Anda di halaman 1dari 16

A.

Taktik Dan Strategi Nabi SAW Dalam Menyampaikan Islam


"Bangsa Arab adalah bangsa yang tidak bermoral, bejat, munafik, licik dan bukan hanya sering terjadi pembunuhan terhadap klan lain dan biasanya berlanjut dengan peperangan, mereka juga tidak ragu-ragu membunuh anak perempuan mereka. Pada bangsa yang a moral dan a susila seperti inilah Tuhan menurunkan Nabi Muhammad SAW. Walhasil, Nabi diutus kepada bangsa Arab karena kejahiliyahan bangsa tersebut dan tugas Nabi-lah untuk menyempurnakan akhlak mereka." Satu faktor lain yang mendukung Mekkah adalah bahwa masyarakat Mekkah belum banyak disentuh peradaban. Pada saat itu masyarakat Mekkah belum mengenal nifaq dan mereka pun keras kepala, serta lidah mereka tajam (QS 33: 19). Memang, kemunafikan baru dikenal di Madinah. Sulit dibayangkan bila di awal perkembangan Islam sudah ada kemunafikan. Sementara itu, suku yang paling berpengaruh di Mekkah adalah Quraisy. Suku Quraisy memiliki dua keluarga besar, Hasyim dan Umayyah. Yang pertama memiliki sifat jauh lebih mulia dibanding yang terakhir. Dari keluarga Hasyim lah Muhammad lahir. (Quraish Shihab, Lentera Hati, Bandung, Mizan, 1994, 48-51) Betapapun kutipan di atas dimaksudkan untuk membantah pendapat bahwa Muhammad diturunkan di Mekkah karena bangsa tersebut paling bejat, namun secara tidak langsung kita telah mendeskripsikan konstelasi politik tingkat dunia ketika Islam lahir, kondisi Mekkah sebagai tempat perdagangan, ciri umum penduduk Mekkah dan kebiasaannya berdagang ke luar Mekkah, suku dan dua keluarga besar (klan) dalam masyarakat Mekkah. Ini semua menjadi bekal bagi kita untuk memahami konteks sosio-religius pada periode Mekkah. Mengingat pentingnya klan dalam komunitas Mekkah, maka Nabi diperintahkan untuk mula-mula menyebarkan Islam di kalangan kerabatnya (QS 26:214-215) --jangan dilupakan besarnya pengaruh suku Quraisy di kalangan penduduk Mekkah. Karenanya bisa dibayangkan betapa terpukulnya Muhammad ketika ia mengumpulkan keluarganya dalam suatu jamuan santai dan berpidato meminta mereka ke jalan Allah, ternyata keluarganya menolak dan hanya Ali bin Abi Thalib yang berani dan mau menjadi pembantunya. Puluhan orang yang hadir mentertawakan Muhammad dan Ali. Tidak seorangpun menyadari bahwa beberapa di antara para undangan ini akan ditebas oleh Ali di medan Badr, empat belas tahun kemudian, sebagai bukti kesungguhan Ali. Besarnya pengaruh keluarga di Mekkah jugalah yang, salah satunya, membuat Hamzah memeluk Islam, yakni ketika Abu Jahl --dari klan Hanzhalah-- mencaci dan mengejek Muhammad, lalu orang-orang melapor pada Hamzah --paman dan sekaligus saudara sesusuan Muhammad-- yang menghajar kepala Abu Jahl dengan busur

panahnya. Insiden ini akan berbuntut panjang kalau saja spirit klan saat itu tidak segera padam. Ketika Abu Thalib masih hidup, klan Hasyim memberikan perlindungan pada Muhammad dan tidak ada yang berani membunuh Muhammad karena klannya akan membalas nantinya. Keadaan berbeda ketika Abu Thalib wafat dan klan Hasyim --lewat Abu Lahab-- melepaskan perlindungan atas Muhammad. Itu berarti, klan manapun yang dirugikan oleh agama ini dapat membunuh Muhammad dan tidak ada klan yang akan menuntut balas. Sejak itu Muhammad dikejar-dikejar dan terpaksa lari ke Tha'if seraya memohon perlindungan pada (berturut-turut) Mas'ud, Abdu Yalail, Habib, Akhnas, Suhayl dan Mut'im bin Adi. Yang terakhir inilah yang bersedia melindungi Muhammad atas nama klannya. Bertahun kemudian,ketika ditanya Aisyah, Rasul menjawab: "Hari-hari hidupku yang paling getir, adalah dulu, ketika ditengah bangsamu, nasibku bergantung pada belas kasih Abdu Yalail". (Disarikan dari H. Fuad Hashem, Sirah Muhammad Rasulullah, Bandung, Mizan, 1990, khususnya bab 12 dan 23) Ketika Islam hadir di Mekkah dapatlah kita baca dalam beberapa literatur bahwa pada periode Mekkah bercirikan ajaran Tauhid. Tetapi sesungguhnya bukan hanya persoalan teologis semata, juga seruan Islam akan keadilan sosial, perhatian pada nasib anak yatim, fakir miskin dan pembebasan budak serta ajaran Islam akan persamaan derajat manusia, yang menimbulkan penolakan keras penduduk Mekkah pada Muhammad. Bagi mereka, agama ini tidak hanya "merusak" ideologi dan teologi mereka, tetapi juga "merombak" kehidupan sosial mereka. Contoh menarik, misalnya, QS 9:13 tentang kata "karim" (lihat Syamsu Rizal Panggabean, "Beberapa Segi Hubungan Bahasa Agama dan Politik dalam Islam", dalam Islamika, No. 5, 1994, h. 4-5). "Karim" dalam masyarakat jahiliyyah merupakan bagian penting kode etik muru`ah --cita-cita moral tertinggi masyarakat Arab jahiliyah yang mencakup antara lain, kejujuran, keberanian, kesetiaan dan kedermawanan serta keramah-tamahan. Keberanian dan kedigjayaan terutama ditunjukkan pada saat pertempuran dan penyamunan. Loyalitas terfokus pada ikatan-ikatan kesukuan dan perjanjian. Kedermawanan dan keramah-tamahan terutama ditunjukkan dalam menjamu tamu, dan seringkali dengan maksud meninggikan status seseorang di hadapan tetamunya. Konsep "karim" di atas mengalami perubahan makna yang drastis ketika Qur'an dengan tegas mengatakan bahwa manusia yang paling karim (akram) dalam pandangan Allah ialah yang paling bertakwa kepadaNya. Bagi yang tidak mengetahui konteks di atas, pernyataan al-Qur'an itu akan terdengar biasa saja. Tapi bagi orang-orang pada masa Muhammad, pernyataan di atas betul-betul radikal. Jika konteks Arab jahiliyyah berikut kedudukan kata karim dalam pandangan-dunia mereka dipahami, maka yang terjadi adalah revolusi cita-moral Arab. Bukan orang yang berharta banyak, menang dalam pertempuran dan seorang bangsawan yang disebut karim, tapi mereka yang bertakwa. Implikasinya, budak hitam legam pun dapat dipandang karim. Radikalisasi makna pandangan-dunia (weltanschaung) Arab jahiliyyah yang dilakukan Islam seperti inilah yang sedikit banyak menggoncang penduduk Mekkah. Dapatlah diambil kesimpulan secara tentatif bahwa masyarakat Islam pada kurun Mekkah belum lagi tercipta sebagai sebuah komunitas yang mandiri dan bebas dari urusan klan.Negara Islam juga belum terbentuk pada kurun Mekkah. Ajaran Islam

pada kurun Mekkah bercirikan tauhid dan dalam titik tertentu terjadi radikalisasi makna dalam weltanschaung Arab jahiliyyah yang berimplikasi mengguncang tataran sosioreligius penduduk Mekkah. Kita akan melihat bagaimana ciri umum ajaran Islam dan masyarakat Islam pada periode Mekkah berkembang pada periode Madinah, untuk itu mari kita "hijrah" ke Madinah di bawah ini. Wahyu yang diterima oleh nabi SAW,itu merupakan bahan bahan atau materi yang harus disampaikan kepada seluruh umat manusia.Metode penyampaian bahan dakwah dan bahannya sekali sudah ditentukan oleh Allah,yang diliputi : 1.Bekerja keras menyampaikan Risalat (Wahyu) pada saat-saat diterimanya,tidak boleh ditunda-tunda. 2.Menyampaikan agar manusia mentauhidkan Allah,mengenalkan adanya Allah,tidak ada Tuhan selain Allah,keadilan dan kebesaran Allah dan mempercayai Rasul-Nya 3.Menyampaikan kepada manusia agar taat dan rajin menyembah Allah,sopan santun kepada Rasul-Nya,dan berbakti kepada kedua orang tua. 4.Menyampaikan bahwa Allah itu Maha Pemurah dan Penyayang,memberikan pahala terhadap manusia yang berbuat baik,tetapi sebaliknya Allah mengancam dengan siksaan yang pedih terhadap orang-orang yang berbuatmunkar dan dosa. 5.Menyapaikan kepada manusia agar membersihkan diri dan membangun dirinya.Sebab kebersihanpribadinya memancarkan amalan yang bernilai tinggi. 6.Menyampaikan agar manusia menjauhi segala dosa dan segala sesuatu yang di murkai oleh Allah dan dibenci oleh manusia. 7.Menyampaikan kepada manusia agar bersabar dalam ujian dan tabah dalam menerima bentuk musibah,jangan mudah gelisah,putus asa,buruk sangka dan marah-marah kepada Allah yang Maha Pemberi. Untuk penyampaiannya,Rasullah SAW menggunakan taktik dan strategi yang bijaksana dengan maksud mendapatkan sukses yang bermanfaat.

1. Nabi Muhammad SAW Dalam Berdakwah


Dalam proses penantian Jibril, turun wahyu yang membawa perintah kepada Rasulullah. Wahyu itu itu berbunyi sebagai berikut : Hai orang yang brselimut bangun, dan beri ingatlah. Hendaklah engkau besarkan Tuhanmu dan bersihkanlah pakaianmu, tinggalkan perbuatan dosa dan janganlah engkau memberi ( dengan maksud ) memperoleh ( balasan ) yang lebih banyak dan untuk ( untuk memenuhi perintah ) Tuhanmu bersabarlah. ( Al- Muddatsir 1-7 ) Dengan turunnya perintah itu mulailah Rasulullah berdakwah. Pertama-tama, beliau melakukannya secar diam-diam di lingkungannya sendiri, keluarga, dan sahabatsahabat beliau yang paling karib. Mereka di seru kepada pokok-pokok agama islam yang disebut dalam ayat-ayat diatas yaitu, bertauhid kepada allah dan meninggalkan ilah dan berhala-berhala yang mereka sembah.

Mula-mula istrinya sendiri, Khadijah, kemudian saudara sepupunya Ali bin Abi Thalib yang beru berumur 10 tahun. Kemudian Abu Bakar sahabat karibnya sejak masa kanakkanak. Lalu Zaid, bekas budak yang telah menjadi anak angkatnya. Ummu Aiman, pengasuh Nabi sejak ibunya Aminah masih hidup. Banyak orang-orang yang menerima seruan Nabi melalui perantara Abu Bakar. Mereka dikenal dengan sebutan Assabiqunal Awwalun . Mereka ialah Usman bin Affan, Zubair ibnu Awwan, Sa'ad ibnu Abu Waqqas, Abdurrahman ibnu Auf, Talhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidah ibnul Jarrah, dan Arqam ibnu Abu Arqam. Rumah Arqam pada saat itu dijadikan tempat pertemuan untuk menyampaikan dakwah islam. Tidak berapa lama turunlah ayat kepada Nabi Muhammad SAW Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musrik. Sesungguhnya kami memelihara kamu dari kejahatan orang-orang yang memperolok-olokan kamu. Sesudah ayat ini tu, mulailah Rasulullah SAW menyeru segenap lapisan manusia kepada agama Islam menyeru segenap lapisan manusia secara terang-terangan baik golongan bangsawan maupun hamba sahaya, begitupun anggota kerabat mereka sendiri atau orang-orang yang jauh. Mula-mulanya beliau menyeru penduduk mekkah lalu kemudiah penduduk negeri yang lain. Disamping itu beliau juga orang-orang yang berdatangan ke mekkah untuk melakukan ibadah haji. Dengan usahanya yang gigih. Hasil yang diharapkan mulai terlihat. Jumlah pengikut nabi yang tadinya hanya 12 an orang makin hari makin bertambah. Mereka terutama terdiri dari kaum wanita, budak, pekerja dan orang-orang yang tak punya.

2.Tahapan Dakwah Rasulullah


Setelah turun ayat di atas, Rasulullah berdakwah dengan cara menyeru keluarga dan sahabat-sahabat beliau yang paling karib. Percaya adanya Tuhan dan meninggalkan pemujaan berhala. a. Pada fase ini ada beberapa orang yang dapat menerima seruan Muhammad, yaitu : isteri beliau, Ali Putera paman beliau, dan Zaid sahaya beliau. Amat erat, Abu Bakar pun segera iman kepada Nabi. Banyak orang yang masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar. Mereka terkenal dengan nama Assabiqunal Awwalun (orang-orang yang lebih dahulu masuk Islam). Mereka ialah Usman bin Affan Zuber Ibnul Awwam, Saad Ibnu Abi Waqqash, Abdur Rahman Ibnu Auf, Thalhah Ibnu Ubaidillah, AbuUbaidah Ibnu Jarrah, dan Al Arqam Ibnu Abil Arqam. Rumah Al Arqam Ibnu Abil Arqam dijadikan markas seruan kepada agama baru itu.

b. Menyeru Bani Abdul Menyeru Bani Abdul Muthalib, ini adalah fase yang kedua. Fase ini dimulai oleh Rasulullah sesudah Allah menurunkan firman-Nya yang artinya. Artinya : Beri ingatlah familimu yang dekat-dekat. (QS. Asy-Syuara : 214) Nabi menyeru Bani Abdul Mutthalib. Sesudah mereka berkumpul berkatalah Nabi : Menurut yang saya ketahui belum pernah seorang pemuda membawa sesuatu untuk kaumnya yang lebih utama dari apa yang saya bawa untuk kamu. Saya bawa untuk kamu segala kebaikan dunia dan akhirat. Perkataan Nabi ini disambut dengan baik dan dibenarkan oleh sebagian mereka, tetapi sebagian lagi mendustakannya. Abu Lahab paman Nabi sendiri sangat mendustakan : demikian juga istri Abu Lahab itu. Abu lahab berkata : Celakalah engkau! Apa untuk inikah kami engkau panggil?. Berkaitan dengan perilaku Abu Lahab ini Allah berfirman : Artinya : Binasalah hendaknya kedua tangan Abu Lahab, dan binasalah Abu Lahab itu. Hartanya dan apa yang telah diusahakannya tidaklah membei faedah kepadanya. Dia akan dimasukkan ke dalam neraka yang bergejolak, begitu juga isterinya, pemikul kayu bakar itu. pada leher isterinya tali dari serat-serat. (QS. Al-Lahab : 1-5)

B.Kesulitan-Kesulitan Yang Menghalangi Pertumbuhan Islam


1.Kaum Quraisy Mulai Menentang Rasulullah

Seruan Rasulullah saw telah diketahui oleh kaum Quraisy, akan tetapi dengan cara rahasia ini mereka tidak mempedulikan dampak yang akan terjadi, mereka tidak mengira bahwa dakwah Rasul terhadap Islam akan sangat pesat dan dapat diterima oleh masyarakat. Kemudian setelah Rasul mulai berdakwah secara terang-terangan, kaum Quraisy mulai menyatakan tantangannya dan berkonfrontasi terhadap agama Islam yang baru didakwahkan oleh Rasulullah saw. Kaum Quraisy berusaha menghentikan tindakan Rasulullah dengan cara apapun.

2.Faktor Faktor yang Mendorong Kaum Quraisy Menentang Seruan Islam


Sebab-sebab yang mendorong kaum Quraisy menentang agama Islam dan kaum Muslimin, yaitu sebagai berikut : a. Persaingan berebut kekuasaan Kaum Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan, atau antara kenabian dan kerajaan. Mereka mengira bahwa tunduk kepada agama Muhammad adalah berarti tunduk kepada kekuasaan Bani Abdul Mutthalib. Bagi kaum Quraisy untuk menyerahkan pimpinan kepada Muhammad, karena menurut mereka berarti suku-suku bangsa Arab akan kehilangan kekuasaan dan pengaruh dalam masyarakat. b. Persamaan antara hak bangsawan dan hamba sahaya Bangsa Arab hidup berkasta-kasta. Tiap-tiap manusia digolongkan kepada kasta yang tidak boleh dilampauinya. Tetapi, seruan memberikan hak sama kepada manusia. Hak sama ini adalah suatu dasar yang penting dalam agama Islam. Hamba sahaya itu dipandang lebih mulia dari tuannya apabila lebih bertakwa dari tuannya itu.

c. Takut dibangkitkan kembali Agama islam mengajarkan bahwa pada hari kiamat manusia akan bangkit dari kuburnya, dan semua perbuatan manusia akan dihisab. Oleh

yang berbuat baik, kebaikannya itu akan dibalas sebagaimana orang yang berdosa akan disiksa, karena kejahatan-kejahatan dan dosa-dosanya. Manusia diharapkan kembali dalam keadaan tiada mempunyai kekuasaan dan pengaruh. Kemudian diadakan perhitungan terhadap segala perbuatannya dengan adil, hemat, dan cermat. Gambaran inilah yang mendorong mereka menolak agama baru itu yang menyebabkan mereka tidak mau mengikuti dan menganutnya. Gambaran ini adalah gambaran keadilan yang tidak diinginkan oleh tiap-tiap penganiaya. Gambaran pertanggungan jawab yang amat ditakuti oleh orangorang yang berdosa. d. Taklid kepada nenek moyang Taklid kepada nenek moyang secara membabi buta, dan mengikuti langkah-langkah mereka dalam soal-soal peribadatan dan pergaulan adalah suatu kebiasaan yang berurat berkat pada bangsa Arab. e. Patung sebagai komoditi perdagangan Orang Arab zaman dahulu, ialah memahat patung yang

menggambarkan al Lata, al Uzza, Manat, dan Hubal. Patung-patung itu mereka jual kepada jamaah-jamaah haji. Agama Islam melarang menyembah, memahat, dan menjual patung. Saudagar-saudagar patung memandang agama Islam sebagai penghalang rezeki, dan akan menyebabkan perniagaan mereka mati dan lenyap. Penjaga-penjaga Kabah pun merasa pula bahwa mereka akan kehilangan kekayaan dan pengaruh, dahulu mereka peroleh karena mengabdi kepada patung-patung, dan melayani orang-orang yang datang ke Mekkah untuk mengunjungi patung-patung itu. f. Konfrontasi kaum Quraisy terhadap Islam Pada permulaan Islam, kaum Quraisy berjumlah mencurahkan perhatiannya untuk menentang agama Islam. Pertama kali, mereka

menghalangi

hamba-hamba

dan

orang-orang

yang

lemah.

Kalau

Muhammad bebas mengatakan apa yang diinginkannya, tetapi hambahamba sahaya menurut pandangan mereka tidaklah bebas atas jasmani dan rohani mereka sendiri. Ammar serta isterinya Sumaiyah, begitu juga Bilal, Khabab Ibnu Aris dan lain-lain menderita siksaan yang berat, di luar perikemanusiaan. Siksaan-siksaan ini berbagai macam, umpamanya pukulan dan tidak diberi makan dan minum. Yasir sampai meninggal dunia waktu dia sedang disiksa. Perempuan Yasir terpekik ditikam oleh Abu Jahal dengan lembing, sampai meninggal dunia. Akan tetapi Nabi tidak dapat mereka siksa, karena Bani Hasyim mempunyai kedudukan yang tinggi pada pandangan mereka. Dan Rasul sendiri mendapat penjagaan dari Abu Thalib paman beliau. Perlawanan kaum Quraisy pun makin tambah pula. Perlawanan itu tidak hahnya dihadapkan kepada hamba sahaya dan orang-orang yang lemah, Nabi mereka tuduh mengadakan perpecahan antara orang-orang dengan keluarga dan hamba-hamba sahayanya, serta menghasut pemudapemuda yang menjadi pengikutnya, menghinakan nenek moyang mereka dan dewa-dewa yang mereka sembah.

3.Kaum Muslim Hijrah untuk Mencari Suaka ke Negeri Habsy


Keadaan kaum Muslimin yang disiksa oleh kaum Quraisy amat menyedihkan sekali. Supaya mereka terhindar dari siksaan kaum Quraisy. Rasulullah tidak memerintahkan kepada mereka untuk mencari suaka ke negeri Yaman, karena negeri Yaman dibawah kekuasaan bangsa Persia dan orang Persia tidak menganut agama ketuhanan dan juga tidak menghormati agama ketuhanan. Buktinya Kaisar Persia mengirim utusan kepada gubernur Yaman agar menangkap utusan Rasulullah untuk dideportasi ke Yaman.

Kaum muslimin akan berhijrah untuk mencari suaka ke negeri Habsyi! Karena Rasulul mengetahui bahwa raja Habsyi seorang yang adil. Tidak pernah ada orang teraniaya di sana. Nabi akan mengirim pengikut-pengikutnya ke negeri Habsyi untuk mencari suaka. Peristiwa ini terjadi pada tahun kelima sesudah Nabi diutus menjadi Rasul. Rombongan pertaa yang berangkat ke negeri Habsyi terdiri atas 10 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Diantaranya Usman bin Affan beserta isteri beliau Rukayah puteri Nabi, Zubair Ibnu Awwam, Abdurrahman Ibnu Auf, dan Jafar Ibnu Abi Thalib. Kaum muslimin dapat diterima dengan baik dan mendapat

penghormatan yang besar dari Najasi (Negus) raja Habsyi, sehingga tatkala kaum Quraisy meminta kepada raja Najasi agar kaum muslimin yang mencari suaka di negerinya untuk dideportasi lagi ke Makkah. Permohonan itu ditolak oleh raja Najasi dan kaum muslimin yang meminta suaka diperbolehkan tinggal dan menetap di negara Habsyi dengan aman. 1.Memusuhi Rasulullah saw Hijrah kaum muslimin ke Habsyi menggoncangkan kaum Quraisy. Mereka berkeyakinan dengan hijrah itu, kaum muslimin akan bertebaran ke segenap penjuru. Dan dimana mereka berada tentu mereka akan menyeru agama Islam. Dengan demikian, peribadatan kepada Allah yang akan menang, dan dapat mengalahkan peribadatan patung-patung. Mereka merubah perhatian untuk membangun gerakan, yaitu mereka mencoba menindasnya, atau membujuk Rasulullah agar menghentikan seruan agama baru itu. Untuk membujuk Nabi, mereka menjanjikan memberi Nabi harta benda yang banyak. Tetapi anjuran itu disambut oleh Nabi dengan tolakan tegas. Nabi menyatakan : Demi Allah, andai kata mereka meletakkan matahari di kananku dan bulan di kiriku, aku tidak akan berhenti menyeru kepada agama Allah, hingga agama itu menang atau aku binasa karenanya. Muhammad mendapat perlindungan dari keluarganya, terutama dari paman beliau Abu Thalib, tetapi beliau tidak luput juga dari berbagai macam penganiayaan dan siksaan. Hanya isteri beliau Khadijahlah yang senantiasa menjadi penawar hati yang dapat

meringankan penderitaan-penderitaan beliau. Beliau diterima isterinya dengan baik, bila beliau datang ke rumah berhati masygul (sibuk). Beliau dibujuk dan dihibur hingga kegiatan dan ketabahan hati beliau pulih kembali. 2.Hamzah dan Umar Ibnu Khattab Masuk Islam Waktu Rasulullah sedang giat bertablig untuk menyeru kepada agama Islam, di samping tindakan kaum Quraisy yang sangat menentang dakwah Rasulullah, dua orang pahlawan Quraisy masuk Islam : yaitu Hamzah Ibnu Mutthalib dan Umar Ibnu Khatthab. Kedua orang ini terkenal kuat dan cerdas. Kaum Quraisy berkeyakinan bahwa membiarkan Muhammad menyeru agamanya akan memberi kemenangan kepada agama itu. Lebih-lebih agama Islam telah mulai menarik perhatian orang-orang yang terkenal kuat seperti Hamzah dan Umar. Karena kaum Quraisy mulai mengambil langkah baru yang lebih berani untuk memukul Muhammad itu tidak akan membangkitkan amarah Bani Abdul Mutthalib, maka berkali-kali mereka datang kepada Abu Thalib, memohonkan agar dilarangnya Muhammad mencela agama dan menghina dewa-dewa mereka. Mereka mengultimatum Abu Thalib dengan mangatakan, Hai Abu Thalib, kamu adalah seorang tua yang kami muliakan dan kami hargai. Kami telah berkali-kali meminta kepadamu agar kamu melarang anak saudaramu itu, namun kamu tidak juga melarangnya. Akan tetapi ancaman itu tidak ada hasilnya, oleh sebab itu mereka berusaha dengan cara lain yaitu mereka menawari Abu Thalib supaya menerima Imarah Ibnul Wali Ibnul Mugirah untuk diasuh dan dipeliharanya, dan mereka mengambil Muhammad untuk dibunuh. Permintaan ini ditolak oleh Abu Thalib, sambil melecehkan pikiran mereka. Kata Abu Thalib : Alangkah janggalnya tawaranmu itu. Kamu berikan anakmu kepadaku untuk kuasuh dan kuberi makan, sedangkan anakku kuberikan kepadamu untuk kamu bunuh. 3.Memboikot Bani Hasyim Kaum Quraisy bermaksud memusuhi Bani Hasyim mereka mengadakan pertemuan untuk membahas pemboikotan terhadap Bani Hasyim yang menghasilkan kesepakatan bahwa mereka tidak akan mengadakan perkawinan dan tiadak akan berjual beli dengan Bani Hasyim. Pemboikotan terhadap Bani Hasyim ini adalah satu pemboikotan yang amat kejam. Bani Hasyim menderita kesengsaraan, kelaparan dan kemiskinan. Tiga tahun lamanya pemboikotan ini berlangsung. Akan tetapi, penderitaan yang begitu dalam, begitu banyak dialami kaum muslimin karena kekerasan pihak Quraisy padahal mereka masih merasakan betapa beratnya kekerasan dan, kelaparan.

Merasa kesal melihat Rasulullah dan sahabat-sahabatnya dianiaya Hasyim pergi menemui Zuhair bin Abi Umayyah (Banu Makhzum). Ibu Zuhair ini adalah Atika Binti Abdul Mutthalib (Bani Hasyim). Zuhair, kata Hisyam. Kau sudi menikmati makanan, pakaian dan wanita-wanita, padahal, seperti kau ketahui, keluarga ibumu tidak boleh berhubungan dengan orang, berjual beli, tidak boleh saling mengawinkan. Aku bersumpah, bahwa kalau mereka itu keluargaku dari pihak ibu, keluarga Abul-Hakam ibn Hasyim, lalu aku diajak seperti mengajak kau, tentu akan kutolak. Keduanya kemudian sepakat akan sama-sama membatalkan piagam itu, tapi meskipun begitu harus mendapat dukungan juga dari orang lain, dan secara rahasia mereka harus diyakinkan. Pendirian kedua orang itu kemudian disetujui oleh Mutim bin Adi (Naufal, Abdul Bakhtari bin Hisyam, dan Zama bin Aswad (keduanya dari Asad). Dengan tujuh kali mengelilingi Kabah keesokannya paginya Zuhair bin Umayya berseru kepada orang banyak : Hai penduduk Makkah! Kamu sekalian enak-enak makan dan berpakaian padahal Bani Hasyim binasa tidak dapat mengadakan hubungan dagang! Demi Allah saya tidak akan duduk sebelum piagam yang kejam itu dirobek!. Abu jahl begitu mendengar ucapan itu, ia pun berteriak : Bohong! Tidak akan kita robek!. Saat itu juga terdengar suara-suara Zama, Abul-Bakhtari, Mutim, dan Amr ibn Hisyam mendustakan Abu Jahl dan mendukung Zuhair. Abu Jahl segera menyadari bahwa peristiwa ini akan terselesaikan juga malam itu dan orangpun sudah menyetujui. Merasa khawatir, lalu cepat-cepat ia pergi, waktu itu, Mutim bersiap akan merobek piagam tersebut, dilihatnya sudah mulai dimakan rayap, kecuali pada bagia pembukaannya yang berbunyi : Atas nama-Mu ya Allah. Dengan demikian terdapat kesempatan pada Muhammad dan sahabat-sahabat pergi meninggalkan celah bukit yang curam itu dan kembali ke Makkah. Kesempatan berjual beli dengan Quraisy juga terbuka, sekalipun hubungan antara keduanya seperti dulu, masing-masing siap siaga bila permusuhan itu kelak sewaktu-waktu memuncak. Muhammad dan pengikut pengikutnya pun keluar dari lembah bukit-bukit itu. Seruannya dikumandangkan lagi kepad apenduduk Makkah dan kepada kalibah-kalibah yang pada bulan-bulan suci datang berziarah ke Makkah. Meskipun ajakan Muhammad sudah tersiar kepada seluruh kabilah Arab di samping banyaknya mereka yang sudah menjadi pengikutnya, tapi sahabat-sahabat Rasul tidak selamat dari siksaan Quraisy, juga tidak dapat mencegahnya.

C.Pengaruh Wafatnya ABU THALIB dan KHADIJAH Terhadap Gerakan Dakwah Nabi SAW
Abu Thalib dan Khadijah adalah dua orang islam yang berpengaruh terhadap jalannya dakwah islam.Oleh karena itu,peristiwa wafatnya kedua orang itu

menimbulkan tekanan-tekanan berat terhadap kaum Muslimin dan Rasulullah SAW.

1.KisahAbu Thalib dan Khadijah Wafat


Beberapa bulan kemudian sesudah penghapusan piagam itu, secara tiba-tiba sekali dalam satu tahun saja Muhammad mengalami duka cita yang sangat menekan perasaan, yakni kematian Abu Thalib dan Khadijah secara berturut-turut. Waktu itu Abu Thalib sudah berusia delapan puluh tahun lebih. Setelah Quraisy mengetahui ia dalam keadaan sakit yang akan merupakan akhir hayatnya, mereka merasa khawatir apa yang akan terjadi nanti antara mereka dengan Muhammad dan sahabat-sahabatnya. Abu Thalib, seperti kau ketahui, kau adalah dari keluarga kami juga. Keadaan sekarang seperti kau ketahui sendiri, sangat mencemaskan kami. Engkau juga sudah mengetahui keadaan kami dengan kemenankanmu itu. Panggillah dia. Muhammad datang tatkala mereka masih berada di tempat pemannya. Setelah diketahuinya maksud kedatangan mereka, iapun berkata : Sepatah kata saja saya minta, yang akan membuat mereka merajai semua orang Arab dan bukan Arab. Ya, demi bapakmu. Jawab Abu Jahl. Ketika Abu Thalib meninggal hubungan Muhammad dengan pihak Quraisy lebih buruk lagi dari yang sudah-sudah. Sesudah Abu Thalib, disusul pula dengan kematian Khadijah, Khadijah yang menjadi sandaran Muhammad, Khadijah yang telah mencurahkan segala rasa cinta dan kesetiaannya, dengan perasaan yang lemah lembut, dengan hati yang bersih, dan dengan kekuatan iman yang ada padanya. Khadijah, yang dulu menghiburnya bila ia mendapat kesedihan, mendapat tekanan dan yang menghilangkan rasa takut dalam hatinya. Ia adalah bidadari yang penuh kasih saying. Abu Thalib pun meninggal, orang menjadi pelindung dan perisai terhadap segala tindakan musuh. Pengaruh apakah yang begitu sedih, begitu pedih menusuk jiwa Muhammad saw? Dua peristiwa itu akan meninggalkan luka parah dalam jiwa orang yang bagaimanapun kuatnya akan menusukkan racun putus asa ke dalam hatinya. Ia akan dikuasai perasaan sedih dan duka, akan dirundung kepiluan dan akan membuatnya jadi lemah, tidak dapat berpikir lain di laur dua peristiwa yang sangat mengharukan itu, sehingga tahun itu disebut dengan Amul Huzni.

2.Quraiys Semakin Ganas


Ketika seorang pandar Quraisy mencegatnya di tengah jalan lalu menyiramkan tanah ke atas kepalanya. Ia pulang ke rumah dengna tanah yang masih di atas kepala. Fatimah puterinya lalu datang mencucikan tanah yang di kepala itu. Ia membersihkannya sambil

menangis. Juga secercah duka yang menyelinap ke dalam hati adalah rintihan jiwa yang sungguh keras, terasa mencekik leher dan hampir pula menggenangi mata. Muhammad adalah seorang ayah yang sungguh bijaksana dan penuh kash sayang kepada putrid-putrinya. Apakah yang kita lihat ia lakukan terhadap tangisan anak perempuan yang baru saja kehilangan ibunya itu? Menangis hanya karena melapetaka yang menimpa ayahnya? Tidak lebih dari semua itu ia hanya menghadapkan. Hatinya kepada Allah dengan penuh iman akan segala pertolonganNya. Jangan menangis anakku, katanya kepada putrinya yang sedang berlinang air mata itu. Tuhan akan melindungi ayahmu. Kemudian diulangnya : sebelum wafat Abu Thalib orang-orang Quraisy itu tidak seberapa mengganggu saya.

3.Muhammad Pergi ke Thaif


Gangguan orang yang pernah dialami Muhammad seolah dapat meringankan perbuatan buruk yang dilakukan Thaqif, meskipun mereka tetap kaku tidak mau mengikutinya. Keadaan itu sudah diketahui pula oleh Quraisy sehingga gangguan mereka kepada Muhammad makin menjadi-jadi. Kepada kabilah-kabilah Arab pada musim ziarah, ia memperkenalkan diri, mengajak mereka mengenal arti kebenaran. Diberitahukannya kepada mereka, bahwa ia adalah nabi yang diutus, dan dimintanya mereka mempercayainya. Abu Lahab pamannya tidak membiarkannya, bahkan dibuntutinya ke mana ia pergi. Dihasutnya orang agar tidak mau mendengarkan. Muhammad sendiri tidak cukup hanya memperkenalkan diri kepada kabilah-kabilah Arab pada musim ziarah di Makkah saja, bahkan ia mendatangi Banu Kinda ke rumahrumah mereka, mendatangani Banu Kalb, juga ke rumah-rumah mereka. Banu Hanifa dan Banu Amir bin Shashaa tapi tidak seorangpun dari mereka yang mau mendengarkan Banu Hanifa bahkan menolak dengan cara yang buruk sekali. Sedangkan Banu Amir menunjukkan ambisinya, bahwa kalau Muhammad mendapat kemenangan, maka sebagai penggantinya, segala persoalan nanti harus berada di tangan mereka. Tetapi setelah dijawab, bahwa masalah itu berada di tangan Tuhan, merekapun lalu membuang muka dan menolaknya seperti yang lain.

4. Hijrah Nabi Ke Madinah


1. Rencana-rencana jahat kafir Quraisy terhadap diri Nabi Muhammad dan kaum Muslimin diantaranya, 2. Fitnah tentang Nabi Muhammad dituduh juru penerang yang memecah belah masyarakat 3. Abu Jahal sangat memusuhi Nabi Muhammad sehingga dia ingin membunuhnya 4. Kaum Muslimin yang di Makkah dikucilkan oleh masyarakat Makkah selama tiga tahun. Melihat kenyataan seperti itu akhirnya nabi memandang bahwa kota Makkah tidak dapat dijadikan lagi pusat dakwah. Karena itu, Nabi pernah mengunjungi beberapa

negeri seperti Thaif, untuk dijadikan sebagai tempat pusat dakwah, namun ternyata tidak bisa, karena penduduk Thaif juga memusuhi Nabi. Oleh karena itu, Nabi memilih kota Madinah ( Yastrib ) sebagai tempat hijrah kaum Muslimin, dikarenakan beberapa faktor antara lain : 1. Madinah adalah tempat yang paling dekat dengan Makkah 2. Sebelum jadi Nabi, Muhammad telah mempunyai hubungan yang baik dengan penduduk madinah karena kakek nabi, Abdul Mutholib, mempunyai istri orang Madinah 3. Penduduk Madinah sudah dikenal Nabi bahwa mereka memiiki sifat yang lemah lembut 4. Nabi Muhammad SAW mempunyai kerabat di madinah yaitu bani Nadjar 5. Bagi diri Nabi sendiri, hijrah ke Madinah karena perintah Allh SWT. Pada tahun ke-13 sesudah Nabi Muhammad diutus, 73 orang penduduk Madinah berkunjung ke Makkah untuk mengunjungi Nabi dan meminta beliau agar pindah ke Madinah. Dikarenakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan penduduk Madinah mudah menerima ajaran Islam yaitu : 1. Bangsa arab Yastrtib lebih memahami agama-agama ketuhanan Karena mereka sering mendengar tentang Allah, wahyu, kubur, hisab, berbangkit, surga dan neraka. 2. Penduduk Yastrib memerlukan seorang pemimpin yang mampu mempersatukan suku-suku yang saling bermusuhan. Selama dalam perjalanan ke Madinah beliau mengalami banyak gangguan selain diganggu oleh Suraqah yang mengejar beliau sekaligus pembunuh bayaran, beliaupun sempat singgah ke Kubah dan mendirikan masjid yang dikenal dengan Masjid Kuba, dalam Al-Qur'an disebut dengan Masjid Taqwa . Masjid inilah yang pertama kali dibangun oleh Nabi Muhammad SAW. Setelah ada berita bahwa Nabi Muhammad dalam perjalanan menuju kota Madinah maka kaum Muslimin Madinah sudah nenunggu kedatangan beliau dengan penuh kerinduan dan penghormatan. Pada hari Jum'at tahun pertama hijriah bertepatan dengan tanggal 2 Juli 622M, Nabi beserta rombongan Muhajirin lainnya disambut meriah oleh penduduk Madinah sambil melagukan sebuah syair yang terkenal. Pada hari jum'at itu pula Nabi untuk pertama kali mengadakan Shalat Jum'at bersama kaum Muhajirin dan Anshor. Setelah Nabi menetap di Madinah, barulah Nabi mulai mengatur semua untuk kebaikan dan kepentingan penduduk Madinah serta kepentingan umat Islam. Peristiwa hijrah nabi ke Madinah akhirnya dijadikan sebagai awal perhitungan tahun hijriah.

5. Pembentukan komunitas madinah dan Negara madinah


Setalah tiba dan diterima penduduk Yastrib ( Madinah ), Nabi resmi menjadi pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai. Berbeda dengan periode Mekkah, periode Madinah, Islam, merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga

sebagai kepala Negara. Dengan kata lain, dalam diri Nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan duniawi. Kedudukannya sebagai Rasul secara otomatis merupakan sebagai Kepala Negara. Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan Negara baru itu, nabi segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat. Dasar pertama , pembangunan Masjid, selain untuk tempat shalat, juga sebagai sarana penting untuk mempersatukan kaum Muslimin dan mempertalikan jiwa mereka. Masjid pada masa Nabi juga berfungsi sebagai pussat pemerintahan. Dasar kedua , Ukhuwah Islamiah , persaudaraan sesama musllim. Nabi mempersaudarakan golongan Muhajirin dengan Anshor. Ini berarti menciptakan suatu bentuk persaudaraan yang baru yaitu persaudaraan berdasarkan agama, menggantikan persaudaraan beersasarjan darah. Dasar ketiga , hubungan persahabatan sengan pihak-pihak lain yang tidak beragama islam. Meskipun penduduk Madinah terdiri dari Islam, Yahudi, dan Musyrikin. Rasulullah menetapkan keamanan Negeri Madinah adalah tanggung jawab semua golongan. Bila ada musuh dari luar maka secara gotong-royong mengusirnya. Konsep tanggung jawab ini menjadikan Negeri Madinah adalah tempat tinggal yang aman bagi umat Islam, dan golongan lain. Secara garis besar Negeri Madinah yang ditetapkan Rasulullah yaitu : 1. Setiap golongan, kaum atau suku bertanggung jawab bagi harta rampasan atau uang tebusan bagi masing-masing anggotanya. 2. Penduduk Madinah diharapkan kompak dalam menghadapi tindak kriminal, sekalipun untuk keluarga terdekatnya yang merugikan anggota masyarakat lain 3. Orang Yahudi dari berbagai kelompok harus menjaga agamanya sendiri dan mereka dengan kaum muslimin harus saling membantu. Hijrahnya Rasulullah SAW memberikan hikmah yang besar terhadap perkembangan Dakwah Islamiah diantaranya : 1. Kemenangan dakwah Rasulullah dan kaum Muslimin terhadap kaum Quraisy 2. Terbentuknya agama Islam yang beribukota di Madinah dengan nabi Muhammad SAW sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahannya 3. Tersebarnya agama Islam kepelosok penjuru dunia

6. Piagam Madinah
Isi Piagam Madinah antara lain : 1. Kelompok masing-masing berhak menghukum orang yang membuat kerusakan dan memberikan keamanan bagi orang yang patuh 2. Kebebasan beragama terjamin untuk semua kelompok 3. Menjadi suatu kewajiban bagu penduduk madinah muslim dan yahudi untuk salaing membantu dan menolong 4. Saling mengadakan kerja sama dengan mempertahankan Negeri Madinah dari segala serangan 5. Rasulullah menjadi pemimpin tertinggi di negeri Madinah, segala perkara dan perselisihan besar diserahkan kepada beliau untuk memutuskannya.

Anda mungkin juga menyukai