STATUS UJIAN PSIKIATRI Alse
STATUS UJIAN PSIKIATRI Alse
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
No. Rekam Medik Ruang Perawatan Nama Lengkap Nama Panggilan Tempat/Tanggal Lahir Umur Jenis Kelamin Status Perkawinan Pendidikan Terakhir Pekerjaan Bangsa/ Suku Agama Alamat : xx-xx-xx : picu : Tn.R : Tn.R : Jakarta, 5 September 1987 : 25 tahun : Laki-laki : Belum menikah : SLTP : pegawai Hanamasa : Indonesia, Betawi : Islam : jl Tali Lima V, RT 0010/ RW 008, kel Kota Bambu Selatan, Kec Palmerah, Jakarta Barat Dokter yang Merawat Tanggal Masuk RSJSH Riwayat Perawatan: Belum pernah dirawat di rumah sakit jiwa mana pun sebulumnya II.RIWAYAT PSIKIATRIK Autoanamnesis :. Tanggal 9 Januari 2013, pukul 15.20 16.30, di ruang Picu RSJSH. Tanggal 10 Januari 2013, pukul 11.00 11.20, di ruang Picu RSJSH. Tanggal 11 Januari 2013, pukul 10.00 10.20, di ruang Elang RSJSH : dr.Desmiarti, Sp.KJ : 7 Januari 2013
Alloanamnesis: Dengan Tn. Supriadi Ny. Rodiah (orang tua pasien) tanggal 10 Januari 2013, pukul 11.30 12.00 WIB Dengan Tn.Herman (Kakak pasien) tanggal 11 Januari 2013, pukul 16.30- 17:00 WIB via telfon A. Keluhan Utama Pasien mengamuk sejak 4 hari SMRS.
B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke RS. Jiwa Soeharto Heerdjan (RSJSH) pada tanggal 7 Januari 2013, diantar oleh keluarga pasien (kakak dan orang tua pasien ) karena pasien mengamuk. Orang tua pasien mengatakan, semenjak tanggal 3 Januari 2012 yaitu 4 hari SMRS pasien pulang dari acara taun baru pasien sering murung dan sedih. Pasien juga sering menangis dan tidak bisa tidur. Keluarga mengatakan keluhan pasien dikarenakan pasien putus hubungan dengan pacarnya (rahayu 19th) yang sudah dijalaninya selama 4 bulan. Alasan putus dikarenakan pasien tidak disukai keluarga sang pacar karena di cap play boy. Sebelumnya pasien pernah berpacaran tiga kali dan tidak pernah mengalami hal seperti ini. Semenjak itu pasien murung, sedih, sering menagis dan tidak bisa tidur tetapi keadaan ini tidak membuat pasien putus asa dan berniat mengakiri hidupnya atau melukai dirinya. 2 hari SMRS ini pasien suka marah- marah bila dinasehati keluarga dan suka berbicara sendiri, keluarga mengatakan pasein dirumah sering mengucapkan bahwa dirinya adalah allah dan memiliki surga dan neraka di kedua tanganannya. Keluarga juga mengatakan pasien bisa melihat surga. Pasien sering gaduh gelisah, murung, hingga tidah bisa tidur. 1 hari SMRS, pasien semakin sering berbicara sendir dan mengatakan hal hal yg tidak masuk akal. Pasien juga semakin sering mengamuk sampai-sampi
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Herdjan | Fakultas Kedokteran Universita Trisakti 2
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Gangguan Psikiatrik Sebelumnya pasien belum pernah dirawat karena gangguan jwa
2. Riwayat Gangguan Medik Pasien tidak pernah menderita sakit yang serius, Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit dan dioperasi sebelumnya. Riwayat kejang, epilepsi maupun kecelakaan yang menyebabkan luka di kepala atau gangguan pada fungsi otak yang ada hubungannya dengan gangguan kejiwaan disangkal. gangguan medik lainnya juga disangkal.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif Pasien mulai merokok sejak usia tahun 18, dalam sehari pasien dapat menghabiskan hampir satu bungkus rokok. Pasien tidak memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol. Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan NAPZA.
3 Januari 2013
7 Januari 2013
3 Januari 2013
7 Januari 2013
sering
Pasien marah-marah, suka bebica sendiri, keluarga mengatakan pasein mengaku dirinya adalah allah dan memiliki surga dan neraka di kedua tanganannya. Keluarga juga mengatakan pasien bisa melihat surga. Pasien sering gaduh gelisah, murung, hingga tidah bisa tidur.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat Prenatal dan Perinatal Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah mengalami gangguan kesehatan. Ibu tidak terlalu rajin mengontrol kehamilannya ke bidan
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Herdjan | Fakultas Kedokteran Universita Trisakti 4
4. Riwayat Pekerjaan Pasien mengatakan bahwa dia dulu sebagai klining servise di RS Harapan Kita selama 6 bulan. Kemudia berhenti karena mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan melanjutkan sebagai pegawai restoran Hanamasa selama 1 tahun. Tidak ada masah di lingkungan pekerjaan pasien. Pasien mudah bergaul dengan rekan kerja dan mempunya banyak teman.
5. Kehidupan Beragama Pasien beragama Islam. Sewaktu kecil pasien rajin beribadah ke masjid, sampai sekarang pasien sering mengaji dan sholat lima waktu 6. Kehidupan Perkawinan/ Psikoseksual Pasien belum menikah dan baru saja putus dengan pacarnya yg terakir. Sebelumnya pasien pernah berpacaran sebanyak tiga kali.
7. Riwayat Pelanggaran Hukum Pasien sering bertengkar dengan warga atau teman- temannya tetapi tidak sampai terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan hukum.
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Herdjan | Fakultas Kedokteran Universita Trisakti 6
E. Riwayat Keluarga Pasien merupakan anak pertama dari empat bersaudara, yang terdiri dari empat laki-laki dari tn S dan ny R. Ketiga saudara pasien termasuk pasien semuanya belum menikah. Orang tua pasien masih lengkap dan semua anggota keluarga tinggal serumah dengan pasien. Tidak ada riwayat anggota keluarga yang mengalami sakit seperti pasien.
Genogram
Keterangan : : Tn. Supriadi, ayah pasien, 45 tahun dan tinggal seruah dengan pasien . : Ny. Rodiah, ibu pasien, 40 tahun dan tinggal seruah dengan pasien : Tn. Herman, 21 tahun, adik laki- laki pertama pasien, belum menikah, dan tinggal seruah dengan pasien
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Herdjan | Fakultas Kedokteran Universita Trisakti 7
Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang Pasien tinggal di rumah orang tua pasien, yang dihuni oleh 6 orang termasuk dirinya, Rumah dan fasilitas rumah adalah milik sendiri. Interaksi pasien dengan orang serumah baik. Biaya untuk kebutuhan sehari-hari pasien berasal dari orang tua saja. Pasien dan adik pertamanya tidak memiliki pekeraan tetap, sedangkan adik kedua dan ketiga psien masi duduk dibangku sekolah. Kesan kondisi sosial ekonomi keluarga adalah keluarga kurang.
F. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit. III. STATUS MENTAL (tanggal 9 Januari 2013, pukul 10.30 WIB) A. Deskripsi Umum Kesadaran Neurologis : Compos Mentis
2. Perilaku dan Aktivitas Motorik Sebelum Wawancara: Pasien sedang duduk sambil mengobrol dengan pasien-pasien lain di Picu Selama Wawancara : Pasien duduk dengan tenang di depan pemeriksa, merespon semua pertanyaan dengan baik dan menjawab sesuai dengan pertanyaan, tanpa adanya perubahan aktivitas motorik yang berarti. Sesudah Wawancara : Pasien bersalaman dengan pewawancara dan kembali ketempatnya seperti semula.
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Herdjan | Fakultas Kedokteran Universita Trisakti 9
4. Pembicaraan Lancar, pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan, kuantitas cukup. Bicara pasien kurang spontan dengan intonasi cukup dan nada suara cukup, ide cerita kurang .Tidak terdapat hendaya atau gangguan berbicara.
B. Alam Perasaan (Emosi) 1. Suasana Perasaan (mood) :Hipothym 2. Afek / Ekspresi Afektif a. Arus b. Stabilitas c. Kedalaman : Serasi : lambat : stabil : dangkal
d. Skala diferensiasi : luas e. Keserasian f. Pengendalian g. Dramatisasi h. Empati C. Gangguan Persepsi a) Halusinasi :
10
mencium bau surga dan dapat berkomunikasi dengal allah lewat angin. Ilusi b) Depersonalisasi c) Derealisasi : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada
D. Fungsi Intelektual 1. 2. 3. 4. 5. Taraf Pendidikan Pengetahuan Umum Kecerdasan Konsentrasi dan Perhatian Orientasi Waktu Kurang (Pasien dapat menyebutkan bulan dan tahun saat itu dengan benar, namun tidak mengetahui hari 9. Tempat Orang Situasi dan tanggal). Baik (Pasien dapat menyebutkan tempat sekarang dimana ia berada dan dirawat). Baik (Pasien mengenali temannya dengan benar dan mengetahui sedang diwawancara oleh dokter muda). Baik (Pasien mengetahui situasi sekitar, saat wawancara berlangsung). Daya Ingat Jangka Panjang Jangka Pendek Segera Baik (Pasien dapat mengingat nama guru nama sekulah). Baik (Pasien masih mengingat aktifitas yang dilakukan sehari yang lalu). Baik (Pasien dapat menyebutkan 3 benda yang disebutkan oleh pemeriksa setelah 5 menit). Sesuai dengan tingkat pendidikan (SLTP) Kurang Rata-rata Cukup
11
E. Proses Pikir 1. Arus Pikir a. Produktifitas b. Kontinuitas a. Blocking : terbatas : Koheren : tidak ada
b. Asosiasi longgar: tidak ada c. Inkoherensi d. Word salad e. Neologime : tidak ada : tidak ada : tidak ada
f. Flight of idea : tidak ada g. Sirkumstansial: tidak ada h. Tangensial c. Hendaya Berbahasa : tidak ada : Tidak ada
12
sebagaia
mengendalikan surga dan neraka di kedua telapak tangannya. Ideas of reference Thought echo Thougt broadcasting Thought withdrawal Thought insertion c. Obsesi d. Fobia : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : Tidak ada : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
G. Daya
Nilai
Daya Nilai Sosial Baik (pasien tahu bahwa marah-marah itu tidak baik).
Uji Daya Nilai Baik (pasien akan menolong anak kecil yang terjatuh di jalan)
13
Tanda Vital Tekanan Darah Nadi Suhu Pernafasan Kulit : : : : : 115/71 mmHg 100x/ menit 37oC 16 x/ menit Putih, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembaban primer/sekunder(-) Kepala : Normocephali, rambut warna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Herdjan | Fakultas Kedokteran Universita Trisakti 14
normal,
efloresensi
HEMATOLOGI Darah Lengkap: Hemoglobin Hematokrit Trombosit Lekosit Eritrosit LED Hitung Jenis: Basofil Eosinofil Batang Segmen Limposit Monosit KIMIA DARAH GDS SGOT SGPT Ureum Kreatinin
g/dL % ribu/uL ribu mm3 juta/mm3 mm/1 jam % % % % % % mg/dL U/L U/L mg/dL mg/dL
11,3-16,0 33-48 130-450 4-10 3,6-5,3 <15 0-1 1-3 2-6 50-70 20-40 2-8 <180 <38 <41 15-45 0,7-1,2
b) Pemeriksaan radiologi foto thorax pada tanggal 7 Januari 2013 Cor dan aorta Pulmo : Besar dan bentuk normal. : Corakan bronkovaskular meningkat Kedua hilus normal Tidak tampak kelainan pada lapangan paru.
Sinus dan diafragma normal Jaringan tulang dan lunak normal. Kesan: Cor dan pulmo dalam batas normal.
16
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian Khusus
17
2. Gangguan jiwa sebagai GMNO, karena: Tidak ada gangguan jiwa yang disebabkan oleh penyakit organik. Tidak ada gangguan kesadaran neurologik Tidak ada gangguan kognitif (orientasi dan meori) Tidak ada gangguan akibat penyalahgunaan obat psikoaktif yang ber efek pada episode ini 3. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang dibuktikan dengan adanya : Halusinasi ofaktori (+) : pasien mengatakan bahwa dia dapat mencium bau surga, dan kemampuan ini dia didapatkan sejak 1 minggu yang lalu secara tiba-tiba. Waham kebesaran (+) : Pasien mengatkan dapat berkomunikasi dengan allah lewat angin. Dan keluarga pasien mengatakan pasien mengaku di rumah sebagaia allah dan mengendalikan surga dan neraka di kedua telapak tangannya. Perilaku terdisorganisasi : marah-marah tanpa sebab yang jelas, memukul kakaknya .
Aksis II: Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental Tidak ada diagnosis
Aksis IV: Problem Psikososisal dan Lingkungan Masalah membina hubungan interpersonal dengan orang lain dan lawan jenis
19
disabilitas sangat berat dalam berkomunikasi dan tidak bisa mengurus diri .)
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV : : : : Psikotik akut dengan stresor jelas tidak terdapat gangguan keperibadian Tidak ada gangguan fisik Masalah membina hubungan interpersonal dengan orang lain dan lawan jenis Aksis V : GAF current GAF saat masuk RS : 70-61 : 20-11
DAFTAR MASALAH A. Organobiologik : Tidak diketemukan kelainan organik maupun faktor herediter
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Herdjan | Fakultas Kedokteran Universita Trisakti 20
X. PROGNOSIS Quo ad vitam: Dubia ad bonam (pasien tidak ada keinginan untuk bunuh diri) Dubia ad bonam (GAF 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik) Quo ad sanationam: Dubia ad bonam (Tilikan pasien adalah 1, keluhan ini baru muncul pertama kali)
Quo ad functionam:
Faktor-faktor yang mempengaruhi a. Faktor Yang Memperingan: Tidak ada riwayat keluarga gangguan jiwa Tidak ada ganguan organik Tidak ada riwayat penggunaan NAPZA Tidak ada keinginan bunuh diri Keluhan ini baru pertama kali dirasakan Faktor pencetus jelas karena putus cinta
XI. PENATALAKSANAAN 1. Rawat Inap Dengan indikasi: Keluarga tidak sanggup menangani pasien dirumah karena perilaku kekerasan. Untuk tujuan diagnostik Prilaku kacau dan emosi tidak stabil Pasien tidak mampu mengurus dirinya sendiri.
2. Psikofarmaka Risperidon 2 x 2 mg tab per oral Trihxyphenidil 2 x 2mg(diberikan jika terdapat EPS) 3. Psikoterapi Dilakukan melalui: Psikoterapi suportif Psikoterapi ini dapat dilakukan dengan bimbingan serta terapi kelompok. Hal ini dilakukan mengingat perlu diadakannya terapi untuk kemampuan pasien menghadapi stres rendah. Selain itu pasien mudah marah sehingga meningkatkan kemampuan pengendalian diri dan menghadapi masalah. Pada terapi kelompok adalah kesempatan untuk menilai dan mengamati respon pasien dalam menghadapi berbagai sifat, perilaku orang lain dan masalah yang timbul.
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Herdjan | Fakultas Kedokteran Universita Trisakti 22
5. Sosioterapi Pelatihan Ketrampilan Sosial Melibatkan pasien dalam kegiatan aktivitas kelompok di RSJSH Melibatkan pasien dalam kegiatan keagamaan di RSJSH Menganjurkan pasien untuk mau bersosialisasi dengan pasien lainnya.
23
24