Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Tekanan darah tinggi atau hipertensi atau biasa disebut dengan silent killer dapat terjadi apabila dara memberikan gaya yang lebih tinggi dibandingkan kondisi normal secara persisten pada system sirkulasi (Palmer, 2007). Tekanan darah tinggi ini biasanya menimbulkan gejala seperti pusing, pandangan kabur, sakit kepala, kebingungan, mengantuk dan sulit bernafas. Meskipun terkadang tidak dirasakan satupun dari gejala-gejala tersebut tidak berarti tekanan darah tinggi tidak merusak system sirkulasi. Tekanan darah tinggi tetap dapat menyebabkan penyakit stroke, jantung dan komplikasi lainnya (Palmer, 2007). Angka kejadian stroke di Indonesia meningkat dengan tajam. Indonesia saat ini merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia, karena berbagai sebab selain penyakit degeneratif, terbanyak karena stres ini sangat memprihatinkan mengingat Insan Pasca Stroke (IPS) biasanya merasa rendah diri dan emosinya tidak terkontrol dan selalu ingin diperhatikan (Yastroki, 2010) Syamsuddin Ketua Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) DKI Jakarta, menyatakan bahwa biasanya para IPS merasa kondisi tubuhnya yang cacat ini menyebabkan mereka tidak berdaya dan merasa perlu dibantu oleh anggota keluarga lain. Bila tidak diberikan semangat mereka selamanya akan bergantung dengan anggota keluarga lain dan tidak mandiri (Yastroki, 2010) Stroke dapat menyerang siapa saja, terutama penderita penyakitpenyakit kronik seperti diabetes, hipertensi dan juga jantung, karena bagi penderita penyakit-penyakit kronik harus selalu mewaspadai akan datangnya serangan stroke. Penyakit-penyakit kronik tersebut dapat di hindari, dengan cara menghindari rokok, minuman yang mengandung alkohol, makanan yang banyak mengandung garam, melakukan olahraga secara teratur, jangan melakukan aktifitas fisik dan otak yang berlebihan, menghindari stress, depresi

serta harus dapat mengontrol emosi merupakan pola dan gaya hidup yang teratur dan selaras dengan ajaran agama, serta rutin berkonsultasi dengan dokter. (Noerjanto,2000). Kondisi stroke tidak selalu muncul pada kondisi yang berat. Serangan stroke yang ringan bila di tangani dengan cepat dan tepat biasanya dapat di atasi dan kondisi pasien dapat pulih kembali sepenuhnya, bahkan segala aktifitas dan produktifitas dapat berlangsung seperti semula. Dengan demikian perawatan terhadap pasien stroke harus di mulai sedini mungkin. Keterlambatan akan menimbulkan hal kurang baik yang tidak di inginkan. Jenis stroke sendiri ada dua macam, stroke iskemik dan stroke hemoragik. (Lumbantobing,2004) Gejala iskemik dapat berupa lumpuh sebelah, mati sebelah, kesulitan berbahasa dan gangguan penglihatan, vertigo, penglihatan rangkap,

kelumpuhan total, mati rasa, gagap dan afasia.(Noerjanto, 2000) Stroke hemoragik dapat menyebabkan pasien lebih tampak parah sakitnya. Kondisi pasien cepat memburuk dari pada stroke iskemik, di sertai dengan sakit kepala yang berat, kesadaran yang terganggu, mual dan muntah. Pada pasien stroke kelumpuhan pada anggota gerak badan dapat mencapai sekitar 50-80 % sedangkan gangguan system rasa terjadi sekitar 25% yang berupa kesemutan, baal, nyeri pada sisi maupun pada seluruh tubuh. (Setiawan, 1992), kondisi demikian harus benar-benar di pahami oleh masyarakat dalam melakukan tindakan perawatan stroke di dalam keluarga. Usaha pencegahan serangan stroke adalah menyingkirkan faktor resiko (konsumsi alcohol, merokok dan lain-lain), terutama bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi, penyakit jantung transient iskemik (gangguan pasokan darah sesaat), diabetes mellitus, kolesterol, darah tinggi dan kebiasaan riwayat keluarga atau keturunan, usia, jenis kelamin ( pria lebih beresiko) dan ras. (Mangoenprasodjo, 2005). Hal ini masalah perawatan lebih di utamakan dari pengobatan, dengan menjauhi factor resiko sehingga melakukan perilaku pencegahan dan perawatan stroke.

Penangan stroke harus di tangani dengan tuntas meskipun memerlukan biaya besar. Apabila pasien stroke di tangani dengan segera yaitu dengan waktu 60 menit setelah terkena stroke (the golden moment) peluang untuk sembuh tanpa cacat cukup besar. Berbagai usaha dapat dilakukan seperti dengan mengenali gejalanya, orang dapat menyadari resiko yang akan di alami, dan dengan penuh kesadaran untuk memperbaiki kebiasaan yang mengundang munculnya stroke ini (terutama yang beresiko tinggi) biasanya memberi obatobatan tertentu maupun menyarankan tindakan operasi pengangkatan sumbatan dalam arteri (carotid endorterectomy) agar terhindar dari serangan stroke besar (Sustrani, 2004) Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang di lakukan peneliti sebelumnya, jumlah pasien stroke di Desa Karangtejo sesuai data yang di dapat peneliti dari Bidan Desa dan Kepala Desa Karang Tejo jumlah penderita stroke adalah sebanyak 27 orang atau 1,47% dari jumlah penduduk. Sedangkan dari hasil interview yang di lakukan peneliti sebelumnya dengan 8 anggota keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang menderita stroke belum tahu tentang penyakit dan perawatan penyakit stroke, ini di karenakan kurangnya pengetahuan dan status ekonomi yang berpengaruh, pada tingkat kesadaran untuk melakukan perawatan stroke sehingga keluarga tidak banyak memahami tentang dalam hal perawatan. Hal ini juga di kuatkan dengan pernyataan tenaga kesehatan setempat yang menyatakan bahwa sebagian besar penderita stroke belum paham benar tentang penyakitnya tersebut. Pengetahuan tentang perawatan terhadap penyakit stroke ikut mepengaruhi pemulihan pasien pasca stroke. Pengetahuan sendiri merupakan hasil dari tahu dan ini tejadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003). Tinggi rendahnya pengetahuan akan mempengaruhi tindakan perawatan stroke, dengan tingginya pengetahuan yang di miliki akan di harapkan keluarga mampu memberikan perawatan dalam hal perawatan stroke, sebaliknya dengan

rendahnya pengetahuan yang di milki keluarga ada kemungkinan untuk tidak melakukan tindakan dalam perawatan stroke. Tindakan perawatan keluarga tentang stroke di Desa Karang Tejo Kecamatan Jumo Temanggung sangat terbilang rendah dimana penderita pasca stroke lebih banyak dibiarkan saja tanpa penanganan terapi dari pihak keluarga. Keluarga kurang mengajak komunikasi dan melatih fisik penderita agar kembali kepada keadaan semula sebelum stroke. Rendahnya kemampuan kelaurga merawat pasien pasca stroke ini di pengaruhi oleh tingkat pengetahuan keluarga yang sebagian besar masih kurang mengenai stroke. Proses terjadinya pengetahuan menjadi masalah mendasar dalam usaha upaya perawatan stroke di Desa Karangtejo Kecamatan Jumo Temanggung. Rendahnya pengetahuan keluarga terhadap perawatan pasien pasca stroke dikarenakan kurangnya paparan informasi mengenai perawatan pasien pasca stroke oleh keluarga baik oleh media cetak maupun media elektronik serta tidak adanya penyuluhand dari petugas kesehatan setempat. Berdasarkan masalah di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga dengan tindakan perawatan pada pasien pasca stroke di Kecamatan Jumo temanggung.

B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas terdapat permasalahan yang dapat di rumuskan sebagai berikut Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga dengan tindakan perawatan pada pasien pasca stroke di Kecamatan Jumo Temanggung.

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan tindakan perawatan pada pasien pasca stoke di Kecamatan Jumo Temanggung.

2.

Tujuan khusus a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga dengan tindakan perawatan pada pasien pasca stroke di Kecamatan Jumo Temanggung b. Mengidentifikasi tindakan perawatan pada pasien pasca stroke di Kecamatan Jumo Temanggung. c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan tindakan perawatan pada pasien pasca stroke di Kecamatan Jumo Temanggung.

D. Manfaat penelitian 1. Bagi instansi pendidikan Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi informasi yang berguna untuk peningkatan pelayanan kesehatan. 2. Bagi profesi keperawatan Panelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi tentang pengetahuan keluarga dengan tindakan perawatan pada pasien pasca stroke di Desa Karang Tejo Kecamatan Jumo Temanggung. 3. Bagi masyarakat Dengan penelitian ini memberikan masukan bagi masyarakat dan di harapkan peran serta masyarakat dalam usaha meningkatkan kerja sama, demi keberhasilan a. Membantu menemukan penderita sedini mungkin adanya kasus stroke. b. Mendorong dan memberikan semangat agar memeriksakan diri sedini mungkin, berobat dan minum obat secara teratut c. d. Membantu penderita untuk memeriksakan ulang Memotifasi penderita agar tidak putus asa untuk minum obat secara teratur demi kesembuhan 4. Bagi peneliti Menambah pengetahuan, pengalaman dalam merancang dan melaksanakan penelitian, dan dapat menerapkan pengetahuan yang telah di peroleh.

5.

Bagi pasien Memberikan informasi kepada penderita bahwa pentingnya peran pengetahuan stroke bagi kesembuhan mereka sehingga menimbulkan motivasi yang positif dalam melakukan program tindakan perawatan stroke

Anda mungkin juga menyukai