Anda di halaman 1dari 2

Kalimat tutur yang dilangsungkan dengan kalimat performatif oleh Austin (1962: 100-102) dirumuskan sebagai tiga peristiwa

tindakan yang berlangsung sekaligus, yaitu: 1. Tindak Tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti berkata atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami. Misalnya, ibu guru berkata kepada saya agar saya membantunya. Searle menyebut tindak tutur lokusi ini dngan istilah tindak bahasa preposisi karena tindak tutur ini hanya berkaitan dengan makna. 2. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang biasanya diidentifikasikan dengan kalimat performatif yang eksplisit. Tindak ilokusi ini biasanya berkenaan dengan pemberian izin, mengucapkan terima kasih, menyuruh menawarkan, dan menjanjikan. Misalnya, ibu guru menyuruh saya agar segera berangkat. Kalau tindak tutur ilokusi hanya berkaitan dengan makna, maka makan tindak tutur ilkusi berkaitan dengan nilai, yang dibawakan preposisinya. 3. Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan perilaku non linguistik dari orang lain itu. Misalnya, karena adanya ucapan dokter (kepada pasiennya) mungkin ibu menderita penyakit jantung koroner, maka si pasien akan panik atau sedih. Ucapan si dokter itu adalah tindak tutur perlokusi.

Dalam rangka memenuhi keperluan tersebut, Grice (1991) mengemukkan PKS yang berbunyi Buatlah sumbangan percakapan Anda seperti yang diinginkan pada saat berbicara, berdasarkan tujuan percakapan yang disepakati atau arah percakapan yang sedang Anda ikuti. PKS terdiri dari empat maksim, yakni (1) maksim kuantitas, (2) maksim kualitas, (3) maksim hubungan, dan (4) maksim cara. Masing-masing maksim memiliki submaksim sebagai berikut: (1) Maksim kuantitas: Berilah jumlah informasi yang tepat. a. b. Buatlah sumbangan Anda seinformatif yang diperlukan. Jangan membuat sumbangan Anda lebih informative dari yang diperlukan.

(2) Maksim kualitas: Buatlah sumbangan atau kontribusi Anda sebagai sesuatu yang benar. a. b. Jangan mengatakan apa yang Anda yakini salah. Jangan mengatakan sesuatu yang Anda tidak memiliki bukti.

(3) Maksim hubungan: Jagalah kerelevansian. Bicaralah yang relevan. (4) Maksim cara: Tajamkanlah pikiran. a. b. c. d. Hindari ungkapan yang membingungkan. Hindari ambiguitas. Bicaralah secara singkat. Bicaralah secara teratur.

Anda mungkin juga menyukai