Anda di halaman 1dari 15

G.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pemeriksaan laboratorium darah menunjukkan hitung darah putih yang meninggi (leucocytosis), dengan pergeseran jenis sel darah putih berbalik ke arah kiri. Hitung sel darah putih akan bertambah tinggi lagi bila appendiks sudah pecah atau perforasi. (Kompas, Appendiks, antara maut dan biji jambu klutuk) Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan panggul, rektum, pemeriksaan urin, rontgen abdomen, USG, CT Scan, (nusaindah, tripod.com) Enema barium dengan pemeriksaan sinar x atau sigmoidoskopi untuk usus yang reguler dan dipenuhi jaringan parut. Foto polos abdomen dapat menyatakan adanya pengerasan material pada appendiks (fekalit), ileus terlokalisir. (Doengoes, Asuhan Keperawatan)

H.

PENATALAKSANAAN Appendisitis diatasi dengan operasi pembedahan yang disebut appendektomy. Pembedahan dilakukan dengan segera setelah diagnosa kecuali kalau pasien dehidrasi. Terapi antibiotik diberikan sebelum pembedahan pada pasien dengan melubangi appendiks. (Thompsons, Nursing An Introductionary text) Dapat operasi terbuka (perut terbuka) Dengan alat laparokopi ( perut hanya di sayat kecil pada bawah pusar dan sayatan kecil lainnya pada daerah apendiks). (nusaindah, tripod.com) Cairan oral dan pemberian makanan menahan pembedahan. Pada situasi darurat yang lain, emosi membantu perawat dan keluarga pasien. Obat pencahar tidak menahan bila pasien sakit perut untuk mencegah appendiks yang pecah. Prognosis dari appendisitis yang tidak rumit sangat baik. (Thompsons, Nursing An Introductionary text)

Pembedahan diindikasikan bila diagnosa appendisitis telah ditegakkan. Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan. Analgesik dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan. Appendektomi (pembedahan untuk mengangkat appendiks) dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi. Appendektomi dapat dilakukan dibawah anestesi umum atau spinal dengan insisi abdomen bawah atau dengan laparoskopi, yang merupakan metode terbaru yang sangat efektif. (Brunner & Suddarth, KMB, vol 2) I. ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian Dapatkan riwayat penyakit dengan cermat Observasi adanya manifestadi klinis appendisitis Nyeri abdomen kuadran kanan bawah Demam Abdomen kaku Bising usus menurun atau tidak ada Muntah (umumnya mengikuti awitan nyeri) Konstipasi atau diare dapat terjadi Anoreksia Takikardi, pernafasan cepat dan dangkal Pucat Letargi Peka rangsang Postur bungkuk Observasi adanya tanda-tanda peritonitis Demam Hilangnya nyeri secara tiba-tiba setelah perforasi

Peningkatan nyeri, yang biasanya menyebar dan disertai kaku abdomen. Distensi abdomen progresif Takikardi Pernafasan cepat dan dangkal Pucat Menggigil Peka rangsang Bantu dengan prosedur diagnostik, misal : hitung darah putih, radiografi abdomen. (Wong and Whaleys, Clinical Manual of Pediatrik Nursing) Data Fokus 1. Data subjektif bawah Mual, muntah, anoreksia, demam Post operasi Nyeri daerah operasi Lemas, haus, pusing Pre operasi Nyeri tekan di titik Mc. Burney Ekspresi wajah : kesakitan, pucat, gelisah Suhu tubuh subfebril : 37,5C 38,5C. Bising usus (-) Post operasi Terdapat luka operasi dan dram infus Pre operasi Nyeri epigastrium menjalar ke abdomen kuadran kanan

2. Data objektif

Mukosa mulut kering Bising usus (-)

Diagnosa Keperawatan a. 1. 2. 3. mual, muntah. b. 1. insisi bedah. 2. 3. Resti penyebaran infeksi berhubungan dengan adanya organisme infektif didalam abdomen. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan rusaknya jaringan kulit. Post operasi Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan Pre operasi Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan obstruksi dan peradangan pada appendiks. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan. Cairan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

Perencanaan dan Rasional a. Pre Operasi NO DX KEPERAWATAN 1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan obstruksi dan peradangan pada appendiks. KRITERIA HASIL Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan anak tidak merasa nyeri dengan KH : a. anak tampak rileks b. anak dapat beristirahat Beri posisi yang nyaman (biasanya dengan kaki fleksi) karena hal ini dapat bervariasi antar anak. Untuk mengurangi nyeri. Beri bantal kecil untuk membebat abdomen Menurunkan nyeri, Beri meningkatkan kenyamanan. INTERVENSI Kaji karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, skala, waktu, durasi, kualitas, faktor yang memperberat / memperingan nyeri) Menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi yang tidak nyaman RASIONAL Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan. Perubahan pada karakteristik nyeri menunjukkan terjadinya abses/peritonitis.

analgesia untuk mengurangi nyeri 2. Cairan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah. Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan anak dapat mempertahankan keseimbangan cairan dengan KH : a. kelembaban membran mukosa b. turgor kulit baik c. tanda vital stabil 1. Awasi masukan dan haluaran, catat warna urin/ konsentrasi, berat jenis. Lihat membran mukosa, kaji turgor kulit dan pengisian kapiler. Awasi tekanan darah dan nadi Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi

Menurunkan kekakuan otot.

Tanda yang membantu mengidentifikasi fluktuasi volume intravaskuler. Indikator keadekuatan sirkulasi perifer dan hidrasi seluler.

Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan berat jenis diduga dehidrasi/kebutuhan peningkatan cairan. Indikator kembalinya peristaltik, kesiapan untuk pemasukan per oral.

Menurunkan iritasi Auskultasi bising usus.catat kelancaran fatus, gerakan usus Berikan sejumlah kecil minuman jernih bila pemasukan per oral dimulai, dan dilanjutkan dengan diet sesuai toleransi. Peritonium bereaksi terhadap Berikan perawatan mulut sering dengan perhatian khusus pada perlindungan bibir. Berikan cairan IV dan elektrolit. iritasi/infeksi dengan menghasilkan sejumah besar cairan yang dapat menurunkan volume sirkulasi darah, mengakibatkan hipovolemia.dehidrasi dan dapat terjadi ketidakseimbangan elektrolit. Dehidrasi mengakibatkan bibir dan mulut kering dan pecahpecah. gaster/muntah untuk menimalkan kehilangan cairan.

b. Post Operasi NO DX KEPERAWATAN 1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan insisi bedah. KRITERIA HASIL Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan anak dapat merasakan nyeri hilang dengan kriteria hasil : a. tampak rileks b. Anak dapat tidur dengan tenang fowler Pertahankan istirahat dengan posisi semi Grafitasi melokalisasi eksudat inflamasi dalam abdomen bawah pelfis, menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi terlentang. INTERVENSI Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya (skala 0-10). selidiki dan laporkan perubahan nyeri dengan tepat. RASIONAL Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan. Perubahan pada karakteristik nyeri menunjukkan terjadinya abses/ peritonitis, memerlukan upaya evaluasi medik dan intervensi

Meningkatkan normalisasi fungsi organ, contoh ambulasi. Dorong merangsang peristaltik dan kelancaran flatus. Menurunkan ketidaknyamanan abdomen. Fokus perhatian kembali, meningkatkan relaksasi, dan dapat meningkatkan aktifitas hiburan Menurunkan ketidaknyamanan pada peristaltik usus dini dan irigasi gaster/muntah. awal. Pertahankan puasa/ penghisapan NG pada Menghilangkan nyeri mempermudah kerja sama dengan intervensi terapi lain contoh ambulasi, batuk Berikan kemampuan koping.

Menghilangkan dan mengurangi Berikan analgesik sesuai indikasi. nyeri melalui penghilangan rasa ujung saraf. Catatan jangan lakukan kompres panas karena dapat menyebabkan kongesti 2. Resti penyebaran infeksi berhubungan dengan adanya organisme infektif didalam abdomen. Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan penyebaran infeksi hilang dengan kriteria hasil : a. bebas inflamasi b. drainase purulen Awasi tanda vital,perhatikan demam, menggigil, berkeringat, perubahan mental, meningkatkan nyeri abdomen. Lakukan Memberikan deteksi dini Menurunkan risiko penyebaran bakteri. Berikan kantong es pada abdomen. jaringan . Dugaan adanya infeksi/terjadinya sepsis , abses, peritonitis.

pencucian tangan yang baik dan perawatan luka aseptik. Berikan perawatan luka aseptik. Berikan peralatan paripurna

terjadinya proses infeksi dan atau pengawasan penyembuhan peritonitis yang telah ada sebelumnya. Pengetahuan tentang kemajuan

Lihat insisi dan balutan. Catat karekteristik drainase luka/ drein(bila dimasukkan), adanya eritema.

situasi memberikan dukungan emosi, membantu menurunkan ansietas. Kultur pewarnaan gram dan sensitivitas berguna untuk

Berikan informasi yang tepat, jujur pada anak / orang terdekat.

mengidentifikasikan organisme penyebab dan pilihan terapi.

Ambil contoh Mungkin diberikan secara

drainase bila diindikasikan.

profilaktif atau menurunkan jumlah organisme (pada infeksi yang telah ada sebelumnya) untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhannya pada rongga abdomen.

Berikan antibiotik sesuai indikasi.

Dapat di perlukan untuk mengalirkan isi abses terokalisasi.

Bantu irigasi dan drainase bila diindikasikan.

BAB III PENUTUP KESIMPULAN Appendiks termasuk salah satu dari system saluran pencernaan, dimana tempatnya berada pada usus besar. Appendiks adalah tonjolan seperti cacing dengan panjang sampai 18 cm dan membuka pada caecum pada sekitar 2,5 cm dibawah katup ileosekal. Appendiks memiliki lumen yang sempit. Lapisan submukosanya mengandung banyak jaringan limfe. (John Gibson. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat, edisi 2). Appendisitis adalah keadaan medis yang gawat karena appendiks mengalami peradangan yang disebabkan oleh penyumbatan dan dapat pecah sehingga infeksi menyebar. Kondisi ini dapat diderita oleh pria dan wanita, merupakan keadaan darurat dari operasi yang paling sering. Appendisitis yang tidak diobati dapat berakibat fatal, tetapi operasi merupakan tindakan penyembuhan yang efektif. Juga, penggunaan antibiotik dapat menolong menurunkan jumlah kasus serta tingkat kematian. (Dr. Robert B. Cooper, Disease Penyakit)

Penyebab yang benar dari appendisitis kurang di mengerti, tapi hampir sealu disebabkan oleh obstruksi pada lumen , biasanya oleh fekalit (feses besar). Kadang-kadang lipatan peritoneum menyebabkan appendiks menempel pada caecum, menghasilkan kekakuan secara obstrukitf. Penyebab yang lain adalah hiperplasia kelenjar limfe, stenosis berserat dari awal inflamasi dan tumor. Parasit dan mikroorganisme termasuk agent penyebab yang potensial. Cacing kerawit tidak memperlihatkan untuk bisa menjadi penyebab appendisitis. Kebiasaan diet bisa memainkan peran. Dalam golongan individu dengan penurunan masukan diet, bisa menimbulkan appendisitis yang lebih besar. (Whaley & Wongs, Essential Pediatrik Nursing)

Gejala yang dirasakan biasanya adalah rasa tidak enak disekitar pusar disertai mual, tidak nafsu makan dan kadang-kadang muntah. Penderita bisa mengalami sembelit atau diare. Bila peradangan sudah menembus dinding usus dan mencapai selaput rongga perut disekitarnya, rasa tidak nyaman itu berubah jadi rasa nyeri diperut kanan bawah. Suhu badan pun tinggi. (http://www.republika.co.id). Dengan obstruksi akut pada aliran keluar dari sekresi lendir yang diblokir dan tekanan dibuat dalam lumen, menghasilkan tekanan pada pembuluh darah. Iskemia diikuti dengan ulserasi pada lapisan epitel dan invasi bakteri. Nekrosis menyebabkan perforasi atau ruptur dengan fekal dan kontaminasi bakteri pada lubang peritoneum. Inflamasi menyebar dengan cepat keseluruh abdomen (peritonitis) khususnya anak muda yang tidak dapat untuk melokalisir atau membatasi infeksi. (Whaley & Wongs, Essential Pediatrik Nursing) Appendisitis diatasi dengan operasi pembedahan yang disebut

appendektomy. Pembedahan dilakukan dengan segera setelah diagnosa kecuali kalau pasien dehidrasi. Terapi antibiotik diberikan sebelum pembedahan pada pasien dengan melubangi appendiks. (Thompsons, Nursing An Introductionary text)

Anda mungkin juga menyukai