Anda di halaman 1dari 10

Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas terselesaikanya makalah iniyang berisikan berbagai hal tentang kanker,mulai dari pengertian hingga faktor penyebabnya. Keberadan kanker saat ini menjadi perhatian khusus oleh banyak pihak terutama dalam bidang medis. Karna, perkembangan zaman yang telah membawa setiap individu kedalam keadaan yang berbeda. Hal itu yang menyebabkan keberadaan kanker perlu diwaspadai bahkan diperlukan tindakan preventif yang nyata. Selain itu, keberadaan kanker didalam tubuh seseorang menimbulkan berbagai masalah bahkan kematian. Oleh karena itu, perjalanan dari penyakit khususnya kanker itu hendaknya diketahui oleh banyak orang, agar mampu melakukan tindakan preventif, sehingga tidak memicu timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan. Tindakan awal berupa pendeteksian dini diperlukan agar mengurangi dampak yang timbul akibat perkembangan kanker pada stadium lanjut. Didalam makalah ini diuraikan berbagai faktor yang menimbulkan kanker, dari segi biologi hingga bagaimana gen seseorang mempengaruhi munculnya suatu kanker. Makalah ini disajikan dengan maksud menjelaskan secara ringkas hal-hal umum yang berkaitan dengan kanker, yang juga menjadi penyebab kematian nomor tiga di Indonesia. Sehingga mampu memberikan pengetahuan yang jelas kepada para pembaca.

Daftar isi

Kata pengantar Daftar isi Bab I Pendahuluan 1.1. 1.2. Bab II Pembahasan 2.1. 2.2. 2.3. Apa itu kanker? Epidemi. Penyebab kanker. 2.3.1. Lingkungan. 2.3.2. Makanan. 2.3.3. Biologi. 2.3.4. Psikologi. 2.3.5. Penyebab lain. Kondisi psikologis yang dialami penderita kanker. Latar belakang. Perumusan masalah.

1 2

3 3

2.4. Bab III

4 4 5 5 5 6 6 6 7

Kesimpulan dan saran 3.1. 3.2. Kesimpulan. Saran. 9 9 10

Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini banyak bermunculan berbagai penyakit mematikan, salah satunya ialah kanker. Seiring dengan meningkatnya beban kerja masyarakat modern, serta makin maraknya penggunaan bahan-bahan aditif pada bahan makan, serta meningkatnya tingkat polusi pada masyarakat modern,maka semakin maraknya penyakit-penyakit yang disebabkan oleh pola hidup beserta keberadaan polusi tersebut,salah satunya adalah kanker. Kanker adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terusmenerus secara tidak terbatas, tidak berkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. Kanker ialah salah satu penyebab utama kematian didunia (13% dari seluruh kematian). Sedangkan di Indonesia kanker merupakan penyebab kematian nmor tiga (data Riskesdas 2007). Sekitar 292.000 kasus baru kanker terjadi di Indonesia. Kanker terbanyak nomor satu khususnya pada wanita ialah kanker payudara diikuti dengan kanker serviks. Kanker terbanyak nomor satu pada pria ialah kanker paru diikuti dengan kanker hati. 70% kematian kanker terjadi di negara miskin dan berkembang. Di Indonesia 36% pasien penderita kanker stadium lanjut baru ditangani/ dibawa ke rumah sakit. Fakta ini cukup memprihatinkan khususnya di Indonesia sebagai negara berkembang. Oleh karena itu, upaya pencegahan sangat diperlukan untuk menurunkan prevalensi kanker di Indonesia. 1.2.Perumusan Masalah a. Apa yang menyebabkan 36% pasien datang kerumah sakit pada saat menderita kanker stadium lanjut? b. Mengapa sampai sekarang para ilmuwan susah menemukan obat yang efektif dalam membunuh kanker? c.Bagaimana perjalanan penyakit kanker mulai dari stadium awal?

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1.Apa itu Kanker? Kanker adalah penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat manyerang siapa saja dan muncul akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya.Sel kanker berbahaya karena dapat menyebabkan kematian baik secara langsung maupun tidak langsung (Laszlo dalam Sarafino, 1998). Sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker pada umumnya cepat menjadi besar. Di samping itu, sel kanker dapat menyebar (metastasis) ke bagian alat tubuh lainnya yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening sehingga tumbuh kanker baru di tempat lain. Penyeberan sel kanker ke jaringan sehat pada alat tubuh lainnya dapat merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi alat tersebut menjadi terganggu. Awalnya kanker tidak menimbulkan keluhan karena hanya melibatkan beberapa sel. Bila sel kanker bertambah, maka keadaan bergantung kepada orang yang terkena. Misalnya, pada usus berongga besar, tumor harus mencapai ukuran besar sebelum memicu keluhan (Familiys Doctor, 2006). Pada taraf stadium lanjut sel kanker menyebar sampai ke organ vital seperti otak atau paru lalu mengambil nutrisi yang dibutuhkan oleh organ tersebut, akibatnya organ itu rusak dan mati. 2.2. Epidemi Dari data WHO diketahui, setiap tahun jumlah penderita kanker di dunia bertambah menjadi 6,25 juta orang. Di negara maju, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit-penyakit kardiovaskuler. Sepuluh tahun mendatang, diperkirakan 9 juta orang di seluruh dunia akan meninggal karena kanker setiap tahunnya (Familiys Doctor, 2006). Gumawan Achmad seorang ginekolog (Kompas, 2001) menyatakan bahwa dua pertiga dari penderita kanker di dunia berada di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu, Siti Fadilah Supari dalam sambutannya ketika membuka Temu Ilmiah Dokter Bedah Onkologi Indonesia ke-1 (1st International Scientific Meeting di Indonesi Society of Surgical Oncologyst/ISSO), menyatakan bahwa jumlah pasien kanker di Indonesia mencapai 6% dari 200 juta lebih penduduk Indonesia (Media Indonesia, 2005) . Bahkan telah diperkirakan bahwa menjelang permulaan abad ke-21, peta penyakit di Indonesia akan mendekati peta penyakit di negara maju dimana penyakit kanker berada pada urutan ketiga penyebab terjadinya kematian setelah penyakit kardiovaskuler dan kecelakaan (Tambunan, 1995). Walaupun demikian, apabila penyakit ini dapat dideteksi pada tahap awal, maka lebih daripada separuh penyakit kanker dapat dicegah, bahkan dapat disembuhkan (KBI Gemari, 2003). Sayangnya hasil diagnosis kanker menyatakan bahwa 80% penderita kanker ditemukan pada stadium lanjut, yakni stadium 3 dan 4 (Kompas, 2002). Pada tahap ini kanker sudah menyebar ke bagian-bagian lain di dalam tubuh sehingga semakin kecil peluang untuk sembuh dan pulih, dan berkemungkinan langsung tidak akan sembuh. Keadaan di atas menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyakit kanker di Indonesia.

Oleh karena sangat pesatnya pertambahan penderita kanker di Indonesia, sangat penting bagi masyarakat untuk menghindari penyakit kanker dengan mengetahui faktorfaktor risiko penyebab kanker. 2.3. Penyebab Kanker Ada empat faktor utama penyebab kanker seperti lingkungan, makanan, biologis, dan psikologis. Berikut ini adalah penjelasan mengenai keempat faktor penyebab kanker tersebut,yaitu: 2.3.1. Lingkungan a. Bahan kimia Zat yang terdapat pada asap rokok yang dapat menyebabkan kanker paru pada perokok aktif dan perokok pasif (orang yang bukan perokok atau tidak sengaja menghirup asap rokok orang lain) dalam jangka waktu yang lama (Familys Doctor, 2006). b. Penyinaran yang berlebihan Sinar ultra violet yang berasal dari matahari dapat menimbulkan kanker kulit. Sinar radio aktif sinar X yang berlebihan atau radiasi dapat menimbulkan kanker kulit dan leukimia (Familys Doctor, 2006). c. Merokok Menurut Yayat Sutratmo (Majalah Bulan Kabari) perlu diketahui bahwa rokok putih bertanggung jawab 90% dari semua kasus kanker paru-paru yang menjadi penyebab utama kematian baik dari wanita daripada pria. d. Polusi udara Menurut Chen Zichou (www.antara.co.id) seorang ahli Institut Penelitian Kanker mengatakan, penyebab utama meningkatnya jumlah kanker di China disebabkan polusi udara, lingkungan, dan kondisi air yang kian hari kian memburuk. 2.3.2. Makanan Makanan yang dapat menyebabkan kanker adalah: a. Daging yang mengandung hormon sex buatan (DES or Diethylstilbestrol). b. Bahan pemanis buatan seperti biang gula dan saccharin. c. Nitrosamines pada bahan-bahan pengawet buatan, dan bahan pewarna buatan, yang umumnya dipakai dalam produk daging, yang telah diproses dan juga banyak dalam produk makanan kaleng. d. Zat pewarna yang ada dalam makanan, minuman, kosmetik, maupun obat obatan. e. Zat radioaktif yang sekarang ini terdapat hampir di seluruh bulatan bumi sebagai akibat dari percobaan bom atom serta peledakan bom, yang masuk dalam tubuh manusia melalui makanan, khususnya susu. f. Kebanyakan makan garam. g. Makanan yang sudah menjadi Tengik.

2.3.3. Biologi a. Virus Salah satu virus yang dapat menyebabkan kanker adalah virus HIV (human immunodefiency virus). Dimana virus HIV (human immunodefiency virus) ini dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Akibatnya wanita yang terinfeksi virus HIV (human immunodefiency virus) akan rentan terhadap infeksi HPV (human papillomavirus) (Familys Doctor, 2006).

b. Hormon Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang fungsinya adalah mengatur kegiatan alat-alat tubuh dan selaput tertentu. c. Keturunan Sejumlah penelitian menemukan bahwa sekitar 5% dari kasus kanker diakibatkan oleh faktor keturunan. Faktor keturunan ini memang susah untuk dihindari. Tetapi sejauh apa peranan gen yang abnormal masih belum diketahui (Misky, 2005). 2.3.4. Psikologis a. Kepribadian Orang dengan tipe kepribadian tertutup termasuk tipe yang mudah terkena stres. Akibatnya mereka akan memiliki risiko tinggi untuk terkena penyakit kanker dan jantung. b. Stres Salah satu sebab menurunnya kekebalan tubuh (immunitas) adalah adanya stres dan kondisi stres ini akan melemahkan respon imunitas. Menurunnya sistem imunitas ini mempermudah masuknya sel-sel kanker menyerang tubuh,karena kemampuan sel tersebut untuk mengenal dan melawan musuh tidak dapat berfungsi secara baik. 2.3.5.Penyebab lain. Gen tertentu biasanya mengatur pertumbuhan dan pembelahan sel (siklus sel) dan mutasi yang mengubah gen tersebut di dalam sel somatik dapat menyebabkan kanker. Penyebab perubahan tersebut dapat berupa mutasi spontan yang acak. Walaupun demukian, sepertinya banyak penyebab kanker mutasi dihasilkan dari pengaruh-pengaruh lingkungan seperti karsinogen kimiawi, mutagen fisis seperti sinar-X, atau virus-virus tertentu. Bahkan sebenarnya, langkah terobosan dalam pemahaman kanker datang dari penelitian terhadap tumor yang ditimbulkan oleh virus. Penelitian ini mengarah pada penemuan gen penyebab kanker yang disebut onkogen pada retrovirus-retrovirus tertentu (awalan onco berasal dari bahasa yunani untuk tumor). Selanjutnya, kerabat dekat dari onkogen ini ditemukan di genom manusia dan binatang lainnya. Gen selluler normal, disebut proto-onkogen, menjadi kode untuk protein yang menstimulasi perkembangan dan pembelahan sel yang normal. Bagaimana proto-onkogen (gen yang memiliki fungsi esensial di dalam sel normal) bisa menjadi onkogen, gen yang menyebabkan kanker? Secara umum, onkogen muncul dari perubahan genetik yang menyebabkan terjadinya peeningkatan baik pada jumlah produk proto-onkogen maupun pada aktivitas intrinsik dari setiap molekul protein. Perubahan genetik yang mengubah molekul proto-onkogen menjadi onkogen dibagi menjadi tiga
6

kategori: pergerakan DNA di dalam genom, amplifikasi proto-onkogen, dan mutasi titik di dalam proto-onkogen. sel malignan sering ditemukan mengandung kromosom yang telah rusak dan menyambung di tempat yang salah, mentranslokasi fragmen dari satu kromosom ke kromosom lainnya. Proto-onkogen yang berakhir pada daerah sambungan sekarang dapat terletak berdekatan dengan suatu promoter aktif (atau elemen kontrol lain) yang meningkatkan transkripsi gen, menjadikan gen tersebut onkogen. Peningkatan ekspresi gen dapat juga terjadi ketika proto-onkogen berada di bawah kontrol promoter yang lebih aktif melalui transposisi gen atau promoter di dalam kromosom. Jenis utama kedua dari perubahan genetik, yaitu amplifikasi, meningkatkan jumlah salinan gen di dalam sel. Kemungkinan ketiga adalah mutasi titik yang mengubah produk protein gen tersebut menjadi protein yang lebih aktif atau lebih resisten terhadap degradasi daripada protein normal. Semua mekanisme ini dapat menyebabkan stimulasi siklus sel yang abnormal sehingga sel bisa berubah menjadi ganas. Selain stimulasi yang mempengaruhi protein penstimulasi-pertumbuhan, perubahan pada gen yang produk normalnya menghambat pembelahan sel juga bisa mengakibatkan kanker. Gen seperti itu disebut gen supresor-tumor karena protein yang dikodenya biasanya membantu mencegah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol. Mutasi apapun yang menurunkan aktivitas normal dari protein supresor-tumor dapat menyebabkan dimulainya pertumbuhan kanker, dan kemudian menstimulasi pertumbuhan kanker akibat tidak adanya supresi. Produk protein dari gen supresor-tumor memiliki fungsi yang beragam. Sebagai contoh, beberapa protein supresor-tumor biasanya memperbaiki kerusakan DNA, fungsi yang menjaga agar sel tidak mengakumulasi mutasi penyebab kanker. Protein supresor-tumor lain mengontrol adhesi sel terhadap sel lain atau terhadap matriks ekstraseluler; pelekatan sel yang tepat sangatlah penting pada jaringan normal (dan seringkali tidak ada pada kanker). Masih ada beberapa protein supresor-tumor lain yang merupakan komponen dari jalur pensinyalo-sel yang menghambat siklus sel. 2.4. Kondisi Psikologis yang Dialami oleh Penderita Kanker Pada pasien penderita kanker dimana ketika dokter mendiagnosis bahwa seseorang menderita penyakit berbahaya seperti kanker, secara umum ada tiga bentuk respon emosional yang bisa muncul pada pasien penyakit kronis seperti kanker, yaitu penolakan, kecemasan, dan depresi (Taylor, 1988). Dalam keadaan tersebut sangat sulit bagi pasien kanker untuk dapat menerima dirinya karena keadaan dan penanganan penyakit kanker ini dapat menimbulkan stres yang terus-menerus, sehingga tidak hanya mempengaruhi penyesuaian fisik tapi juga penyesuaian psikologi individu (Lehmann, deLisa, Warren, deLateur, Bryant, and Nicholson, 1978). Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Utami & Hasanat (1998) menunjukkan ketika mengetahui bahwa mereka menderita kanker, pasien kanker akan mengalami kondisi psikologis yang tidak menyenangkan, misalnya merasa kaget, cemas, takut, bingung, sedih, panik, gelisah atau merasa sendiri, dan dibayangi oleh kematian. Kecemasan meningkat ketika individu membayangkan terjadinya perubahan dalam hidupnya di masa depan akibat dari penyakit yang diderita ataupun akibat dari proses penanganan suatu penyakit. Kadangkala proses penanganan kanker sangat membebani pasien dibandingka penyakitnya sendiri, misalnya proses radiasi dan obat-obatan yang digunakan untuk membunuh sel kanker
7

tenyata dapat mengakibatkan kerusakan tubuh bahkan bepotensi untuk menyebabkan hilangnya fungsi tubuh yang tidak dapat diperbaiki (Burish, 1987). Proses penanganan kanker juga disertai dengan rasa sakit, kecemasan, disfungsi seksual, dan kemungkinan perawatan di rumah sakit dalam jangka waktu yang lama (Redd & Jacobsen, 1988). Perawatan di rumah sakit merupakan salah satu hal yang cukup mencemaskan bagi pasien, misalnya ketika akan dilakukan operasi dan merasa tidak nyaman atau mengalami rasa sakit setelah dilakukannya operasi. Setelah operasi, penderita kanker seringkali mengalami perasaan kecewa ketika harus kehilangan salah satu organ tubuh. Hal lainnya, pendekatan yang tidak personal dari dokter, perawat ataupun pegawai rumah sakit menyebabkan pasien merasa hanya menjadi objek pemeriksaan semata. Dalam kondisi demikian, pasien seringkali mengalami kehilangan identitas diri dan kehilangan kontrol atas tubuh, lingkungan fisik, dan sosialnya, sehingga membuat pasien kurang nyaman menjalani pemeriksaan dan perawatan di rumah sakit. Meskipun reaksi psikologis terhadap diagnosis penyakit dan penanganan kanker sangat beragam dan keadaan serta kemampuan masing-masing penderita tergantung pada banyak faktor, namun ada enam reaksi psikologis utama (Prokop, 1991) yang biasanya muncul yaitu kecemasan, depresi, perasaan kehilangan kontrol, gangguan kognitif atau status mental(impairment), gangguan seksual serta penolakan terhadapkenyataan (denial). Jay, Elliot & Varni (1986) menyatakan bahwaprofil psikologis pasien yang datang pada pemeriksaan medis menunjukkan tingginya tingkat kecemasan, rasa marah, dan keterasingan. Menghadapi penderitaan fisik dan mental akibat penyakit yang parah seperti kanker, umumnya pasien akan memiliki penerimaan diri yang rendah, harga diri yang rendah, merasa putus asa, bosan, cemas, frustasi, tertekan, dan takut kehilangan seseorang (Charmaz dalam Radleay, 1994). Banyak penelitian menunjukkan pasien kanker akan mengalami masalah harga diri rendah (Berter, 2002; Carpenter, Brockop, & Andrykowski, 1999; Kurnia, 1995; Cocker, Bell, & Kidmans, 1994; Edelman, Bell, & Kidman, 1999; Curbow, Somerfield, Legro, & Sonnega, 1990; Trunzo & Pinto, 2003; Carpenter, Brockopp, & Andrykowski, 1999; Symister, & Friend 2003; Helgeson, Lepore, & Eton, 2006). Jika perasaan-perasaan rendah tersebut dirasakan pasien dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan depresi. Oleh sebab itu, pasien kanker biasanya mengalami sakit dua kali lipat dari kebanyakan penyakit lain, yakni selain menderita penyakit kanker itu sendiri mereka juga menderita depresi (Keitel & Kopala, 2000). Penelitian yang dilakukan oleh Hadjam (2000) terhadap pasien kanker menemukan bahwa pasien yang mengalami kanker memperlihatkan adanya stres dan depresi yang ditunjukkan dengan perasaan sedih, putus asa, pesimis, merasa diri gagal, tidak puas dalam hidup, merasa lebih buruk dibandingkan dengan orang lain, penilaian rendah terhadap tubuhnya, dan merasa tidak berdaya. Kemungkinan terjadinya gangguan psikologi seperti depresi, kecemasan, kemarahan, perasaan tidak berdaya dan tidak berharga dialami antara 23%-66% pasien kanker. Diperkirakan saat ini ada sekitar 25% pasien kanker yang mengalami depresi berat (Sinar Harapan, 2003). Banyak penelitian juga menunjukkan pasien kanker mengalami masalah depresi yang berat (Antoni, Lehmann, Kilbourn, Boyers, Culver, Alferi, Yount, Mc Gregor, Arena, Harris, Price, & Carver, 2001; Blackburn, Bishop, Glen, Whalley, & Christie, 1981; Ciaramella, & Poll 2001; Evans, & Connis, 1995; Hipkins, Whitworth, Tarrier, & Jayson G, 2004; Hopko, Bell, Armento, Hunt, & Lejuez, 2005; Love, Love, Grabsch, Clarke, Bloch, David, & Kissane, 2004; Osborn & Demoncada, 2006; Spiegel & Giese, 2003; Wong-Kim, & Bloom, 2005).

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1.Kesimpulan

Ternyata perkembangan zaman telah membawa berbagai masalah, munculnya berbagai penyakit terutama meningkatkan prevalensi kanker, telah menimbulkan keresahan dikalangan masyarakat. Oleh karena itu,dibutuhkannya penanganan yang cukup serius dari berbagai pihak, terutama departemen kesehatan sebagai bagian dari pemerintah yang bertanggung jawab pada hal itu, tidak hanya pemerintah tetapi peran serta masyarakat juga dibutuhkan agar tercapainya tujuan tersebut.

3.2.Saran Pengetahuan ilmu tentang kanker harus diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya Indonesia sebagai negara berkembang, agar prevalensi kanker di Indonesia dapat diminimalisir. Perlunya perkembangan penelitian dibidang kanker agar dapat diperolehnya suatu penatalaksanaan yang tepat,sehingga menurunkan prevalensi kanker,khususnya Indonesia sebagai negara berkembang.

Daftar Pustaka

Campbell, Neil A, et.al. 2005. Biology seventh edition. San Fransisco: Pearson Yushamen.2009.Pencegahan kanker rahim dan kanker payudara.Jakarta: Depkes RI.

10

Anda mungkin juga menyukai