Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

Disusun Oleh: Dani Safdinan ( A01101547 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TAHUN 2012

A. PENGERTIAN a. Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh ( Tarwoto dan Wartonah, 2006). b. Oksigen adalah kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan, dan aktivitas berbagai organ atau sel ( CarpenitiMoyet, 2006). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa oksigen adalah suatu komponen gas yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel. B. ANATOMI FISIOLOGI 1. Anatomi system pernafasan A. Saluran nafas atas 1. Hidung Terdiri atas bagian eksternal dan internal Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago 2. Faring Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring) Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif 3. Laring Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi 4. Trakea Disebut juga batang tenggorok Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina

B. Saluran nafas bawah 1. Bronkus Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri

2. Bronkiolus Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lender. 3. Bronkiolus Terminalis Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia) 4. Bronkiolus respiratori Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas 5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar 6. Alveoli Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2 Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2

C. Paru Terletak dalam rongga dada atau toraks Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus D. Pleura Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis

2. Fisiologi system pernafasan Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu : 1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya. Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif. 2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru.

3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru.

C. PENYEBAB Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen menurut Tarwoto dan Wartonah antara lain: A. a. b. c. d. e. Faktor fisiologi Menurunnya kapasitas peningakatan oksigen ( misal: anemia). Menurunnya konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi. Hipovolemia mengakibatkan transpor oksigen terganggu akibat tekanan darah menurun. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dll. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada ( kehamilan, obesitas ).

B. Faktor perkembangan a. Bayi prematur: kurangnya pembentukan surfaktan. b. Bayi dan toddler: akibat adanya infeksi saluran nafas. c. Anak usia sekolah dan remaja: resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok. d. Dewasa muda dan pertengahan: akibat diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, dan stres. e. Dewasa tua: adanya penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteoriklerosis dan ekspansi paru menurun. C. Faktor peilaku a. Nutrisi: penurunan ekspansi paru pada obesitas. b. Exerase: meningkatkan kebutuhan oksigen. c. Merokok: nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah. d. Substanse abuse dan nikotin: menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan Hb, alkohol menyebabkan depresi pernafasan. D. Faktor lingkungan a. Tempat kerja ( polusi ). b. Suhu lingkungan. c. Ketinggian tempat dari permukaan laut. D. MANIFESTASI KLINIS Tanda dan gejala yang ditemukan antara lain: a. b. c. Batuk yang sering dan menghasilkan lendir Kekurangan tenaga Suara mencuit-cuit ketika bernapas, yang mungin atau mungkin tidak hadir

d. e. f. g. h.

Demam, yang mungkin atau mungkin tidak hadir Sianosis dankesulitan bernafas (dispnea) Kecemasan Sesak nafas Nilai AGD tidak normal

E. PENGKAJIAN FOKUS Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang : 1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan) 2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST) Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)

3. Riwayat perkembangan a. Neonatus : 30 - 60 x/mnt b. Bayi : 44 x/mnt c. Anak : 20 - 25 x/mnt d. Dewasa : 15 - 20 x/mnt e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun 4. Riwayat kesehatan keluarga Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah / penyakit yang sama. 5. Riwayat sosial Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll.

6. Riwayat psikologis a. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya b. Pengaruh sakit terhadap cara hidup c. Perasaan klien terhadap sakit dan therapi d. Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapi

7. Riwayat spiritual 8. Pemeriksaan fisik a. Hidung dan sinus

Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna, bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan hidung. Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris b. Faring Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak c. Trakhea Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui. d. Thoraks Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi berbentuk bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior sama dengan diameter tranversal (1 : 1). Pada orang dewasa perbandingan diameter antero-posterior dan tranversal adalah 1 : 2 Pola napas, dalam hal ini perlu dikaji kecepatan/frekuensi pernapasan apakah pernapasan klien eupnea yaitu pernapasan normal dimana kecepatan 16 - 24 x/mnt, klien tenang, diam dan tidak butuh tenaga untuk melakukannya, atau tachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau bradipnea yaitu pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt, ataukah apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan.

e. Palpasi : Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan, kesimetrisan ekspansi dan vokal fremitus.

F.DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mucus dalam jumlah banyak G.INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Diagnosa : Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mukus dalam jumlah banyak. Intervensi umum : a.Mandiri Kaji faktor penyebab. Kurangi atau hilangkan faktor penyebab. Ajarkan klien tentang metode batuk efektif yang benar.

Lakukan dan drainase postural sesuai kebutuhan.

fisiologi

dada

Jika sekret kental, pertahankan hidrasi yang adekuat (tingkatkan asupan cairan hingga 2-3 x sehari jika ada kontraindikasi). b. Kolaborasi -Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian oksigen melalui masker, kanula hidung, dan transtrakea guna mempertahankan dan meningkatkan oksigenasi. c. Rasional
-Batuk yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kelemahan dan tidak efektif, dan bisa menyebabkan bronchitis. -Latihan napas dalam dapat melebarkan jalan napas. -Duduk pada posisi tegak menyebabkan organ-organ abdomen terdorong menjauhi paru, akibatnya pengembangan paru menjadi lebih besar. -Pernapasan diafragma mengurangi frekuensi pernapasan dan meningkatkan ventilas alveolar. -Sekret yang kental sulit dikeluarkan dan dapat menyebabkan henti mukus, kondisi ini dapat menimbulkan atelektasis. -Secret harus cukup encer agar mudah dikeluarkan. -Nyeri atau rasa takut akan nyari dapat melelah dan menyakitkan. Dukungan emosional menjadi semangat bagi klien, air hangat dapat membantu relaksasi.

Daftar Pustaka Mubarak, Wahit Iqbal.2007.Buku ajar kebutuhan dasar manusia : teori & aplikasi dalam praktek.Jakarta:EGC.

Tarwanto, Wartonah.2006.Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3.Salemba:Medika. NANDA.2005-2006.Panduan Diagnosa Keperawatan.Jakarta:Prima Medika Willkinson.judith M.2007.Diagnosa Keperawatan.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Brunner&suddarth.2002.Keperawatan Medikal Bedah.vol:1.Jakarta:EGC Kozier.Fundamental of Nursing

Anda mungkin juga menyukai