Anda di halaman 1dari 16

Dosen Pengasuh: Saprudin, SE, M.

Si, Ak
Tugas: Perpajakan II S1-Akuntansi Kelas C, semester IV Fakultas Ekonomi Universitas Lambung mangkurat

Presented By:
1.Yeni Fitria C1C111055 2.Maisyarah C1C111122 3.M. Rezky Akbar C1C111117

Pengertian PPh Pasal 21


PPh atau Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, honor / honorarium, upah, tunjangan dan pembayaran lain yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jasa, jabatan dan kegiatan

Pihak Pemotong PPh Pasal 21


1. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan 2. Bendahara atau pemegang kas pemerintah 3. Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja dan badan-badan lain yang membayar uang pensiun dan tunjangan hari tua atau jaminan hari tua. 4. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan yang membayar :

Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21


a. Pegawai; b. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya;. c. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan d. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaanya dalam suatu kegiatan

Penerima Penghasilan yang tidak dipotong PPh Pasal 21

Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing, dan orangorang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat : Pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Keuangan sepanjang bukan Warga Negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia.

Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah :


a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur; b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya; c. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara sekaligus erupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua atau jaminan hari tua, dan pembayaran lain sejenis; d. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah dibayarkan secara bulanan; e. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee, dan imbalan sejenis dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan; f. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun.

Tidak termasuk penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah


a. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi b. Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh Wajib Pajak atau Pemerintah c. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan d. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah; e. Beasiswa yang diterima atau diperoleh Warga Negara Indonesia dari Wajib Pajak pemberi beasiswa dalam rangka mengikuti pendidikan formal/ nonformal.

penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 yang bersifat final


Penghasilan berupa uang pesangon dan uang tebusan pensiun yang dibayar oleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh MK Penghasilan berupa honorarium, uang siding, uang hadir, uang lembur, imbalan prestasi kerja, dan imbalan lain dengan nama apapun yang diterima oleh pejabat Negara, PNS, anggota RNI/POLRI yang sumber dananya bersal dari keuangan Negara atau keuangan daerah Honorarium atau komisi yang dibayarkan kepada penjaja barang dan petugas dinas luar asuransi. Barang dagangan yang dimaksud dalam hal ini adalah barang dagangan berupa kosmetik, sabun, pasta gigi, buku, dan barangbarang kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

Hak Wajib Pajak


Meminta bukti pemotongan PPh Pasal 21 kepada Pemotong Pajak Mengajukan Surat Keberatan kepada Dirjen Pajak bila PPh 21 yang dipotong tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku Mengajukan permohonan banding kepada Badan Peradilan Pajak

Kewajiban Wajib Pajak


1. Menyerahkan surat pernyataan kepada pemotong pajak yang menyatakan jumlah tanggungan keluarga 2. Menyerahkan bukti pemotongan PPh 21 kepada :
1. Kantor cabang baru, dalam hal pindah tugas 2. Tempat kerja baru, dalam hal pindah kerja 3. Dana pensiun, dalam hal pensiun

3. Menyerahkan SPT Tahunan PPh 21 jika bekerja pada lebih dari 1 Pemberi Kerja

Tarif Pajak Penghasilan Pasah 21 / PPh21


Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif

s.d Rp 50.000.000
Diatas Rp 50.000.000 s.d Rp

5%
15%

250.000.000
Diatas Rp 250.000.000 s.d Rp 500.000.000 25%

Diatas Rp 500.000.000

30%

PTKP
PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) adalah penghasilan yang menjadi batasan tidak kena pajak bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, dengan kata lain apabila penghasilan neto Wajib Pajak Orang Pribadi jumlahnya dibawah PTKP tidak akan terkena Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25/29 dan apabila berstatus sebagai pegawai atau penerima penghasilan sebagai objek PPh Pasal 21, maka penghasilan tersebut tidak akan dilakukan pemotongan PPh Pasal 21.

Besarnya PTKP Untuk Tahun Pajak 2013


1. Rp24.300.000,00 (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) untuk diri Wajib Pajak orang pribadi; Rp2.025.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin; Rp24.300.000,00 (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 TAHUN 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 TAHUN 2008; Rp2.025.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

2.
3.

4.

Penerapan PTKP dalam Perhitungan PPh Pasal 21 Dan PPh Orang Pribadi Tahun 2013
PTKP Untuk Laki-laki Tidak Kawin dan Wanita (kawin/tidak kawin) STATUS Wajib Pajak (Laki-laki tidak kawin & Wanita) TK/0 24.300.000 TK/1 26.325.000 TK/2 28.350.000 TK/3 30.375.000

PTKP Untuk Laki-Laki Kawin Isteri Tidak Bekerja/Tidak Usaha

STATUS
Istri Tdk Kerja/ Tdk Usaha

K/0
26.325.000

K/1
28.350.000

K/2
30.375.000

K/3
32.400.000

PTKP Untuk Laki-Laki Kawin Isteri Bekerja/Usaha STATUS Istri Kerja/Usaha K/I/0 50.625.00 K/I/1 52.650.000 K/I/2 54.675.000 K/I/3 56.700.000

Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Penghasilan Pegawai Tetap yang diterima Bulanan Pegawai tetap dg gajih mingguan Pegawai tetap dg gajih harian Pegawai tetap menerima uang rapel Pegawai tetap yg dipindah tugaskan dalam thun berjalan Pegawai tetap yg baru mulai bekerja pada thun berjalan Pegawai tetap yg berhenti bekerja pada tahun berjalan Penghasilan Neto Bagi Penerima Pensiun Berkala Yang Dipotong PPh Pasal 21 9. Apabila Bukan Pegawai Yang Menerima Imbalan Bersifat Berkesinambungan maka Besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP) 10. Jumlah/Besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP) Bagi Pegawai Tidak Tetap Dalam Perhitungan PPh Pasal 21

Anda mungkin juga menyukai