Anda di halaman 1dari 26

KRIPTOGRAFI LANDASAN MATEMATIKA I

GEDE WISNU BHAUDHAYANA ARDHI GUNAWAN SUARSA I WAYAN ADI WIRATAMA

1008605013 1008605029 1008605039

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN ILMU KOMPUTER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA 2013

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu Puja dan puji syukur kita panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Kriptografi yang berjudul Landasan Matematika I. Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam modul yang dikerjakan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari para dosen mata kuliah Kriptografi sangatlah diharapkan untuk melengkapi kekurangan laporan yang dibuat. Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru. Om Santhi Santhi Santhi Om Jimbaran, 19 Maret 2013

Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Tujuan ........................................................................................................ 1 1.3 Manfaat ...................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3 2.1 Fungsi ........................................................................................................ 3 2.1.1 Fungsi One to One .............................................................................. 4 2.1.2 Fungsi Onto......................................................................................... 5 2.1.3 Fungsi Bijektif .................................................................................... 5 2.1.4 Contoh Fungsi ..................................................................................... 6 2.2. Permutasi dan Kombinasi ......................................................................... 8 2.2.1. Permutasi ........................................................................................... 8 2.2.2 Contoh Permutasi................................................................................ 8 2.2.3 Kombinasi ........................................................................................... 9 2.2.4 Contoh Kombinasi ............................................................................ 10 2.3 Teori Peluang ........................................................................................... 11 2.3.1 Contoh Peluang ................................................................................. 14 2.4 Teori Informasi ........................................................................................ 15 2.4.1 Contoh Teori Informasi ................................................................... 17 BAB III PENUTUP .............................................................................................. 20 3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 20 3.2 Saran ........................................................................................................ 20 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Penggambaran Fungsi ........................................................................ 4 Gambar 2. 2 Fungsi pada himpunan B .................................................................... 5 Gambar 2. 3 Fungsi yang bijektif............................................................................ 6 Gambar 2. 4 Jawaban Pertanyaan 1 tentang Fungsi ................................................ 6 Gambar 2. 5 Jawaban Pertanyaan 2 tentang Fungsi ................................................ 7 Gambar 2. 6 Jawaban Pertanyaan 3 tentang Fungsi ................................................ 7 Gambar 2. 7 Contoh percobaan dan hasil ............................................................. 11 Gambar 2. 8 Dadu yang akan dilempar ................................................................. 13 Gambar 2. 9 Nilai informasi dengan menggunakan 1 bit ..................................... 16 Gambar 2. 10 Nilai informasi dengan menggunakan 2 bit ................................... 16 Gambar 2. 11 Nilai informasi dengan menggunakan 3 bit ................................... 16 Gambar 2. 12 Model matematika informasi ......................................................... 17

iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pada era yang semakin maju seperti sekarang ini, teknologi sudah berkembang semakin cepat. Penggunaan perangkat komputer sudah semakin akrab terhadap kehidupan sehari-hari. Banyaknya orang yang sudah mulai memakai media komputer membuat kini dibutuhkannya suatu jaringan komputer untuk membantu manusia melakukan pertukaran data atau informasi. Keamanan data atau informasi dalam dunia jaringan dapat dilakukan dengan beberapa metode keamanan, salah satunya adalah dengan kriptografi. Untuk mempelajari kriptografi diharuskan juga untuk mengetahui dasar-dasar matematika atau landasan matematika yang ada untuk mempermudah penguasaan ilmu tentang kriptografi. Sebenarnya matematika sudah kita pelajari mulai mulai dari kita kecil, tetapi dalam kriptografi kita hanya mempelajari beberapa bagian dari matematika tersebut. Seperti halnya dengan landasan matematika I yaitu mengenai Fungsi, Permutasi dan Kombinasi, Teori Peluang, serta Teori Informasi. Bagian-bagian dari ilmu matematika ini dapat membatu kita untuk lebih menguasi ilmu kriptografi yang bermanfaat bagi kita yang sering melakukan pertukaran informasi lewat jaringan yang sangat memerlukan teknik keamanan informasi.

1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan laporan Kriptografi ini adalah : 1. Mengetahui Fungsi beserta contoh kasusnya. 2. Mengetahui Permutasi dan Kombinasi beserta contoh kasusnya. 3. Mengetahui Teori Peluang beserta contoh kasusnya. 4. Mengetahui Teori Informasi beserta contoh kasusnya.

1.3 Manfaat Manfaat dari pembuatan laporan Kriptografi ini adalah : 1. Mahasiswa memahami konsep Fungsi dan dapat memberikan contoh kasus serta dapat memecahkannya. 2. Mahasiswa memahami konsep Permutasi dan Kombinasi dan dapat memberikan contoh kasus serta dapat memecahkannya. 3. Mahasiswa memahami konsep Teori Peluang dan dapat memberikan contoh kasus serta dapat memecahkannya. 4. Mahasiswa memahami konsep Teori Informasi dan dapat

memberikan contoh kasus serta dapat memecahkannya.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Fungsi, dalam istilah matematika adalah pemetaan setiap anggota

sebuah himpunan (dinamakan sebagai domain) kepada anggota himpunan yang lain (dinamakan sebagai kodomain). Istilah ini berbeda pengertiannya dengan kata yang sama yang dipakai sehari-hari, seperti alatnya berfungsi dengan baik. Konsep fungsi adalah salah satu konsep dasar dari matematika dan setiap ilmu kuantitatif. Istilah "fungsi", "pemetaan", "peta", "transformasi", dan "operator" biasanya dipakai secara sinonim. Anggota himpunan yang dipetakan dapat berupa apa saja (kata, orang, atau objek lain), namun biasanya yang dibahas adalah besaran matematika seperti bilangan riil. Definisi fungsi adalah sebagai berikut : a) Misalkan terdapat himpunan A dan B. Relasi biner f dari A ke B merupakan suatu fungsi jika setiap elemen di dalam A dihubungkan dengan tepat satu elemen di dalam B. Jika f adalah fungsi dari A ke B kita menuliskan f : A B yang artinya f memetakan A ke B. b) Nama lain fungsi adalah pemetaan atau transformasi. c) Ditulis f(a) = b

Gambar 2. 1 Penggambaran Fungsi

a) Himpunan A disebut daerah asal (domain) dari f b) Himpunan B disebut daerah hasil (codomain) dari f c) Himpunan yang berisi semua nilai pemetaan f disebut range (jelajah) d) Range dari f = { b | b = f(a) untuk beberapa x A} Example : Dom(f) = X = {a, b, c, d}, Rng(f) = {1, 3, 5} 2.1.1 Fungsi One to One Suatu fungsi dikatakan sebagai fungsi one to one jika memenuhi syarat sebagai berikut : a) Fungsi f dikatakan satu ke satu (one-to-one) atau injective jika tidak ada dua elemen himpunan A yang memiliki bayangan sama. b) Dengan kata lain jika a dan b adalah anggota himpunan A maka f(a) f(b) maka implikasinya adalah a = b. Contoh : Misalkan f : Z Z. Tentukan apakah f(x) = x2+ 1 dan f(x) = x 1 merupakan fungsi one to one ? Jawab:

f(x)=x2+ 1 bukan fungsi one to one karena f(2) = f(-2) = 5. F(x) = x 1 adalah fungsi one to one. 2.1.2 Fungsi Onto Suatu fungsi dikatakan sebagai fungsi onto jika memenuhi syarat sebagai berikut: a) Fungsi f dikatakan onto atau surjektif jika setiap elemen himpunan B merupakan bayangan dari satu atau lebih elemen himpunan A. b) Dengan kata lain seluruh elemen B merupakan range dari f. c) Fungsi f disebut fungsi pada himpunan B.

Gambar 2. 2 Fungsi pada himpunan B

2.1.3 Fungsi Bijektif Suatu pemetaan f: AB sedemikian rupa sehingga f merupakan fungsi yang injektif dan surjektif sekaligus, maka dikatakan f adalah fungsi yang bijektif atau A dan B berada dalam korespondensi satu-satu. Contoh: 1. Relasi dari himpunan A = {a, b, c} ke himpunan B = {p,q, r} yang didefinisikan sebagai diagram di samping adalah suatu fungsi yang bijektif.

Gambar 2. 3 Fungsi yang bijektif

2.1.4 Contoh Fungsi 1) Pertanyaan 1 Misalkan A{1,2,3,4,5}, Didefinisikan fungsi f: AA dengan diagram dibawah ini . Tentukan daerah fungsi f(A)! Jawaban :

Gambar 2. 4 Jawaban Pertanyaan 1 tentang Fungsi

2) Pertanyaan 2 Misalkan A{a,b,c} dan B{1, 0}. Berapa banyak fungsi dari A ke B = f: A-->B yang berbeda ? Jawaban :

Gambar 2. 5 Jawaban Pertanyaan 2 tentang Fungsi

Jadi jawabannya adalah sebanyak 8 yang berbeda.

3) Pertanyaan 3 Misalkan didefinisikan suatu fungsi f dan fungsi g sebagai berikut : f = x2+ 2 x 3 Tentukan : a). Fungsi perkalian g.f dan f.g! b). Hitung g.f(2) dan f.g(2) Jawaban : g = 3x 4

Gambar 2. 6 Jawaban Pertanyaan 3 tentang Fungsi

2.2. Permutasi dan Kombinasi Sebelum mengetahui pengertian permutasi dan kombinasi ada baiknya kita terlebih dahulu mengetahui pengertian dari faktorial, sebab setiap penghitungan permutasi dan kombinasi tidak terlepas dari penghitungan faktorial. Faktorial adalah perkalian suatu bilangan bulat positif dengan semua bilangan bulat positif lain yang kurang dari bilangan bulat tersebut. lambang faktorial berupa tanda seru (!). Sebagai contoh faktorial dari 7 adalah 7! = 1x2x3x4x5x6x7 2.2.1. Permutasi Permutasi merupakan penyusunan obyek-obyek yang ada ke dalam suatu urutan tertentu. Hal yang perlu diperhatikan dalam permutasi adalah bahwa obyek-obyek yang ada harus dapat dibedakan antara yang satu dengan yang lain. Permutasi dari sekumpulan objek adalah banyaknya susunan objek-objek berbeda dalam urutan tertentu tanpa ada objek yang diulang dari objek-objek tersebut. Permutasi dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan: n = banyaknya seluruh objek r = banyaknya obyek yg dipermutasi Jika nilai r < n disebut dengan Permutasi Sebagian Obyek. Jika nilai r = n, maka disebut Permutasi Seluruh Obyek, sehingga rumus tersebut dapat disederhanakan menjadi : nPr = n! 2.2.2 Contoh Permutasi 1) Pertanyaan 1

Dalam suatu organisasi akan dipilih petinggi organisasi sebanyak 2 orang yang terdiri dari ketua dan wakil ketua, calon petinggi tersebut ada 6 orang yaitu: A, B, C, D, E dan F. Ada bera pasang calon yang dapat duduk sebagai petinggi organisasi tersebut? Jawaban : 6P2 = 6!/(6-2)! = (6.5.4.3.2.1)/(4.3.2.1) = 720/24 = 30 cara

2) Pertanyaan 2 Dalam berapa carakah kata KALKULUS dapat dipermutasikan? Jawaban : P8 = 8! / 2!.1!.2!.2!.1! = 5040 cara 3) Pertanyan 3 Berapa banyaknya permutasi dari cara duduk yang dapat terjadi jika 8 orang disediakan 4 kursi, sedangkan salah seorang dari padanya selalu duduk dikursi tertentu. Jawaban : Jika salah seorang selalu duduk dikursi tertentu maka tinggal 7 orang dengan 3 kursi kosong. Maka banyaknya cara duduk ada : 7P3 = 7!/(7-3)! = 7!/4! = 7.6.5 = 210 cara 2.2.3 Kombinasi Perbedaan antara Permutasi dan Kombinasi terletak pada masalah urutan atau kedudukan penyusunan dari sekelompok obyek. Dalam permutasi masalah urutan atau kedudukan menjadi sangat penting, sedangkan dalam kombinasi tidak mementingkan urutan atau kedudukan dari sekelompok obyek tersebut. Misalnya

pemilihan 3 orang untuk mewakili kelompak 5 orang (misalnya Dedi, Eka, Feri, Gani dan Hari) dalam mengikuti suatu kegiatan. Dalam masalah ini, urutan tidak dipertimbangkan karena tidak ada bedanya antara Dedi, Eka dan Feri dengan Eka, Dedi dan Feri. Dengan mendata semua kemungkinan 3 orang yang akan dipilih dari 5 orang yang ada, diperoleh :

Sehingga terdapat 10 cara untuk memilih 3 orang dari 5 orang yang ada. 2.2.4 Contoh Kombinasi 1) Petanyaan 1 Dalam mengadakan suatu pemilihan kelompok kerja dengan menggunakan obyek 4 orang karyawan, maka untuk memilih 3 orang untuk satu kelompok, ada berapa cara kita dapat menyusunnya? Jawaban : 4C3 = 4! / 3! (4-3)! = (4.3.2.1) / 3.2.1.1 = 24 / 6 = 4 cara 2) Pertanyaan 2 Dalam suatu pertemuan terdapat 10 orang yang belum saling kenal. Agar mereka saling kenal maka mereka saling berjabat tangan. Berapa banyaknya jabat tangan yang terjadi. Jawaban : 10C2 = (10!)/(2!(10-2)!) = 45 jabat tangan 3) Pertanyaan 3 Sebuah perusahaan membutuhkan karyawan yg terdiri dari 5 putra dan 3 putri. Jika terdapat 15 pelamar, 9 diantaranya putra. Tentukan banyaknya cara menyeleksi karyawan! Jawaban : Pelamar putra = 9 dan pelamar putri 6 banyak cara menyeleksi :
10

9C5 x 6C3 = 9!/5!x(9-5)! x 6!/3!x(6-3)! = 2360 cara 2.3 Teori Peluang Peluang suatu peristiwa adalah angka yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan peristiwa itu akan terjadi. Peluang yang kecil menunjukkan kemungkinan terjadi peristiwa itu sangat kecil. Misalnya seorang peramal cuaca meramalkan bahwa kemungkinan akan terjadi hujan kurang dari 10% maka kita akan merasa tidak perlu membawa payung jika akan ke luar rumah karena kita menganggap bahwa kemungkinan akan hujan sangat kecil. Jadi salah satu manfaat mengetahui peluang suatu peristiwa adalah untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat. Konsep peluang berkaitan dengan percobaan atau eksperimen. Percobaan di sini didefinisikan sebagai pengamatan terhadap beberapa aktivitas atau proses yang memungkinkan timbulnya paling sedikit dua peristiwa tanpa memperhatikan peristiwa mana yang akan terjadi. Jadi di dalam suatu percobaan akan menghasilkan sesuatu yang tidak pasti. Artinya bahwa percobaan dapat dilakukan berkali-kali dalam kondisi yang sama dan memungkinkan hasil yang berbedabeda. Istilah percobaan dalam subunit ini tidak terbatas pada percobaan di laboratorium tetapi percobaan diartikan sebagai prosedur yang dijalankan pada kondisi tertentu di mana prosedur itu dapat diulang berkali-kali pada kondisi yang sama dan hasil dari percobaan tersebut dapat diamati. Berikut ini contoh percobaan
dan hasilnya.

Gambar 2. 7 Contoh percobaan dan hasil

Berdasarkan contoh di atas definisi percobaan atau eksperimen adalah proses pengumpulan data tentang fenomena tertentu yang menunjukkan adanya variasi di dalam hasilnya. Sedangkan hasil percobaan didefinisikan sebagai hasil
11

yang mungkin terjadi, jika percobaan tersebut dilakukan. Setiap hasil dari suatu percobaan jika dihimpun dalam suatu himpunan maka himpunan tersebut dinamakan ruang sampel atau ruang contoh. Ruang sampel dalam ilmu peluang biasanya dinotasikan dengan huruf S . Setiap anggota dalam ruang sampel disebut titik sampel. Ruang sampel dapat dibedakan menjadi dua jenis jika dilihat dari banyaknya anggota ruang sampel yaitu: a) Ruang sampel diskrit yaitu ruang sampel yang mempunyai banyak anggota berhingga. b) Ruang sampel kontinu yaitu ruang sampel yang mempunyai banyak anggota tak berhingga. Ruang sampel yang dibicarakan dalam subunit ini dinyatakan dalam bentuk himpunan. Himpunan bagian dari ruang sampel disebut kejadian. Jadi kejadian merupakan kumpulan dari satu atau lebih hasil yang terjadi pada sebuah percobaan. Melihat definisi kejadian, ruang sampel dan himpunan kosong juga merupakan kejadian. Contohnya : 1. Percobaan pengukuran tinggi badan seseorang yang tingginya antara 165 cm dan 170 cm. Dari percobaan tersebut tentukan : a) Ruang sampel dan jenis ruang sampel b) Himpunan A jika A merupakan tinggi seseorang 167 cm dan 169 cm. c) Himpunan B jika B merupakan kejadian tinggi seseorang yang sama dengan 190 cm. Jawaban : Dari percobaan pengukuran tinggi badan seseorang yang tingginya antara 165 cm dan 170 cm diperoleh. a) Ruang sampel percobaan S =

{x ;165 <

x < 170} di mana jenis

ruang sampel adalah ruang sampel kontinu karena banyak anggota ruang sampel tak berhingga yaitu semua bilangan real antara 165 sampaidengan 170.

12

b) Kejadian A jika disajikan dalam bentuk himpunan yaitu :


A=

{167,169}. { }=.

c) Kejadian B dapat disajikan dalam bentuk himpunan yaitu :


B=

2. Percobaan melempar dadu satu kali.

Gambar 2. 8 Dadu yang akan dilempar

Dari percobaan tersebut tentukan : a) Ruang sampel dan jenis ruang sampel. b) Himpunan X jika X merupakan kejadian munculnya mata dadu genap. c) Himpunan Y jika Y merupakan kejadian munculnya mata dadu kurang atau sama dengan 6. d) Himpunan Z jika Z merupakan kejadian munculnya mata dadu 7. Jawaban : Dari percobaan melempar dadu satu kali diperoleh : a) Ruang sampel S =

{1,2,3,4,5,6}

dan jenis ruang sampelnya adalah

ruang sampel diskrit. Hal ini jelas karena banyak anggota ruang sampel berhingga. b) Kejadian X dapat disajikan dalam bentuk himpunan yaitu :
X=

{2,4,6}. {1,2,3,4,5,6}.

c) Kejadian Y dapat disajikan dalam bentuk himpunan yaitu :


Y=

d) Kejadian Z dapat disajikan dalam bentuk himpunan yaitu :

13

Z=

{ }= .

Kejadian Y merupakan kejadian yang pasti terjadi sedangkan kejadian B dan Z merupakan kejadian yang tidak mungkin terjadi jika percobaan-percobaan tersebut dilakukan. Dua jenis kejadian tersebut dinamakan kejadian yang tidak sejati. Dengan kata lain kejadian disebut kejadian sejati jika kejadian tersebut merupakan himpunan bagian sejati dari ruang sampel. 2.3.1 Contoh Peluang 1) Pertanyaan 1 Sebuah kantong berisi 100 kartu yang diberi nomor 2 sampai dengan 101. Sebuah kartu diambil secara acak dari kantong itu. Tentukan peluang terambil kartu yang merupakan bilangan kuadrat ? Jawaban : n(S) = 100 A = kejadian terambil kartu bilangan kuadrat = {4,9,16,25,36,49,64,81,100} n(A) = 9 Sehingga p(A) = n(A)/n(S) = 9/100 2) Pertanyaan 2 Terdapat sebanyak 17 kartu yang diberi nomor 1,2,3,.16,17. dimasukkan dalam sebuah kotak. Sebuah kartu diambil dari kotak secara acak. Tentukan peluang terambil kartu bernomor yang habis dibagi 2 dan 3. Jawaban : n(S) = 17 Diantara bilangan 1 sampai dengan 17 yang merupakan bilangan habis dibagi 2 dan 3 adalah 6 dan 12 sehingga n(A) = 2 Jadi p(A) = n(A)/n(S) = 2/17 3) Pertanyaan 3

14

Dua buah dadu dilempar secara bersamaan. Berapakah peluang bahwa angka yang keluar berjumlah 7? Jawaban : Pertama-tama kita harus mendaftar semua kemungkinan keluaran yang akan terjadi. Dalam hal ini, jumlah mata dadu yang keluar adalah 10. Maka kemungkinannya adalah : (1,6) (6,1) (2,5) (5,2) (3,4) (4,3). Kita lambangkan banyaknya kemungkinan sebagai n(A) = 6 dan seluruh kombinasi keluaran dari dua dadu sebagai n(S) = 36. Maka peluang angka yang keluar berjumlah 7 adalah : P(A) = n(A)/n(S) = 6/36 atau 1/6 2.4 Teori Informasi Teori informasi adalah disiplin ilmu dalam bidang matematika terapanyang berkaitan dengan kuantisasi data sehingga data atau informasi itu dapat disimpan dan dikirimkan tanpa kesalahan (error) melalui suatu kanal komunikasi. Entropi informasi (information entropy) sering dipakai sebagai alat untuk maksud ini, dan biasanya dinyatakan sebagai banyaknya bit rerata yang diperlukan untuk penyimpanan dan pengiriman informasi tersebut. Sebagai contoh, jika keadaan cuaca harian dinyatakan dengan entropi 3 bit, maka kita katakan bahwa cuaca itu mempunyai rata-rata 3 bit tiap harinya. Aplikasi dari topik dasar dalam teori informasi meliputi kompresi data tanpa cacat (lossless data compression, pada file ZIP misalnya), kompresi data (lossy data compression, pada file MP3, misalnya), dan pengkodean kanal (channel coding, pada saluran DSL, ADSL dll). Biasanya teori informasi merupakan titik temu dari bidang bidang matematika, statistika, ilmu komputer, fisika, neurobiologi, dan teknik listrik serta komputer. Implementasi dari teori ini berdampak langsung dengan misi ruang angkasa, pemahaman mengenai lubang hitam dalam galaksi, dengan penelitian linguistika dan persepsi manusia, dengan jaringan komputer, jaringan Internet serta jaringan telepon genggam. Nilai informasi paling sederhana atau nilai informasi terkecil

menggunakan 1 bit (binary digit) yang membedakan 2 hal :

15

Gambar 2. 9 Nilai informasi dengan menggunakan 1 bit

Nilai informasi menggunakan 2 bit yang bisa membedakan 4 hal :

Gambar 2. 10 Nilai informasi dengan menggunakan 2 bit

Nilai informasi menggunakan 3 bit yang bisa membedakan 8 hal :

Gambar 2. 11 Nilai informasi dengan menggunakan 3 bit

Jadi, n bit dapat membedakan 2n hal. Model matematika informasi sebagai berikut : Efisiensi pengiriman informasi melalui saluran memandang informasi sebagai simbol-simbol yang dipertukarkan, mengirim simbol-simbol itu dari satu titik di suatu tempat ke titik lain di tempat lainnya. Jumlah informasi yang dapat dikaitkan, atau dihasilkan oleh, sebuah keadaan atau kejadian (atau realisasi dari

16

sebuah situasi tertentu) merupakan tingkat pengurangan (reduksi) ketidakpastian, atau pilihan kemungkinan, yang dapat muncul dari keadaan atau kejadian tersebut.

Gambar 2. 12 Model matematika informasi

2.4.1

Contoh Teori Informasi

1) Pertanyaan 1 Diketahui p(A)=0.5, p(B)=0.4, p(C)=0.1 Ada 9 kata dg dua huruf yang mungkin, dengan masing-masing peluang sbb: kt p AA 0.25 AB 0.2 AC 0.05 BA 0.2 BB 0.16 BC 0.04 CA 0.05 CB 0.04 CC 0.01

Kode biner Huffman utk masing-masing huruf adalah : A = 0, B = 11, C= 10 Sehingga kode untuk masing-masing kata di atas adalah : kt cd AA 00 AB 011 AC 010 BA 110 BB BC CA CB 1011 CC 1010

1111 1110 100

17

Berapakan rata-rata panjang kode per simbol? Jawaban : Sehingga panjang rata-ratanya adalah: L=(0.25*2+0.2*3+0.05*3+0.2*3+0.16*4+0.04*4+0.05*3+0.04*4+0.0 1*4) = 3 Jadi rata-rata panjang kode per simbol adalah 1.5

2) Pertanyaan 2 Dari pertanyaan nomor 1, tentukan : a). Entropy untuk kata dengan dua huruf H(V)! Jawaban : Sekarang jika dilakukan pengkodean langsung dari kata-kata kita peroleh kode sbb: kt cd AA 10 AB 01 BA 00 BB 110 AC 11101 CA 11100 BC 11110 CB 111111 CC 111110

Sehingga panjang kode rata-rata adalah:

L=0.25*2+0.2*2+0.2*2+0.16*3+0.05*5+0.05*5+0.04*5+0.04*6+0.01*6
=2.78 a). Untuk menghitung efisiensi, kita perlu menghitung entropy untuk kata dengan dua huruf. Yaitu H(V)= 2.721928. 3) Pertanyaan 3 Dari pertanyaan nomor 1 tentukan : a). Efisiensi untuk per huruf b). Pengkodean kata efisiensinya Jawaban :

18

a). Jadi efisiensi untuk per huruf adalah: 2.73/3 = 91% b). Sedangkan pengkodean kata efisiensinya adalah: 2.73/2.78 = 98% Jelas bahwa dg pengkodean kata akan ada peningkatan efisiensi.

19

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Jadi dari pembuatan laporan mata kuliah Kriptografi ini dapat disimpulkan bahwa untuk mempelajari kriptorafi perlu dipelajari terlebih dahulu tentang landasan matemati yang didalamnya membahas tentang Fungsi, Permutasi dan Kombinasi, Teori Peluang, serta Teori Informasi. Dimana Fungsi, dalam istilah matematika adalah pemetaan setiap anggota sebuah himpunan yang dinamakan sebagai domain kepada anggota himpunan yang lain yang dinamakan sebagai kodomain. Permutasi merupakan penyusunan obyek-obyek yang ada ke dalam suatu urutan tertentu. Hal yang perlu diperhatikan dalam permutasi adalah bahwa obyek-obyek yang ada harus dapat dibedakan antara yang satu dengan yang lain, perbedaan antara Permutasi dan Kombinasi terletak pada masalah urutan atau kedudukan penyusunan dari sekelompok obyek. Dalam permutasi masalah urutan atau kedudukan menjadi sangat penting, sedangkan dalam kombinasi tidak mementingkan urutan atau kedudukan dari sekelompok obyek tersebut. Peluang suatu peristiwa adalah angka yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan peristiwa itu akan terjadi. Teori informasi adalah disiplin ilmu dalam bidang matematika terapanyang berkaitan dengan kuantisasi data sehingga data atau informasi itu dapat disimpan dan dikirimkan tanpa kesalahan (error) melalui suatu kanal komunikasi. Entropi informasi (information entropy) sering dipakai sebagai alat untuk maksud ini, dan biasanya dinyatakan sebagai banyaknya bit rerata yang diperlukan untuk penyimpanan dan pengiriman informasi tersebut. 3.2 Saran Dari pembuatan laporan mata kuliah Kriptografi ini disarankan agar bagi pembaca yang ingin menguasai teknik kriptografi untuk lebih memahai terlebih dahulu ilmu-ilmu dasar matematika atau landasan matematika yang ada, seperti mengenai Fungsi, Permutasi dan Kombinasi, Teori Peluang, serta Teori Informasi.

20

DAFTAR PUSTAKA

Pengertian Permutasi dan Kombinasi. http://www.hprory.com/pengertianpermutasi-dan-kombinasi/. Diakses tanggal 19 Maret 2013 Pukul 20.43 Permutasi dan Kombinasi. http://rockeducation.files.wordpress.com/2012/09/permutasi-1.pdf. Diakses tanggal 19 Maret 2013 Pukul 20.44 Soal Peluang dan Pembahasannya. http://matematikasmansaka.wordpress.com/2009/10/27/soal-peluang-danpembahasannya/. Diakses tanggal 19 Maret 2013 Pukul 20.48 Contoh-contoh soal Fungsi. http://dosen.tf.itb.ac.id/~amoranto/UNTAR/Matematika%20Logika/Contoh %20Soal%20Bab%203%20Fungsi.ppt. Diakses tanggal 19 Maret 2013 Pukul 20.55 Pengantar Teori Informasi. http://www.ittelkom.ac.id/staf/miq/Subject/Teknik%20Jaringan%20dan%20 Multimedia/Chapter%206%20Pengantar%20Teori%20Informasi.ppt. Diakses tanggal 19 Maret 2013 Pukul 20.59

21

22

Anda mungkin juga menyukai