Bagian Awal
Cover ( halaman judul luar), halaman judul dalam, lembar pernyataan persetujuan, lembar pengesahan tim penguji, daftar isi, daftar lampiran, kata pengantar
Bagian Pokok
BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penelitian 1.4. Manfaat Penelitian BAB II : TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB III : KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep 3.2. Variabel dan Definisi Operasional 3.3. Hipotesis ( bila ada )
FORMAT
BAB IV : METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian 4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.3. Populasi dan Sampel 4.4. Tehnik Pengumpulan Data 4.5. Pengolahan dan Analisis Data BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pendahuluan
Tujuan utama dari pendahuluan adalah menjelaskan latar belakang permasalahan penelitan dan alasanalasan secara ilmiah mengapa peneliti memilih topik tersebut. Meyakinkan pembaca (misalnya pembimbing, penguji atau penyandang dana) betapa pentingnya masalah tersebut untuk diteliti dan tujuan serta manfaat yang akan diperoleh dari penelitian yang akan dilakukan.
Secara teoritis, idealnya yang harus diteliti menyangkut beberapa aspek atau variabel, namun karena beberapa keterbatasan peneliti tidak dapat melakukannya. Untuk itu keterbatasan dan ruang lingkup penelitian perlu dicantumkan dalam bagian atau bab pendahuluan.
Sebelum menulis bagian pendahuluan, peneliti harus mencari permasalahan apa yang layak untuk diteliti. Masalah merupakan undangan untuk melakukan sebuah penelitian dan bukanlah pekerjaan yang mudah bahkan boleh dikatakan sulit serta memakan waktu yang lama.
Masalah adalah suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi, atau adanya perbedaan antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi. Namun kesenjangan jangan diartikan sempit, karena kesenjangan itu dapat berupa - belum dapat dibuktikannya suatu hubungan yang bersifat kausatif (sebab akibat), - belum adanya metode untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi atau - belum diketahuinya ciri-ciri atau unsurunsur suatu permasalahan.
Akan tetapi tidak semua kesenjangan dapat diangkat menjadi permasalahan penelitian. Suatu kesenjangan dapat dikembangkan menjadi permasalahan penelitian. (1) kesenjangan itu dapat diterangkan mengapa hal itu terjadi (2) pertanyaan tentang kesenjangan itu memungkinkan untuk dijawab lebih dari satu kemungkinan jawaban.
Kabupaten Aceh Utara di Provinsi Aceh merupakan daerah yang sangat subur. Pendapatan Per kapita penduduknya melebihi pendapatan per kapita propinsi bahkan per kapita nasional. Sarana trasportasi sangat baik, penduduk yang buta huruf juga relatif sangat rendah. Program-program pembangunan, termasuk program kesehatan dan keluarga berencana sudah cukup banyak dilaksanakan dan telah mendapatkan berbagai penghargaan baik nasional maupun internasional. Tetapi angka kematian anak kabupaten ini masih cukup tinggi, jauh diatas angka propinsi maupun nasional. Dari gambaran ini terlihat adanya kesenjangan. Bila dilihat kondisi georgrafis, sosial dan ekonomi kabupaten tersebut seharusnya menjamin angka kematian anak yang rendah, tetapi kenyaannya angka kematian anak tersebut justru tinggi. Hal ini mendorong atau mengundang peneliti untuk mengetahui faktorfaktor apa yang menyebabkan tingginya angka kematian anak di kabupaten X tersebut?
Latar Belakang
Latar belakang menjelaskan kepada pembaca topik penelitian. Untuk itu diperlukan fakta-fakta atau informasi yang mendorong peneliti memilih topik atau masalah tersebut, sehingga pembaca (pembimbing, penguji atau sponsor) mengetahui background dan kontek permasalahan penelitian serta pentingnya masalah tersebut untuk diteliti. Biasanya uraian diawali dari hal-hal yang besifat umum sampai ke hal-hal yang bersifat spesifik berkaitan langsung dengan masalah atau topik yang diteliti. Dengan perkataan lain, uraian latar belakang harus bersifat piramida terbalik
Rumusan Masalah
Dilatar belakang telah diuraikan panjang lebar gambaran persoalan penelitian, maka langkah berikutnya adalah merumuskan masalah penelitian. Dengan perkataan lain membuat ringkasan latar belakang penelitian menjadi lebih ringkas dan padat. Tergantung bobot permasalahan penelitian.
Sekitar 80% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan. Perluasan jangkauan pelayanan kesehatan ke pedesaan merupakan salah satu prioritas upaya kesehatan di Indonesia. Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang kebutuhan pelayanan kesehatan serta demand terhadap pelayanan kesehatan, sehingga dapat direncanakan dan diselenggarakan pelayanan kesehatan yang relefan dengan situasi dan kondisi setempat. Salah satu cara untuk mengetahui hal tesebut adalah melakukan penelitian tentang faktor-faktor yagn mempengaruhi demand terhadap pelayanan kesehatan di pedesaan.
Jumlah kasus kecelakaan kerja menunjukkan peningkatan dari tahun ketahun. Kasus tersebut telah banyak dipublikasi oleh berbagai pihak dalam banyak forum, namun belum banyak yang menghitung bagaimana dampak terhadap ekonomi dari suatu kecelakaan kerja atau seberapa besarkah kerugian ekonomi akibat kecelakaan yang terjadi baik terhadap pekerja itu sendiri, rumah tangga pekerja, dan perusahaan. [1] Judul penelitian ini adalah dampak ekonomi akibat kecelakaan kerja di jakarta, tahun 19891991 (berdasarkan klaim pada PT Astek Persero)
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian harus berkaitan dengan inti permasalahan penelitian. Misalnya permasalahan penelitian adalah rendahnya pemanfaatan KMS, maka tujuan umum penelitiannya adalah - untuk mengindentifikasi faktor-faktor penyebab rendahnya pemanfaatan KMS. Sedangkan tujuan khusus lebih operasional lagi. Umumnya rumusan tujuan khusus - untuk mengetahui apakah variabel X,Y,Z dan sebagainya (atau variabel independen) mempunyai hubungan dengan variabel dependen (dalam kasus ini rendahnya pemanfaatan KMS).
Manfaat Penelitian
Ada beberapa jenis manfaat penelitian, antara lain - manfaat praktis yang didapatkan dari hasilhasil penelitian. Manfaat praktis tersebut bisa buat pemerintah, Masyarakat - manfaat teoritis. : manfaat untuk pengembangan ilmu; konstribusi penelitian untuk pengembangan body of knowledge. Biasanya penelitian-penelitian level strata 3 (S3) harus mempunyai manfaat teoritis, sedangkan untuk level strata satu(S1) penulisan manfaat teoritis bukan merupakan suatu keharusan.
Tinjauan Kepustakaan
Tinjauan kepustakaan harus lengkap dan disusun menurut perkembangan pengetahuan yang ada sangkutpautnya dengan tulisan atau penelitian penulis. Tinjauan kepustakaan ini dapat dianggap sebagai dokumentasi yang menjelaskan perhatian terhadap suatu permasalahan, dan menunjukkan hal-hal yang sejalan dan membenarkan pendekatan yang dipakai untuk pemecahan permasalah tersebut. Dengan kata lain memuat semua bahan yang menyangkut penelitian yang dilakukan. Pada umumnya tinjauan kepustakaan ini harus menurut pernyataan/pendapat dari hasil penyelidikan yang ditulis dari berbagai sumber seperti buku, skripsi tesis atau jurnal/majalah majalah. Tiap sumber yang digunakan , baik dikutip langsung atau tidak langsung (intisari) disebutkan pada nomor urut daftar kutipan dibelakangnya. Jadi dengan demikian peneliti tahu persis landasan teoritis/kerangka teoritis tentang apa yang sedang diteliti.
Kerangka Teoritis
Pada bab tinjauan kepustakaan, penulis telah mereview beberapa teori teori yang relevan dengan variable penelitian. Selanjutnya, teori-teori tesebut digambarkan menjadi suatu kerangka, yang dinamakan kerangka teroritis. Sebaiknya kerangka tersebut dinarasikan secara singkat. Narasi singkat ini penting ditulis untuk menunjukkan tingkat pemahaman peneliti terhadap kerterkaitan beberapa teori dengan aspek yang sedang diteliti.
Setelah peneliti mempunyai kerangka teoritis, tugas selanjutnya membuat kerangka konsep penelitian. Kerangka konsep penelitian dapat diambil seluruhnya, sebagian atau dimodifikasi dari salah satu atau beberapa kerangka teoritis yang ada. Dalam merumuskan kerangka konsep penelitian, sebainya harus tergambar keterkaitan antar variable. Dengan perkataan lain, skema atau kerangka harus dapat memberikan kejelasan hubungan antara variable dependent dan variable independent.
Pengetahuan
Jenis Kelamin
Sikap
Dukungan Orang Tua
Kesehatan Reproduksi
Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diukur secara empiris, maka konsep harus dioperasionalisasikan menjadi variable. Variable berasal dari kata variasi. Jenis kelamin, misalnya, memenuhi kriteria variable, karena mempunyai variasi nilai. Karena jenis kelamin, ada yang jenis perempuan dan ada yang berjenis kelamin laki-laki.