Anda di halaman 1dari 2

Tulungagung - Tak banyak yang tahu bahwa Desa Sumberingin Kulon, Tulungagung, Jawa Timur, merupakan salah satu

daerah penghasil utama genteng di Jawa Timur. Salah satu desa di Kecamatan Ngunut, Tulungagung ini, menghasilkan jutaan genteng sebulan, dan memasok kebutuhan genteng di Surabaya, Malang, dan Bali. Banyak orang mengenal Tulungagung hanya sebagai penghasil marmer dan batu oniks. Marmer asal kabupaten yang terletak di 154 kilometer barat daya kota Surabaya ini berhasil menembus pasar ekspor hingga Jepang dan Italia. Tulungagung, terutama di Kecamatan Ngunut, pun terkenal sebagai sentra industri kecil. Kecamatan yang ada di wilayah paling timur Tulungagung ini memiliki luas 37,7 km dan terdiri dari 18 desa kecil yang kebanyakan merupakan sentra-sentra industri kecil nan produktif. Purnomo, Kepala Seksi Pembangunan dan Perekonomian Kecamatan Ngunut menjelaskan, Ngunut memiliki minimal empat sentra industri kecil yang sebagian hasil produksinya sudah diekspor ke beberapa negara. "Pasar lokalnya mencakup Surabaya, Semarang, Kalimantan, dan Bali," kata Purnomo. Sumber Gempol, misalnya, merupakan penghasil produk peralatan rumah tangga seperti gantungan baju, keset, dan parut tradisional. Desa Kaliwungu merupakan penghasil kerajinan logam dan knalpot. Sedangkan Desa Ngunut adalah pusat peralatan dapur seperti penggorengan dan penjepit kue. Selain desa-desa itu, masih ada Sumberingin Kulon, desa yang terkenal karena gentengnya. Sumberingin Kulon merupakan desa dengan lahan tersempit di Kecamatan Ngunut. Luasnya hanya 1,16 km dibandingkan dengan desa lain yang memiliki luas wilayah 6 km sampai 10 km. Sebanyak 2.419 penduduk menghuni Sumberingin Kulon. Kebanyakan penduduk

desa ini bermata pencaharian sebagai petani dan pelaku industri rumahan. Mengakses Sumberingin Kulon sangat mudah. Dari Stasiun Tulungagung atau terminal bus di Tulungagung, Anda bisa menaiki bus kecil yang melintasi Tulungagung-Blitar. Jalanan menuju desa-desa di kecamatan Ngunut hanya bisa dilalui kendaraan pribadi baik itu motor atau pun mobil. Maklum, tidak ada angkutan umum yang melintas antardesa. Sejak dulu Sumberingin Kulon yang berjarak empat kilometer ke pusat kota ini sudah terkenal sebagai penghasil genteng. Sekitar 150 kepala keluarga melakoni usaha rumahan ini. Sukamto, salah seorang perajin genteng, mengatakan, profesi pembuat genteng memang sudah turun temurun di desa Sumberingin. "Kebanyakan mewarisi pekerjaan orang tuanya sebagai pembuat genteng," kata Sukamto. Para penduduk Sumberingin Kulon memanfaatkan lahan tanah milik keluarga untuk mengembangkan usaha pembuatan genteng ini. Maklum, tak hanya membutuhkan lahan yang luas, pembuatan genteng juga memerlukan bangunanbangunan lain sebagai pendukung proses produksi, seperti tungku pembakaran dan bangunan untuk menjemur genteng sebelum genteng dibakar. Meski pembuatan genteng di Sumberingin Kulon masih sederhana, jumlah produksi genteng dari desa ini tak kalah dengan bikinan pabrik. Bayangkan, satu rumah bisa memproduksi sekitar 50.000 genteng setiap bulan. Dengan hitungan kasar, desa ini mampu memproduksi hingga 7,5 juta genteng saban bulan. (Bersambung)

Anda mungkin juga menyukai