Anda di halaman 1dari 4

DEMAM BERDARAH / DENGUE

DEFINISI Demam dengue adalah penyakit demam menular akut, yang disebabkan oleh virus dari genus Flavivirus, vector: Aedes Aygypti. Patofisiologi dari penyakit tersebut adalah peningkatan tiba-tiba dari permeabilitas kapiler, dengan kebococoran plasma, hemokonsentrasi dalam beberapa kasus terjadi non-haemorrhagic hypovolaemic shock. Periode inkubasi: 3-6 hari: beberapa kasus bisa mencapai 15 hari. MANIFESTASI KLINIS Demam Dengue (DF) Gejala klinis dari demam dengue pada tahap awal mirip dengan pasien yang menderita infeksi viral. Dicirikan dengan demam dan thromcocytopaenia.

Demam berdarah dengue (DHF) Fase awal dari penyakit ini berbeda dengan demam dengue. Setelah 2-5 hari, beberapa kasus pada infeksi pertama, atau umumya setelah reinfeksi oleh serotype lain, pasien mungkin mengalami thrombocytopaenia (<100.000/mm3) dan haemoconcentration (haemotocrit yang naik sekitar >20% atau haemotocrit >45%). Manifestasi haemorrhagic bisa muncul atau juga tidak muncul; limpa (spleen) tidak jelas, tetapi pembesaran hati dan nyeri merupakan tanda-tanda prognosis buruk. Manifestasi lain meliputi: efusi pleural, hypoalbuminaemia, dan encephalopathy dengan cairan serebrospinal. Gagal hati akut dengan perubahan yang tidak lazim pada kesadaran atau tandatanda neurologis abnormal (hyperreflexia) dapat terjadi. Pasien yang demikian lebih cepat terjadi perdarahan parah, gagal ginjal, oedema otak, oedema paru dan infeksi

yang tumpang tindih. Intervensi awal diperlukan. Kebocoran kapiler plasma bertanggung jawab terhadap haemoconcentrasi. Demam berdarah dengue diklasifikasikan menurut WHO: Grade I Demam, gejala konstutisional dan tes tourniquet positif. Grade II Grade I dan adanya pendarahan spontan. Grade III Grade II dan instabilitas haemodynamic dengan kebingungan mental. Grade IV Grade III dengan shok. Kasus-kasus tersbut disertai dengan thrombocytipaenia dan haemoconcentration. Grade II dan IV menunjukkan sindrom renjatan dengue ( dengue shock syndrome/DSS). Perhatian. Diagnosa demam dengue pada ED seringkali diagnosa pertama yang dipikirkan dokter jika demam tersebut berlangsung >3 hari dan susah untuk diberi penanganan dan pada situasi rumor outbreak. Gejala abdomen seperti mual, muntah, sakit ulu hati, dan diare seringkali menyesatkan kita dalam mendiagnosis gastroenteritis atau viral gastritis. Hal ini biasanya benar pada anak kecil. Demam yang tinggi dan berkepanjangan dan sulit diberi penanganan seringkali membuat kita untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Hal ini benar terutama pada pasien yang hidup atau bekerja di area yang mudah terkena dengue. Beberapa pasien yang memiliki anggota keluarga dan diduga mengalami infeksi dengue memiliki resiko yang lebih besar terhadap infeksi yang sama. Penatalaksanaan Tidak ada penanganan khusus yang tersedia untuk dengue. Penanganan awal (penggantian cairan dan koreksi gangguan elektrolyt) merupakan kunci dalam menangani pasien yang mengalami semua bentuk dengue. 1. Terus monitor jumlah trombosit setiap hari sampai ia menunjukkan kecenderungan naik. 2. Terus monitor profil koagulasi; ulangi tes jika perlu.

Pasien yang sakit harus ditangani dalam area penanganan kritis dimana mereka dapat diawasi. Pemeriksaan darah lengkap adalah penting untuk pasien yang mengalami demam tinggi tanpa focus infeksi yang jelas. Temuan lab yang penting pada seorang pasien yang menderita dengue adalah sebagai berikut: 1. Leukopeni: adanya leukocytosis dan neutrophilia menghilangkan adanya kemungkinan dengue, dan infeksi bakteri juga harus dipertimbangkan. 2. Thrombocytopaenia (<100.000/mm3): leptospirosis, measles, rubella, meningococcaemia, septicaemia, malaria dan SARS juga dapat menyebabkan thrombocytopaenia tetapi ruam kulit tidak lazim pada malaria. 3. Haematocrit menunjukkan haemoconcentration. 4. Urea dan electrolyte: dapat menunjukkan hyponatremia. 5. Tes fungsi hati: enzim liver abnormal. Monitoring secara intensif terhadap tanda-tanda vital dan tanda-tanda

hemokonsentrasi, pengantian volume intravascular dengan cairan Ringer laktat atau isotonic saline, koreksi metabolic acidosis, dan terapi oksigen merupakan cara menyelamatkan pasien yang menderita DSS. Begitu pasien tersebut distabilkan, kebocoran kapiler berhenti dan resorpsi cairan ekstravasasi dimulai, penanganan harus dilakukan tidak hanya untuk mendorong oedema paru dengan pemberian cairan intravenous lanjut. Salicylates harus dihindari untuk meringankan gejala karena potensi pendarahan diathesis karena dengue dikaitkan dengan sindorom Reye dalam beberapa kasus. Obat-obatan hepatotoxic dan long-acting sedative harus dihindari. Disposisi: Rawat inap untuk terapi fluid intravenous diperlukan dalam kasus dimana: 1. Dehidrasi signfikan (>10% dari berat normal tubuh) terjadi dan perluasan volume yang cepat diperlukan atau jika terjadi pendarahan spontan. Hal ini berarti bahwa hanya pasien Grade I yang berkaitan dengan rehidrasi cairan oral dan yang tidak memiliki komplikasi boleh pulang ke rumah. 2. Kecenderungan pendarahan klinis.

3. Thrombocytopaenia parah (misalnya platelet <100.000) 4. Platelet count <20.000 akan membutuhkan istirahat karena ditakutkan adanya pendarahan spontan dan trauma kecelakaan. 5. Pasien yang tua, sangat muda dan yang memiliki penyakit yang bersamaan (misalnya alergi, diabetes mellitus, penyakit jantung iskemik). Catatan: pasien yang memiliki platelet count antara 100.000-140.000 dapat dilepas tetapi balik lagi untuk serangkaian pemeriksaan darah lengkap sampai kadar trombosit normal lagi.

Anda mungkin juga menyukai