Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TAHAP KE 2 TUGAS PPK

Preliminary Process Selection and Economic Review


(13 November 4 Desember 2012)

Judul Tugas PPK

Prarancangan Pabrik Aseton dari Isopropanol

Dikerjakan oleh : Akbar Yogi Nur Pratama Akhmad Audi Harvan (09/281284/TK/34908) (09/289266/TK/36056)

Pembimbing : Dr., Ir. Aswati Mindaryani M.Sc.

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012

PRELIMINARY PROCESS SELECTION Perkembangan industri di Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan di segala bidang, terutama industri yang bersifat padat modal dan teknologi Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan negara-negara maju lainnya. Peningkatan yang pesat baik secara kualitatif dan kuantitatif juga terjadi dalam industri kimia. Salah satu bahan industri kimia yang sangat diperlukan dalam industri kimia adalah aseton Aseton banyak dipakai pada industri selulosa asetat, cat, serat, plastik, karet, kosmetik, perekat, pernis, penyamakan kulit, pembuatan minyak pelumas, dan proses ekstraksi juga sebagai bahan baku pembuaan methyl isobutyl ketone. Aseton pertama kali dihasilkan dengan cara distilasi kering dari kalsium asetat. Kemudian setelah perang dunia ke-1 proses pembuatan aseton digantikan dengan fermentasi karbohidrat menjadi aseton, buthyl dan etil-alkohol. Kemudian pada tahun 1920 proses dehydrogenasi 2-propanol mulai digunakan untuk memproduksi aseton. Pada pertengahan tahun 1960 proses oksidasi propene digunakan sebagai bahan baku pembuatan aseton. Dan pada tahun 1976 oksidasi cumene menjadi phenol dan aseton mulai digunakan. (Ullmann, 2007) Kebutuhan aseton di indonesia semakin lama semakin meningkat tapi sampai saat ini masih belum ada perusahaan di indonesia yang masih memproduksinya. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, indonesia masih mendatangkan aseton dari negara lain seperti : Amerika Serrikat, Belanda, Cina, Korea, Jepang, dan Singapura. Pemilihan Proses Aseton dapat dibuat dengan menggunakan proses Cumene Hydroperoxide, proses dehidrogenasi Isopropil Alkohol, dan proses Oksidasi Isopropil Alkohol. 1. Proses Cumene Hydroperoxide. Pada proses cumene hydroperoxide, mula-mula cumene dioksidasi menjadi cumene hydroperoxide dengan udara atmosfer atau udara kaya oksigen dalam satu atau beberapa oksidiser. Temperatur yang digunakan adalah antara 80130 oC dengan tekanan 620 kPa, serta dengan penambahan Na2CO3.

Sanjutnya produk reaktor dievaporasikan. Kemudian dengan penambahan asam akan terjadi reaksi pembelahan cumene hydroperoxide menjadi suatu campuran yang terdiri dari phenol, aseton dan berbagai produk lain seperti cumylphenols, acetophenols, dimethylphenylcarbinol,-methylstyrene dan hidroxyaseton. Campuran ini kemudian dinetralkan dengan menambahkan larutan natrium phenoxide atau basa yang lain atau dengan resin penukaran ion (ion exchanger resin). Setelah itu, campuran dipisahkan dan crude aseton diperoleh dengan cara distilasi. (Kirk-Othmer, 182, 1994) Reaksi utama yang terjadi : C6H5CH(CH3)2 Kelebihan
O2

C6H5C(CH3)2OOH

acid

C6H5OH + CH3COCH3

Kekurangan

Menghasilkan produk aseton dengan Aseton bukan sebagai hasil main product. kemurnian yang cukup tinggi (94%). .Bahan baku relative mudah didapat. Melalui proses yang cukup panjang untuk menghasilkan produk akhir. Bahan baku tidak langsung menghasilkan aseton, tetapi melewati antara proses terlebih

pembentukan dahulu.

produk

2. Proses Dehidrogenasi Isopropil Alkohol. Reaksi dehidrogenasi Isopropil Alkohol bersifat endotermik. Sehingga untuk

mendapatkan konversi yang cukup tinggi, dibutuhkan suhu yang cukup tinggi pula. Pada pembuatan aseton dengan proses dehidrogenasi katalitik isopropanol (isopropil alkohol) digunakan katalis kombinasi ZnO dan ZrO dalam prosesnya. Proses dehidrogenasi ini berjalan pada pada fasa gas suhu 350oC dan tekanan 2 atm. Isopropil benzene sebelum masuk ke dalam reaktor diubah kedalam fasa gas di dalam

vaporizer. Produk yang dihasilkan oleh reaktor adalah Aseton sebagai produk utama serta produk samping lainnya berupa gas hydrogen, sisa Isopropil Alkohol yang tidak bereaksi, Propylene, dan Air. Reaksi utama yang terjadi: (CH3)2CHOH > (CH3) 2CO + H2 Selain reaksi utama, pada reaktor juga menghasilkan reaksi samping berupa propilen. Reaksi yang terjadi : (CH3)2CHOH > CH3CH=CH2 + H2O Kelebihan Pengaturan suhu reaktor lebih mudah. Kekurangan Reaksi berjalan secara endotermik,

sehingga membutuhkan panas yang cukup besar (66,5 kJ/mol pada suhu 327oC). Aseton dihasilkan sebagai reaksi utama. Karena reaksi berjalan pada suhu cukup tinggi, katalis perlu diganti secara berkala ( 6 bulan). Menghasilkan Aseton dengan kemurnian yang cukup tinggi ( 95%).

3. Proses Oksidasi Isopropil Alkohol Pada proses ini Isopropil alkohol didapat dari mereaksikan Propilen dengan H20. Selain direaksikan dengan H2O, Propilen juga direaksikan dengan O2 dan menghasilkan Acrolein. Kemudian Isopropil Alkohol direaksikan dengan Acrolein dan menghasilkan Aseton serta Alil Alkohol. Selain itu, Isopropil Alkohol juga ada yang direaksikan dengan Oksigen akan

menghasilkan Hidrogen Peroksida dan Aseton. Setelah itu, kedua hasil tersebut direaksikan dan menghasilkan produk akhir Gliserol. Reaksi utamanya adalah :
Catalyst

CH3CHOHCH3 +

O2

H2O + CH3COCH3

Propylene dioksidasi menjadi acrolein pada fase gas dan dibantu katalis CH2=CHCH3 + O2
CU2O

CH2=CHCHO + H2O

300OC-400OC

Propylene terabsorbsi dibawah tekanan atmosfer, lalu asam sulfat membentuk isopropil sulfat yang terhidrolisis menjadi isopropil alcohol CH2=CHCH3 (CH3)2CHOSO3H
H2O

CH3CHOHCH3

Acrolein bereaksi dengan isopropil alkohol dan memberikan aseton dan allil alkohol, menurut literatur yield aseton adalah 1,09 kg untuk setiap kg alli alkohol.
MgO+ZnO

CH2=CHCHO + CH3CHOHCH3

400 C

CH3COCH3 + CH2=CHCH2OH

Oksigen membentung gelembung melewati isopropil alkohol, membentuk aseton dan hidrogen peroxide. Menurut literatur yield aseton adalah 1,7kg untuk setiap kg hidrogen peroxide yang diproduksi. CH3CHOHCH3 + O2
90 C-140 C
O O

CH3COCH3 + H2O2

Allil alkohol kemudian berubah menjadi glyserol karena bereaksi dengan hidrogen piroxide. CH2=CHCH2OH + H2O2 CH2OHCHOHCH2OH

Kelebihan

Kekurangan

Bahan baku cukup mudah untuk didapat. Reaksi sangat eksotermik (180 kJ/mol pada suhu 295oC). Aseton sebagai by product (bukan hasil akhir, karena hasil akhirnya berupa

gliserol).

Sehingga berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing proses, dipilih proses dehidrogenasi isopropanol sebagai proses produksi untuk menghasilkan aseton. Proses tersebut dipilih diantaranya karena faktor kemudahan dalam mengontrol proses serta kemurnian produk yang dihasilkan cukup tinggi. Penentuan Kapasitas Perancangan Kapasitas produksi pabrik sangat berkaitan dengan banyak hal. Penentuan kapasitas produksi suatu pabrik dapat dilakukan dengan melakukan peninjauan beberapa poin, yaitu trend dari permintaan atau kebutuhan pasar di dalam dan di luar negeri, ketersediaan bahan baku untuk pasokan selama industri berdiri, serta perkembangan perusahaan kompetitor. Dari hasil studi literatur yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil kebutuhan impor dari aseton di dalam negeri sebagai berikut:

No. 1 2 3 4 5

Tahun 2004 2005 2006 2007 2008

Jumlah (kg/tahun) 12.719.092 12.973.473 13.232.942 14.058.136 15.806.833 Sumber : BPS

Grafik Pertumbuhan Impor Aseton di Indonesia


18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0

y = 0,587x -1164 R = 0,589

kebutuhan Linear (kebutuhan)

2004

2005

2006

2007

2008

Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Impor Aseton ke Indonesia Berdasarkan grafik data diatas, diperkirakan kebutuhan aseton di Indonesia akan semakin meningkat pada tahun-tahun mendatang sejalan dengan berkembangnya industri-industri yang menggunakan aseton sebagai bahan baku. Peningkatan kebutuhan rata-rata aseton tiap tahun di Indonesia adalah 5,32%. Sedangkan jumlah dari produksi aseton, tidak dapat ditemukan data yang jelas, hal ini dimungkinkan karena tidak terdapat produksi aseton dalam negeri, sehingga semua kebutuhan aseton dalam negeri masih didatangkan dari negara lain. Berikut ini adalah daftar produsen-produsen Aseton di luar negeri yang didapat dari Mc. Ketta tahun 1978: Tabel 1.1 Produsen-produsen Aseton di Luar Negeri.
No 1 2 3 4 5 6 7 Produsen Dow Chemical, Freeport, Tex. Georgia Gulf, Plaquemine, La. Ineos Phenol, Theodore, Ala. Mount Vernon Phenol Plant Partnership, Mount Vernon, Ind. Shell, Deer Park, Tex. Sunoco, Frankford, Pa. Sunoco, Haverhill, Ohio Kapasitas* 197,5 152,5 302,5 215 375,5 340 295

*ribu Ton per tahun aseton

Kebutuhan dalam negeri pada tahun 2008 diatas 15.000 ton/tahun, dan juga dilihat berdasarkan dari data produksi aseton yang telah didapat dari literatur, sehingga ditentukan bahwa kapasitas pabrik yang akan dibuat adalah sekitar 200.000 ton/tahun.

Dan berikut ini adalah daftar penghasil isopropanol di luar negeri : Tabel 1.2 Produsen Isopropanol di Luar Negeri

No

Produsen 1 Dow, Texas City, Tex. 2 ExxonMobil, Baton Rouge, La. 3 Shell, Deer Park, Tex.

Kapasitas* 275 330 300

*ribu ton per tahun isopropanol

Harga dari acetone adalah $60,00 dan harga dari isopropil alkohol adalah $19,00. Dilihat dari margin yang cukup besar, dan juga trend kebutuhan aseton dalam negeri yang semakin meningkat, maka dapat disimpulkan bahwa pembuatan pabrik aseton dari isopropil alkohol adalah investasi yang menarik.

Kapasitas pabrik sengaja dibuat lebih besar dari kebutuhan di dalam negeri dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan segala kebutuhan aseton di dalam negeri, serta sisa produksi dapat di eksport.

Pemilihan Lokasi Lokasi pabrik sangat bergantung terhadap keberadaan suatu proyek industri baik dari segi komersial maupun kemungkinan pengembangan di masa mendatang. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi pabrik.

Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan berikut: 1. Faktor primer a. Sumber Bahan Baku Penyediaan bahan baku merupakan hal yang paling penting dalam mengoperasikan pabrik, karena pabrik beroperasi atau tidak sangat tergantung pada persediaan bahan baku atau pelabuhan tempat tersedianya barang. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan aseton yaitu isopropil Alkohol yang masih diimpor dari Amerika Serikat, oleh karena itu dipilih lokasi yang dekat dengan pelabuhan untuk mempermudah pengiriman.

b. Pemasaran Prospek pasar menjadi sangat penting karena untung rugunya suatu pabrik sangat tergantung pemasaran produknya, sehingga lokasi pabrik harus didirikan di daerah yang cerah prospek pemasarannya. Sebagai produk, aseton banyak dibutuhkan oleh industri cat, pernis, selulosa, karet dan kosmetik yang kebanyakan industry tersebut berlokasi di daerah Jakarta, Tangerang, Bekasi, Karawang dan Surabaya. Oleh karena itu sangat menguntungkan bila pabrik aseton ini didirikan di lokasi yang berdekatan dengan industri-industri tersebut.

c. Sarana Transportasi Sasaran pemasaran sebagian besar adalah untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri di samping sebagian sisa lainnya untuk diekspor. Untuk itu lokasi pabrik harus berdekatan dengan sarana perhubungan laut dan darat. Fasilitas jalan dan pelabuhan di Merak mendukung sekali untuk kepentingan tersebut, yaitu dengan adanya jalan antar propinsi yang keadaan jalannya sudah cukup baik, bahkan terdapat jalan tol untuk menghubungkan setiap provinsi di pulau jawa, dan juga pelabuhan yang sudah banyak disinggahi oleh kapal-kapal besar.

d. Utilitas Untuk kelancaran operasi pabrik, perlu diperharikan sarana-sarana pendukung seperti air, listri, dan lain-lain, agar proses produksi dapat berjalan dengan baik. Penyediaan tenaga listrik diperoleh dari PLN dan generator st sebagai cadangan bila PLN tidak dapat memenuhi kebutuhan listri saat peak time. Penyediaan air diperoleh dengan air laut, sedangkan steam yang akan digunakan didapatkan dari pemanfaatan WHB (water heat boiler).

e. Tenaga Kerja Tenaga kerja mutlak diperlukan untuk menjalankan mesin-mesin produksi. Pendirian pabrik diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran. Di kawasan industri seperti di Cilegon, dan Merak tenaga kerja bukan masalah yang berarti karena tersedia SDM-SDM yang banyak.

2. Faktor sekunder a. Perluasan Area Pabrik Dengan merihat perkembangan kebutuhan masa mendatang yang terus meningkat, maka perlu dipertimbangkan faktor perluasan area pabrik di masa mendatang untuk penambahan kapasitas produksi suatu pabrik. Cilegon dan Merak merupakan suatu kawasan industri yang telah memenuhi faktor kelayakan baik mengenai iklim, sosial dan karakteristik lingkungan. Sehingga tidak menghambat pendirian dan kelangsungan operasional dari pabrik.

b. Karakteristik Lokasi Karakteristik lokasi menyangkut iklim di daerah tersebut, yang tidak rawan banjir, serta kondisi masyarakatnya. Dalam hal ini kawasan industri Merak dan Cilegon bisa digunakan sebagai lokasi pendirian pabrik aseton.

c. Kebijaksanaan Pemerintah Pendirian pabrik perlu memperhatikan beberapa faktor kepentingan yang terkait didalamnya, kebijakan pengembangan industri, dan hubungannya dengan

pemerataan kesempatan kerja, kesejahteraan, dan hasil-hasil pembangunan. Di samping itu, pabrik yang didirikan juga harus berwawasan lingkungan, artinya keberadaan pabrik tersebut tidak mengganggu atau merusak lingkungan sekitarnya.

d. Kemasyarakatan Dengan masyarakat yang akomodatif terhadap perkembangan industri dan tersedianya fasilitas umum untuk hidup bermasyarakat, maka lokasi di Merak dan Cilegon dirasa tepat.

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

Gambar 2. Peta Provinsi Banten

DAFTAR PUSTAKA

Kirk, R.E and Othmer, D.F., 1977, Encyclopedia of Chemical Technology, Vol. 1, 3 ed., John Wiley and Sons, New York, p.179. McKetta, John J. 1976, Encyclopedia of Chemical Processing and Design, Vol. 1, Marcel Dekker, Inc., New York, p.314. http://comtrade.un.org/db/dqBasicQueryResults.aspx?px=HS&cc=290512&r=360&p=0&rg=1& y=2011,2010,2009,2008,2007&so=8 25 November 2012; 16.03 http://comtrade.un.org/db/dqBasicQueryResults.aspx?px=HS&cc=291411&r=360&p=0&rg=1& y=2011,2010,2009,2008,2007&so=8 25 November 2012; 16.15 http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/demografiakjkelpendidikan.php?ia=3672&is= 40 27 November 2012; 11.13 http://alamatkantorindonesia.com/2010/alamat-pabrik-dan-produsen-cat-di-indonesia-bag-1-dari4/ 28 November 2012; 09.30 http://www.departemenkementerian.com/bidang-usaha/cosmetic/alamat-perusahaan-kosmetikcosmetic-di-indonesia-bag1-dari-5/ 28 November 2012; 09.38 http://alamatkantorperusahaan.com/08/07/nama-dan-alamat-perusahaan-getah-karet-bag1-dari-2/ 28 November 2012; 10.01

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Tahap Ke 2 Tugas PPK - 2
    Laporan Tahap Ke 2 Tugas PPK - 2
    Dokumen12 halaman
    Laporan Tahap Ke 2 Tugas PPK - 2
    Akbar Yogi Nur Pratama
    Belum ada peringkat
  • Hari Ini Siang
    Hari Ini Siang
    Dokumen1 halaman
    Hari Ini Siang
    Akbar Yogi Nur Pratama
    Belum ada peringkat
  • Rule of Thumb
    Rule of Thumb
    Dokumen17 halaman
    Rule of Thumb
    Akbar Yogi Nur Pratama
    Belum ada peringkat
  • Hadits Kucing
    Hadits Kucing
    Dokumen2 halaman
    Hadits Kucing
    Akbar Yogi Nur Pratama
    Belum ada peringkat
  • Struktur Baja 1-1
    Struktur Baja 1-1
    Dokumen30 halaman
    Struktur Baja 1-1
    openid_48uCF9OP
    78% (9)
  • AAS
    AAS
    Dokumen22 halaman
    AAS
    Akbar Yogi Nur Pratama
    Belum ada peringkat
  • Batu Bara
    Batu Bara
    Dokumen5 halaman
    Batu Bara
    Akbar Yogi Nur Pratama
    Belum ada peringkat
  • Chitin
    Chitin
    Dokumen2 halaman
    Chitin
    Akbar Yogi Nur Pratama
    Belum ada peringkat
  • Halalharam
    Halalharam
    Dokumen8 halaman
    Halalharam
    Akbar Yogi Nur Pratama
    Belum ada peringkat