dahulu sementara bola belum sampai. Seharusnya, respons tangkap anak sesuai dengan stimulus datangnya bola dan anak bisa memprediksinya. Bila artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.idada gangguan berarti anak bermasalah dalam sensori integrasinya. Sensori integrasi artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adalah mengintegrasikan gerak berdasarkan kemampuan dasar sensori anak. Tentunya ini dapat diatasi dengan terapi artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang mengintegrasikan sensori-sensorinya. Stimulasi: Main lempar tangkap bola (gr artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adasikan tingkat kesulitannya) yaitu posisi, besar bola, berat bola, dan jenis lambungan. P artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada posisi bisa dilakukan sambil duduk kaki lurus, duduk kaki bersila, duduk kaki seperti huruf W ke belakang, jongkok, dan bahkan berdiri. P artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada jenis lambungan, bisa dilakukan dengan lambungan dari atas, sejajar, atau lambungan dari bawah. Main dartboard atau lempar panah. Gunakan jenis dartboard artikel ini

[Type the document title] Nury ECHA

[Year]

disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang khusus buat anak-anak ( artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang aman dan tidak tajam), seperti jenis dartboard artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang terbuat dari papan velcrow dan anak panahnya diganti dengan bola artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang bervelcrow. Stimulasi Motorik Halus Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. P artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga k artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adang-k artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.idadang meruntuhkan bangunan itu sendiri. P artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. P artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada waktu anak menulis atau menggambar. Nah agar motorik anak dapat berkembang dengan baik dan sempurna perlu dilakukan stimulasi artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang terarah dan terpadu. Berikut stimulasi artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang dapat diberikan sesuai umurnya. Stimulasi berikut mudah diterapkan dengan sarana dan fasilitas artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada di sekitar kita!
12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Bagaimana normal tumbang anak usia 5 th ? Sebutkan fase2 tumbang anak ? Apakah faktor psikologis anak terganggu ? Bagaimana hub. Kejang/jatuh trhadap tumbang anak ? Hal apa saja yang harus dikaji pada tumbang anak / Sebutkan diagnosa pada skenario tersebut ? Bagaimana cara pemberian nutrisi yang tepat untuk usia 5 th ?

19. Pemeriksaan fisik apa saja yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa ?
Pengukuran Berat Badan (BB) Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan keadaan gizi balita. Balita ditimbang setiap bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat Balita (KMS Balita) sehingga dapat dilihat grafik pertumbuhannya dan dilakukan interfensi

[Type the document title] Nury ECHA jika terjadi penyimpangan. 2) Pengukuran Tinggi Badan (TB) Pengukuran tinggi badan pada anak sampai usia 2 tahun dilakukan dengan berbaring., sedangkan di atas umur 2 tahun dilakukan dengan berdiri. Hasil pengukuran setiap bulan dapat dicatat pada dalam KMS yang mempunyai grafik pertumbuhan tinggi badan. 3) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan tengkorak mengikuti perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada pertumbuhan tengkorak maka perkembangan otak anak juga terhambat. Pengukuran dilakukan pada diameter occipitofrontal dengan mengambil rerata 3 kali pengukuran sebagai standar. Untuk menilai perkembangan anak banyak instrumen yang dapat digunakan. Salah satu instrumen skrining yang dipakai secara internasional untuk menilai perkembangan anak adalah DDST II (Denver Development Screening Test). DDST II merupakan alat untuk menemukan secara dini masalah penyimpangan perkembangan anak umur 0 s/d < 6 tahun. Instrumen ini merupakan revisi dari DDST yang pertama kali dipublikasikan tahun 1967 untuk tujuan yang sama. Pemeriksaan yang dihasilkan DDST II bukan merupakan pengganti evaluasi diagnostik, namun lebih ke arah membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan anak lain yang seumur. DDST II digunakan untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai umurnya pada anak yang mempunyai tanda-tanda keterlambatan perkembangan maupun anak sehat. DDST II bukan merupakan tes IQ dan bukan merupakan peramal kemampuan intelektual anak di masa mendatang. Tes ini tidak dibuat untuk menghasilkan diagnosis, namun lebih ke arah untuk membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan kemampuan anak lain yang seumur. Menurut Pedoman Pemantauan Perkembangan Denver II (Subbagian Tumbuh Kembang Ilmu Kesehatan Anak RS Sardjito, 2004), formulir tes DDST II berisi 125 item yg terdiri dari 4 sektor, yaitu: personal sosial, motorik halus-adaptif, bahasa, serta motorik

[Year]

[Type the document title] Nury ECHA kasar. Sektor personal sosial meliputi komponen penilaian yang berkaitan dengan kemampuan penyesuaian diri anak di masyarakat dan kemampuan memenuhi kebutuhan pribadi anak. Sektor motorik halus-adaptif berisi kemampuan anak dalam hal koordinasi mata-tangan, memainkan dan menggunakan benda-benda kecil serta pemecahan masalah.Sektor bahasa meliputi kemampuan mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa. Sektor motorik kasar terdiri dari penilaian kemampuan duduk, jalan, dan gerakan-gerakan umum otot besar. Selain keempat sektor tersebut, itu perilaku anak juga dinilai secara umum untuk memperoleh taksiran kasar bagaimana seorang anak menggunakan kemampuannya. 20. Bagaimana cara mendeteksi dini pd anak yang mengalami keterlmbatn perkembangan 21. Apakah hub. Keluarga mempengaruhi tumbang anak ? 22. Apakh penanganan anak tersebut sudah terlambat/ tidak jika dilihat dari lama dia sakit ?

[Year]

23.Bagaimana peran orang tua dalam proses tumbang ?


Perkembangan intelektual tidak bisa berkembang sebelum pola pikir terbentuk. Rangsangan halus dan kasar perlu diberikan sebelum memberikan pengetahuan. Pengetahun ini didapat dari pengalaman anak saat anak bergerak,melihat,merasa,dan mendengar suara. Dari sinilah akan berkembang imajinasi. Imajinasi tidak akan berkembang jika sebelumnya tidak dikenalkan pada berbagai macam objek,misal gambar, baua2an atau lainnya.
24. Sebut dan jelaskan obat2 dan zat2 berbahaya yang dapat mempengaruhi tumbang ?

25.

Sebutkan jenis2 tuli ?

Gangguan Pendengaran Derajat Ringan Range ambang dengar hantaran udara berkisar 26 dB HL s/d 40 dB HL. Orang dengan gangguan pendengaran derajat ringan biasanya mengalami kesulitan mendengar dan memahami bunyi dan suara percakapan yang pelan. Penggunaan alat bantu dengar sangat dianjurkan ketika gangguan pendengaran derajat ringan juga tidak bisa ditangani secara medis. Saat ini telah tersedia berbagai pilihan model alat bantu dengar mulai dari model dibelakang telinga sampai model didalam telinga (hampir tidak terlihat ketika dipakai). Bahkan saat ini hadir model alat bantu dengar baru dengan system open ear yang coco k untuk digunakan pada kasus gangguan pendengaran ringan dan sedang p pada frekuensi frekuensi tinggi ( > frekuensi 1000 Hz) Gangguan Pendengaran Derajat Sedang Range ambang dengar hantaran udara berkisar 41 dB HL s/d 70 dB HL. Orang yang mengalami kasus gangguan pendengaran derajat sedang biasanya sulit mengikuti percakapan khususnya pada lingkungan suara yang bising.

[Type the document title] Nury ECHA

[Year]

Orang dengan gangguan pendengaran sedang seringkali menganggap lawan bicaranya berbicara tidak jelas atau seperti bergumam, hal itu disebabkan karena kondisi gangguan pendengaran mereka membuat mereka tidak dapat mendengar suara percakapan normal dengan jelas. Bahkan pada lingkungan suara yang cukup tenang sekalipun, orang yang mengalami gangguan pendengaran derajat sedang, merasa kesulitan untuk mendengarkan : suara percakapan pada saat mendengarkan pembicaraan dalam kelompok (lebih dari 1 orang lawan bicara) suara dari belakang suara yang pelan Dan biasanya mereka sering membaca gerak bibir ataupun ekspresi wajah lawan bicaranya untuk dapat menebak maksud suara percakapan yang tidak dapat mereka dengar, walaupun begitu mereka tetap merasa tidak memiliki masalah pendengaran. Penggunaan alat bantu dengar juga sangat direkomendasikan jika gangguan pendengaran derajat sedang juga tidak dapat ditangani secara medis. Tersedia berbagai pilihan model alat bantu dengar yang cocok untuk kasus ini Gangguan Pendengaran Derajat Berat Range ambang dengar hantaran udara berkisar 71 dB HL s/d 90 dB HL. Orang dengan gangguan pendengaran derajat berat tidak dapat mendengarkan suara yang pelan maupun sedang, suara kicau burung ataupun suara percakapan normal. Mereka meminta lawan bicara untuk berbicara dengan suara yang sangat keras agar mereka dapat mendengar percakapan dan hal yang cukup dilematis, pada saat volume suara dikeraskan suara/kata-kata menjadi terdengar tidak jelas (distorsi) Gangguan Pendengarn Derajat Sangat Berat Ambang dengar hantaran udara > 90 dB HL. Orang dengan gangguan pendengaran derajat sangat berat juga sering disebut dengan tuli. Biasanya mereka hanya dapat mendengar bunyi yang sangat keras seperti (suara petir, bantingan pintu, mesin pesawat,dsb) Pada hampir disemua kasus gangguan pendengaran derajat berat dan sangat berat, pengguanaan alat bantu dengar ataupun cochlear implant sangat dianjurkan untuk membantu mereka agar dapat mendengar lebih baik Gangguan pendengaran tipe konduktif Gangguan pendengaran konduktif terjadi ketika hantaran suara melalui telinga luar dan/telinga tengah mengalami gangguan yang diantaranya disebabkan oleh : 1. Adanya serumen/kotoran telinga 2. Gendang telinga yang mengalami perforasi (bolong) akibat penggunaan cotton bud atau benda lainnya 3. Infeksi telinga tengah yang menimbulkan ada cairan 4. Diperkirakan 10 % dari kasus gangguan pendengaran yang terjadi merupakan gangguan pendengaran tipe Konduktif 5. Dimana biasanya dapat mengakibatkan penurunan pendengaran derajat ringan sampai dengan sedang

[Type the document title] Nury ECHA

[Year]

6. Gangguan pendengaran tipe konduktif seringkali dapat ditangani secara medis, bahkan banyak ditemukan pendengaran dapat kembali normal

STEP 3 : 1. Apakah si anak merasakan adanya gangguan dalam dirinya ? SI ANAK merasa karna tidak mau bergaul dg orang lain disebabkan karna adanya kekurangan dalam dirinya. 2. Sebutkan kebutuhan dasar untuk tumbang anak ? Pentingnya tidur setiap hari, pola makn sehat, minum air sekitar 500ml, makanan sehat, kebutuhan fisik atau asuh meliputi : kegegaran jasmani dan reaksi, kebutuhan akan stimulus mental seperti : mengajarkan pelatihan dan pendidikan. 3. Apa Aspek hukum dan agama terkait hak2 anak untuk mendapat tumbang yg optimal ?(LI)

Apakah si anak merasakan adanya gangguan dalam dirinya ? Jelaskan tumbang sesuai tahapan usia ? Prinsip-prinsip tumbang ? Sebutkan kebutuhan dasar untuk tumbang anak ? Apa Aspek hukum dan agama terkait hak2 anak untuk mendapat tumbang yg optimal ? STEP 3 4. Bagaimana tumbang anak tersebut pd skenario ? Ada masalah dalam pertumbuhan di sektor saraf auditori (LI saraf cranial) dan perkembngannya belum bsa menulis dan bicara. 5. Apa sebab perkembngan anak trsbt terhambat ? Adanya kerusakan disektor auditori, dan kurangnya perhatian orang tua dengan kondisi si anak. Riwayat waktu lahir dan kesalahan dalam perawatan anak (lahir secara prematur/tidak). Kesalahan waktu proses persalinan.

26. 27. 28. 29. 30.

6. Apa hub. Tuli dg tidak bisa baca tulis dan berbicara ? Mendengarkan adalah suatu media untuk menangkap info, sehingga jika tidak bisa mendengar maka susah untuk melekukan baca tulis. Fisiologi pendengaran (LI) 7. Sebut dan jelaskan gangguan tumbang pada anak secara umum ? (LI)

[Type the document title] Nury ECHA 8. Apa ciri- ciri tumbang pada anak setiap tahap usia ? (LI) Umur 1 bulan : bayi mampu tengkurap dan menoleh, secra motorik kasar Bayi bisa melihat kearah cahaya /sinar secara sensorik Pengaruh sosialisasi sudah bisa tersenyum pd org sekitar. 9. Apa aspek2 yang mempengaruhi tumbang anak ? Faktor genetik : faktor keturunan masa konsepsi misal : jenis kelamin,ras Faktor eksternal : keluarga,kel.teman sebaya, kesehatan, pengalaman hidup,lingkungan dan tempat tinggal. Faktor kekuatan alami : hereditas, temperamen Faktor kekuatan eksternal

[Year]

10. Bagaimana cara agar tumbang anak tidak terganggu ? Pemenuhan nutrisi yang cukup secara fisik dan psikis, Perlunya stimulus agar sesuai dg tahapan usia, Perlu beri kebebasan untuk berkreasi dan bergaul dg teman. Menekan dan mengurangi faktor2 yang menghambat tumbang

11. Pemeriksaan penunjang pd anak tumbang ? (LI) 12. Apakah faktor psikologis anak terganggu ? Kurang terganggu psikologisnya, mgkin karna terhambatnya pendengaran shg dia tidak memahami daerah sekitar dan jika dibiarkan maka faktor psikologisnya akan terganggu. 13. Bagaimana hub. Kejang/jatuh trhadap tumbang anak ? (LI)

14. 15. 16. 17.

Hal apa saja yang harus dikaji pada tumbang anak ? (LI) Sebutkan diagnosa pada skenario tersebut ?(LI) Bagaimana cara pemberian nutrisi yang tepat untuk usia 5 th ?(LI) Pemeriksaan fisik apa saja yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa ? ANTOPOMETRI, Pemeriksaan saraf,

18. Bagaimana cara mendeteksi dini pd anak yang mengalami keterlambatan perkembangan? Segera dilakukan tes denver II 19. Apakah hub. Keluarga mempengaruhi tumbang anak ?

[Type the document title] Nury ECHA Tentu mempengaruhi karna peran orang tua sgt berpengaruh dalam proses tumbang anak. 20. Apakh penanganan anak tersebut sudah terlambat/ tidak jika dilihat dari lama dia sakit ? Terlambat karna kurangnya peran orang tua dan msih ada kemungkinan sembuh. 21. Sebut dan jelaskan obat2 dan zat2 berbahaya yang dapat mempengaruhi tumbang ? (LI)

[Year]

22. Sebutkan jenis2 tuli ?(LI)

MACAM-MACAM GANGGUAN PENDENGARAN


Gangguan Pendengaran Derajat Ringan Range ambang dengar hantaran udara berkisar 26 dB HL s/d 40 dB HL. Orang dengan gangguan pendengaran derajat ringan biasanya mengalami kesulitan mendengar dan memahami bunyi dan suara percakapan yang pelan. Penggunaan alat bantu dengar sangat dianjurkan ketika gangguan pendengaran derajat ringan juga tidak bisa ditangani secara medis. Saat ini telah tersedia berbagai pilihan model alat bantu dengar mulai dari model dibelakang telinga sampai model didalam telinga (hampir tidak terlihat ketika dipakai). Bahkan saat ini hadir model alat bantu dengar baru dengan system open ear yang cocok untuk digunakan pada kasus gangguan pendengaran ringan dan sedang pada frekuensi frekuensi tinggi ( > frekuensi 1000 Hz) Gangguan Pendengaran Derajat Sedang Range ambang dengar hantaran udara berkisar 41 dB HL s/d 70 dB HL. Orang yang mengalami kasus gangguan pendengaran derajat sedang biasanya sulit mengikuti percakapan khususnya pada lingkungan suara yang bising. Orang dengan gangguan pendengaran sedang seringkali menganggap lawan bicaranya berbicara tidak jelas atau seperti bergumam, hal itu disebabkan karena kondisi gangguan pendengaran mereka membuat mereka tidak dapat mendengar suara percakapan normal dengan jelas. Bahkan pada lingkungan suara yang cukup tenang sekalipun, orang yang mengalami gangguan pendengaran derajat sedang, merasa kesulitan untuk mendengarkan : suara percakapan pada saat mendengarkan pembicaraan dalam kelompok (lebih dari 1 orang lawan bicara) suara dari belakang suara yang pelan Dan biasanya mereka sering membaca gerak bibir ataupun ekspresi wajah lawan bicaranya untuk dapat menebak maksud suara percakapan yang tidak dapat mereka dengar, walaupun begitu mereka tetap merasa tidak memiliki masalah pendengaran. Penggunaan alat bantu dengar juga sangat direkomendasikan jika gangguan

[Type the document title] Nury ECHA

[Year]

pendengaran derajat sedang juga tidak dapat ditangani secara medis. Tersedia berbagai pilihan model alat bantu dengar yang cocok untuk kasus ini Gangguan Pendengaran Derajat Berat Range ambang dengar hantaran udara berkisar 71 dB HL s/d 90 dB HL. Orang dengan gangguan pendengaran derajat berat tidak dapat mendengarkan suara yang pelan maupun sedang, suara kicau burung ataupun suara percakapan normal. Mereka meminta lawan bicara untuk berbicara dengan suara yang sangat keras agar mereka dapat mendengar percakapan dan hal yang cukup dilematis, pada saat volume suara dikeraskan suara/kata-kata menjadi terdengar tidak jelas (distorsi) Gangguan Pendengarn Derajat Sangat Berat Ambang dengar hantaran udara > 90 dB HL. Orang dengan gangguan pendengaran derajat sangat berat juga sering disebut dengan tuli. Biasanya mereka hanya dapat mendengar bunyi yang sangat keras seperti (suara petir, bantingan pintu, mesin pesawat,dsb) Pada hampir disemua kasus gangguan pendengaran derajat berat dan sangat berat, pengguanaan alat bantu dengar ataupun cochlear implant sangat dianjurkan untuk membantu mereka agar dapat mendengar lebih baik Gangguan pendengaran tipe konduktif Gangguan pendengaran konduktif terjadi ketika hantaran suara melalui telinga luar dan/telinga tengah mengalami gangguan yang diantaranya disebabkan oleh : 1. Adanya serumen/kotoran telinga 2. Gendang telinga yang mengalami perforasi (bolong) akibat penggunaan cotton bud atau benda lainnya 3. Infeksi telinga tengah yang menimbulkan ada cairan 4. Diperkirakan 10 % dari kasus gangguan pendengaran yang terjadi merupakan gangguan pendengaran tipe Konduktif 5. Dimana biasanya dapat mengakibatkan penurunan pendengaran derajat ringan sampai dengan sedang 6. Gangguan pendengaran tipe konduktif seringkali dapat ditangani secara medis, bahkan banyak ditemukan pendengaran dapat kembali normal

23. Apakah si anak merasakan adanya gangguan dalam dirinya ? SI ANAK merasa karna tidak mau bergaul dg orang lain disebabkan karna adanya kekurangan dalam dirinya. 24. Sebutkan kebutuhan dasar untuk tumbang anak ? Pentingnya tidur setiap hari, pola makn sehat, minum air sekitar 500ml, makanan sehat, kebutuhan fisik atau asuh meliputi : kegegaran jasmani dan reaksi, kebutuhan akan stimulus mental seperti : mengajarkan pelatihan dan pendidikan. 25. Apa Aspek hukum dan agama terkait hak2 anak untuk mendapat tumbang yg optimal ?(LI)

[Type the document title] Nury ECHA

[Year]

Anda mungkin juga menyukai

  • SGD TB Paru
    SGD TB Paru
    Dokumen11 halaman
    SGD TB Paru
    Nurul Khomariyah Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Aku Kok Lupa Yaaa
    Aku Kok Lupa Yaaa
    Dokumen16 halaman
    Aku Kok Lupa Yaaa
    Nurul Khomariyah Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Laporan LBM 3
    Laporan LBM 3
    Dokumen24 halaman
    Laporan LBM 3
    Nurul Khomariyah Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Difteri Jadi
    Difteri Jadi
    Dokumen12 halaman
    Difteri Jadi
    Nurul Khomariyah Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • SGD Kering Kerontang
    SGD Kering Kerontang
    Dokumen32 halaman
    SGD Kering Kerontang
    Nurul Khomariyah Eka Putri
    Belum ada peringkat