Anda di halaman 1dari 35

SOFTWARE REQUIREMENTS SPESIFICATION SISTEM INFORMASI AKADEMIK SMA NEGERI 1 SEMARAPURA

Oleh :

I WAYAN ADI WIRATAMA NIM.1008605039

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN ILMU KOMPUTER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITASUDAYANA 2013

ABSTRAK

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperoleh bagi setiap orang untuk menambah kecerdasan dan meningkatkan kreatifitas diri. Dalam dunia pendidikan, informasi merupakan bagaian yang sangat penting untuk menunjang pendidikan yang berkualitas. Semakin cepatnya suatu informasi yang dapat diakses maka akan semakin memudahkan sesorang untuk mendapatkan informasi. Termasuk halnya informasi dari sekolah-sekolah yang ada, semakin mudah dan cepatnya informasi yang disalurkan oleh sekolah baik ke masyarakat ataupun kepada siswanya, maka akan lebih mudah dan semakin banyaknya informasi yang bisa diterima oleh mereka. Untuk membantu memberikan informasi yang lebih mudah dan cepat kepada masyarakat atau kepada siswanya, maka perlu dibutkannya suatu sistem akademik sekolah yang dapat diakses dengan mudah oleh semua orang. Untuk itu disini akan dibuat suatu sistem akademik yang berbasis web yang dapat diakses oleh kalangan tertentu untuk mendapatkan informasi dari sekolah tertentu.

ii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Kegunaan ................................................................................................... 2 1.2 Tujuan ........................................................................................................ 2 1.3 Daftar Istilah .............................................................................................. 2 1.4 Rujukan...................................................................................................... 3 1.5 Sistematika ................................................................................................ 3 BAB II DESKRIPSI UMUM .................................................................................. 4 2.1 Perspektif Produk ...................................................................................... 4 2.2 Fungsi Produk ............................................................................................ 4 2.3 Pemakai ..................................................................................................... 6 2.4 Batasan-Batasan......................................................................................... 6 2.5 Asumsi dan Ketergantungan ...................................................................... 7 BAB III DEFINISI KEBUTUHAN ........................................................................ 8 3.1 Kebutuhan Antar Muka Eksternal ............................................................. 8 3.1.1 Antar Muka Pemakai .......................................................................... 8 3.1.2 Antar Muka Perangkat Keras ............................................................ 12 3.1.3 Antar Muka Perangkat Lunak ........................................................... 12 3.2 Kebutuhan fungsional .............................................................................. 13 3.2.1 Deskripsi Kebutuhan Fungsional ...................................................... 13 3.2.2 Data Flow Diagram ( DFD ) ............................................................. 17 3.2.2.1 Context Diagram ............................................................................ 17 3.2.2.2 DFD (Data Flow Diagram) Bagian Kesiswaan ............................. 18 3.2.2.3 DFD (Data Flow Diagram) Bagian Kepegawaian ......................... 19 3.2.2.4 DFD (Data Flow Diagram) Bagian Kurikulum ............................. 20 3.2.2.5 DFD (Data Flow Diagram) Bagian Humas ................................... 21

iii

3.2.3 Data Dictionary ................................................................................. 21 3.2.4 Process Spesification ........................................................................ 21

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 DFD (Data Flow Diagram) Bagian Kesiswaan ............................... 18 Gambar 3. 2 DFD (Data Flow Diagram) Bagian Kepegawaian .......................... 19 Gambar 3. 3 DFD (Data Flow Diagram) Bagian Kurikulum............................... 20 Gambar 3. 4 DFD (Data Flow Diagram) Bagian Humas ..................................... 21

DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Skenario pertama pengujian Delay, Packet Loss dan Throughput Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 2 Skenario kedua pengujian Delay, Packet Loss dan Throughput ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 3 Skenario ketiga pengujian Delay, Packet Loss dan Throughput .. Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 4 Skenario keempat pengujian Delay, Packet Loss dan Throughput ................................................................................ Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 5 Skenario kelima pengujian Delay, Packet Loss dan Throughput . Error! Bookmark not defined.

vi

BAB I PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu kewajiban yang harus diemban oleh setiap orang, karena dengan pendidikanlah akan tercipta manusia-manusia berkarakter yang cerdas dan berwawasan yang dapat berguna bagi masa depan bangsa. Tuntutan lapangan pekerjaan yang mengharuskan orang yang ingin melamar pekerjaan harus memiliki standar minimun pendidikan membuat pendidikan adalah hal wajib yang harus dituntut oleh semua orang, karena semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mereka akan dihargai oleh pekerjaan dan orang lain. Seperti sekarang ini, sudah banyak sekolah-sekolah yang mulai bermunculan untuk mencetak orang-orang cerdas yang berguna bagi bangsa. Beberapa sekolah yang ada pun akan bersaing dengan sekolah lain dalam menunjukan kualitas dari sekolah tersebut untuk memperoleh standar sekolah yang lebih tinggi, dan otomatis akan banyak orang yang akan berlomba-lomba masuk ke sekolah favorit yang memiliki level lebih baik. Karena sekolah favorit dan sudah memiliki nama akan menjadi tujuan dari orang-orang untuk dapat mengeyam pendidikan disana. Upaya untuk meningkatkan mutu sekolah dapat dilakukan dengan meningkatkan kinerja dari guru-guru dalam mendidik peserta didik, selain itu sistem informasi dari sekolah juga harus sudah memadai, sehingga setiap informasi yang ada dapat diterima oleh peserta didik dengan cepat dan jelas dan sistem manual juga dapat perlahan ditinggalkan ke sistem yang lebih praktis dan mudah. Seperti halnya pada SMA Negeri 1 Semarapura, salah satu SMA yang berada di Kabupaten Klungkung ini, untuk lebih meningkatkan kualitas sekolah mereka, maka dibutuhkan suatu sistem informasi yang lebih maju dan berkualitas agar setiap informasi dari sekolah dapat diketahui dengan cepat dan jelas oleh semua civitas sekolah maupun kalangan masyarakat yang akan berkepentingan dengan sekolah tersebut.

1.1 Kegunaan Kegunaan dari sistem informasi yang akan dirancang ini adalah untuk memudahkan instansi pendidikan seperti sekolah-sekolah yang ada untuk memberikan segala informasi dari sekolah kepada beberapa kalangan, seperti kepada civitas sekolah seperti para guru, pegawai, dan peserta didik, serta kalangan masyarakat umum yang memerlukan informasi dari sekolah tersebut, sehingga informasi dapat diakses dan diterima secara lebih cepat, jelas dan tepat. 1.2 Tujuan Tujuan dari spesifikasi yang dikumpulkan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang sistem pendidikan yang diberlakukan oleh SMAN 1 Semarapura, sehingga nantinya dapat disusun suatu dokumen SKPL yang digunakan untuk pengembangan sistem informasi sekolah yang lebih maju dan dapat memudahkan semua civitas sekolah dan kalangan masyarakat umum. 1.3 Daftar Istilah Sistem Suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Informasi Merupakan suatu kumpulan dari data-data yang sudah dapat dimengerti oleh setiap orang. Manajemen Sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Guru Merupakan orang yang memiliki kompetensi dalam suatu bidang ilmu yang mengajarkan dan mendidik siswa dengan menyalurkan ilmu yang dimilikinya agar dapat dimengerti oleh peserta didik. Pegawai

Merupakan orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, baik sebagai pegawai tetap atau pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu. Peserta Didik Merupakan orang yang melakukan kegiatan belajar dalam suatu sekolah guna mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru. 1.4 Rujukan GL01AT, template dokumen Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak. (SKPL), Pressman, Roger. Software Engineering : A Practitioners Approach, McGraw-Hill, Singapore. (http://www.scribd.com/doc/16526977/SKPL). 1.5 Sistematika Dokumen SRS ini memberikan spesifikasi dari produk yang akan dibangun dan sesuai dengan kebutuhan yang diberikan oleh pihak pengguna dan telah disepakati bersama dengan pengembang. Dimana tujuan dibangunya sistem informasi sekolah ini adalah agar memudahkan instansi pendidikan seperti sekolah-sekolah yang ada untuk memberikan segala informasi dari sekolah kepada beberapa kalangan, seperti kepada civitas sekolah seperti para guru, pegawai, dan peserta didik, serta kalangan masyarakat umum yang memerlukan informasi dari sekolah tersebut, sehingga informasi dapat diakses dan diterima secara lebih cepat, jelas dan tepat.

BAB II DESKRIPSI UMUM

Sistem manajemen informasi yang akan dirancang dalam dokumen SKPL ini adalah sistem informasi yang dibangun di SMAN 1 Semarapura untuk mengelola sistem sekolah yang sudah ada dalam suatu sistem informasi yang lebih maju yang dapat memudahkan sekolah dalam menyalurkan informasi sekolah kepada semua civitas sekolah dan masyarakat umum. 2.1 Perspektif Produk Sistem informasi yang dibuat adalah sistem manajemen informasi untuk mengelola sistem pendidikan yang ada pada SMAN 1 Semarapura, sistem ini dapat mengatur dan mengelola beberapa bidang informasi, seperti pengelolaan Kesiswaan, Kepegawaian, Kurikulum dan Humas. 2.2 Fungsi Produk Beberapa fungsi utama yang dimiliki oleh sistem manajemen informasi SMAN 1 Semarapura ini diantaranya adalah : a) Login Login digunakan untuk memberikan otorisasi kepada user administrator, guru atau pegawai dan peserta didik yang terlibat dalam sistem. Beberapa fungsi login adalah: Pembacaan username, password dan tipe login dari user. User yang sudah terdaftar diijinkan untuk melakukan proses dalam sistem. Jika user tidak terdaftar maka akan tampil pesan konfirmasi bahwa username atau password yang dimasukan user salah atau tidak ada. b) Pengisian form Pendaftaran User Pengisian form pendaftaran dilakukan oleh user digunakan untuk mengisi data-data yang diperlukan dan berhubungan dengan user. Dimana user bisa berupa guru atau pegawai yang mengelola beberapa bagian sistem. c) Administrator
4

Administrator adalah user yang mempunyai wewenang untuk mengelola jalanya system. d) User Guru/Pegawai Digunakan oleh para guru/pegawaiyang tergabung dalam sistem informasi sekolah untuk melakukan pengelolaan terhadap beberapa bagian sistem. e) Logout Logout berfungsi untuk keluar dari sistem dan memberikan jaminan keamanan terhadap pengaksesan oleh pengguna yang tidak berhak. f) Halaman Utama Halaman Utama berfungsi untuk menampilkan halaman utama sistem, dihalaman ini user dapat memilih menu dan submenu yang tersedia. g) Bag. Kesiswaan Pendaftaran peserta didik baru. Pendataan peserta didik baru. Penjurusan (Bidang Minat). Ekstrakulikuler.

h) Bag. Kepegawaian Pendataan Pegawai dan Guru. Struktur SMA. List Guru beserta mata pelajaran yang diampu. Pendataan nilai. Pendataan absensi.

i) Bag. Kurikulum Pembuatan kalender pendidikan. Pendataan mata pelajaran. Pembuatan jadwal pelajaran. Penentuan standar pendidikan.

j) Bag. Humas

Pemberitahuan pembaruan informasi yang dilakukan. Informasi kegiatan atau event terbaru yang sudah dan akan dilakukan.

2.3 Pemakai Sistem manajemen informasi dari sekolah ini dapat digunakan oleh beberapa pihak dengan manajemen yang sudah ditentukan sebelumnya. Seperti admin yang dapat mengubah sistem secara umum, pegawai dan guru yang memiliki kewenangan untuk mengelola sistem sesuai bidang pengelolaannya, peserta didik dan kalangan masyarakat yang ingin memperoleh informasi tentang sekolah tersebut. 2.4 Batasan-Batasan Batasan terhadap sistem informasi akademik sekolah ini adalah : Administrator melakukan maintenance terhadap sistem informasi sekolah yang ada tersebut. Guru atau pegawai melakukan pengelolaan terhadap sistem informasi sekolah sesuai bagian yang menjadi wewenangnya dengan melakukan authorization terlebih dahulu. Setiap terjadian dari perubahan atau perbaruan dari informasi maka akan selalu dimunculkan pada halaman utama sehingga orang yang mengakses sistem akan langsung dapat mengetahuinya. Calon peserta didik baru dapat melakukan proses pendaftaran siswa baru langsung dalam sistem yang ada dan akan mendapatkan nomor urut pendaftaran secara otomatis. Peserta didik dapat melihat informasi-informasi yang diberikan oleh sekolah dalam sistem ini, begitu juga masyarakat yang berkepentingan dengan sekolah ini tanpa melakukan proses login terlebih dahulu, sehingga tidak dapat mengubah informasi yang ada.

2.5 Asumsi dan Ketergantungan Asumsi yang digunakan dalam sistem manajemen informasi sekolah ini adalah : Semua pihak yang dapat melakukan pengelolaan dalam sistem harus melakukan login terlebih dahulu sehingga dapat melakukan pembaruan informasi yang sudah disepakati sebelumnya dengan pihak sekolah. Semua kalangan yang ingin mengakses sistem informasi ini harus terhubung atau terkoneksi dengan internet.

BAB III DEFINISI KEBUTUHAN

3.1 Kebutuhan Antar Muka Eksternal 3.1.1 Antar Muka Pemakai Sistem akademik sekolah SMA Negeri 1 Semarapura ini dikembangkan berbasis web. Web online ini dilengkapi dengan menu untuk pengaksesan berbagai fungsi yang disediakan. Interaksi antara pengguna dan perangkat lunak dilakukan dengan menggunakan keyboard dan mouse. Ada beberapa fungsi yang hanya bisa dilakukan dengan mouse dan ada yang bisa dilakukan baik dengan keyboard dan mouse, misalnya dalam pengaksesan menu. Berikut sekilas tentang desain awal dari antar muka pemakai dengan beberapa menu utama: Menu Home

Menu Siswa Baru

10

Menu Pembagian Kelas X

Menu Penjurusan

11

Menu Raport

3.1.2 Antar Muka Perangkat Keras Kebutuhan minimum perangkat keras yang dapat digunakan adalah keyboard dan mouse untuk interaksi antara pengguna dengan sistem. Semua perangkat keras yang digunakan merupakan perangkat standar dalam sistem komputer dan menggunakan port standar yang ada.

3.1.3 Antar Muka Perangkat Lunak Perangkat lunak yang diperlukan oleh Sistem akademik di SMAN 1 Semarapura adalah : Sistem Operasi Windows. Sistem Operasi Linux. Mac OS Browser internet Opera, dll.
12

seperti Firefox, Google Crome, Internet Explorer,

3.2 Kebutuhan fungsional 3.2.1 Deskripsi Kebutuhan Fungsional Deskripsi kebutuhan fungsional ini akan menjelaskan apa saja prosedur yang berlangsung pada sistem informasi sekolah di SMAN 1 Semarapura ini. Prosedur yang dilakukan adalah pengelolaan sistem sesuai bagian yang sudah menjadi wewenang beberapa pegai atau guru yang ada. Seperti pengelolaan bagian Kesiswaan, Kepegawaian, Kurikulum dan Humas. a) Kesiswaan Pendaftaran peserta didik baru. Bagian kesiswaan yang mempunyai wewenang dalam manajemen bagian kesiswaan menyediakan form pendaftaran setiap tahunnya bagi calon peserta didik yang ingin mendaftar ke sekolah tersebut, setelah form pendaftaran dan kelengkapan yang harus dipenuhi sudah terpenuhi maka kaur kesiswaan akan melakukan pendataan dan rekapitulasi terhadap calon peserta didik baru dan memberikan nomor pendaftaran yang berbeda bagi setiap calon siswa baru yang akan digunakan untuk nomor tes potensi akademik nantinya. Pendataan peserta didik baru. Bagi peserta didik yang sudah melakukan seleksi dan dinyatakan sudah lolos seleksi, maka siswa baru yang sudah diterima akan didata sesuai biodata aslinya. Sebelum resmi menjadi siswa baru, setiap siswa diwajibkan melakukan pendaftaran ulang dan melengkapi administrasi terlebih dahulu, dengan begitu setiap siswa baru akan mendapatkan nomor induk yang berbeda setiap orangnya, serta siswa baru akan dimasukkan ke kelas sesuai aturan yang dibuat oleh sekolah. Penjurusan (Bidang Minat). Setelah satu tahun mengenyam pendidikan, atau setelah peserta didik dinyatakan naik dari kelas X ke kelas XI maka akan dilakukan penjurusan sesuai bidang minat dan nilai yang dicapai oleh setiap
13

peserta didik. Nilai yang diperoleh oleh setiap peserta didik per satu mata pelajaran akan didata dan dikumpulkan sehingga dari nilai tersebut, guru-guru yang berwenang akan dapat menentukan jurusan mana yang sesuai dengan minat dan nilai dari setiap peserta didik. Setelah hasil pendataan selesai, maka data-data tersebut akan disetor ke kepala sekolah untuk persetujuan, dan setelah mendapat tanda tangan persetujuan kepala sekolah, maka penjurusan tersebut akan langsung diumumkan kepada setiap peserta didik. Ekstrakulikuler. Kegiatan diluar akademik seperti kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler akan dibentuk oleh bagian kesiswaan dan akan ditunjuk beberapa guru yang akan menjadi pembina di masing-masing ekskul tersebut. Setelah mendapat persetujuan dari guru yang bersangkutan, maka data ekskul dan pembinanya akan disetor ke kepala sekolah untuk mendapatkan persetujuan. Dengan begitu setiap ekskul yang ada sudah memiliki pembina/penanggung jawab dan segera

diinformasikan kepada peserta didik agar memilih ektrakulikuler yang diminati.

b) Kepegawaian Pendataan Pegawai dan Guru. Setiap pegawai dan guru yang ada dan melakukan kegiatan di sekolah ini akan didata oleh bagian kepegawaian sehingga jumlah guru dan jumlah pegawai yang bekerja di dekolah tersebut dapat terperinci dengan jelas. Melakukan list Guru beserta mata pelajaran yang diampu. Dengan melakukan list guru yang mengajar sehingga didapat kepastian informasi guru yang mengajar mata pelajaran tertentu. Setiap guru yang sudah ditunjuk untuk mengajar mata pelajaran tertentu akan memiliki tanggung jawab penuh terhadap mata pelajaran yang diampu dan diajarkan ke peserta didik. Data guru dan

14

mata pelajaran yang didata dapat dilakukan perubahan setiap semsternya. Pendataan nilai. Setiap guru mata pelajaran melakukan pendataan atau melakukan rekapitulasi nilai dari setiap peserta didik sesuai dengan hasil pembelajaran yang sudah diikuti. Setiap guru yang mengajarkan satu mata pelajaran tertentu akan menyetorkan nilai mata pelajaran yang diajarkannya dalam kurun waktu satu semester tersebut kepada wali kelas peserta didiknya, begitu juga dengan nilai ekstrakulikuler yang diambil. Bagi setiap wali kelas harus mendata nilai dari masingmasing siswanya dalam satu kelas setiap mata pelajaran, yang akan digunakan untuk nilai raport peserta didik. Setelah selesai, maka akan dilakukan pengesahan ke kepala sekolah sebelum semua raport dapat dibagikan sesuai jadwal yang sudah ditentukan pihak sekolah. Pendataan absensi guru, pegawai dan peserta didik. Bagian kepegawaian akan melakukan pendataan terhadap absensi dari pegawai, guru beserta peserta didik. Setiap pegawai dan guru harus mengisikan paraf jika yang bersangkutan memang benar hadir sesuai tugasnya, sedangkan untuk peserta didik, absensi dilakukan oleh guru setiap mata pelajaran, dan hasil absensi setiap guru yang mengajar akan disetorkan ke wali kelas masing-masing siswa, sehingga nantinya akan diperoleh data kehadiran dari setiap siswa yang akan dicantumkan pada rapot siswa. Pembuatan Raport bagi peserta didik. Wali kelas yang bersangkutan akan mengumpulkan data-data nilai setiap siswa dan data absensi siswa yang sudah dikumpulkan sebelumnya oleh setiap guru yang mengajar dikelas. Setelah data dari satu kelas terkumpul, maka semua data dapat dicantumkan pada raport setiap siswa yang akan menjadi nilai per semester dari peserta didik.

c) Kurikulum

15

Pembuatan kalender pendidikan. Bagian kurikulum ini akan membuat suatu kalender pendidikan agar dapat memperhitungkan hari efektif pembelajaran dan menentukan hari libur dengan melakukan pengecekan terhadap kalender dan pengecekan terhadap kegiatan-kegiatan sekolah yang mengharuskan kegiatan pembelajaran efektif tidak berlangsung.

Pendataan mata pelajaran. Bagian kurikulum melakukan pendataan mata pelajaran yang akan diajarkan setiap semesternya oleh peserta didik. Setelah mata pelajaran setiap semesternya sudah dikeluarkan, maka akan dilanjutkan penunjukan guru yang akan mengajar mata pelajaran tersebut dan kelas mana yang akan diajarkan.

Pembuatan jadwal pelajaran. Bagian pendidikan membuatkan jadwal yang jelas setiap

semesternya di masing-masing kelas yang ada, sehingga guru pengajar tidak mengajar dalam waktu yang sama atau agar tidak terjadi bentrok mata pelajaran antar kelas yang ada. Setelah terbentuk jadwal, maka akan dirapatkan agar disetujui oleh semua guru yang bertugas mengajar nantinya. Penentuan standar pendidikan. Setiap mata pelajaran yang ada dalam kurikulum akan dibuatkan standar pendidikan ditiap mata pelajaran yang nantinya harus dicapai oleh setiap peserta didik untuk menentukan kenaikan kelas. Standar ini biasanya disebut dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum).

d) Humas Pemberitahuan pembaruan informasi yang dilakukan. Setiap informasi terbaru yang ingin dibagikan ke semua orang yang berkepentingan dengan sekolah, seperti guru, pegawai, peserta didik, maupun kepada masyarakat akan selalu dikelola oleh bagian humas sehingga dapat diakses dengan cepat dan jelas.

16

Informasi kegiatan atau event terbaru yang sudah dan akan dilakukan. Setiap ada kegiatan yang berhubungan dengan sekolah, seperti perayaan ulang tahun sekolah akan selalu diinfokan melalui sistem agar banyak orang yang mengetahui acara tersebut, sehingga dapat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang akan diadakan.

3.2.2 Data Flow Diagram ( DFD ) 3.2.2.1 Context Diagram

Siswa Terdaftar

Mengakses

Administrator

Mengelola

Sisten Informasi Akademik SMAN 1 Semarapura

Mengelola

Pegawai/Guru

Mengakses

Calon Siswa/ Masyarakat Umum

17

3.2.2.2 DFD (Data Flow Diagram) Bagian Kesiswaan

Syarat administrasi

Calon Peserta Didik Baru

No pendaftaran

Mengisi form pendaftaran & melengkapi administrasi

Data calon siswa baru

Pegawai

Kartu peserta tes

Hasil pemeriksaan tes

TPA & menyetor nilai raport SMP

Hasil tes

Hasil tes

Database Pendaftaran

Pendataan siswa yang lulus tes Pengumuman ekskul

Daftar pembina ekstra


Pendirian Ekstrakulikuler

Pengumpulan Nilai

Nilai smstr 1&2

Kurikulum

Nilai semester 1 & 2

Nilai smstr 1&2

Guru/Wali kelas

Penjurusan

Hasil penjurusan

Siswa kelas X

Semuan Peserta didik

Daftar ektrakulikuler

Gambar 3. 1 DFD (Data Flow Diagram) Bagian Kesiswaan

18

3.2.2.3 DFD (Data Flow Diagram) Bagian Kepegawaian

Pegawai

Biodata

Pendataan pegawai dan guru

Data pegawai

Buku induk pegawai

Data nilai

Pendataan nilai

Data pengurus

Data absen

Kurikulum

Pendataan absensi siswa

Daftar pengurus

Struktur pengurus sekolah

Data pengurus

Peserta Didik

Data nilai

Database Nilai Siswa

Data absen

Daftar guru dan mata kuliah

Data pengurus

Wali Kelas Guru


Data guru dan Mata pelajaran

List guru dan mata pelajaran

Data guru dan Mata pelajaran

Data nilai Dan absensi

Pembuatan Raport

Daftar nilai

Gambar 3. 2 DFD (Data Flow Diagram) Bagian Kepegawaian

19

3.2.2.4 DFD (Data Flow Diagram) Bagian Kurikulum

Gambar 3. 3 DFD (Data Flow Diagram) Bagian Kurikulum

20

3.2.2.5 DFD (Data Flow Diagram) Bagian Humas

Gambar 3. 4 DFD (Data Flow Diagram) Bagian Humas

3.2.3 Data Dictionary Atribut penyusun Data Flow : Entitas Pegawai/Guru : Akun Identitas : username + password : nama + alamat + id

Entitas Siswa : Akun Identitas : username + password : nama + alamat + nis

Entitas Administrator : Akun : username + password

3.2.4 Process Spesification Proses Sistem Akademik SMAN 1 Semarapura :

21

Pegawai, calon siswa maupun siswa terdaftar

dapat melakukan

kegiatan mengakses sistem dengan mengetikkan www.ekasma.co.id pada Web Browser dan dapat dilakukan dimana saja dengan syarat terdapat perangkat komputer yang terkoneksi dengan internet. Dimana calon siswa dapat melakukan pendaftaran untuk mencalonkan diri sebagai peserta didik baru, siswa terdaftar dapat melihat informasi dari sekolah, dan pegawai yang ada, termasuk guru dapat menambahkan informasi pada sistem. Registrasi : Dalam proses ini dilakukan pengisian form pendaftaran oleh calon siswa baru, siswa terdaftar dan guru/pegawai agar dapat bergabung dalam keanggotaan sistem akademik sekolah. Proses Login : Dalam proses login ini siswa, pegawai/guru dan administrator melakukan proses memasukkan username dan password sebagai asumsi bahwa sudah terdaftar sebagai anggota sistem akademik sekolah. Aktivasi : Aktivasi hanya dapat dilakukan oleh administrator guna mengaktifkan sistem akademik sekolah agar dapat dilakukan kegiatan-kegiatan pada sistem. Pengecekan Akun : Akun di cek sesuai dengan identitas yang dimasukkan, jika identitas yang diinputkan tidak sesuai dengan data yang ada pada database sistem maka akun dinyatakan tidak valid, dan jika sudah sesuai maka akun valid dan sistem bisa digunakan.

22

Model Proses yang digunakan : Dalam sistem manajemen informasi yang akan dibuat pada SMAN 1 Semarapura ini akan menggunakan model proses Incremental. Model proses Incremental ini mengkombinasikan elemen-elemen pada model proses Waterfall yang diaplikasikan pada sebuah model iterasi (perulangan). Setiap perulangan disebut tahap incremental. Pada tahap incremental pertama, menghasilkan core product atau produk inti yang sudah terdapat fungsi-fungsi dasar yang siap untuk dipakai oleh user. Tahap incremental kedua, ketiga dan seterusnya ditambahkan fitur-fitur baru untuk melengkapi versi berikutnya. Incremental model fokus untuk menghasilkan produk yang operasional pada setiap tahap incrementnya, maksudnya adalah setiap produk yang dihasilkan pada masing-masing tahap increment merupakan produk yang siap pakai. Berikut ini ada dua gambaran dari waterfall model. Sekalipun keduanya menggunakan nama-nama fase yang berbeda, namun sama dalam intinya. mulai

23

Fase-fase dalam Waterfall Model menurut referensi Pressman :

Fase-fase dalam Waterfall Model menurut referensi Sommerville :

Berikut merupakan penggambaran model Incremental oleh Mills :

24

1) Kombinasikan

element-element

dari

waterfall

dengan

sifat

iterasi/perulangan. 2) Element-element dalam waterfall dikerjakan dengan hasil berupa produk dengan spesifikasi tertentu, kemudian proses dimulai dari fase pertama hingga akhir dan menghasilkan produk dengan spesifikasi yang lebih lengkap dari yang sebelumnya. Demikian seterusnya hingga semua spesifikasi memenuhi kebutuhan yang ditetapkan oleh pengguna. 3) Produk hasil increment pertama biasanya produk inti (core product), yaitu produk yang memenuhi kebutuhan dasar. Produk tersebut digunakan oleh pengguna atau menjalani review/pengecekan detil. Hasil review tersebut menjadi bekal untuk pembangunan pada increment berikutnya. Hal ini terus dikerjakan sampai produk yang komplit dihasilkan. 4) Model ini cocok jika jumlah anggota tim pengembang/pembangun PL tidak cukup. 5) Mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel. 6) Produk yang dihasilkan pada increment pertama bukanlah prototype, tapi produk yang sudah bisa berfungsi dengan spesifikasi dasar.

25

Adapun alasan memakai model proses Incremental pada sistem manajemen informasi di SMA Negeri 1 Semarapura ini adalah karena beberapa kelebihan atau keunggulan yang dimiliki model ini, diantaranya adalah : 1) Model incremental ini merupakan salah satu model proses yang sederhana sehingga cocok untuk sistem manajemen informasi pada SMAN 1 Semarapura yang dibuat karena sistem ini salah satu sistem yang kecil yaitu dalam implementasinya ke dalam code kurang dari 20.000 baris code. 2) Kebutuhan dari sistem sudah didefinisikan dengan baik, kebutuhan yang dimaksudkan adalah kebutuhan inti dari sistem informasi yang dibuat. 3) Untuk mengetahui informasi fitur-fitur yang akan dimasukkan kedalam sistem dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi langsung dengan pihak sekolah. 4) Model ini mampu mengakomodasikan perubahan dalam sistem secara fleksibel yang sesuai jika diterapkan pada sistem informasi sekolah.

Hal yang dilakukan dalam setiap tahapan model proses Incremental, adalah : 1) Requirements and Analysis Untuk mengetahui kebutuhan dari sistem, kita dapat melakukan pencarian informasi secara langsung ke sekolah tersebut dan menanyakannya ke civitas yang mengerti tentang sistem manual yang ada di sekolah tersebut. Karena dalam membuat sistem informasi yang berbasis komputer harus berdasarkan sistem nyata yang ada, disini akan dilakukan pencarian contoh form pendaftaran siswa baru, form rapot asli yang dipakai oleh sekolah tersebut, form pendataan siswa dan pegawai, serta form-form lain yang akan ada dalam sistem komputer harus sesuai dengan form-form asli yang ada pada sekolah tersebut.

26

Dalam tahap analisis ini dilakukan analisis terhadap tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam sistem manual, seperti analisis terhadap tata cara pendaftaran siswa baru secara manual, tahapan penentuan kelas, dll. Analisis hal tersebut akan digunakan untuk membuat DFD dalam sistem informasi yang akan dibuat yang akan menyesuaikan dengan kenyataan yang terjadi. 2) Design Pada tahap ini akan dilakukan pembuatan desain utama sistem informasi yang akan menarik untuk dilihat oleh kalangan yang akan memakai sistem tersebut. Dimana didalamnya juga dapat berupa pembuatan desain formform tertentu yang disesuaikan dalam kehidupan nyata. Seperti halnya form pendaftaran calon siswa baru akan dibuat sesuai dengan kenyataannya. Dalam pembuatan desain sistem dan form yang terdapat didalamnya, akan langsung dibuat menggunakan bahasa pemrograman PHP, karena PHP adalah jenis bahasa pemrograman yang berbasis GUI. 3) Implementation Dalam tahapan implementasi akan dilakukan pengerjaan terhadap sistem informasi secara komputerisasi, yaitu melakukan coding dengan bahasa pemrograman yang ada, yang digunakan disini adalah PHP karena mudah dalam mengimplementasikannya ke dalam program dan sangat cocok untuk sistem informasi akademik yang akan dibuat. Sedangkan untuk membuat pengelolaan penyimpanan data atau databasenya, akan menggunakan MySQL karena mudah diintegrasikan dengan PHP dan juga karena MySQL tersebut bersifat open source atau bisa dipakai secara gratis yang dapat menghemat pengeluaran dalam pembuatan sistem. 4) Testing Dalam tahapan ini dilakukan testing tehadap sistem yang sudah dikerjakan, seperti testing terhadap jalannya sistem apakah sudah sesuai dengan sistem secara manual. Disini akan dilakukan beberapa testing, diantaranya testing pendaftran siswa baru dengan memasukkan inputan berupa pengisian identitas diri, setelah semua lengkap, calon siswa baru akan mendapatkan nomor pendaftar secara otomatis. Testing dilakukan

27

sampai fungsi utama dalam sistem dapat berjalan dengan sesuai pada tiap incremennya. Proses diatas merupakan tahapan pembuatan sistem dengan model proses waterfall sesuai dengan kebutuhan awal sistem, dan dikatakan Incremental proses karena tahapan selanjutnya dapat dilakukan perulangan atau iterasi untuk melakukan penambahan fitur dalam sistem. Dalam model Incremental ini, perulangan dapat dilakukan beberapa kali sesuai penambahan yang dilakukan dan sampai sistem tidak perlu ditambahkan fitur kembali. Dalam pembuatan sistem yang menggunakan model proses incremental ini, kita membuat sistem dengan incremen sebanyak 3 kali. Pada awal pembuatan kita hanya akan berfokus untuk menyelesaikan sistem pendaftaran peserta didik baru saja. Dimana hasil yang akan dicapai pada incremen pertama adalah setiap calon siswa baru yang sudah mengisi form pendaftaran dan mengirimnya dengan benar akan otomatis mendapatkan nomor urut pendaftaran yang menyesuaikan dengan urutan yang dilakukan, dan calon siswa baru yang melakukan pendaftaran pertama akan langsung mendapat nomor pendaftaran 1, begitu seterusnya sampai no pendaftaran terakhir dengan batasan tanggal pendaftar tertentu. Setelah tanggal pendaftaran ditutup, maka calon peserta didik baru yang sudah mendaftar akan didata dan masuk list calon siswa baru sejumlah calon siswa baru yang sudah terdaftar. Nantinya nomor pendaftaran tersebut akan digunakan untuk menentukan tempat duduk saat melakukan Tes Potensi Akademik (TPA) yang akan langsung dilakukan di sekolah tersebut. Pada incremen yang kedua akan dilakukan penambahan penentuan kelas bagi peserta didik baru yang sudah lulus tes potensi akademik. Tahap awal yang harus ada adalah pengumpulan data nilai tes potensi akademik yang sudah dilakukan oleh semua calon peserta didik dan melakukan pengecekan calon siswa yang nilai tes potensi akademiknya sudah memenuhi standar yang dibuat oleh sekolah serta menyesuaikan kapasitas peserta didik baru yang diinginkan sekolah, disini sekolah hanya menginginkan peserta didik baru sejumlah 240 orang yang akan dibagi kedalam 8 kelas, data tersebut akan dimasukkan pada form kelulusan tes potensi akademik yang ada pada sistem. Setelah data siswa baru yang lulus

28

sudah diketahui, maka akan didata kembali siswa yang sudah lulus sesuai dengan no urut terkecil sampai 30 siswa baru berikutnya yang lulus tes potensi akademik, dan otomatis masuk ke dalam kelas X1, kemudian 30 orang berikutnya masuk ke kelas X2, begitu seterusnya sampai X8 terisi 30 orang. Selain itu juga, siswa yang sudah lulus juga akan mendapatkan Nomor Induk Siswa (NIM) yang berbeda satu sama lain. Dimana NIM akan terdiri dari 5 digit angka yang terdiri dari : Digit pertama dan kedua adalah dua angka terakhir tahun pendaftaran siswa dan digit ketiga, keempat dan kelima adalah nomor urut kelulusan peserta didik, yaitu dimulai dari 001 sampai 240. Pada incremen ketiga akan dilakukan penambahan fitur pembuatan raport bagi semua siswa yang ada pada sekolah tersebut. Hal yang dibutuhkan adalah mencari contoh raport asli yang ada pada sekolah tersebut dan dilakukan pendesainan pada sistem terhadap contoh raport asli tersebut. Dan setelah desain raport menyerupai aslinya, maka akan dibuatkan isi form raport sama dengan aslinya, dan dapat diisi oleh pihak sekolah yang berwenang.

29

Anda mungkin juga menyukai