Anda di halaman 1dari 4

A.

Kode Etik Guru Indonesia Kode etik kesembilan berisikan tentang Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. Maksud dari kode etik tersebut adalah guru hendaknya senantiasa tunduk terhadap kebijaksanaan dan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang pendidikan. Guru haruslah menaati peraturan yang berlaku baik itu peraturan dari sekolah yang bersangkutan mau pun peraturan dari pemerintah. Jika guru melanggar ketentuan-ketentuan hendaknya guru harus siap dengan segala sanksi yang akan didapat dari pelanggarannya tersebut. Implementasi kode etik guru Indonesia yang kesembilan adalah sebagai berikut. a. Guru melakukan tugas profesinya dengan disiplin dan rasa pengabdian. Guru yang baik adalah guru yang mencontohkan hal-hal baik kepada muridnya, misalnya mengajar sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Guru hendaknya hadir tepat waktu karena guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi muridnya. Apabila guru hadir tepat waktu murid akan berusaha untuk tepat waktu juga. Namun jika guru tersebut selalu terlambat maka secara tidak langsung guru tersebut mengajarkan kepada murid tidak disiplin. Selain itu guru hendaknya mengenakan pakaian seragam yang sopan sesuai dengan peraturan yang berlaku tidak sesuka hatinya sendiri. Dalam mengajar serta mendidik guru haruslah mengajar dengan sepenuh hari tidak memandang besar kecilnya gaji yang diterima karena guru haruslah tetap mengabdi pada pemerintah dengan cara mengajar dengan rasa ikhlas tidak menuntut upah yang banyak. b. Guru berusaha membantu menyebarkan kebijaksanaan dan program pemerintah dalam bidang pendidikan kepada orang tua murid dan masyarakat sekitarnya. Guru senantisa memberitahukan kepada orang tua murid dan masayarrakat terhadap kebijakan-kebijakan baru dari pemerintah dengan cara melalui rapat guru dengan wali murid. Dari rapat tersebut wali murid dan masyarakat dapat mengetahui kebijakan dan program baru pemerintah sehingga masyarakat juga dapat mempersiapkan dan menyesuaikan anaknya dalam menghadapi pendidikan. c. Guru berusaha menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan di lingkungan atau di daerahnya dengan sebaik-baiknya. Guru tidak hanya berperan di sekolah hendaknya guru harus senantiasa turut serta bersosialisasi dalam kegiatan masyarakat. Guru menyumbangkan pemikirannya dalam kegiatan bermasayarakat mengajarkan musyawarah, mencontohkan hal-hal baik dalam masyarakat. d. Guru/sekolah dilarang mebuat kebijakan yang bertentangan dengan pemerintah dibidang pendidikan. Guru/sekolah tidak boleh seenaknya sendiri dalam membuat kebijakan. Hendaknya kebijakan haruslah sesuai dengan peraturan pemerintah dan dalam pembuatannya harusa melalui musyawarah. Jadi kebijakan yang dibuat harus mendapat persetujauan dari pihak-pihak yang bersangkutan.

e. Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program pembangunan bidang pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD 1945, UU Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen, dan ketentuan Perundang-Undang lainnya. Guru memiliki peranan penting dalam pembangunan nasional. Guru harus mendidik muridnya agar memiliki pengetahuan baik pengetahuan umum maupun pengetahuan di bidang agama serta memiliki ketrampilan. Jika pendidikan dilaksanakan secara tepat belandaskan pada UUD 1945 dan Pancasila maka pembangunann nasional akan dapat berjalan dengan lancar. Komitmen guru dalam mendidik sesuai UUD 1945 dan Pancasila sangatlah penting, karena tyanpa komitmen yang kuat maka tujauan dari pendidikan itu sendiri akan sulit tercapai. f. Guru membantu Program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan berbudaya. Dalam kegiatan pembelajaran guru senantiasa mengajarkan kepada muirdnya untuk belajar keolmpok menekankan diskusi agar murid terbiasa bersosialisasi serta guru hendaknya juga mengajak kepada muridnya untuk melestarikan budaya yang dimiliki karena jika bukan generasi muda siapa yang akan melestarikannya. g. Guru berusaha menciptakan, memelihara dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila dan UUD1945. Guru mengajarkan kepada murid rasa cinta tanah air mengajarkan pentingnya gotong royong yang memupuk rasa persatuan tetap berlandaskan UUD 1945 dan Pancasila. Guru mengajarkan kepada muridnya untuk saling mengargai antar sesama. h. Guru tidak boleh menghindari kewajiban yang dibebankan oleh pemerintah atau satuan pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan pembelajaran dan Guru tidak boleh melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang berakibat pada kerugian negara. Guru harus patuh pada peratruran yang berlaku, guru haruslah menjalankan setiap tugastugasnya sebagai guru, karean guru telah diberi amanah dari pemerintah untuk memajukan pendidikan Indonesia. Setiap tindakan guru haruslah sesuai dengan peraturan yang berlaku, jika guru melakukan tiundakan tindakan yang merugikan guru haruslah diberi sanksi karena telah tidak patuh pada Negara.

Kode Etik Guru yang kesembilan pada intinya adalah terciptanya guru yang professional dengan pemerintah yang ada. Pada kenyataannya masih banyak masalah pendidikan yang belum sesuai dengan kode etik guru tersebut . Masih banyak terdapat pelanggaran kode etik kesembilan ini, banyak guru yang melaksanakan tindakan yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah hal ini karena para guru belum benar-benar memahami dan mengimplementasikan kode etik dalam kehidupannya. Sebaiknya para guru hendaknya mempelajari, memahami, dan mengaplikasikan kode etik guru tersebut, baik dalam mendidik anak bangsa ataupun dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga guru betul-betul menjadi suri teladan bagi seluruh komponen bangsa di mana pun berada.

B. Kode Etik Jabatan Guru Kode etik jabatan guru yang ke-10 berisikan tentang Setiap guru hendaknya bersikap toleran dalam menyelesaikan setiap permaslahan yang timbul, atas dasar musyawarah dan mufakat demi kepentingan bersama. Maksudnya adalah dalam pengambilan keputusan hendaknya guru harus mempertimbangkan berbagai hal, dilakukan dengan musyawarah karena menyangkut kepentingan bersama dan guru haru lebih bertoleransi menghargai setiap pendapat dari siswa, guru lain serta pihak-pihak yang turut serta dalam musyawarah. Implementasi kode etik jabatan guru poin ke sepuluh tersebut diantaranya adalah sebagai berikut. a. Sabar Sabar merupakan suatu kondisi dimana guru mampu menahan emosinya bila berhadapan dengan suatu kondisi atau permasalahan tertentu. Dalam menghadapi muridnya yang agak kurang bias diatur guru harus memiliki kesabaran lebih. Begitu pula dalam bermusyawarah juga harus sabar menerima jika pendapat yang disampaikan belum bias digunakan, karena dalam bermusyawarah hendaknya boleh berhati panas tetapi kepala dingin. Seorang guru perlu memiliki kesabaran yang tinggi dibarengi pemahaman tentang perilaku anak saat itu. b. Penuh kasih sayang Guru merupakan orang tua bagi muird. Hendaknya guru memberikan kasih sayang dan rasa aman seperti apa yang didapatkan anak dari orang tua. Rasa kasih sayang terwujudkan melalui bentuk perlakuan guru pada anak, seperti jarang marah pada anak, anak merasa senang bila berada dekat guru, selalu memperhatikan kesulitan anak dan sebagainya. c. Ramah Sifat ramah ditunjukkan melalui perilaku yang menyenangkan orang lain, bermuka manis tidak cemberut atau berkesan galak. Dengan sifat ramah yang dimiliki guru, anak akan merasa senang dan aman bila berhadapan atau berdekatan dengan guru. Dalam menyampaikan pendapat harus dengan ramah tidak perlu mebentak-bentak. d. Toleransi terhadap anak Toleransi merupakan suatu perilaku dimana guru tidak memaksakan kehendak pada anak dan mau mengerti apa yang sedang dihadapi anak. Contoh seorang guru sedang mengajar di dalam kelas dan menerangkan suatu meteri tertentu. Namun ketika diminta untuk memperhatikan ada salah seorang murid malah asyik bermain sendiri tidak memperhatikan guru yang menerangkan. Seorang guru yang memiliki sifat toleransi akan menegur dengan halus kepada murid tersebut dan meminta unutk memperhatikan. Dan jika ada murid yang membuat kesalahan hendaknya diberi kesempatan untuk memperbaikinya dan tidak mengulanginya. e. Empati Empati merupakan suatu sifat dimana guru dapat merasakan apa yang dirasakan oleh anak didiknya. Contohnya ketika sedang belajar di dalam kelas, Nadia terlihat murung dan tidak bergairah

untuk mengikuti kegiatan. Seorang guru yang memiliki sifat empati tidak akan membiarkan anak didiknya sedih, guru akan mendekati Nadia dan bertanya mengapa dia tidak mau mengikuti kegiatan seperti teman-temannya. Apa yang dirasakan anak pada satu waktu tertentu dapat dirasakan oleh gurunya pula. Sifat empati perlu dimiliki guru agar guru memiliki rasa kepekaan terhadap apa yang dialami atau dirasakan anak didik, sehingga dengan sifat seperti itu guru dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi anak. f. Adil Adil merupakan satu sifat lain yang perlu dimiliki guru sebagai pembimbing. Guru yang adil adalah guru yang tidak membeda-bedakan anak, semua anak diperlakukan sama. Guru memperlakukan sama pada semua anak walaupun didiknya dalm pengambilan keputusan musyawarah pun harus dibuat seadil-adilnya tidak memihak dan mencapai mufakat. g. Pemaaf terhadap anak Pemaaf merupakan suatu sifat yang ditandai dengan sikap tidak dendam terhadap sikap orang lain. Dengan sikap pemaaf dapat tumbuh rasa memaklumi atas perbuatan atau kemampuan yang dimiliki anak. Seorang guru tidak boleh memiliki rasa dendam dan kesal karena anak tertentu tidak pernah memperhatikan apa yang disampaikan guru. Guru yang pendendam akan memperlakukan anak tertentu dengan perilaku yang tidak menyenangkan, misalnya dengan sering mengancam anak, padahal dengan sikap pemaaf atas perbuatan anak dapat menumbuhkan sikap untuk menerima anak apa adanya, lebih mengerti perkembangan anak dan sebagainya. h. Menghargai setiap keputusan Rasa dihargai merupakan salah satu aspek kebutuhan setiap individu. Dalam musyawarah guru harus mampu menghargainya setiap pendapat . Ungkapan terimakasih atas perilaku atau jasa yang sudah dilakukan anak merupakan salah satu wujud penghargaan guru terhadap partisipasi dalam musyarah. i. Memberi kebebasan berpendapat Dalam musyawarah untuk mencapai mufakat hendaknya setiap pesrta diberi hak untuk berpendapat dengan tidak membeda-bedakan karena musyawarah hakikatnya mencakup kepentingan bersama sehingga setiap peserta musaywarah berhak untuk mengungkapkan pendapatnya.

Hal di atas adalah harapan dari penjabaran kode etik jabatan guru yang kesepuluh. Namun pada kenyataannya masih ada hal-hal yang tidak sesuai ataupun menyimpang. Banyak guru yang tidak memiliki sikap toleran, mereka memperlakukan peserta didik sesuka hatinya menganggap bahwa guru adalah bos yang memaksa murid untuk menghargainya. Begitu juga dalam bermusyawarah dibutuhkan yang namanya toleransi dan saling menghargai. Keputusan yang mufakat masih saja ada yang tidak mau melaksanakannya. Hendaknya para guru lebih toleran menghargai muridnya dan pesrta musyawarah serta lebih mengutamakan musyawarah mufakat untuk kepentingan bersama.

Anda mungkin juga menyukai