Anda di halaman 1dari 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Alat penukar kalor adalah suatu alat yang digunakan untuk proses perpindahan energi dalam bentuk panas antara dua fluida yang berbeda suhunya. Fluida yang bertukar energinya tersebut dapat merupakan dua fluida yang berbeda fasanya (cair-gas) atau mempunyai fasa yang sama (cair-cair atau gas-gas) dan dapat merupakan satu jenis fluida saja.

Sesuai dengan fungsi alat penukar kalor diperlukan untuk sistem-sistem yang berkaitan dengan pemakaian energi, oleh karena itu pemakaian alat ini sangat luas. Di industri proses termal seperti petrokima, baja, industri makanan, dan pembangkit energi listrik baik dari segi jumlah maupun nilai pemakaian alat penukar kalor memegang peranan yang cukup penting. Dengan pertumbuhan di sektor industri yang semakin cepat, kebutuhan untuk alat penukar kalor akan semakin meningkat.

Gas buang adalah gas keluar ke atmosfer melalui knalpot, yang merupakan pipa atau saluran untuk menyampaikan gas buang dari perapian generator, oven, tungku, boiler atau uap. Cukup sering, gas buang mengacu pada gas buang pembakaran yang dihasilkan di pembangkit listrik. Komposisi tergantung pada apa yang sedang terbakar, tetapi biasanya akan terdiri dari sebagian besar nitrogen (biasanya lebih dari dua pertiga) yang berasal dari udara pembakaran, karbon dioksida (CO2), dan uap air dan oksigen berlebih (juga berasal dari udara pembakaran). Selanjutnya berisi sebagian kecil dari jumlah polutan, seperti partikulat, karbon monoksida, oksida nitrogen dan oksida belerang.

Skripsi ini difokuskan pada perancangan ulang alat penukar kalor pada jurnal Studi Ekperimental Efektivitas Alat Penukar Kalor Shell and Tube dengan Memanfaatkan Gas Buang Mesin Diesel Sebagai Pemanas Air, agar diperoleh

Universitas Sumatera Utara

hasil desain yang paling optimal baik dalam hal dimensi dan kapasitas perpindahan panas.

Hal terpenting dalam proses perancangan alat penukar kalor adalah perhitungan perpindahan panas yang terjadi di dalam alat penukar kalor itu sendiri. Ada beberapa metode untuk menghitung perpindahan panas tersebut. Dalam Skripsi ini akan dibandingkan antara dua metode perhitungan perpindahan panas untuk alat penukar kalor tipe selongsong dan tabung, yaitu metode Kern dan metode Bell Delaware. Metode-metode tersebut digunakan untuk menganalisis perpindahan panas dan aliran fluida di dalam selongsong. Sebagai perbandingan, aliran fluida tersebut disimulasikan dengan perangkat lunak SolidWorks Flow Simulation.

1.2 Tujuan 1. Memperoleh desain alat penukar kalor yang paling optimal 2. Penggunaan metode Kern dan metode Bell Delaware dalam perhitungan perpindahaan panas bertujuan untuk membandingkan hasil perhitungan dua metode tersebut sehingga diperoleh metode yang paling baik dalam perhitugan perpindahan panas untuk fluida di dalam selongsong. 3. Untuk mengetahui pola aliran serta distribusi kecepatan, temperatur, dan tekanan fluida pada alat penukar kalor dengan menggunakan perangkat lunak SolidWorks Flow Simulation.

1.3 Batasan Masalah 1. Pada perancangan alat penukar kalor ini, hanya dilakukan perhitungan dan simulasi dengan putaran 1500 rpm dengan beban nol kW. 2. Alat penukar kalor yang dipergunakan adalah tipe selongsong dan tabung susunan segitiga, dimana dalam rancangan berdasarkan tiga alternatif yakni APK 1 1 lintasan, APK 1 2 lintasan, APK 1 4 lintasan. 3. Fluida yang dipergunakan dalam perancangan air yang mengalir di dalam selongsong dan gas buang CO2 pada mengalir pada tabung.

Universitas Sumatera Utara

4. Untuk modeling digunakan CATIA V5R19 dan simulasi dipergunakan perangkat lunak SolidWorks 2011 64 bit dimana program untuk CFD-nya adalah SolidWorks Flow Simulation,

1.4 Metodologi Penulisan 1. Survei lapangan, yakni berupa peninjauan langsung ke lokasi pabrik berupa tanya jawab terhadap karyawan. 2. Studi literatur, yakni berupa studi kepustakaan dan tulisan-tulisan yang terkait dengan Alat Penukar Kalor. 3. Diskusi, yakni berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing. 1.5 Sistematika Penulisan 1. Bab 1 membahas tentang latar belakang, tujuan, batasan masalah, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan. 2. Bab 2 dasar teori dan tinjauan pustaka dalam hubungannya dengan jenis-jenis serta bagian-bagian alat penukar kalor tipe selongsong dan tabung, teori perpindahan panas pada alat penukar kalor tipe selongsong dan tabung, serta teori yang berhubungan dengan metode Kern dan metode Bell Delaware. 3. Bab 3 membahas tentang perancangan alat penukar kalor tipe selongsong dan tabung untuk kondisi alat penukar kalor yang diinginkan yang mencakup datadata awal perancangan, perhitungan perpindahan panas, perhitungan penurunan tekanan, serta perbandingan hasil-hasil perhitungan. 4. Bab 4 membahas tentang detail desain alat penukar kalor berdasarkan standar TEMA, perbandingan analisis Kern dan Bell Delaware serta pembahasan analisa dengan SolidWorks Flow Simulation. 5. Bab 5 membahas tentang kesimpulan dan saran.

konstruksi dalam pembuatan bejana tekan di PT. Palmechandra dan diskusi

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai