Anda di halaman 1dari 27

HIFEMA

Salah satu di antara sekian banyak penyebab kebutaan, yang sering dijumpai adalah persentuhan mata dengan benda tumpul, misalnya traumatic hyfema. Walaupun rudapaksa yang mengenai mata tidak selalu merupakan penyebab utama dari kebutaan, namun merupakan faktor yang cukup sering mengakibatkan hilangnya penglihatan unilateral

Walaupun mata mempunyai pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita, kelopak mata dengan bulu matanya, dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya refleks memejam dan mengedip, juga dengan telah dibuatnya macam-macam alat untuk melindungi mata, tetapi mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar . Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak mata, saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan.

ANATOMI FISIOLOGI MATA

Bola mata dibungkus oleh 3 lapisan jaringan, yaitu: Sklera, merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. Kelengkungan kornea lebih besar dibandingkan sklera. Jaringan uvea, merupakan jaringan vaskuler. Jaringan sklera dan uvea dibatasi oleh ruang yan potensial yang mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada ruda paksa yang disebut perdarahan suprakhoroid. Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan khoroid. Pada iris didapatkan pupil, dan oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata. Otot dilatator dipersarafi oleh parasimpatis. Otot siliar yang terletak di badan siliar mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan akomodasi. Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuor humor) yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris yang dibatasi kornea dan sklera. Retina, terletak paling dalam dan mempunyai susunan sebanyak 10 lapisan yang merupakan membran neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak.

konjungtiva: memberikan perlindungan pada sklera dan memberi pelumasan pada bola mata. Konjungtiva mengandung banyak sekali pembuluh darah. Kornea merupakan kelanjutan dari sklera. Lensa terletak di depan badan kaca dan di belakang iris. Merupakan bangunan lunak, bening, dan bikonveks (cembung), yang dilapisi oleh kapsul tipis yang homogen Fungsi iris: mengatur jml cahaya yang masuk ke mata dan dikendalikan oleh saraf otonom.

Fungsi koroid: memberi nutrisi ke retina dan badan kaca, dan mencegah refleksi internal cahaya. Badan kaca tidak mengandung pembuluh darah dan hanya mendapat nutrisi dari jaringan sekitarnya.

EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian dari hifema traumatic diperkirakan 12 kejadian per 100.000 populasi . Lebih dari 70 persen dari hifema traumatic terdapat pada anak-anak dengan angka kejadian tertinggi antara umur 10 sampai 20 tahun.

DEFINISI HIFEMA
Hifema adalah suatu keadaan dimana adanya darah dalam bilik mata depan yang bersal dari pembuluh darah iris dan badan siliar yang pecah yang dapat terjadi akibat trauma ataupun secara spontan, sehinnga darah terkumpul di dalam bilik mata, yang hanya mengisi sebagian ataupun seluruh isis bilik mata depan.

PATOFISIOLOGI
TRAUMA TUMPUL

PENYEBARAN TEKANAN SECARA CEPAT

PEREGANGAN DAN ROBEKAN PADA JARINGAN IRIS , KORPUS SILIARIS , KHOROID ( BANYAK PEMBULUH DARAH ) PERDARAHAN BOLA MATA

TIMBUNAN DARAH

GAYA BERAT BERADA DI TEMPAT TERENDAH

GEJALA KLINIS
SUBJEKTIF Nyeri pada mata setelah terkena benda tumpul OBJEKTIF Visus menurun Penglihatan ganda TIO normal / meningkat / menurun Bentuk pupil normal / midriasis / lonjong Tampak darah menumpuk di bagian bawah BMD Oedem palpebra Kadang terlihat gambaran iridoplegia dan iridodialisis

ETIOLOGI
Penyebab tersering dari hifema adalah trauma, baik trauma tumpul maupun trauma tembus. Hifema juga dapat disebabkan oleh perdarahan spontan. Perdarahan dapat terjadi segera setelah trauma yang disebut perdarahan primer atau perdarahan terjadi 57 hari sesudah trauma disebut perdarahan sekunder. Hifema sekunder biasanya terjadi akibat gangguan mekanisme pembekuan atau penyembuhan luka sehingga mempunyai prognosis yang lebih buruk

Hifema dibagi menjadi beberapa grade menurut Sheppard berdasarkan tampilan klinisnya: 1. Grade I : Darah mengisi kurang dari sepertiga COA (58%) 2. Grade II : Darah mengisi sepertiga hingga setengah COA (20%) 3. Grade III : Darah mengisi hampir total COA (14%) 4. Grade IV : Darah memenuhi seluruh COA (8%)

DIAGNOSIS

Anamnesis
waktu kejadian proses terjadi trauma Bagaimana arah datangnya benda Bagaimanakecepatan Ketajaman penglihatan nyeri pada mata keluarnya darah Pertolongan sebelumnya Ekimosis laserasi kelopak mata Proptosis Enoftalmus fraktur yang disertai dengan gangguan pada gerakan mata Ditemukan darah didalam bilik mata iridodialysis dan iridoplegia.

Pemeriksaan Penunjang Tonometri, untuk memeriksa tekanan intra okuler Fundus Kopi mengetahuiakibat trauma pada segmen belakang bola mata USG untk menyingkirkan adanya perdarahan vitreus atau ablasio retina CT-scan orbita Gonioskopi

Tajam penglihatan Snellen Chart

Lapangpandang

visus

Menggunakan tonometri untuk mengetahui peningkatan TIO

PENATALAKSANAAN
Walaupun perawatan penderita hifema ini masih banyak diperdebatkan, namun pada dasarnya penatalaksanaan hifema ditujukan untuk : Menghentikan perdarahan atau mencegah perdarahan ulang Mengeluarkan darah dari bilik mata depan Mengendalikan tekanan bola mata Mencegah terjadinya imbibisi kornea Mengobati uveitis bila terjadi akibat hifema ini Menemukan sedini mungkin penyulit yang mungkin terjadi

Tindakan Konservatif / tanpa operasi Tirah baring sempurna (bed rest total) Pasien dengan hifema yang tampak mengisi lebih dari 5% bilik mata depan sebaiknya diistirahatkan Bebat mata Mengenai pemakaian bebat mata, gunakan bebat mata pada mata yang terkena trauma saja, untuk mengurangi pergerakan bola mata yang sakit Pemakaian Obat obatan Koagulansia berguna untuk menghentikan perdarahan Midriatika Miotika Kortikosteroid dan antibiotik Penggunaan obat lain seperti sedatif dan analgetik

Perawatan Operasi Paracentesa: merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan darah atau nanah dari bilik mata depan Iridosiklitis Evakuasi Viskoelastik . Dibuat sebuah insisi kecil di limbus untuk menyuntikkanbahan viskoelastik
Tindakan pembedahan parasentese dilakukan bila terlihat tanda-tanda imbibisi kornea, glaukoma, hifema penuh dan berwarna hitam atau bila darah setelah 5 hari tidak memperlihatka tanda-tanda berkurang.

KOMPLIKASI
1. perdarahan sekunder 2. glaukoma sekunder 3. komplikasi dari traumanya sendiri berupa dislokasi dari lensa, ablatio retina, katarak dan irido dialysis

PROGNOSA
Tingginya hifema Ada/tidaknya komplikasi dari perdarahan/traumanya Cara perawatan Keadaan dari penderitanya sendiri

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai