Anda di halaman 1dari 62

1

FARMAKO
Kelompok 3

Anggota

Tri Sulistyo Ratna Dewi Amelia Laksmi Pratita Rabitha Rahmaniar Ika Ayu Dewi Satiti Cesro Maulana Sangka Mirzaulin Leonaviri Yunita Fadhila Sandy Masrida Fatmawati Istatin Nafiah Alfi Syahreza Oktavian Utari Prasetyoningrum Lusiana Ayu Lestari

07020100 08020014 08020022 08020031 08020033 08020058 08020068 08020076 08020082 08020091 08020124 08020128

Kasus 1
3

Seorang wanita 25 tahun datang ke poliklinik karena jalan sering nabrak nabrak. Penderita mempunyai riwayat sering menggunakan obat tetes mata Cendo Xytrol untuk mengatasi iritasi mata karena debu. Mata tidak merah tapi TIO nya meningkat. Dokter memeriksa penderita dan memberikan tetes mata atropin sebelum melakukan pemeriksaan funduskopi.

1.

Apa tujuan penggunaan tetes mata atropin pada kasus tersebut?bagaimana mekanisme kerja obat tersebut dan apa saja efek samping yang bisa dialami penderita tersebut?

ATROPIN Tujuan Mekanisme kerja Untuk dilatasi pupil sebelum pemeriksaan mata Midriatikum Menghambat neurotransmiter pd rec. M.constrictor pupillae yang berfungsi sbg miosis pada pupilpupli midriasis Sikloplegik Menghambat neurotransmitter pd rec. M.sfingter iris imobilisasi iris Menghambat neurotransmitter pd rec. M.ciliaris lensaparalisis mekanisme akomodasi

2.

Dari hasil pemeriksaan penderita didiagnosa mengalami glaukoma. Adakah hubungan penyakit yang dialami penderita dengan riwayat sering menggunakan tetes mata Cendo Xytrol ?

Ada Cendo xytrol yang mengandung steroid.steroid diduga meningkatan resistensi /menyebabkan obstruksi aliran keluar humor aqueous dengan cara :

peningkatan akumulasi glikosaminoglikan peningkatan aktivitas respons protein trabecular-meshwork inducible glucocorticoid (TIGR)

3. Jelaskan site of action golongan obat-obat yang digunakan pada glaukoma sesuai dengan patofisiologinya!
6

This photo album contains sample pages to get you started.


8

To add your own pages, click the Home tab, then click the New Slide gallery.

Choose a layout
then click the placeholders to add your own pictures and captions.

Anhidrase carbonic inhibitor


10

Parasimpatomimetik

-blocker

AchE Agent

4. Sebutkan masing-masing golongan obat dan uraikan mekanisme kerja masing2 golongan obat, indikasi, kontraindikasi serta efek sampingnya! (buat dalam bentuk 11 tabel)

12

GOLONGAN OBAT

MEKANISME KERJA

INDIKASI

KONTRA NDIKASI

EFEK SAMPING

- agonis (apraclonidin)

Mengurangi pembentukan cairan bola mata (aktivasi reseptor 2 badan silier)

Topikal pada mata (glaukoma)

Kekeringan pd mata, hipotensi, sedasi

- antagonis (timolol maleat)

Mengurangi produksi cairan bola mata oleh badan siliaris (Blok reseptor 1 di badan

Glaukoma sudut terbuka

Asma, PPOK, bradiaritmia

Efek pada paru dan jantung

13

Carbonic anhydrase inhibitor (Azetazolamid)

Blok carbonic anhydrase inhibitor dan menurunkan pembentukan bicarbonat

glaukoma pemakaian sistemik

Penurunan kadar Natrium dan atau Kalium dalam serum darah, penyakit ginjal atau hati gangguan kelenjar suprarenal, asidosis hiperkloremia, sirosis.

Parestesia, kehilangan nafsu makan, deafness, perubahan pengecapan, gangguan saluran cerna, poliuria, ngantuk, konfusi, asidosis, miopia bersifat sementara. urtikaria, haematuria, glikosuria, insufisiensi hati, paralisis flaksid, fotosensitifitas , kejang.

Golongan obat

Mekanisme kerja

indikasi

Kontra indikasi

Efek samping obat kabur penglihatan pd pasien katarak Iritasi lokal Kaku akomodasi Bradikardia Aritmia Sakit kepala Mual, muntah Hipotensi

14

Obat miotik (pilokarpin, carbachol, phospoline iodide)

Mempercepat Glaukoma keluarnya aquos dari mata dgn kontraksi otot matamenari k kanal saluran

Neurovascul ar glukoma Afakia Uveitis

5. Dokter memberikan obat, salah satunya timolol tetes mata. Efek apa yang diharapkan dokter dengan memberikan timolol tetes mata pada kasus tersebut?

Diberikan timolol tujuan untuk mengurangi produksi humor aquous. Efek samping Sensasi terbakar, nyeri, gatal, merah, mata kering, reaksi alergi pada kelopak, radang kornea, pandangan ganda.

6. Jelaskan dan peragakan cara dokter mengkomunikasikan penggunaan tetes mata pada pasien?

17

Untuk mencegah kontiminasi, jangan dibiarkan ujung wadah tetes mata bersinggungan dengan permukaan/bagian mata dan selalu dijaga tutup tetes mata selalu rapat !penting!!

1.

2.

3.

4.

Terlebih dahulu cuci tangan anda dengan sabun Miringkan kepala kebelakang dan jari telunjuk tarik kelopak mata bawah dari mata hingga membentuk lekukan Teteskan obat mata ke dalam lekukan mata dan pelan-pelan tutup Jangan kedip-kedipkan mata dan biarkan tertutup selama 1-2 menit.

7. Perlukah obat antiinflamasi untuk kasus tersebut? Jelaskan!


19

Perlu tetapi dalam bentuk non steroid (NSAID) karena jika menggunakan steroid dikhawatirkan kondisi mata akan semakin parah. Steroid dapat menyebabkan terjadinya glaukoma sudut terbuka dengan menurunkan drainase humor aqueous merusak trabekular meshwork

20

8. Sebutkan jenis-jenis antiinflamasi untuk mata berdasarkan potensinya dan jelaskan mekanisme kerja, indikasi, kontraindikasi, serta efek sampingnya! (buat dalam bentuk tabel)

OBAT ANTIINFLAMASI

21

Glukokortikoid
Mekanisme kerja Betametason Betamethason valerat merupakan suatu kortikosteroid topikal yang mempunyai sifat anti inflamasi, anti pruritik dan vasokonstriktif Indikasi Alergi yang membutuhkan ter api dengan kortikosteroid. Untuk meringankan inflamasi dari dermatosis yang responsif terhadap kortikosteroid. kontraindikasi Penderita yang sensitif terhadap betametason dan sulfit. Penderita yang mendapat terapi penghambat monoamin oksidase (MAO). Infeksi fungi sistemik. Penderita yang sedang diimunisasi. Tukak lambung. Efek samping Mengganggu keseimbangan cairan dan elektrolit, supresi dari HPAaksis, glaukoma, gangguan psikis, miopathy, kehilangan massa otot. Menyebabkan katarak subkapsular posterior khususnya pada anak-anak, eksoftalmus dan bertambahnya tekanan intraokular sehingga terjadi glaukoma, kadangkadang merusak saraf mata.

22

Dexamethas on

Aktivitas antiinflamasi Deksametason dengan jalan menekan atau mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi dan menghambat akumulasi sel yang mengalami inflamasi, termasuk makrofag dan leukosit pada tempat inflamasi.

Konjungtivitis alergika, keratitis, tukak korneal marginal alergik, herpes zoster ophthalmikus, iritis dan iridosiklitis, khorioretinitis, inflamasi segmen anterior, uveitis posterior difusa dan khoroiditis, neuritis optik dan ophthalmia simpatetik

Sensitivitas terhadap deksametason atau komponen lainnya

Katarak subkapsular posterior, peningkatan tekanan intraokular, glaukoma, eksophtalmus

23

Mekanisme kerja Hydrocortison acetat

indikasi Untuk mengurangi gejala inflamasi dan manifestasi pruritik pada dermatosis yang bersifat responsif terhadap kortikosteroid

kontraindikasi pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap tiap komponen obat

Efek samping Rasa terbakar, gatal, iritasi, kulit kering, folikulitis, infeksi sekunder

Prednisolon

Methylprednisolone bekerja dengan menduduki reseptor spesifik dalam sitoplasma sel yang responsif.

herpes zoster opthalmicus, keratitis, neuritis optik, iritis, konjungtivitis alergi.

Mata merah yang belum diketahui diagnosisnya,glauc oma

Infeksi mata sekunder,penyembu han kornea yg kurang sempurna (akibat penipisan kornea),kerusakan saraf penglihatan,katarak, glaucoma

24

NSAID untuk mata


Mekanisme kerja Olopatadine, Antazoline, Azelastine, Epinastine, Levocabastine Antagonis R/ H1 indikasi kontraindika si Efek samping

Seasonal Allergic Conjunctiviti s

Na-Nedokromil, Na kromoglikat, Lodoxamide


25

Mast cell Allergic stabilizer / conjunctivitis Ca channelbloke r?

OBAT ANTIINFLAMASI NONSTEROID (OAINS)

26

NSAID

Olopatadine

lodoxamide

KETOTIFEN

Mekanisme

Antagonis reseptor H1
Konjungtivitis alergika

Pensatabil sel mast

Aktivasi antihistamin dan penstabilan sel mast


Vernal keratokonjungtivitis

indikasi

Keratokonjungtivitis alergi atau atopik, keratokonjungtivitis vernal, konjungtivitis (radang selaput ikat mata) papiler besar, keratitis vernal.

Kontra indikasi Efek samping Sakit kepala, asthenia (lemah), pandangan kabur, rasa terbakar, sindrom cold, mata kering, sensai beda pada tubuh, hiperemia (kelebihan darah di satu bagian tubuh), hipersensitif, keratitis, edema,

Lensa kontak (soft lenses) Rasa terbakar, tersengat, gatalgatal atau ganggguan penglihatan Vertigo,tinitus,lelah,inkoordinasi ,penglihatan kabur,diplopia,euforia,gelisah,in somnia,dan tremor

27

28

KASUS 2

Kasus 2

An R, 5 th, BB 20 kg, dibawa ibunya ke dokter dengan keluhan keluar cairan kuning dari telinga kanan. Diawali batuk, pilek sejak 5 hari yang lalu. Tiga hari yang lalu sudah dibawa ke puskesmas dan diberi obat tapi tidak berkurang. Kemaren malam Rio panas tinggi dan sangat rewel dan siang nya keluar cairan warna kuning, lengket, molor dan berbau amis dari telinga kanan.

1. Jelaskan Patofisiologi Kasus di atas


Gangguan tuba Tekanan (-) Telinga tengah Sembuh Etio : Perubahan barometrik tiba tiba Alergi Infeksi Sumbatan karena sekret, tampon, atau tumor Efusi F. Tuba terganggu tanpa infeksi

OME

F. Tuba terganggu dengan infeksi

OMA

Sembuh

OMSK

OME

OMA

5 Stadium

Stadium Oklusi

Stadium Hiperemis

Stadium Supurasi Stadium Perforasi

Stadium Resolusi

2. Uraikan Tujuan Terapi Kasus Tersebut


Pengobatan OMA tergantung dari satdium penyakitnya. Stadium oklusi


Membuka

kembali tuba eustachius sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang. terhadap sumber infeksi

Stadium presupurasi
Pengobatan

Stadium supurasi
Pemberian

AB + miringotomi bila membran timpani masih utuh Gx klinis << + cegah ruptur

Stadium perforasi
Drainase

cairan/ otorrhea yg keluar


AB

Stadium resolusi
Pemberian

3. Adanya cairan warna kuning, lengket, molor, dan berbau amis dari telinga kanan menunjukkan adanya infeksi, jelaskan antiinfeksi apa saja yang bisa diberikan pada pasien tersebut! Kenapa?

Antibiotik yang di anjurkan :

Ampisilin dosis 50-100 mg/kgBB per hari di bagi dalam 4 dosis, atau Amoksisilin 40 mg/kgBB per hari di bagi dalam 3 dosis, diberikan minimal selama 7hari Namun bila pasien alergi terhadap penisilin, maka diberikan Eritromisin 40 mg/kgBB per hari

4. Jelaskan rute administrasi obat antiinfeksi manakah yang paling tepat ?

Antibiotok golongan penisilin yang memberikan efek bakterisid terhadap mikroba Gram-positif (Streptococcus hemolitikus, Stafilococcus aureus, dan Pneumococcus), dengan mekanisme sebagai berikut :
1.

2.

3.

Obat bergabung dengan penicillin-binding protein (PBPs) pada kuman Terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman karena proses transpeptidasi antar rantai peptidoglikan terganggu Kemudian terjadi aktivasi enzim proteolitik pada dinding sel

5. Jika anda sebagai dokter memberikan obat tetes telinga, coba jelaskan pada ibu penderita cara penggunaannya !

1.

Wash your hands thoroughly with soap and water.

2.

3.

4.

Gently clean any discharge which may be present on the outer part of the ear- Do this only at the outer external part. Warm the bottle of ear drops by holding in the palm of your hand for a few minutes. Shake the bottle well for 10 seconds to thoroughly mix and disperse the medication of ear drops.

4.

Position:The patient should preferably be lying down for optimal ear drop instilation and another person can help instill the ear drops.Draw the medication into the dropper, or hold the droppertop bottle with the dropper tip down.Tilt the affected ear up or lie on your side.
Pull the ear backward and upward (or if giving to a child younger than 3 years of age, pull backward and downward) to open the ear canal.

5.

6.

Instill the recommended number of drops in to the ear. Do not let the dropper/ bottle tip touch the fingers or the ear.

7.

Gently press on the small skin flap [ called tragus]over the ear to help the drops to run into the ear canal.

8.

9.

10.

11.

Replace and tighten the cap or dropper of the ear drops bottle as soon as you have finished instillation and keep out of reach of children. Keep your ear tilted up in the same position of instillation of ear drops for around 5 minutes or insert a soft cotton plug in the outer part of the ear Repeat the steps if ear drops have been recommended for the other ear. Wash your hands to remove any medication.

6. Beberapa obat ada yang dikatakan bersifat ototoksik.


a.

b.

c.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan ototoksik dan berikan contohnya. Uraikan bagaimana mekanisme obat-obat tersebut sehingga bersifat ototoksik ! Dalam aplikasinya di klinik, apa saja yang harus diperhatikan ketika memberikan obat yang bersifat ototoksik ?

a.

Ototoksik : menyebabkan kerusakan pada saraf vestibulokoklea atau organ pendengaran dan keseimbangan (N. VIII). Ototoksitas adalah suatu keadaan dimana terjadi kerusakan pada koklea ataupun apparatus vestibularis yang diakibatkan oleh paparan dari bahan kimia termasuk obatobatan.

Contoh obat yang ototoksik:


- golongan analgetik-antipiretik: salisilat, quinine - golongan Antimikroba: AM pada umumnya bersifat toksik-selektif. Yang mungkin dianggap tidak toksik golongan penisilin. - golongan Aminoglikosida: Streptomisin, Gentamisin, Neomisin, Kanamisin, Amikasin, Tobramisin, Kapreomisin.

- golongan Glycopeptida : vancomisin - golongan Makrolid: eritomisin - golongan Antineoplastik: cisplatin - golongan Loop diuretik : furosemid, ethacrynic acid

Ciri khas dari ototoksik ini adalah terjadinya penurunan ketajaman pendengaran yang bersifat sensorineural pada frekwensi tinggi, bilateral, cepat dan progresif dapat sementara namun umumnya menetap, pada paparan yang lebih lanjut bisa melibatkan frekwensi menengah atapun pada semua frekwensi.

b. Obat-obat tersebut mencapai efek toksik karena terhambatnya ekskresi obat tersebut. Ekskresi terutama melalui ginjal dengan filtrasi glomerulus. pada umumnya ekskresi melalui ginjal melewati tiga tahapan, yaitu: filtrasi glomurulus, skresi aktif melalui tubulus, dan reabsorpsi pasif di tubulus ginjal. Misal: Aminoglikosida yang diberikan dalam dosis tunggal, menunjukkan jumlah ekskresi renal yang kurang dari dosis yang diberikan. Karena ekskresi hampir seluruhnya berlangsung melalui ginjal, keadaan ini menunjukkan adanya sekuestrasi ke dalam jaringan.

Adanya hambatan fungsi ginjal akan menghambat ekskresi aminoglikosida yang berakibat terjadinya akumulasi dan cepat meningkatnya kadar dalam darah sampai lebih cepat mencapai kadar toksik.

c. Yang harus diperhatikan ketika memberikan obat yang bersifat ototoksik: a. Besarnya dosis b. Ada tidaknya gangguan faal ginjal c. Usia, pada usia tua efek ototoksik meningkat d. Sedang menggunakan obat ototoksik lain atau tidak e. Tidak diberikan bersama asam etakrinat (diuretik kuat) f. terapi yang berkepanjangan. g. Demam, pada demam efek ototoksik meningkat.

50

KASUS 3

51

Seorang wanita 23 tahun datang ke dokter karena keluhan hidung buntu sepanjang hari. Selama ini ia memang sering mengalami hidung buntu, bersin bersin dan pilek tiap kali terpapar udara yang dingin. Biasanya keluhan hidung buntu diobati sendiri dgn pemberian tetes hidung ILLIADIN. Saat ini dengan tetes hidung tersebut keluhan buntu tdk berkurang, malah rasanya semakin buntu. Dulu sebelum ia menggunakan tetes hidung ILLIADIN, atas saran temanya ia menggunakan tablet Chlorpeniramin meleat untuk mengatasi pilek dan bersin2nya namun belakangan ia merasa terganggu dgn ES sulit menelan dan tenggorokan kering, pada pemeriksaan fisik didapatkan dlm batas normal.

1.

2.

Penderita sering menggunakan ILLIADIN tetes hidung untuk mengatasi hidung buntu,bagaimana mekanisme kerja obat tersebut? Saat ini pemakaian ILLIADIN tetes hidung malah membuat hidung semakin buntu,apa sebabnya?

1. bekerja lewat 3 mekanisme berupa vasokonstriksi, anti-inflamasi, dan antiviral. - Proses vasokonstriksi yang dapat mengurangi pembengkakan mukosa hidung, memudahkan pernafasan, pengeluaran sekret sekaligus kuman mikroba. -Proses anti-inflamasi yang dapat menghambat jalur pro-inflamasi, menekan oxidative stress, dan menghambat gejala rhinitis. -Proses anti-viral menghambat aktivitas HRV-14, men-downregulation reseptor virus ICAM-1, dan melawan virus penyebab rhinitis.

2.karena tubuh sudah resisten terhadap illiadin karena terlalu sering memakainya.disamping itu

55

3. Pemakaian obat tetes hidung tsb dapat menimbulkan efek sistemik. Mengapa demikian dan efek apa saja yg dapat muncul?

OKSIMETAZOLIN

Obat secara langsung menstimulasi aadrenergic receptors dari sistem saraf simpatik dan memunculkan sedikit atau tidak sama sekali efek pada b-adrenergic receptors. Pada pemberian larutan oksimetazolin HCl intranasal, vasokonstriksi lokal umumnya muncul dalam 5-10 menit dan bertahan selama 5-6 jam dengan penurunan bertahap setelah 6 jam.

Kadang-kadang sejumlah oksimetazolin dalam jumlah yang cukup dapat terabsorpsi dan menghasilkan efek sistemik.

EFEK SITEMIK YG TIMBUL

Vasokonstriksi pembuluh darah mukosa. Menurunkan peradangan dan sumbatan pada hidung.

4. Pemberian tablet Chlorpeniramine Maleat dapat mengurangi pilek dan bersinbersin,Jelaskan mekanismenya! Jawab : Mekanisme kerja klorfeniramin maleat adalah sebagai antagonis reseptor H1, klorfeniramin maleat akan menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacammacam otot polos, selain itu klorfeniramin maleat dapat merangsang maupun menghambat susunan saraf pusat.

5.

Efek samping sulit menelan setelah pemakaian tablet Chlorpeniramine Maleat, disebabkan oleh apa? Jawab : Efek samping yang sering terjadi adalah sedatif, gangguan saluran cerna, mulut kering, kesukaran miksi.Oleh karena mulut kering yang disebabkan produksi saliva berkurang membuat sulit menelan.

61

6. Jika penderita berencana pergi ke suatu daerah yang bersuhu dingin sebagai preventif obat golongan apa saja yang bisa diberikan pada pasien tersebut? Obat antiinflamasi dan antihistamin

7. Jika anda sebagai dokter memberikan obat tetes hidung, coba jelaskan pada penderita bagaimana cara penggunaannya ! Jawab: Diteteskan posisi menengadah/tidur kemudian pasien diminta untuk menunduk hingga hidung menyentuh lutut, hal ini berguna agar obat dapat masuk kedalam liang hidung.

Anda mungkin juga menyukai