Anda di halaman 1dari 5

PRODUKSI ART PAPER DARI SAMPAH DAUN SEBAGAI UPAYA KONSERVASI Tri Wahyu Setyaningrum ABSTRAK Kampus Universitas

Negeri Semarang sebagai Universitas Konservasi sarat dengan rindangnya pohon dengan berbagai keanekaragaman hayati yang patut dibanggakan. Namun, dibalik rindangnya pohon tersebut, ada 1 fenomena yang acapkali terabaikan yaitu banyaknya daun-daun kering yang menyebar di sekitar pohon. banyak upaya lain yang bisa dikembangkan yaitu dengan mengembangkan inovasi berbasis bisnis yang cukup menjanjikan, diantaranya Produksi art paper dari daun kering. Art paper adalah Kertasnya bernilai seni tinggi dengan hiasan artistik. Art paper ini dapat diinovasikan menjadi berbagai aksesoris unik, misanya gantungan kunci maupun bros dengan embel-embel nama UNNES sehingga dapat dijadikan sebagai oleh-oleh para pendatang luar ataupun sebagai aksesoris kebanggaan. Daun yang dapat dijadikan kertas adalah berbagai macam jenis daun. Daun dapat dijadikan kertas karena mampu dijadikan kertas karena kandungan serat dan selulosa pada selnya. Kata Kunci: daun, kertas, Konservasi, art paper PENDAHULUAN

Berbagai pohon rindang berdiri kokoh, batangnya disangga oleh akar yang cabangnya menjalar di tanah kampus konservasi, Universitas Negeri Semarang. Memberikan kesan sejuk di setiap kali mata memandang seluruh penjuru area kampus konservasi ini. Hijau klorofil dalam setiap daun menyumbangkan beribu oksigen yang berguna bagi pernafasan manusia. Aneka macam tumbuhan dari tumbuhan herba, perdu sampai pohon berkayu tak akan luput dari pandangan kita setiap kali menyusuri area kampus. Ya, kampus Universitas Negeri Semarang sebagai Universitas Konservasi memang sarat dengan rindangnya pohon dengan berbagai keanekaragaman hayati yang patut dibanggakan. Namun, dibalik rindangnya pohon tersebut, ada 1 fenomena yang acapkali terabaikan yaitu banyaknya daun-daun kering yang menyebar di sekitar pohon. Kata terabaikan memang tidak sepenuhnya benar, karena pada kenyataanya berbagai upaya memang telah dilakukan untuk mengurangi limbah daun kering. Tetapi upaya tersebut dirasa belum terealisasi dengan baik setiap kali melihat sampah daun kering yang menumpuk. Pembuatan kompos buatan ataupun alami memang cara yang cukup efektif. Upaya tersebut telah dilaksanakan sejak lama dan buah dari upaya tersebut memang telah dirasakan. Namun, banyak upaya lain yang bisa dikembangkan yaitu dengan mengembangkan inovasi berbasis bisnis yang cukup menjanjikan, diantaranya Produksi art paper dari daun kering. Hal

ini layak untuk direalisasikan mengingat banyaknya jumlah kertas yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia yang memacu industri kertas untuk meningkatkan produksinya sehingga timbul masalah berupa penebangan pohon untuk pembuatan kertas. Sehingga dengan upaya mengolah daun kering menjadi kertas dapat mengurangi jumlah pohon yang ditebang. Apakah daun bisa menjadi kertas? Jawabannya adalah bisa. Daun yang dapat dijadikan kertas adalah berbagai macam jenis daun. Contohnya adalah daun akasia. Menurut M.Hadi (2008:1) akasia mengandung zat tanin yang merupakan komponen zat organik derivat polimer glikosida yang hasil ekstraknya dapat dibuat campuran lem. Daya rekat yang dimiliki oleh akasia ini mampu memperkuat kertas. Dengan demikian upaya pemanfaatan daun kering menjadi art paper layak untuk dikembangkan.

PEMBAHASAN

Unnes sebagai universitas Konservasi Universitas Konservasi telah disandang oleh kampus tercinta kita, Universitas Negeri Semarang. Hendaknya, gelar ini bukan hanya tinta hitam melainkan sebuah cahaya realita yang dipancarkan dari sikap para warga UNNES yang peduli terhadap Lingkungan. Maka tidak heran jika pohon rindang nan hijau tidak pernah luput dari pandangan setiap orang yang menginjakkan kaki di Universitas Negeri Semarang. Semakin banyak pohon tentu semakin banyak pula sampah daun yang dihasilkan. Sebagai upaya konservasi, sampah daun ini dapat diolah menjadi kertas unik dan cantik. Biodiversitas tumbuhan yang ada di Universitas Negeri Semarang mendukung upaya ini. Dan kreativitas ini sangat cocok untuk diterapkan di kampus konservasi ini karena mampu memperkuat jiwa kepedulian terhadap lingkungan.

Produksi art paper dari sampah daun Art paper adalah kertas seni yang tentunya tidak sama dengan kertas pada umumnya. Kertasnya bernilai seni tinggi dengan hiasan artistik. Karena kertas seni ini dibuat dari sampah daun tentunya nilai estetikanya semakin tinggi dengan efek serat-seratnya. Art paper ini dapat diinovasikan menjadi berbagai aksesoris unik, misanya gantungan kunci maupun bros dengan embel-embel nama UNNES sehingga dapat dijadikan sebagai oleh-oleh para pendatang luar ataupun sebagai aksesoris kebanggaan. Selain itu dapat dikembangkan menjadi hiasan dompet, tas, sepatu, laptop dan sebagainya.

Produksi art paper ini dapat dijadikan sebuah bisnis berbasis konservasi atas nama UNNES. Sehingga seluruh managemen bisnis ditangani oleh sebuah lembaga legal dari Universitas Negeri Semarang sendiri.

Mengapa daun bisa dijadikan kertas? Seperti yang telah kita ketahui bahwa pada umumnya kertas terbuat dari pohon berkayu. Batang pohon berkayu mampu dijadikan kertas karena kandungan serat dan selulosa pada selnya. Misalnya pada rotan. Kulit rotan adalah material yang tersusun atas selulosa, hemiselulosa dan lignin. Selulosa adalah polimer yang tersusun atas unit-unit glukosa melalui ikatan -1,4-glikosida. Bentuk polimer ini memungkinkan selulosa saling menumpuk dan terikat menjadi bentuk serat yang sangat kuat. Selulosa memiliki 3 fasa yaitu -Cellulose, Cellulose dan -Cellulose. -Cellulose adalah selulosa berantai panjang, tidak larut dalam NaOH, larutan basa kuat dengan DP 600 1500, dipakai sebagai penduga atau penentu tingkat kemurnian selulosa. -Cellulose merupakan selulosa berantai pendek, larut dalam NaOH atau basa kuat dan dapat mengendap bila dinetralkan sedangkan -Cellulose adalah selulosa dengan derajat polimerisasi lebih kecil dari selulosa. Selulosa adalah kualitas selulosa yang paling tinggi (murni) dan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan propelan dan bahan peledak. Sedangkan selulosa dan digunakan sebagai bahan baku industri kertas, industri tekstil dan komponen alat olah raga (Nikmatin, 2012). Hemiselulosa adalah polisakarida yang bukan selulosa, terdiri dari monomer gula berkarbon dan jika dihidrolisis akan menghasilkan D-manova, D-galaktosa, D-Xylosa, Larabinosa dan asam uranat. Holoselulosa adalah bagian dari serat yang bebas dari lignin, terdiri dari campuran selulosa dan hemiselulosa. Lignin merupakan bagian dari lamela tengah dan dinding sel yang berfungsi sebagai perekat antar sel, merupakan senyawa aromatik berbentuk amorf. Lignin berwarna putih bersifat kaku dan rapuh. Senyawa yang mengikat satu serat dengan serat lainnya adalah lignin. Ketiga unsur utama inilah yang menyusun batang berkayu. Pada proses pembuatan kertas, lignin sebagai perekat antar serat dihilangkan terlebih dahulu. (Ahira,2012) Pertanyaannya adalah apakah daun juga mengandung selulosa? Apakah selulosa yang terkandung dalam daun cukup untuk dibuat kertas? Menurut artikel yag ditulis di http://artikelteknikkimia.blogspot.com/ Daun kering mengandung 10-20% selulosa selain itu. Contoh lain adalah Daun nanas . Menurut Jayanudin 2009 Daun nanas mengandung

selulosa sekitar 69,5% - 71,5%

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Nikmatin (2012)

Selulosa merupakan bagian penyusun utama jaringan tanaman berkayu. Selulosa terdapat pada setiap jenis tanaman, termasuk tanaman semusim, tanaman perdu dan tanaman rambat bahkan tumbuhan paling sederhana sekalipun seperti paku, lumut, ganggang, dan jamur. Jadi, selulosa terdapat diseluruh sel tumbuhan baik daun maupun batang. Bahkan kandungan selulosa batang tidak lebih banya dari daun yaitu berkisar 30-40 % ( Nikmatin, 2012). Tidak hanya itu, kandungan lignin daun jelas lebih sedikit dibanding batang, sehingga proses pemisahan serat dapat lebih mudah. Manfaat dari Produksi art paper dari sampah daun. Inovasi Produksi art paper dari sampah daun memiliki banyak manfaat. Diantaranya: 1. Meningkatkan upaya konservasi Dengan adanya inovasi art paper dari sampah daun ini tentunya mengurangi kapasitas sampah sehingga memperindah wilayah kampus UNNES. Sehingga tidak timbul kekhawatiran untuk menanam pohon lebih banyak karena sampah daunnya termanfaatkan dengan baik. 2. Prinsip ekonomi tercapai Menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan modal yang sedikit. Seperti itulah kurang lebih gambaran dari upaya Produksi Art Paper dari sampah daun. Dengan bahan pokok yang tidak perlu membeli (sampah) disulap menjadi karya bernilai seni tinggi. 3. Unnes merupakan Universitas Konservasi sehingga dengan adanya inovasi ini dapat mewujudkan cita-cita UNNES sebagai Universitas yang mengedapankan kepedulian lingkungan.

KESIMPULAN

Sampah daun dapat dimanfaatkan menjadi aksesoris unik bernilai jual tinggi. Upaya ini merupakan bentuk realisasi komitmen konservasi yang telah di gembor-gembrokan selama ini. Daun dapat dijadikan kertas karena mengandung selulosa dan serat. Banyak manfaat yang didapatkan dari produksi art paper dari sampah daun, diantaranya meningkatkan upaya konservasi dan prinsip ekonomi dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Ahira. 2012. Pabrik Kertas. http://www.anneahira.com/pabrik-kertas.html. Diakses tanggal 13


Desember 2012

Anonim. 2012.Pembuatan Kertas. http://artikelteknikkimia.blogspot.com/. Diakses tanggal 13


Desember 2012

Hadi,Mochammad. 2008. Pembuatan Kertas Anti Rayap Ramah Lingkungan dengan Memanfaatkan Ekstrak Daun Kirinyuh (Eupatorium odoratum). Semarang: Laboratorium Ekologi dan Biosistematik, Jurusan Biologi FMIPA Undip Nikmatin. 2012. Ekstrasi dan Kerakterisasi Selulosa Kulit Rotan Dengan Metoda Fermentasi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Jayanudin. 2009. Pemutihan Daun Nanas Menggunakan Hidrogen Peroksida. Cilegon:
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Anda mungkin juga menyukai