3 Simulasi dan Interpretasi Model Menggunakan Software Maple 13 Simulasi model dilakukan dengan menggunakan Software Maple 13. Pada bagian ini dilakukan simulasi dengan beberapa nilai parameter. 3.2.3.1 Simulasi Pertama Nilai parameter yang digunakan pada simulasi kedua ini adalah
r1 1, r2 0, k 0.7, a 1, b 1, m3 0.625, m2 0.14 .
Nilai-nilai
tersebut
-0.14,0.44,-0.625 ,
-1,0.56,-0.1250000000
menghasilkan nilai
1,0,0
bersifat tidak
J1.666666667,0,-1.777777778
0.07247849585,-2.155811830,1.226666667 ,
menghasilkan nilai eigen
sehingga titik kesetimbangan bersifat tidak stabil. Persamaan karakteristik dari matriks Jacobi
J1.666666667,1,-0.3733333333
0.1426006440,-0.2301006440,-1.226666667 1.666666667,1,-0.3733333333
-0.3194444444,-0.04400000002 0.2175867644I ,-0.04400000002e - 0.2175867644I sehingga titik kesetimbangan 0.45,0.9062500000,0 bersifat stabil asimtotis.
Hasil plot sistem (3.12) apabila diberikan syarat awal, yaitu P(0) 1.01,
i(0) 0.1 dan Z (0) 0.001 seperti Gambar 3.1 berikut.
P(t ) i(t ) Z (t )
Gambar 3.1 Perilaku populasi fitoplankton yang rentan ( P(t )) , populasi fitoplankton yang terinfeksi virus (i(t )) dan populasi zooplankton ( Z (t )) pada sistem (3.12)
Berdasarkan grafik hasil simulasi Gambar 3.1 dapat diketahui bahwa secara biologis hanya populasi dari fitoplankton yang rentan dan terkena virus dapat bertahan hidup, sedangkan untuk populasi zooplankton banyaknya populasi menuju kepunahan. Berdasarkan analisa kestabilan hasil pada bahwa titik titik kesetimbangan kesetimbangan
0.45,0.9062500000,0 , 0.45,0.9062500000,0
diperoleh
waktu yang lama jumlah populasi fitoplankton yang rentan akan menuju 0.45 ekor, jumlah populasi fitoplankton yang terinveksi akan menuju 0.90625 ekor, dan jumlah populasi zooplankton akan menuju 0 ekor. 3.2.3.2 Simulasi Kedua Nilai parameter yang digunakan pada simulasi pertama ini adalah
r1 1, r2 0, k 1.6, a 5, b 5, m3 0.625, m2 0.15 .
Nilai-nilai
tersebut
Titik kesetimbangan model predator prey dengan prey terinfeksi virus adalah titik kesetimbangan yang berada di kuadran positif, sehingga yang akan dianalisis adalah titik kesetimbangan
E2 0,1, 0 E3 1, 0, 0 E4 0.3333333333, 0, 0.3555555556 E5 0.3333333333,1, -0.8000000000 E6 0.45, 0.9062500000, 0
0,1,0
bersifat stabil
asimtotis. Persamaan karakteristik dari matriks Jacobi J 1,0,0 menghasilkan nilai eigen
tidak stabil. Persamaan karakteristik dari matriks Jacobi J0.3333333333,0,0.3555555556 menghasilkan nilai eigen
0.04166666668- 0.3930825442I , 0.7833333333 , sehingga titik kesetimbangan bersifat tidak stabil. Persamaan karakteristik dari
0.04166666668 0.3930825442I ,
Jacobi
matriks
J0.3333333333,1,-0.08000000000
menghasilkan
nilai
eigen
0.1463955762,-0.2401455762,-0.7833333333 0.3333333333,1,-0.08000000000
1.175000000,0.2693211080,-0.2271336080 0.45,0.9062500000,0
bersifat tidak stabil.
sehingga
titik
kesetimbangan
Hasil plot sistem (3.12) apabila diberikan syarat awal, yaitu P(0) 1.5, i(0) 0.1 dan Z (0) 0.5 seperti Gambar 3.1 berikut.
P(t ) i(t ) Z (t )
. Gambar 3.1 Perilaku populasi fitoplankton yang rentan ( P(t )) , populasi fitoplankton yang terinfeksi virus (i(t )) dan populasi zooplankton ( Z (t )) pada sistem (3.12) Berdasarkan grafik hasil simulasi Gambar 3.1 dapat diketahui bahwa pada populasi fitoplankton yang rentan mengalami penurunan menuju kepunahan dan populasi fitoplankton yang terinfeksi virus bertambah naik, sedangkan pada populasi zooplankton terjadi kepunahan. Pada simulasi satu banyaknya populasi fitoplankton yang terinfeksi menglami kenaikan secara drastis yang
mengakibatkan penurunan banyaknya populasi fitoplankton yang rentan dalam jumlah besar pula. Kondisi ini kemungkinan besar disebabkan oleh kemampuan laju penyebaran virus yang tinggi. Penurunan ini pada akhirnya menjadi penyebab utama punahnya populasi zooplankton yang kehilangan mangsa sebagai sumber makanan dan juga sifat alamiah pemangsa zooplankton dengan menggunakan respon fungsi holling II yaitu saat kepadatan populasi fitoplankton rendah, model tersebut menggambarkan laju interaksi zooplankton dan fitoplankton dengan laju penangkapan fitoplankton dan zooplankton sebagai fungsi naik dari populasi fitoplankton. Meskipun dalam asumsi, kemampuan laju penyebaran virus tidak sebanding dengan banyaknya populasi fitoplankton terinfeksi yang mati tetapi hal ini bisa
dijelaskan melalui kemampuan alamiah populasi fitoplankton dalam bertahan hidup. Hal ini sangat berhubungan dengan sisitem imunitas populasi fitoplankton. Berdasarkan analisa kestabilan pada titik kesetimbangan 0,1,0 , diperoleh hasil bahwa titik kesetimbangan 0,1,0 bersifat stabil asimtotis. Hal ini berarti untuk jangka waktu yang lama jumlah populasi fitoplankton yang rentan akan menuju 0 ekor, jumlah populasi fitoplankton yang terinveksi akan menuju 1 ekor, dan jumlah populasi zooplankton akan menuju 0 ekor. 3.2.3.2 Simulasi Ketiga Nilai parameter yang digunakan pada simulasi kedua ini adalah
r1 1, r2 0, k 0.7, a 5, b 5, m3 1, m2 1 . Nilai-nilai tersebut disubstitusikan
Titik kesetimbangan model predator prey dengan prey terinfeksi virus adalah titik kesetimbangan yang berada di kuadran positif, sehingga yang akan dianalisis adalah titik kesetimbangan
J 1,0,0
-1,-0.3,-0.1666666667
1,0,0
bersifat stabil
asimtotis. Selanjutnya persamaan karakteristik dari matriks Jacobi J1.3,-0.4285714286,0 menghasilkan nilai eigen -0.1333333333,0.2628091801,-2.119952037 sehingga titik kesetimbangan 1.3,-0.4285714286,0 bersifat tidak stabil. Hasil plot sistem (3.12) apabila diberikan syarat awal, yaitu P(0) 1.01,
i(0) 0.1 dan Z (0) 0.001 seperti Gambar 3.1 berikut.
P(t ) i(t ) Z (t )
. Gambar 3.1 Perilaku populasi fitoplankton yang rentan ( P(t )) , populasi fitoplankton yang terinfeksi virus (i(t )) dan populasi zooplankton ( Z (t )) pada sistem (3.12) Berdasarkan grafik hasil simulasi Gambar 3.1 dapat diketahui bahwa populasi fitoplankton yang terinfeksi dan populasi zooplankton menuju kepunahan. Berdasarkan perilaku parameter yang diamati yaitu k , m2 , dan m3 bahwa pada simulasi ini dengan laju penyebaran virus yang dilakukan secara litik
lebih kecil dibandingkan kematian populasi fitoplankton yang terinfeksi dan juga proses pemangsaan zooplankton dengan menggunakan respon fungsional holing II yang lebih kecil dibandingkan kematian zooplankton yang menyebabkan populasi dari mangsa fitoplankton yang rentan dapat mempertahankan hidupnya. Berdasarkan analisa kestabilan pada titik kesetimbangan 1,0,0 , diperoleh hasil bahwa titik kesetimbangan 1,0,0 bersifat stabil asimtotis. Hal ini berarti untuk jangka waktu yang lama jumlah populasi fitoplankton yang rentan akan menuju 1 ekor, jumlah populasi fitoplankton yang terinveksi akan menuju 0 ekor, dan jumlah populasi zooplankton akan menuju 0 ekor.