besar organic yang diinterpenetrasikan dalam sebuah cairan. Sistem gel paling sederhana terdiri dari air yang dikentalkan dengan getah alam misal tragakan, xanthan, bahan semi sintetik misal metilselulosa, karboksimetilselulosa atau hidroksietilselulosa ataupun bahan sintetik misal karbomer, polimer dan karboksivinil. Sistem gel ada yang tampak transparan dan ada juga yang translucent, karena ingrediennya mungkin tidak terdispersi secara sempurna atau membentuk agregat yang sedikit terdispersi. Karakteristik umum gel yaitu memiliki struktur kontinyu seperti sifat dari bahan padat. Viscositas dari gel umumnya tergantung dari jumlah atau berat molekul dari bahan pengental yang ditambahkan. Selulosa semisintetik banyak digunakan sebagai pengental dalam formulasi gel misalnya yaitu metilselulosa, karboksi metilselulosa, hidroksietilselulosa,
hidroksipropilselulosa dan hidroksipropilmetilselulosa. Dalam pengembangan prototype formula gel perlu dilakukan evaluasi type dan grade selulosa yang digunakan. Sebagai contoh jika diinginkan gel yang transparan maka penggunaan hidroksipropilmetilselulosa sebagai bahan pengental lebih cocok jika dibandingkan dengan metilselulosa. Faktor inkompatibilitas juga harus diperhatikan dalam pemilihan bahan pengental. Sebagai contoh
hidroksietilselulosa bersifat inkompatibel dengan beberapa garam, metilselulosa dan hidroksipropilselulosa incompatible dengan preservatif golongan paraben. Keberadaan bahan oksidator dalam formulasi gel yang mengandung selulosa juga harus dihindari karena degradasi oksidatif pada rantai polimer dapat menyebabkan penurunan secara cepat viskositas. Polisakarida dengan rantai bercabang misalnya tragakan, pectin, karegen adalah dihasilkan secara alami dari tumbuhan sehingga dapat memiliki sifat fisik tergantung dari asalnya. Penggunaan bahan ini dalam formula gel berkisar antara 0.5-10%, tergantung pada viskositas yang di inginkan. Viskositas biasanya akan meningkat dengan penambahan bahan pensuspensi anorganik, misalnya magnesium silikat trisilikat. Tragakan merupakan campuran polisakarida larut air dan polisakarida tidak larut air yang memiliki muatan negatif dalam larutan air sehingga bersifat inkompatibel dengan beberapa preservative. Asam alginat adalah koloid karbohidrat hidrofilik yang dihasilkan dari ganggang laut dan garam sodium, digunakan sebagai pembentuk gel dengan konsentrasi 5-10%. Beberapa gum bersifat tidak efektif pada gel hidroalkohol yang mengandung alcohol lebih besar dari 5%.
Bahan pembentuk gel yang saat ini juga banyak digunakan dalam bidang farmasi dan kosmetik adalah polimer karboksivinil yaitu karbomer. Karbomer merupakan polimer sintetik dengan berat molekul tinggi dari asam akrilat yang disambung silang dengan alilsukrosa atau alil eter dari pentaeritriol. Contoh grade farmasetika dari karbomer adalah carbopol981. Pada formulasi yang mengandung air atau pelarut polar, gelasi karbomer dapat diinduksi dengan penambahan basa organic, misalnya sodium atau potassium hidroksida. Sedangkan pada sistem yang kurang polar ataupun ataupun nonpolar dapat dinetralkan dengan golongan amina, misalnya trietanolamin, dietanolamin, ataupun dengan basa amina misal diisopropanolamin,aminoetil propanol, tetra hidroksi propel etilendiamin dan trometamin. Netralisasi yang berlebihan pada karbomer dapat berakibat turunnya viskositas dari karbomer. Pemanasan dapat mempercepat proses gelasi pada karbomer, namun suhu pemanasan tidak boleh lebih dari 70C. Dikarenakan karbomer merupakan polimer sintetik maka variasi spesifikasi antar lot relative kecil, namun perbedaan antar batch dalam hal rata-rata berat molekul mungkin terjadi sehingga dapat berpengaruh terhadap karakteristik reologi dari karbomer.