Anda di halaman 1dari 28

Pengaruh Kebijakan Terhadap ISLM

Kebijakan Moneter
Kebijakan Moneter adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan (yang lebih baik) dengan mengatur jumlah uang beredar

INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER


Ada 3 instrumen kebijakan instrumen yang digunakan untuk mengatur jumlah uang yang beredar yaitu :
1. Operasi pasar terbuka ( open market operation )
Yaitu kebijakan pemerintah mengendalikan jumlah uang yang bredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga milik pemerintah. Di Indonesia operasi pasar terbuka dilakukan dengan menjual atau membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SPBU).

2. Fasilitas Diskonto ( Discount Rate )


Salah satu fasilitasnya yaitu adanya tingkat bunga diskonto yang maksudnya adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas bank-bank umun yang meminjam ke bank sentral. Jika pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah melakukan suatu cara yaitu menurunkan tingkat bunga penjaman ( tingkat diskonto ). Dengan tingkat bunga pinjaman yang lebih murah, maka keinginan bank-bank untuk meminjam uang dari bank sentral menjadi lebih besar, sehingga jumlah uang yang beredar bertambah dan sebaliknya

3. Rasio Cadangan Wajib ( Reserve Requirement Ratio ) Penetapan ratio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang yang beredar. Jka rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit akan lebih kecil dibandingkan sebelumnya.

4. Imbaunan Moral ( Moral Persuasion )


Dengan imbauan moral, otoritas moneter mencoba mengarahkan atau mengendalikan jumlah uang yang beredar.

r IS

LM

+M

Misalnya peningkatan jumlah uang beredar.


r IS A B LM LM

Kurva LM bergeser ke bawah dan menurunkan tingkat bunga yang menaikkan pendapatan. Mengapa ? Karena ketika Bank Sentral meningkatkan meningkatkan jumlah uang beredar, masyarakat memiliki uang lebih banyak daripada yang ingin mereka pegang pada tingkat bunga yang berlaku. Hasilnya, mereka mulai mendepositokan uang tambahan ini di bank atau menggunakannya untuk membeli obligasi. Tingkat bunga r lalu turun sampai orang mau memegang semua uang tambahan yang Bank Sentral keluarkan; ini membawa pasar uang ke ekuilibrium baru. Tingkat bunga lebih rendah, lalu, mempengaruhi pasar barang. Tingkat bunga lebih rendah menstimulasi investasi yang direncanakan, yang meningkatkan pengeluaran yang direncanakan, produksi, dan pendapatan Y.

Model IS-LM menunjukkan bahwa kebijakan moneter mempengaruhi pendapatan dengan mengubah tingkat bunga. Kesimpulan ini memperluas analisis kita tentang kebijakan moneter . Dalam jangka pendek, ketika harga kaku, ekspansi jumlah uang beredar meningkatkan pendapatan. Tapi kita tidak mendiskusikan bagaimana ekspansi moneter menimbulkan belanja barang dan jasa lebih banyakproses yang disebut mekanisme transmisi moneter (monetary transmission mechanism). Model IS-LM menunjukkan bahwa peningkatan jumlah uang beredar menurunkan tingkat bunga, yang menstimulasi investasi dan lalu memperbesar permintaan terhadap barang dan jasa.

Kebijakan moneter dan keseimbangan ekonomi: analisis is-lm


Dalam perekonomian pasar, kenaikan tingkat bunga mengidentifikasikan telah terjadinya kelebihan permintaan investasi. Akibatnya dapat dilihat dari 2 sisi yaitu : 1. Sisi Output Kenaikan tingkat bunga akan menyebabkan ada beberapa rencana investasi yang dibatalkan, sebagai akibatnya pertambahan kapasitas produksi menjadi kecil. 2. Sisi Biaya Kenaikan tingkat bunga akan menaikkan biaya produksi dikarenakan naiknya biaya modal

KEBIJAKAN FISKAL
Yaitu kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengolah / mengarahkan perekonomian ke kondisi yangb lebih baik atau diinginkan dengan cara mengubah-ubah peneriamaan dan pengeluaran pemerintah.
Kebijakan Fiskal mempunyai kebijakan yang sama dengan Kebijakan Moneter. Perbedaannya terletak pada isntrument kebijakannya. Jika dalam Kebijakan Moneter pemerintah mengendalikan jumlah uang yang beredar, maka dalam Kebijakan Fiskal pemerintah mengendalikan penerimaan ( T ) dan pengeluaran ( G ).

FUNGSI POKOK KEBIJAKAN FISKAL


1. Fungsi alokasi Adalah fungsi pemerintah dalam mengalokasikan faktor-faktor produksi yg tersedia didalam masyarakat sedemikian shg kebutuhan masyarakat akan apa yg disebut public goods dapat terpenuhi. 2. Fungsi distribusi Adalah fungsi pemerintah melalui APBN untuk terjaminnya pembagian pendapatan nasional yang adil diantara anggota masyarakat.

3.Fungsi stabilisasi Adalah fungsi pemerintah untuk terpeliharanya tingkat kesempatan kerja yg tinggi, tingkat harga yg relatif stabil dan tingkat pertumbuhan ekonomi yg memadai.

PAJAK
Secara hukum Pajak didefinisikan sebagai iuran wajib kepada pemerintah yang bersifat memaksa dan legal ( berdasarkan undang-undang ), sehingga pemerintah mempunyai kekuatan hukum ( misalnya denda atau kurungan penjara ) untuk menindak wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban. Secara Ekonomi Pajak didefinisikan sebagai pemindahan sumber daya yang ada di sektor rumah tangga dan perusahaan ( dunia usaha ) ke sektor pemerintah melalui mekanisme pemungutan tanpa memberi balas jasa langsung. Besarnya pajak yang diterima pemerintah dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, sebaliknya pajak dapat mempengaruhi pola laku produksi atau konsumsi.

KLASIFIKASI PAJAK
A. Pajak Objektif
Adalah pajak yang dikenakan berdasarkan aktivitas ekonomi para wajib pajak. Misalnya pajak pertambahan nilai ( PPN ) B. Pajak Subjektif Adalah pajak yang dipungut dengan melihat kemampuan wajib pajak. Biasanya bila kemampuan wajib pajak makin besar, beban pajaknya makin besar.

c. Pajak Langsung Adalah pajak yang beban pajaknya tidak dapat digeser kepada wajib pajak yang lain. Misalnya pajak penghasilan ( PPh ) serta pajak bumi dan bangunan ( PBB )

D. Pajak Tidak Langsung


Adalah pajak yang beban pajaknya dapat digeser kepada wajib pajak yang lain Misalnya : pajak penjualan ( PPn atau PPnBM )

TARIF PAJAK
Tarif pajak di bagi menjadi 2 yaitu : a. Pajak Nomianal Adalah pajak yang pengenaannya berdasarkan sejumlah nilai nominal tertentu. Misalnya bila pengenaan pajak pendapatan sebesar 50, maka cukup ditulis T=50 b. Pajak Persentase Adalah pajak yang ditetapkan berdasarkan persentase tertentu dari dasar pengenaan pajak. Pajak persentase dapat dibedakan menjadi : 1. Pajak Proporsional, tarif presentasenya tetap. 2. Pajak Progresif, tarifnya makin tinggi bila dasar pengenaan pajaknya makin tinggi. 3. Pajak Regresif, tarif pajak makin rendah pada saat penghasilan meningkat.

POLITIK ANGGARAN
Politik anggaran dibagi menjadi : a. Anggaran Defisit ( Deicit Budget ) Adalah anggaran yang direncanakan untuk defisit, sebab pengeluaran pemerintah direncanakan lebih besar dari penerimaan pemerintah ( T<G atau G>T ) b. Anggaran Surplus ( Surplus Budget ) Adalah anggaran pemerintah bila penerimaan lebih besar dari pengeluaran ( T>G atau G<T ). Politik anggaran surplus dilakukan bila perekonomian sedang dalam tahap memanas. Melalui anggaran ini pemerintah mengerem pengeluarannya untuk menurunkan tekanan pemerintah atau mengurangi daya beli dengan menaikkan pajak. c. Anggaran Berimbang ( Balance Budget ) Adalah anggaran yang apabila pengeluaran sama dengan penerimaan (G=T atau T=G )

r IS

LM

+G

Perhatikan kenaikan belanja pemerintah. Ini akan menaikkan tingkat pendapatan sebesar G/(1- MPC)

IS

IS B A

LM

Kurva IS bergeser ke kanan sebesar G/(1- MPC) yang menaikkan pendapatan dan tingkat bunga.

-T

Misalkan penurunan pajak sebesar T. Ini akan menaikkan tingkat pendapatan sebesar T MPC/(1- MPC)

IS

IS B A

LM

Kurva IS bergeser ke kanan sebesar T MPC/(1- MPC) yang menaikkan pendapatan dan tingkat bunga.

Model IS-LM menunjukkan bagaimana kebijakan moneter dan fiskal mempengaruhi tingkat pendapatan ekuilibrium. Prediksi dari model, namun, kualitatif, bukan kuantitatif. Model IS-LM menunjukkan bahwa kenaikan belanja pemerintah meningkatkan GDP dan bahwa kenaikan pajak menurunkan GDP. Tapi, ketika ekonom menganalisis proposal kebijakan tertentu, mereka harus mengetahui arah dan besarnya dampak. Model-model makroekonometrik mendeskripsikan perekonomian secara kuantitatif, bukan hanya secara kualitatif.

Teori Fluktuasi Jangka Pendek


Perpotongan Keynessian Kurva IS Model IS-LM Kurva AD Model AS -AD Penjelasan Tentang Fluktuasi Ekonomi Jangka Pendek

Teori Preferensi Likuiditas

Kurva LM

Kurva AS

Anda mungkin melihat dari diagram IS dan LM bahwa r dan Y ada pada dua sumbu. Sekarang kita akan membawa variabel ketiga, tingkat harga (P) ke dalam analisis. Kita dapat melakukannya dengan menghubungkan kedua grafik dua-dimensi.

IS B

LM(P2) LM(P1)

Untuk menderivasi AD, mulai pada titik A di grafik atas. Sekarang naikkan tingkat harga dari P1 ke P2.

Kenaikan P menurunkan nilai keseimbangan uang riil, dan Y, menggeser LM ke kiri ke titik B. r meningkat. Karena r meningkat, kita tahu investasi Y akan menurun, karena berbagai proyek investasi jadi lebih mahal. Ini menimbulkan proses pengganda karena -I menyebabkan a Y. - Y memicu -C seiring kita bergerak ke atas pada kurva IS.

P2
P1

B A

AD Y

+P memicu serangkaian kejadian yang berakhir dengan a -Y, hubungan invers yang mendefinisikan kemiringan ke bawah dari AD.

+G
Misalkan ada a +G. Dalam jangka pendek, kita bergerak sepanjang SRAS dari titik A ke titik B. Tapi seiring pasar output berjalan, dalam jangkapanjang, tingkat harga akan meningkat dari P0 ke P2.

Y = C (Y-T) + I(r) + G

Ini berarti pergeseran ke kanan pada kurva IS dan AD.


r IS IS C B

LM (P2)
LM(P0)

+P ini mengurangi nilai keseimbangan uang riil, yang berarti pergeseran ke kiri pada kurva LM.

P P2 P0

LRAS C A

M/ P = L (r, Y)

SRAS AD AD Y

Akhirnya, ini menempatkan kita pada titik C di kedua diagram.

Ingat bahwa SR adalah pergerakan dari A ke B.


Sekarang waktunya menentukan dampak pada variabel perekonomian. Untuk variabel Y, P, dan r, Anda dapat membaca dampaknya pada diagram. r IS IS C A B
LM(P2)

Y +, karena Y bergerak dari Y* ke Y P 0, karena harga kaku pada SR. r +, karena a +Y mengarah pada kenaikan r seiring IS bergerak sepanjang kurva LM. C +, karena a +Y meningkatkan tingkat P konsumsi (C=C(Y-T)). I , karena r meningkat, tingkat P2 investasi menurun. P0

LM(P0)

LRAS C A B

SRAS AD AD

Y* Y

Untuk variabel Y, P, dan r, Anda dapat membaca dampaknya pada diagram. Ingat bahwa LR adalah pergerakan dari A ke C. r 0, P naik menggeser LM ke kiri, mengembalikan Y ke Y* sebagaimana disyaratkan LRAS jangka-panjang. +, untuk mengeliminasi kelebihan permintaan pada P0. +, merefleksikan pergeseran ke kiri pada LM karena +P 0, karena baik Y dan T kembali ke tingkat P alaminya (C=C(Y-T)) , karena r telah meningkat bahkan lebih P2 banyak karena +P. P0 IS IS C A B
LM(P2)

Y P r C I

LM(P0)

LRAS C A Y* Y B

SRAS A AD D Y

Misalkan ada a +M.

M/ P = L (r, Y)

Lihat pada persamaan sesuai yang menyatakan istilah M :


Perhatikan bahwa M/ meningkat, sehingga meningkatkan nilai jumlah uang beredar riil yang berarti pergeseran ke kanan kurva LM dan AD. Dalam jangka pendek, kita bergerak sepanjang SRAS dari titik A ke titik B. Tapi seiring pasar output berjalan, dalam jangka panjang, tingkat harga akan naik dari P0 ke P2. +P ini mengurangi nilai jumlah uang beredar riil yang berarti pergeseran ke kiri kurva LM. r IS A=C LM(P0) LM

B LRAS
C Y

P P2 P0

M/ P = L (r, Y) Akhirnya, ini menempatkan kita pada titik C pada kedua diagram.

B
A

SRAS AD AD Y

Ingat bahwa LR adalah pergerakan dari A ke C. Untuk variabel Y, P, dan r, Anda dapat membaca dampaknya pada diagram.

Y 0, karena P naik menggeser LM ke kiri, mengembalikan IS r LM (P0) Y ke Y* sebagaimana disyaratkan LRAS. LM P +, untuk mengeliminasi kelebihan permintaan pada P . 0 A =C r 0, merefleksikan pergeseran ke kiri pada LM karena +P, mengembalikan r ke tingkat alaminya. B C 0, karena baik Y dan T kembali ke tingkat alaminya (C=C(Y-T)). Y LRAS I 0, karena Y atau r tidak berubah. P
Perhatikan satu-satunya dampak LR dari peningkatan jumlah uang beredar adalah kenaikan tingkat harga.
P 2 P
0

C B A SRAS AD AD Y

Y* Y

Anda mungkin juga menyukai