Anda di halaman 1dari 12

TTEORI KEHILANGAN BAB I KONSEP TEORI

Kehilangan adalah penarikan sesuatu dan atau seseorang stau situasi yang berharga / bernilai ,baik sebagai pemisahan yang nyata maupun yang diantisipasi. Jenis-jenis Kehilangan : 1. ACTUAL LOSS. Diakui orang lain dan sama-sama dirasakan bahwa hal tsb merupakan suatu bentuk kehilangan. misal : kehilangan anggota badan ,kehilngan suami/ istri ,kehilangan pekerjaan. 2. PERCEIVED LOSS. Dirasakan seseorang, tetapi tidak sama dirasakan orang lain. Misal : kehilangan masa muda, keuangan, lingkungan yang berharga . 3. PHICHICAL LOSS. Kehilangan secara fisik. misal : seseorang mengalami kecelakaan dan akibat luka yang parah tangan atau kaki harus diamputasi. 4. PSYKHOLOGIS LOSS. Kehilangan secara psykologis. Misal : orang yang cacat akibat kecelakaan membuatnya merasa tidak percaya diri.gambaran dirinya terganggu. 5. ANTICIPATORY LOSS. Kehilangan yang bisa dicegah. Misal : orang yang menderita penyakit terminal. Respon emosi yang normal terhadap suatu yang hilang / akan hilang setelah beberapa saat disebut berduka / grief. PARKES ( 1986 ) dan PARKES ET AL ( 1991 ),membatasi 4 tahap dari reaksi berduka karena kematian seseorang yang dicintai : 1. Mati Rasa Dan Mengingkari. Orang yang baru saja mengalami kehilangan akan merasa tidak nyata,penghentia waktu,segera setelah kematian orang yang penting dalam kehidupan mereka. Perasaan ini digambarkan sebagai mati rasa .Ada kecenderungan untuk mengingkari kejadian dan keyakinan bahwa semuanya hanyalah mimpi buruk . Hal ini berlangsung beberapa hari sampai berminggu-minggu. 2. Kerinduan atau Pining.

Fase ini ditandai dengan adanya kebutuhan untuk menghidupkan kembali orang yang sudah meninggal.Hal ini dinyatakan dalam mimpi orang yang kehilangan,dan orang seringkali mengatakan melihat orang yang sudah meninggal dalam keramaian. 3. Putus Asa dan Depresi. Jika orang yang kehilangan akhirnya menyadari kenyataan tentang kematian ,ada perasaan putus asa yangbhebat dan kadang terjadi depresi. Periode ini adalah saat individu mengalami disorganisasi dalam batas tertentu dan merasa bahwa mereka tidak mampu melakukan tugas yang dimasa lalu dilakukan dengan sedikit kesulitan. 4. Penyembuhan dan Reorganiosasi. Pada titik tertentu kebanyakan individu yang kehlangan menyadari bahwa hidup mereka harus berlanjut dan mereka harus mencari makna baru dari keberadaan mereka. Tingkat penyembuhan dan jangka waktu bervariasi antarea orang yang satu dengan orang yang lain. Tahapan berduka menurut KUBLER ROSS ( 1969 ). 1. DENIAL ( PENOLAKAN ). - Klien mencoba untuk melupakan atau menutupi kenyataan. - Pengalaman yang diterima berdampak shock dan tidakpercaya. - Secara intelektual seseorang dapat menerima hal-hal yang berkaitan dengan kematian, tetapi berbeda dengan tingkat emosi. Denial merupakandefense mekanisme pertahanan diri terhadap rasa cemas. 2. ANGER ( BERONTAK DAN MARAH ). - Berontak ,merasa Tuhan tidak adil atau tidak berperasaan terhadap kenyataan harus dihadapi. - Marah kepada Sang Pencipta. - Merupakan tahap tersulit yang dilalui keluarga. - Kadang- kadang pasien rewel,mengkritik orangyang berhubungan - Timbul berbagai pertanyaan : mengapa harus saya ? apa dosa saya ? . 3. BERGAINING ( TAWAR MENAWAR ). - Menuju tahap menerima. Pasien tawar menawar untuk berbuat baik jika diperpanjang hidupnya. - Pasien menangis dan menyesal.( perawat perawat : diam,mendengarkan dan memberikan sentuhan terapeutik.) 4. DEPRESI

- Pasien sadar bahwa kematian tidak dapat ditolak. - Bila depresi meningkat, pasien menjadi semakin lemah, kurus atau terjadi gangguan tanda-tanda vital. - Pasien merasa sepi ,merasa bahwa semua orang meninggalkannya. - Merasa tidak berguna. - Tidak menolak faktor yang harus dihadapi. - Fokus pikiran pada orang yang dicintai.Apa yang akan terjadi dengan istri dan anak saya., bila saya sudah tiada? Peran Perawat : - Pasien jangan ditinggal sendiri. - Pintu kamar dibiarkan terbuka. 5. ACCEPTANCE ( MENERIMA) - Masa depresi sudah berlalu. - Takut ditinggal sendiri. - Kadang ingin ditemani. Peran Perawat : menemani pasien bila mungkin bicara dengan pasien. Tanyakan apa yang dibutuhkan. Apakah butuh pertolongan perawat. Pintu kamar jangan ditutup

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHILANGAN. I. Perkembangan . Anak- anak. Belum mengerti seperti orang dewasa, belum bisa merasakan. Belum menghambat perkembangan. Bisa mengalami regresi Orang Dewasa

Kehilangan membuat orang menjadi mengenang tentang hidup,tujuan hidup, Menyiapkan diri bahwa kematian adalah hal yang tidak bisa dihindari. II. Keluarga. Keluarga mempengaruhi respon dan ekspresi kesedihan. Anak terbesar biasanya menunjukan sikap kuat, tidak menunjukan sikap sedih secara terbuka. III. Faktor Sosial Ekonomi.

Apabila yang meninggal merupakan penanggung jawab ekonomi keluarga, beraati kehilangan orang yang dicintai sekaligus kehilangan secara ekonomi.Dan hal ini bisa mengganggu kelangsungan hidup. IV. Pengaruh Kultural. Kultur mempengaruhi manifestasi fisik dan emosi. Kultur barat menganggap kesedihan adalah sesuatu yang sifatnya pribadi sehingga hanya diutarakan pada keluarga, kesedihan tidak ditunjukan pada orang lain. Kultur lain menggagap bahwa mengekspresikan kesedihan harus dengan berteriak dan menangis keraskeras. V. Agama. Dengan agama bisa menghibur dan menimbulkan rasa aman. Menyadarkan bahwa kematian sudah ada dikonsep dasar agama. Tetapi ada juga yang menyalahkan Tuhan akan kematian. VI. Penyebab Kematian . Seseorang yang ditinggal anggota keluarga dengan tiba-tiba akan menyebabkan shock dan tahapan kehilangan yang lebih lama. Ada yang menganggap bahwa kematian akibat kecelakaan diasosiasikan dengan kesialan. Kebutuhan Keluarga yang Berduka. 1. Harapan Perawatan yang terbaik sudah diberikan. Keyakinan bahwa mati adalah akhir penderitaan dan kesakitan. Memberi perawatan Sharing dengan staf perawatan. Dengan support klien bisa melewati kemarahan, kesedihan, denial. Support bisa digunakan sebagai koping dengan perubahan yang terjadi. Berdoa sesuai kepercayaan. Mendapatkan kekuatan dari Tuhan.

2. Berpartisipasi.

3. Support

4. Kebutuhan spiritual.

BAB II TINJAUAN KASUS


Pada tinjauan kasus penulis,membatasi masalah Asuhan Keperawatan Pada Ny. N dengan Kehilangan akibat kematian suami. PENGKAJIAN Ny.N, umur 40 tahun,sedang berduka karena suaminya meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas 2 hari yang lalu.Ny. N menangis tersedu-sedu sambil memanggil nama suaminya dan dengan pandangan mata yang kosong. Tidak merespon bila diajak bicara. Sudah 2 hari ini klien tidak mau makan dan hanya minum air putih saja sehingga badannya lemes. PROBLEM LIST NO. 1. TGL 10-11-2008 Data Fokus Diagnosa Keperawatan Ttd Ny.N menangis tersedu- Tidak efektif koping sedu, memanggil nama mekanisme b/d kehilangan suaminya yang sudah suami. meninggal. Klien tidak merespon bila Isolasi sosial diajak bicara, pandangan berkabung. mata kosong. b/d proses

2.

10-11-2008

3.

10-11-2008

K/u.lemah, sudah 2 hari Pemeliharaan diri (makan) Ny.N tidak mau makan kurang b/d tidak mampu dan hanya minum air mengatasi keadaan. putih. NURSING CARE PLAN

No.DP Tgl. Tujuan 1. 10-11-2008 Klien mampu mengekspresikan perasaan , kebutuhan dan ketakutan.

Intervensi - Monitor keadaan umum - Amati tingkat dan pola mood. - Secara bertahap perlihatkan pada klien, fakta-fakta yang lebih berarti. - Mengembangkan tujuan yang sesuai dengan nilai dan keyakinan klien. - Bantu klien untuk mengembangkan tujuan yg realistis dan perubahan gaya hidup. - Ajak Klien Untuk Berdoa dan mendekatkan diri dg Alloh SWT

Ttd

2.

10-11-2008 Memperlihatkan hubungan saling percaya dan mampu mengekspresikan perasaan kesendirian dan ketidakpercayaan. 10-11-2008 Klien mampu melakukan pemeliharaan diri. Klien makan sesuai kebutuhan.

- Ajak klien mencurahkan perasaan - Ikut serta dalam mendengarkan secara aktif. - Diskusikan realitas dan keuntungan membuka diri pada orang lain. - Ajak klien memenuhi ADL. - Beri klien makanan sesuai kebutuhan. - Ingatkan klien pentingnya makanan bagi tubuh.

3.

NURSING NOTE No.DP Tgl. 1 10-11-2008 Implementasi - Memonitor keadaan umum. - Mengamati tingkat dan pola mood klien. - Mengamati persepsi klien tentang kehilangan. - Mengajak klien melihat fakta yg lebih berarti yaitu dengan merawat anakanak klien. - Membantu klien untuk mengembangkan tujuan yang realitas dan perubahan gaya hidup 2 10-11-2008 - Mengajak klien mencurahkan Perasaan. - Mengikutsertakan dalam mendengarkan secara aktif - Mendiskusikan realitas dan Keuntungan membuka diri Pada orang lain. 10-11-2008 - Mengajak klien memenuhi ADL . - Memberikan klien makanan sedikit tapi sering. - Mengingatkan klien pentingnya makanan bagi tubuh. Respon - K/U lemah. - Mood klien masih tidak baik. - Klien mengatakan tidak sanggup kehilangan suaminya. - Klien memeluk anaknya. - Klien mampu mengembangkan tujuan yang realitas dan perubahan gaya hidup. - Klien mencurahkan perasaan sambil menangis - Klien merespon bila diajak bicara. - Klien mulai membuka diri dengan orang lain . - Klien mau makan. - Habis porsi. - Klien memahami pentingnya makanan bagi tubuh. Ttd

NURSING PROGRES No.DP Tgl. 1 11-112008 Evaluasi - Klien mengatakan sudah mengiklaskan kematian suaminya. - Klien mampu mengidentifikasikan dan menggunakan koping yang efektif. - Klien mengekspresikan perasaan kesendirian dan ketidakpercayaan dengan bercerita pada orag lain. - Klien makan 3x sehari ,porsi dari porsi makan tiap hari. - Klien mampu melakukan pemeliharaan diri. Ttd

2. 11-112008 3. 11-112008

BAB III PEMBAHASAN


Tahap Awal dalam Asuhan keperawatan adalah Pengkajian untuk

mmenentukan data subyektif dan data obyektif, tetapi pada klien Ny. N penulis tidak dapat memperoleh data subyektif karena klien dalam tahap berkabung dan menarik diri. Dalam tinjauan kasus kami hanya membatasi pada masalah kehilangan tentang kehilangan ( suami ). Kami menemukan permasalahan : 1. Tidak efektifnya koping mekanisme b/d kehilangan suami. 2. Isolasi social b/d proses berkabung 3. Pemeliharaan diri ( makan ) kurang b/d tidak mampu mengatasi keadaan. Ny. N. Mengalami suaminya kehilangan kecelakaan suami untuk lalulintas selamanya bersama yang suaminya tiba-tiba dan dan menyeababkan mengakibatkan meninggal dunia kejadian

menimbulkan

perasaan

ketidaksiapan pada klien sehingga tidak dapat menggunakan koping mekanisme yang efektif sehingga muncul Diagnosa Perawatan Tidak efektifnya koping mekanisme b/d kehilangan suami. Hal ini juga sesuai dengan tahapan berduka menurut Kubler Ross(1969) Yaitu Denial (penolakan) dimana klien mencoba melupakan dan menutupi kenyataan dan pengalaman yang diterima berdampak shock dan tidak percaya. Akibat dari tidak efektifnya koping mekanisme klien menarik diri yang ditandai dengan klien tidak berespon bila diajak bicara, Pandangan mata kosong sehingga penulis mengangkat Diagnosa Isolasi sosial b/d proses berkabung. Dalam hal ini tidak hanya respon emosi saja yang muncul, seperti halnya respon emosi yang dikemukan oleh Partes ( 1986 ) dan Parkes Et Al ( 1991 ),tetapi muncul juga respon fisik suhubungan dengan kehilangan, seperti halnya gangguan pemeliharaan diri ( makan ), yang muncul pada klien kami. Perencanaan pada Ny. N berdasarkan diagnosa keperawatan Tidak efektifnya koping mekanisme b/d kehilangan suami, bertujuan untuk membantu klien mengekspresikan perasaan, kebutuhan dan ketakutan dengan intervensi Monitor keadaan umum dengan tujuan agar tidak terjadi shock berkelanjutan, amati tingkat dan pola mood dengan tujuan apabila mood pasien baik bias mengakjak bicara klien dan bias menunjukkan kepada klien tentang kenyataan hidup yang harus dihadapu dan perannya sebagai single parent sehingga dapat mengembangkan tujuan yang realistis dalam perubahan gaya hidup sehingga dalam evaluasi klien mengatakan sudah mengiklaskan kematian

suaminya dan klien mampu mengidentifikasikan dan menggunakan koping yang efektif. Diagnosa Perawatan Isolasi sosial b/d proses berkabung intervensinya adalah Ajak klien mencurahkan perasaan sehingga dapat mengurangi beban psikologis klien dan apabila klien sudah melakukannya perawat ikut serta dalam mendengarkan secara aktif dengan cara member tanggapan yang bersifat positif, sehingga tujuan dari diagnose ini yaitu yaitu klien dapat memperlihatkan hubungan saling percaya dan mampu mengekspresikan perasaan kesendirian dan ketidakpercayaan dapat tercapai dan evaluasi dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Diagnosa ketig adalah Pemeliharaan diri (makan) kurang b/d tidak mampu mengatasi keadaan dengan intervensi ajak klien memenuhi ADL terutama makan sesuai kebutuhan hal ini bertujuan agar klien tidak lemah dan meningkatkan daya tahan tubuh klien.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan Kehilangan adalah penarikan sesuatu dan atau sesorang atau situasi yang berharga/bernilai, baik sebagai pemisahan yang nyata maupun yang diantisipasi. Kesiapan seseorang akan proses kehilangan berbeda, sesuai koping dan atau mekanisme pertahanan diri, dan hal ini memerlukan waktu yang berbeda pula. Tahap-tahap reaksi berduka karena kematian seseorang yang dicintai menurut Parker (1986 ) dan Parker Et Al ( 1991 ) adalah : 1. Mati rasa dan mengingkari 2. Kerinduan atau pining 3. Putus asa dan depresi 4. Penyembuhan atau reorganisasi. Tahap berduka menurut Kubler Ross ( 1969 ) 1. Daniel 2. Anger 3. Berkabung 4. Depresi 5. Acceptance Diagnosa Keperawatan yang muncul : 1. Tidak efektif kopoing mekanisme b/d kehilangan suami 2. Isolasi sosial b/d proses berkabung 3. Pemeliharaan diri ( makan ) kurang b/d tidak mampu mengatasi keadaannya. B. Saran 1. Pada klien dengan kehilangan akibat kematian suaminya diperlukan dorongan moril dari keluarga dan orang-orang terdekat klien sehingga klien dapat mengembangkan koping mekanisme yang efektif. 2. Perawat perlu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan asuhan perawatan pada pasien dan keluarga yang mengalami kehilangan sehingga mampu mencegah atau mengurangi dampak negative yang timbul akibat dari proses kehilangan.

DAFTAR PUSTAKA 1. Niven Neil, 2003, Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat dan Profesional kesehatan Lain, edisi 2, EGC, Jakarta 2. Juall Lynda, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, Jakarta

LAPORAN TUGAS KELOMPOK KONSEP DASAR KEPERAWATAN

TEORI KEHILANGAN
PENGAMPU : KUSWANTO, S.kep. Ns.

DISUSUN OLEH : 1. PURWADI 2. ARDYONO 3. MARTINI 4. SRI LESTARI 5. HENY SUHARTI 6. RINI ETIKAWATI 7. PAMUJI 8. ERA SETIAWAN 9. TEGUH SUBIANTO 10. FATKUN 11. IMRON AMROZI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA 2008 / 2009

Anda mungkin juga menyukai