Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SKILL LAB ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN PENYEBAB DAN PENCEGAHAN SAKIT GIGI

Disusun oleh: Ita Kurniawati 111610101092

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2012/2013

KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala bimbingan dan petunjukNya, serta berkat rahmat, nikmat, dan karuniaNya sehingga kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah Penyuluhan yang berjudul Penyebab dan Pencegahan Sakit Gigi. Makalah yang saya buat ini untuk melengkapi tugas Skill Lab Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembing yang telah memberi saya kesempatan untuk lebih mendalami materi dengan pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini mengandung banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun sistematika. Oleh karena itu, kami mohon maaf jika ada kesalahan karena kami masih dalam proses pembelajaran. Kami juga berharap makalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat untuk pendalaman mata kuliah ini.

Jember,Oktober 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu hal yang penting dalam menjaga keseimbangan fungsi tubuh. Banyaknya penyakit gigi dan mulut disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan mulut dan gigi pada anakanak dan orang dewasa. Untuk mengatasi hal tersebut maka diadakan penyuluhan yang mengenai kebersihan gigi dan mulut pada anak dan orang dewasa. Terutama pada anak sekolah dasar perlu usaha penyuluhan secara rutin tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut, oleh karena itu pentingnya melakukan penyuluhan cara sikat gigi yang baik dan benar serta melakukan kontrol rutin ke dokter gigi. Penyuluhan bertujuan untuk memberikan informasi kepada anak anak mengenai pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut. Penyuluhan merupakan sebagai jembatan bimbingan dalam mencegah atau membatasi kelainan pada gigi. Selain itu penyuluhan juga merupakan penyampaian tujuan yang jelas dan suatu tujuan aktivitas. Denga cara penyuluhan kita dapat dapat menjelaskan

pengertian atas kebersihannya sendiri, bila memang ingin memperoleh perubahan sikap maka diperlukan pendekatan dan metode gabungan komunikasi. Penyakit gigi dan mulut sangat mempengaruhi derajat kesehatan, proses tumbuh kembang, bahkan masa depan anak. Anak-anak menjadi rawan kekurangan gizi karena rasa sakit pada gigi dan mulut menurunkan seleran makan mereka.kemampuan belajar anak pun akan menurun sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar (Zatnika, 2009). Tingginya angka karies gigi dan rendahnya status kebersihan mulut merupakan permasalahn kesehatan gigi dan mulut yang sering dijumpai pada kelompok usia anak. Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Namun sebagian besar orang masih mengabaikan kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan (Pratiwi, 2007) Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan gigikarena banyak penyakit umum. Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan

Dokter Gigi Indonesia (PDGI), drg H Emmyr F Moeis, MARS mengatakan, kondisi gigi dan mulut bisamengungkapkan gejala-gejala awal penyakit berbahaya bahkan sampai memprediksi kelahiran prematur. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana penyebab sakit gigi pada anak maupun remaja? 2. Bagaimana cara pencegahan sakit gigi pada anak maupun remaja? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui penyebab sakit gigi pada anak maupun remaja 2. Mengetahui cara pencegahan sakit gigi pada anak maupun remaja.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Penyebab dari sakit gigi Sakit gigi adalah rasa nyeri maupun ngilu pada gigi. Sakit ini hampir pernah dialami oleh manusia. Jika sudah sakit gigi maka apapun tidak dapat dinikmati, bahkan dapat meningkatkan emosional manusia akibat sakit yang amat sangat pada gigi. Sakit gigi dapat disebbkan oleh berbagai masalah pada gigi dan rahang, seperti karies gigi, gingivitis, atau penyakit rahang, dan masih banyak lagi. Dibawah ini akan dijelaskan penyebab dari sakit gigi: a. Karies Gigi Karies adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan cementum yang disebabkan oleh aktivitas jazad renik terhadap suatu jenis karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya (Kidd & Bechal, 1992). Karies merupakan proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara (produk-produk) seperti: mikroorganisme, ludah, bagianbagian yang berasal dari makanan dan email (Houwink & Winchel, 2000). Menurut Edwina A. M. Kidd, karies gigi adalah suatu proses yang mungkin terjadi pada setiap permukaan gigi dalam rongga mulut di mana plak gigi dibiarkan berkembang selama periode waktu tertentu. Menurut Sturdevant, Karies gigi merupakan suatu penyakit infeksi mikrobiologi pada gigi yang menyebabkan perubahan secara lokal dan kerusakan jaringan keras gigi. Adanya kavitas / lubang pada gigi merupakan tanda adanya infeksi bakteri.

Etiologi Karies Ada empat hal utama yang berpengaruh pada karies, yaitu: (Alpers,2006) a. Inang / Host Umumnya, karies dimulai pada enamel tetapi juga bisa dimulai pada dentin atau sementum. Saliva memainkan beberapa peran penting dalam proses karies. Dalam menghilangkan substrat dan pH plak-asam, air liur membantu untuk memperlambat proses karies dan remineralisasi kritis. b. Plak Gigi Plak mengandung bakteri penghasil asam yang baik dan dapat bertahan hidup pada pH rendah. Streptokokus Mutans diyakini sebagai bakteri yang paling penting dalam inisiasi dan perkembangan karies gigi. Dalam proses caries, setelah pH dalam plak turun di bawah tingkat kritis, asam yang dihasilkan mulai mendemineralisasi enamel. Ini akan berlangsung selama 20 menit atau lebih lama tergantung pada ketersediaan substrat. c. Substrat Bakteri menggunakan karbohidrat untuk energi difermentasi dan titik akhir dari jalur glikolisis dalam metabolisme bakteri adalah asam. Sukrosa merupakan karbohidrat yang paling sering terlibat difermentasi tetapi penting untuk diingat bahwa bakteri dapat menggunakan semua karbohidrat difermentasi.25 Karbohidrat kompleks seperti pati relatif tidak berbahaya karena mereka tidak sepenuhnya dicerna di mulut, tetapi karbohidrat berat molekul rendah (gula) mudah berdifusi ke dalam plak dan dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri. Dengan demikian, banyak makanan yang mengandung gula dan minuman menyebabkan penurunan

pH plak yang cepat ke tingkat yang dapat menyebabkan demineralisasi enamel gigi. d. Waktu Ketika situasi asam terjadi berulang-ulang dapat menyebabkan runtuhnya kristal enamel yang cukup untuk menghasilkan suatu rongga yang terlihat. Kavitasi ini akan menghancurkan gigi dalam hitungan bulan sampai tahun, bukan dalam hitungan hari atau minggu. Oleh karena itu, sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini.

Gambar 2.7 : Keterkaitan hubungan empat faktor

penyebab karies. Sumber : Higham S. Caries process and prevention strategies: the agent. Continuing Recognition

Education Program; 2010.

Faktor penyebab karies lainnya, yaitu : (Gilang,2010) a. Umur Sepanjang hidup dikenal 3 phase umur dilihat dari sudut pagi geligi. 1) Periode gigi campuran, disini Molar 1 paling sering terkena karies. 2) Periode puberitas ( remaja ) umur antara 14 s/d 20 tahun. Pada masa puberitas terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan gusi, sehingga kebersihan mulut menjadi kurang terjaga. Hal inilah yang menyebabkan presentasi karies lebih tinggi. 3) Umur antara 40 50 tahun. Pada umur ini sudah terjadi retraksi atau menurunyya gusi dan papila sehingga, sisa sisa makanan sering lebih sukar dibersihkan. Penelitian epidemiologis menunjukan terjadi peningkatan prevalensi karies sejalan dengan bertambahnya umur. Gigi yang paling akhir erupsi lebih rentan terhadap

karies. Kerentanannya ini meningkat karena sulitnya membersihkan gigi yang sedang erupsi sampai gigi tersebut mencapai dataran oklusal dan beroklusi dengan gigi antagonisnya. Anak anak mempunyai resiko karies yang paling tinggi ketika gigi mereka baru erupsi sedangkan orang tua lebih beresiko terhadap terjadinya karies 23 b. Jenis kelamin Jenis kelamin merupakan salah satu faktor dalam proses terjadinya karies, prevalensi karies gigi tetap wanita lebih tinggi dibandingkan pria. Demikian juga dengan anak-anak, prevalensi karies gigi sulung anak perempuan sedikit lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki. Hal ini disebabkan antara lain karena erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibanding anak laki-laki sehingga gigi anak perempuan berada lebih lama dalam mulut. sehingga gigi anak perempuan akan lebih lama berhubungan dengan faktor risiko terjadinya.23 c. Makanan Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut, pengaruh ini dapat dibagi menjadi 2 : 1) Isi makanan yang menghasilkan energi, misalnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin serta mineral. Unsur tersebut di atas berpengaruh pada masa pra-erupsi serta pasca erupsi gigi-geligi. 2) Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan. Makanan yang bersifat membersihkan ini adalah apel, jambu air, bengkuang dan lain sebagainya. Sebaliknya makanan yang lunak dan melekat pada gigi dapat merusak gigi seperti bonbon, cokelat, biskuit dan lain sebagainya. d. Vitamin Vitamin berpengaruh pada proses terjadinya karies gigi, terutama pada periode pembentukan gigi. e. Unsur kimia Unsur kimia juga mempunyai pengaruh terhadap terjadinya karies gigi. Unsur kimia yang paling berpengaruh persentase terjadinya karies gigi adalah Fluor.

Epidemiologi Karies Penyakit gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia, karena termasuk rangking 10 penyakit terbanyak, yaitu tetap berkisar antara peringkat 2-3. Dari 5 jenis penyakit gigi dan mulut yang terdapat pada masyarakat yang berobat di puskesmas pada akhir pelita V dapat diketahui bahwa penyakit karies gigi menduduki peringkat teratas

(16,38%), disusul kelainan pulpa (29,30%), kelainan gusi dan periodontal (31,66%), kelainan dentofasial dan maloklusi (11,51%), serta monilis dan stomatitis (11,15%).

(Martariwansyah,2007)

b. Karang Gigi Karang gigi yang disebut juga kalkulus atau tartar adalah lapisan kerak berwarna kuning yang menempel pada gigi dan terasa kasar, yang dapat menyebabkan masalah pada gigi.(Warta Mikael,2008)

Patogenesis Kalkulus terbentuk dari dental plak yang mengeras pada gigi dan menetap dalam waktu yang lama. Dental plak merupakan tempat ideal bagi mikroorganisme mulut, karena terlindung dari pembersihan alami oleh lidah maupun saliva. Akumulasi plak juga dapat menyebabkan iritasi dan inflamasi gusi yang gingivitis. Jika akumulasi plak terlalu berat, maka dapat menyebabkan periodontis. Maka plak, sering disebut juga sebagai penyebab primer penyakit periodontis. Sementara, kalkulus pada gigi membuat dental plak melekat pada gigi atau gusi yang sulit dilepaskan hingga dapat memicu pertumbuhan plak selanjutnya. Karena itu kalkulus disebut juga sebagai penyebab sekunder periodontis. (Warta Mikael,2008)

Kalkulus dapat terbentuk di atas gusi atau supragingival, atau pada sulcus, yaitu saluran antara gusi dan gigi. Ketika terjadi plak supragingival, maka bakteri yang terkandung di dalamnya hampir semuanya merupakan bakteri aerobik, atau bakteri yang dapat hidup di lingkungan penuh oksigen. Plak subgingival, terutama terdiri dari bakteri anaerobik, yaitu bakteri yang tidak dapat hidup pada lingkungan yang mengandung oksigen. Bakteri anaerobik inilah yang berbahaya bagi gusi dan jaringana yang menempel pada gigi, yang menimbulkan periodontis. Pada umumnya, orang yang mengalami periodontis memiliki deposit kalkulus subgingival. (Warta Mikael,2008)

Untuk menghilangkan dental plak dan kalkulus perlu dilakukan scaling atau root planing, yang merupakan terapi periodontal konvensional atau non-surgikal. Terapi ini selain mencegah inflamsi juga membantu periodontium bebas dari

penyakit. Prosedur scaling menghilangkan plak, kalkulus, dan noda dari permukaan

gigi maupun akarnya. Prosedur lain adalah root planing, terapi khusus yang menghilangkan cementum dan permukaan dentin yang ditumbuhi kalkulus, mikroorganisme, serta racun-racunnya. Scalling dan root planing digolongkan

sebagai deep cleaning, dan dilakukan dengan peralatan khusus seperti alat ultrasonik, seperti periodontal scaler dan kuret. (Warta Mikael,2008)

c. Gingivitis Gingivitis adalah peradangan pada gingiva yang disebabkan bakteri dengantanda-tanda klinis perubahan warna lebih merah dari normal, gingiva bengkak danberdarah pada tekanan ringan. Penderita biasanya tidak merasa sakit pada gingiva.Gingivitis bersifat reversible yaitu jaringan gingiva dapat kembali normal apabila dilakukan pembersihan plak dengan sikat gigi secara teratur.

Periodontitis menunjukkan peradangan sudah sampai ke jaringan pendukung gigi yang lebih dalam. Penyakit ini bersifat progresif dan irreversible dan biasanya dijumpai antara usia 30-40 tahun. Apabila tidak dirawat dapat menyebabkan kehilangan gigi, ini menunjukkan kegagalan dalam mempertahankan keberadaan gigi di rongga mulut sampai seumur hidup yang merupakan tujuan dari pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut (Nield, 2003).

Bentuk anatomis gigi permukaannya tidak rata / berbonjol-bonjol, sehingga memudahakan berbagai jenis makanan menempel atau melekat erat pada permukaannya yang lambat laun akan menjadi plak yang lama kelamaan akan mengeras sehigga timbul yang dinamakan kalkulus atau karang gigi. Plak ini mengiritasi gusi sehingga timbulah apa yang disebut gingivitis. Menurut Be Kien Nio (1987), gingivitis merupakan tahap awal dari penyakit periodontal, gingivitis biasanya disertai dengan tanda-tanda sebagai berikut : 1. Gingiva biasanya berwarna merah muda menjadi merah tua sampai ungu karena adanya vasodilatasi pembuluh darah sehingga terjadi suplay darah berlebihan pada jaringan yang meradang. 2. Bila menggosok gigi biasanya pada bulu sikat ada noda darah oleh karena adanya perdarahan pada gingiva di sekitar gigi. 3. Terjadinya perubahan bentuk gingiva karena adanya pembengkakan. 4. Timbulnya bau nafas yang tidak enak. 5. Pada peradangan gingiva yang lebih parah tampak adanya nanah di sekitar gigi dan gingival.

Penyebab gingivitis Kelainan yang terjadi dalam rongga mulut disebabkan oleh ketidakseimbangan faktorfaktor yaitu : host, agent, environment, psikoneuroimunologi. Penyebab gingivitis sangat bervariasi, mikroorganisme dan produknya berperan sebagai pencetus awal gingivitis. Gingivitis sering dijumpai karena akumulasi plak supra gingiva dan tepi gingiva, terdapat hubungan bermakna skor plak dan skor gingivitis (Musaikan, 2003, Nurmala, 2010). Lapisan plak pada gingiva menyebabkan gingivitis atau radang gingiva, umur plak menentukan macam kuman dalam plak, sedangkan macam kuman dalam plak menentukan

penyakit yang ditimbulkan oleh plak. Plak tua adalah plak yang umurnya tujuh hari mengandung kuman coccus, filament, spiril dan spirochaeta. Plak tua ini menyebabkan gingivitis (Be, 1987, anonim, 2010). Pencegahan gingivitis Menurut Depkes RI. (2002), untuk mencegah terjadinya gingivitis, kita harus berusaha agar bakteri dan plak pada permukaan gigi tidak diberi kesempatan untuk bertambah dan harus dihilangkan, sebenarnya setiap orang mampu, tetapi untuk melakukannya secara teratur dan berkesinambungan diperlukan kedisiplinan pribadi masing-masing. Caranya : 1. Menjaga kebersihan mulut, yaitu : sikatlah gigi secara teratur setiap sesudah makan dan sebelum tidur. 2. Mengatur pola makan dan menghindari makan yang merusak gigi, yaitu makanan yang banyak gula. 3. Periksalah gigi secara teratur ke dokter gigi, Puskesmas setiap enam bulan sekali.

2.2 Pencegahan Merawat gigi perlu sedini mungkin. Menjaga kesehtan gigi tidak hanya harus dilakukan secara rutin, tetapi juga benar dan tepat agar efektifitasnya dapat mencapai hasil yang maksimal. Untuk menjaga agar gigi tetap sehat perlu dilakukan perawatn gigi yang meliputi: (Suhardjo,2003) 1. Sikat gigi Menyikat gigi dengan baik dan teratur. Ada 3 faktor yang harus diperhatikan: a. Pemilihan sikat gigi b. Cara sikat gigi c. Frekuensi sikat gigi 2. Kumur-kumur Antiseptik 3. Dental floss atau benang gigi Akhir-akhir ini cara ini mulai banyak diperkenalkan, dan cukup ampuh untuk membersihakan sela-sela gigi. Tapi teknik harus dimengerti dengan tepat karena jika tidak, tujuan yang seharusnya mencegah penyakit periodontal, yang terjadi malah melukai gusi dan membuat radang.

4. Pembersih lidah 5. Control rutin ke dokter gigi 6. Pola makan

BAB III PENUTUP Sakit gigi dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit diantaranya: 1. Dikarenakan menumpuknya karang gigi 2. Terdapat karies 3. Terdapat gingivitis Diatas ini merupakan salah satu penyebab dari sakit gigi, faktor utama dalam pembentukan penyakit diatas adalah plak. Oleh karena itu lakukan lah kontrol plak secara rutin, menyikat gigi secara benar, mencegah makan makanan yang memicu tumbuhnya penyakit, dan mengubah pola mengunyah dengan melakukan pengunyahan 2 sisi agar kalkulus atau karang gigi tidak menumpuk di salah satu sisi saja.

BAB IV DAFTAR PUSTAKA


http://id.scribd.com/doc/58556212/MAKALAH-penyakit-gigi http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-235-1187112885-s2%20tesis.pdf http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-395-758510795bab%20ii.docx%20new%20prop.pdf http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/205312003/bab2.pdf http://www.unmas.ac.id/PDF/Vol8No1_Gabungan.pdf

Anda mungkin juga menyukai