Anda di halaman 1dari 20

BIOKIMIA Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari berbagai molekul dalam sel hidup serta organisme hidup, dan

dengan reaksi kimianya. A. Sel Sel dapat dikelompokkan menjadi dua kelas besar yaitu prokariot dan eukariot. Sel prokariotik adalah organisme kecil bersel tunggal seperti bakteri dan algae biru kehijauhijauan. Sebagian besar sel prokariotik mengandung semua perangkat biokimia yang diperlikan untuk reproduksi diri sendiri dan untuk mengambil dam memanfaatkan energy dan bahan-bahan yang ada disekelilingnya. Sel eukariotik merupakan sel yang jauh lebih rumit dari pada prokariot. Eukariot lebih besar dalam ukuran seluruhnya dari pada prokariot, dan kita dapat mengamati bahwa didalm sel eukariotik terdapat banyak unsure yang teratur yang mempunyai fungsi-fungsi khusus. Sel eukariotik mencakup semua sel haewan tingkat tinggi, sel tumbuhan, jamur, sebagian alga dan protozoa. Sel dapat dikelompokkan berdasarkan cara sel tersebut mengambil energi dari lingkungannya.

a. Sel ototrofik sel ototrfik adalah pemberi makan sendiri dalam arti sel ini dapat memanfaatkan CO2 sebagai sumber karbon dan sinar matahari sebagai sumber energi. Semua sel fotosinterik adalah ototrofik karena sel itu dapat mengubah sinar matahari menjadi energi kimia yang tersimpan dalam molekul organic dengan ukuran sangat kecil.

b. Sel heterofilik Sel elektrofilik memakan yang lain karena sel ini memperoleh energi dari lingkungan dengan menerima dan memecahkan molekul organik berukuran kecil dan kaya akan energi. Kebanyakan mikroorganisme dan semua sel hewan adalah heterofilik. Bagianbagian dari sel eukariotik (sel hati manusia) : Inti sel Rektikulum endoflasma Membrane sel Mitokondria Badan golgi Butir glikogen Peroksisom

Bagian-bagian dari sel prokariotik : Nukleoplasma Sitoplasma Dinding sel dan membaran

B. Sistem Buffer Buffer adalah zat yang dapat mempertahankan pH ketika ditambah sedikit asam/basa atau ketika diencerkan. Buffer memiliki dua macam : asam lemah dan garamnya atau basa lemah dan garamnya. Buffer dalam tubuh manusia adalah darah. Jika darah tidak memiliki buffer maka ketika minum jus jeruk yang kecut, tubuh kita dapat mengalami asidosis ( pH darah asam ) (Anonim, 2008). Buffer dalam darah adalah jenis buffer yang terdiri dari asam lemah dan garamnya. Asam lemah nya adalah asam karbonat H2CO3 ( asam lemah ) dan garamnya adalah HCO3-. Buffer tersebut dapat mempertahankan pH darah sekitar 7,35 7,45 dengan reaksi sebagai berikut :

H2CO3 + OH- => HCO3- + H2OHCO3- + H+ => H2CO3

Ketika masuk zat asam dalam tubuh maka yang bertugas menetralisir adalahasam lemah (asam karbonat). Jika masuk zat basa, yang bertugas menetralisisr

adalah garamnya. Ketika masuk zat asam ketika hal ini terjadi asam karbonatlah yang menjadi pahlawan. Ia akan menghadapi si asam ini dan bereaksi dengannya. Hasil reaksi ini membuat keadaan kembali netral dan menghasilkan hasil reaksi berupa garam yang banyak. Garam ini sebagain disimpan dan jika lebih akan dibuang melaluiurin. Jadi kalo banyak makan atau minum yang asam asam, kita akan banyak menghasilkan urin. Karena asam karbonat bereaksi dengan asam untuk menetralkan tadi, maka jumlah asam karbonat akan berkurang sehingga kita perlu mempeorlhnya dari pernafasan CO2. Ketika masuk zat basa ketika hal ini terjadi garam lah yang menjadi pahlawan. Ia akan menghadapi sibasa ini dan bereaksi dengannya. Hasil reaksi ini membuat keadaan kembali netral dan menghasilkan hasil reaksi berupa asam karbonat yang banyak.Asam karbonat ini sebagain disimpan dan jika lebih akan dibuang melaluinafas (CO2). Jadi kalo banyak makan atau minum yang basa basa, kita akan banyak menghasilkan CO2.

C. Struktur Kimia dari 1. Lipid Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan atau "blok bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi ke dalam delapan kategori: asil lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid, sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta lipid sterol dan lipid prenol (diturunkan dari kondensasi subsatuan isoprena). Jenis-jenis lipid Terdapat beberapa jenis lipid yaitu: 1. Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh 2. Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida

3. Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid 4. Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam

Struktur beberapa lipid umum. Di bagian atas adalah asam oleat dan kolesterol. Struktur bagian tengah adalah trigliserida yang terdiri dari rantai oleoil, stearoil, dan palmitoil yang melekat pada kerangka gliserol. Di bagian bawah adalah fosfolipid yang umum, fosfatidilkolina. 2. Karbihdrat Karbohidrat merupakan molekul yang banyak terdapat di alam. Pembentukan karbohidrat melalui proses fotosintesis dan merupakan sumber energi hayati dari hasil konversi energi matahari ke dalam bentuk energi kimia. Karbohidrat selain sebagai sumber utama energi organisme hidup, juga merupakan sumber karbon untuk sintesis biomolekul dan sebagai bentuk energi polimerik. Karbohidrat berasal dari hidrat suatu karbon dengan rumus empiris Cx(H2O)y, merupakan polihidroksi-aldehid (-C=O) polihidroksiketon (-CC=O(COH) dan turunannya lihat Gambar

Gambar: Karbohidrat dan Gugus fungsional yang ada dalam karbohidrat Karbohidrat yang dibangun oleh polihdroksi dan gugus aldehid disebut dengan aldosa, sedangkan yang disusun oleh polihidroksi dan gugus keton dikenal dengan ketosa.

Molekul karbohidrat yang paling sederhana adalah polihidroksi aldehida dan polihidroksi keton yang empunyai tiga hingga enam atom karbon. Atom C memiliki kerangka tetrahedral yang membentuk sudut 105,9oC menyebabkan molekul karbohidrat cukup sulit berbentuk rantai lurus. Berdasarkan kerangka tetrahedral inilah, molekul polihidroksi ini lebih stabil dalam struktur siklik perhatikan Bagan ini:

Bagan Rantai lurus dan bentuk siklik dari karbohidrat Karbohidrat sederhana dibangun oleh 5 (lima) atom C disebut dengan pentosa. Sedangkan yang dibangun oleh 6 (enam) atom C dikenal dengan heksosa.

Selain dibentuk oleh sejumlah atom C yang mengandung gugus polihidroksi, strukturnya karbohidrat semakin kompleks dengan adanya atom karbon asimetri, yaitu atom karbon yang mengikat empat atom atau molekul yang berbeda pada struktur tetrahedralnya. Kehadiran C asimetri menyebabkan molekul karbohidrat bersifat optik aktif, yaitu mampu memutar bidang cahaya terpolarisasi. Pada karbohidrat juga dijumpai keisomeran optik, molekul-molekul yang komposisinya identik tetapi berbeda orientasinya dalam ruang dan keaktifan optiknya. Karbohidrat yang paling sederhana ditemukan di alam mengandung tiga atom C disebut triosa. Jika dengan gugus aldehida dinamakan aldotriosa (HOCH2-CHOH-CHO) dan dan dengan gugus keton disebut dengan ketotriosa (HOCH2-CO-CH2OH). Karbohidrat dapat berupa monosakarida atau gula sederhana atau berupa gabungan dari monosakarida yang dapat membentuk polisakarida dengan beberapa unit sampai beberapa ribu unit monosakarida. Atas dasar jumlah rantai monomernya maka karbohidrat dapat digolongkan menjadi tiga yaitu monosakarida, Oligosakarida dan polisakarida, lihat Gambar 14.5. Sebagai sumber energi utama bagi tubuh manusia, karbohidrat menyediakan energi sebesar 4 kalori atau 17 kilojoule per-gramnya. Pemecahan karbohidrat menghasilkan mono dan disakarida, terutama glukosa. Melalui proses glikolisis, glukosa segera terlibat dalam produksi adenosin tri phospat (ATP), pembawa energi sel. 3. Protein Protein adalah makromolekul yang unik sekaligus memiliki struktur yang kompleks. Meskipun protein hanya tersusun atas asam amino yang ada 20 jenis saja, namun untuk dapat berfungsi, ia akan melipat-lipat dan membentuk suatu struktur tertentu yang sangat presisi sekaligus sulit diprediksi hingga saat ini. Karena strukturnya yang unik dan presisi itulah maka protein memiliki fungsi yang spesifik yang berbeda satu dengan lainnya. Struktur protein memiliki tingkatan, kita akan melihat bagaimana asam amino sebagai monomer penyusun protein tersusun sehingga membentuk struktur protein.

Pembentukan Protein Kita mulai dari asam amino, nama resminya adalah asam 2-amino karboksilat atau asam amino karboksilat. Secara umum memiliki struktur sebagai berikut:

Molekul Asam Amino Dimana R adalah gugus samping mulai dari yang paling sederhana H (glycine | gly) hingga yang memiliki gugus samping siklik seperti tryptophan (trp). Gambar di bawah ini adalah struktur dari 20 jenis asam amino penyusun protein. Gugus R ada yang bersifat netral, bermuatan positif, negatif, ada yang hidrofilik dan hidrofobik.

Struktur 20 asam amino penyusun protein Asam amino (selanjutnya disebut AA saja) dapat membentuk rantai karena gugus amino ( NH2) suatu AA dapat bereaksi dengan gugus karboksilat (COOH) pada AA lainnya. Molekul rantai yang terbentuk dinamakan peptida, jika rantainya relatif pendek (<10 AA) biasa disebut oligopeptida, jika rantainya panjang disebut polipeptida atau protein (sekitar 50 2000 residu AA). Ikatan yang terbentuk antar AA dinamakan ikatan peptida.

Reaksi Pembentukan Ikatan Peptida Berdasarkan konvensi, penyebutan urutan AA dimulai dari AA yang memiliki gugus NH2 (disebut N terminal) hingga yang memiliki gugus COOH bebas (C terminal).

Struktur Molekul Polipeptida Rantai peptida biasa disebut backbone alias tulang punggung sedangkan gugus R biasa disebut gugus samping. Struktur Primer

Secara sederhana, struktur primer protein adalah urutan asam amino penyusun protein yang disebutkan dari kiri (N-terminal) ke kanan (C-terminal). AA bisa ditulis dalam singkatan 3 huruf atau 1 huruf. Jadi untuk gambar di atas bisa ditulis seperti ini:

Gly-Pro-Thr-Gly-Thr-Gly-Glu-Ser-Lys-Cys-Pro-Leu-Met-Val-Lys-Val-Leu-Asp-Ala-ValArg-Gly-Ser-Pro-Ala atau GPTGTGESKCPLMVKVLNAVRGSPA

Struktur Sekunder Pada bagian tertentu dari protein, terdapat susunan AA yang membentuk suatu struktur yang reguler dengan sudut-sudut geometri tertentu. Ada dua struktur sekunder utama yaitu alfa-helix dan beta-sheet. Struktur ini terjadi akibat adanya ikatan hidrogen antar AA.

Pada gambar sebelah kiri, terlihat bahwa struktur alfa-helix terbentuk oleh backbone ikatan peptida yang membentuk spiral dimana jika dilihat tegak lurus dari atas, arah putarannya adalah searah jarum jam menjauhi pengamat (dinamakan alfa). Satu putaran terdiri atas 3.6 residu asam amino dan struktur ini terbentuk karena adanya ikatan hidrogen antara atom O pada gugus CO dengan atom H pada gugus NH (ditandai dengan garis warna oranye). Tidak semua bagian protein membentuk struktur alfa-helix dan beta-sheet, pada bagian tertentu mereke tidak membentuk struktur yang reguler. Struktur Tersier

Struktur tersier adalah menjelaskan bagaimana seluruh rantai polipeptida melipat sendiri sehingga membentuk struktur 3 dimensi. Pelipatan ini dipengaruhi oleh interaksi antar gugus samping (R) satu sama lain. Ada beberapa interaksi yang terlibat yaitu: Interiaksi ionik Terjadi antara gugus samping yang bermuatan positif (memiliki gugus NH2 tambahan) dan gugus negatif (COOH tambahan).

Ikatan hydrogen

Jika pada struktur sekunder ikatan hidrogen terjadi pada backbone, maka ikatan hidrogen yang terjadi antar gugus samping akan membentuk struktur tersier. Karena pada gugus samping bisa banyak terdapat gugus seperti OH, COOH, CONH2 atau NH2 yang bisa membentuk ikatan hidrogen.

Gaya Dispersi Van Der Waals

Beberapa asam amino memiliki gugus samping (R) dengan rantai karbon yang cukup panjang. Nilai dipol yang berfluktuatif dari satu gugus samping dapat membentuk ikatan dengan dipol berlawanan pada gugus samping lain.

Jembatan Sulfida

Cysteine memiliki gugus samping SH dimana dapat membentuk ikatan sulfida dengan SH pada cystein lainnya, ikatan ini berupa ikatan kovalen sehingga lebih kuat dibanding ikatan-ikatan lain yang sudah disebutkan di atas.

Struktur Quartener Protein atau polipeptida yang sudah memiliki struktur tersier dapat saling berinteraksi dan bergabung menjadi suatu multimer. Protein pembentuk multimer dinamakan subunit. Jika suatu multimer dinamakan dimer jika terdiri atas 2 subunit, trimer jika 3 subunit dan tetramer untuk 4 subunit. Multimer yang terbentuk dari subunit-subunit identik disebut dengan awalan homo, sedangkan jika subunitnya berbeda-beda dinamakan hetero. Misalnya hemoglobin yang terdiri atas 2 subunit alfa dan 2 subunit beta dinamakan heterotetramer.

Perlu diketahui bahwa beberapa protein dapat berfungsi sebagai monomer sehingga ia tidak memiliki struktur quartener.

4. Asam Nukleat Asam nukleat adalah makromolekul pertama yang berhasil diisolasi dari dalam inti sel. Asam nukleat berbentuk rantai linier yang merupakan gabungan monomer nukleotida sebagai unit pembangunnya. Molekul ini menyimpan informasi pertumbuhan sel dan reproduksi.

Molekul DNA sangat besar, bahkan lebih besar daripada protein, sedangkan ukuran molekul RNA relatif sama dengan protein. Hidrolisis sempurna DNA dan RNA oleh asam menghasilkan: basa nitrogen, 2-deoksi-D-ribosa (atau ribosa untuk RNA) dan ortofosfat. Ada dua tipe basa nitrogen dalam DNA dan RNA yaitu pirimidin dan Pirimidin adalah turunan senyawa heterosiklik pirimidin: purin. Basa

Basa purin adalah turunan senyawa cincin fusi purin:

Basa Primidin Basa pirimidin dalam DNA adalah timin dan sitosin, sedangkan dalam RNA adalah urasil dan sitosin. Ketiga jenis basa ini berbeda dalam tipe dan posisi gugus kimia yang terikat pada cincin. Timin adalah: 5 metil-2,4-dioksipirimidin Sitosin adalah: 2-oksi-4-aminopirimidin Urasil adalah: 2,4-dioksipirimidin

Berikut adalah struktur kimia dari ketiga jenis basa nitrogen tersebut:

Basa Purin Basa purin yang terdapat dalam DNA dan RNA adalah adenin dan guanin. Keduanya berbeda dalam tipe dan posisi gugus kimia yang terikat pada cincin purin. Adenin adalah: 6-aminopurin Guanin adalah: 6-oksi-2-aminopurin Berikut adalah struktur kimia dari kedua basa purin tersebut:

Bentuk Tautomerik Pirimidin dan Purin Semua basa pirimidin dan purin dan berada dalam bentuk isomer alternatif yaitu tautomer. Sebagai contoh, urasil dapat berada dalam bentuk enolnya seperti berikut:

Tanda panah tebal menunjukkan bahwa bentuk keto adalah yang lebih banyak terdapat pada pH netral.

D. Metabolisme Metabolisme adalah pertukaran zat antara suatu sel atau suatu organisme secara keseluruhan dengan zat antara suatusel atau organisme secara keseluruhan dengan lingkungannya.Metabolisme berasal dari kata Yunani Metabole ynisme hang berarti perubahan. Metabolisme kadang juga diartikan pertukaran zat antaara satu sel atau secara keseluruhan dengan lingkungannya. Salah satu aktivitas protoplasma yang penting adalah pembentukan sel baru dengan cara pembelahan. Sebelum sel melakukan pembelahan, maka protoplasma akan aktif mengumpulkan serta mensintesa karbohidrat, protein, lemak dan banyak lagi senyawa kompleks yang merupakan bagian dari protoplasma dan dinding sel. Bahan dasar untuk sintesa senyawa organic tersebut adalah unsure-unsur aorganic yang diserap oleh akar dan gula yang dibentuk dari karbon dioksida dan air pada proses fotosintesa (asimilasi karbon). Proses Metabolisme Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu hingga yang memiliki susunan tubuh kompleks seperti manusia. Dalam hal ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya. Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabollisme adalah perenannya dalam penawar racun atau detoksifikasi.

Proses metabolisme yang terjadi didalam sel merupakan aktivitas yang sangat terkoordinasi, melibatkan kerjasama berbagai system enzim yang mengkatalis reaksi-reaksi secara bertahap dan memerlukan pengaturan metabolic untuk mengendalikan mekanisme reaaksinya.Proses metabolisme bagi organisme hidup memiliki empat fungsi spesifik, yaitu : a. Untuk memperoleh energi kimia dalam bentuk ATP dari hasil degradasi zat-zat makanan yang kaya energi yang berasal dari lingkungan. b. Untuk mengubah molekul zat-zat makanan (nutrisi) menjadi perkursor unit pembangun bagi biomolekul sel. c. Untuk menyusun unit-unit pembangun menjadi protein, asam nikleat, lipida, polisakarida, dan komponen sel lain. Untuk membentuk dan merombak biomolekul. Difusi adalah peristiwa mengalirnya/ berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian yang berkonsentrasi tinggi kebagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi yaitu : a) Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak sehingga kecepatan difusi semakin tinggi. b) Ketebalan membran. Semakin tebal membrane, semakin lambat kecepatan difusi. c) Luas suatu area. Semakin besar luas area, maka semakin cepat kecepatan difusinya. d) Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya. e) Suhu. Semakin tinggi suhu, semakin cepat pula kecepatan difusinya. Osmosis adalah perpindahan air melalui membrane permeable selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel dapat ditembus oleh pelarut, tetapi tidak boleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradient tekanan sepanjang membran. Tekanan osmotic merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi eksterm, dan jarang terjadi di alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas.

E. Pembentukan Energi Sel tuntut untuk menghasilkan energi untuk mereka gunakan sendiri. Energi tersebut didapat dari hasil ekstraksi energi yang terkandung di dalam ikatan-ikatan kimia pada molekul makanan dengan cara mengombinasikan molekul makanan dengan oksigen di dalam mitokondria sel. Molekul-molekul makanan yang digunakan adalah glukosa dari metabolisme karbohidrat, asam amino dari metabolisme protein, dan asam lemak dan gliserol dari metabolisme lemak. Proses ketika molekul makanan dikombinasikan dengan oksigen, yang kemudian menghasilkan energi, disebut fosforilasi oksidatif. Proses ini memerlukan beberapa enzim, yang bekerja secara berurutan di dalam mitokondria. Hasil akhirnya adalah pembentukan molekul adenosin trifosfat (ATP) yang kaya energi. ATP tersusun atas basa nitrogen adenosin, gula ribosa, dan tiga molekul fosfat yang terikat menjadi satu. Dua fosfat terakhir diikat oleh suatu ikatan berenergi tinggi, yang apabila diputus akan membebaskan sekitar 7 kkal per mol energi yang dapat digunakan oleh sel.

Fosforilasi Oksidatif Glukosa Walaupun fosforilasi oksidatif glukosa terjadi di mitokondria, namun harus ada langkah awal dalam penanganan glukosa sebelum fosforilasi oksidatif terjadi. Langkah ini disebut glikolisis dan berlangsung di sitoplasma di luar mitokondria. Proses ini bersifat anaerob, yang berarti bahwa glikolisis terjadi tanpa memerlukan oksigen. Selama glikolisis enzim-enzim sitoplasma mengubah glukosa menjadi asam piruvat. Proses ini memerlukan dua molekul ATP dan menghasilkan empat molekul ATP: hasil dari dua molekul. Pada saat terjadi kekurangan oksigen, glikolisis berperan penting tetapi terbatas dalam menyuplai ATP ke sel. (Lihat bagian Glikolisis Anaerob). Apabila tersedia oksigen (aerob), maka molekul asam piruvat akan bergerak ke dalam mitokondria, memasuki siklus asam sitrat atau siklus Krebs dan diubah oleh enzimenzim yang terdapat di sana menjadi suatu senyawa yang disebut asetil koenzim A (asetil KoA). Proses ini menghasilkan tambahan dua molekul ATP. Asetil KoA kemudian secara enzimatis diubah menjadi karbon dioksida dan hidrogen. Karbon dioksida berdifusi keluar dari mitokondria dan dari sel, yang kemudian diserap oleh darah yang menyuplai sel tersebut, dibawa ke paru paru dan dikeluarkan dari tubuh. Atom hidrogen yang tertinggal di mitokondria memulai proses fosforilasi oksidatif dan selama proses itu, mereka berikatan dengan molekul-molekul oksigen melalui suatu rantai transpor elektron yang terdapat di membran mitokondria. Hasil dari proses ini adalah pembentukan energi dalam

jumlah yang sangat besar, dalam bentuk 36 molekul ATP. Olch karena itu dari metabolisme satu buah molekul glukosa, total dibentuk 38 molekul ATP (36 dari fosforilasi oksidatif dan 2 dan glikolisis). Fosforilasi Oksidatif Asam Lemak Dan Gliserol Sel juga menggunakan asam lemak bebas dan gliserol dalam fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP. Gliserol adalah sebuah karbohidrat dengan tiga rantai karbon, yang mengalami glikolisis dalam sitoplasma dan masuk ke siklus Krebs sebagai asetil KoA. Asam lemak bebas berdifusi langsung ke dalam mitokondria tempat mereka diubah menjadi asetil KoA oleh berbagai enzim. Asetil KoA kemudian masuk ke siklus Krebs. Penguraian satu molekul lemak menghasilkan 463 molekul ATP. Lemak memiliki berat per mol lima kali lebih besar dibandingkan dengan glukosa. Dengan demikian, per gramnya, metabolisme lemak menghasilkan ATP sekitar tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan metabolisme glukosa. Dengan demikian, lemak adalah bentuk penyimpanan energi yang jauh lebih efisien dibandingkan karbohidrat. Fosforilasi Oksidatif Asam Amino Asam amino masuk ke dalam mitokondria setelah molekul nitrogen dikeluarkan (deaminasi). Setelah deaminasi, asam amino tersebut masuk ke dalam siklus Krebs di berbagai titik. Sebagian, seperti alanin, masuk sebagai asam piruvat; diikuti oleh yang lain yang masuk sebagai zat antara. Tempat asam-asam amino masuk ke siklus Krebs menentukan berapa banyak atom hidrogen yang mereka tambahkan ke rantai transpor elektron dan dengan demikian berapa banyak molekul ATP yang disintesis. Glikolisis Anaerob Apabila tidak tersedia oksigen, maka asam piruvat yang dihasilkan oleh glikolisis tidak masuk ke siklus Krebs, tetapi berikatan dengan hidrogen dalam sitoplasma untuk membentuk asam laktat. Dua molekul ATP yang terbentuk dari penguraian satu molekul glukosa menjadi asam piruvat disediakan untuk menjaga sel tetap hidup. Meski demikian, penggunaan glukosa ini menjadi sia-sia karena menyebabkan hilangnya 36 molekul ATP yang seharusnya terbentuk apabila asam piruvat memasuki siklus krebs. Proses ini hanya dapat berlangsung singkat sebelum glukosa di deplesi. Asam laktat yang dihasilkan oleh glikolisis anaerob berdifusi keluar sel dan masuk ke dalam peredaran darah. Hal ini dapat menyebabkan penurunan pH plasma (peningkatan

keasaman plasma). Dengan kembalinya oksigen, asam laktat akan diubah kembali menjadi asam piruvat, terutama di hati, dan siklus Krebs akan berjalan kembali.

F. Enzim Enzim adalah suatu biokatalisator, yaitu suatu bahan yang berfungsi mempercepat reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi karena pada akhir reaksi terbentuk kembali. Suatu reaksi kimia yang berlangsung dengan bantuan enzim memerlukan energi yang lebih rendah. Jadi enzim juga berfungsi menurunkan energi aktivasi.

Struktur Enzim Suatu enzim (holoenzim) tersusun atas bagian protein dan bukan protein. Bagian protein disebut apoenzim, dan bagian non protein disebut kofaktor. Kofaktor dapat berupa ion logam (Cu, Mg, K, Fe, Na), atau koenzim yang berupa bahan organik, misalkan vitamin B (B1, B2). Sifat-sifat enzim Sebagai suatu bahan yang penting dalam metabolisme, enzim memiliki sifatsebagai berikut: kerja enzim bersifat spesifik/khusus, artinya bahwa satu enzim hanya dapat bekerja pada satu substrat enzim bekerja pada suhu tertentu enzim berkerja pada derajat keasaman (pH) tertentu kerja enzim dapat bolak-balik, artinya selain dapat memecah substrat juga dapat membentuk substrat dari penyusunnya

Hal-hal yang dapat mempengaruhi kerja enzim di antaranya adalah: suhu derajat keasaman (pH) konsentrasi enzim jenis substrat penimbunan hasil akhir pengaruh aktivator/penggiat pengaruh inhibitor/penghambat

Cara Kerja Enzim

Enzim bekerja berdasar prinsip kunci dan anak kunci (lock and key). Pada salah satu sisi enzim terdapat tempat aktif yang memiliki bentuk yang dapat berpasangan tepat sama dengan bentuk permukaan substrat. Akibatnya satu enzim hanya dapat digunakan untuk satu jenis substrat. Contoh enzim yang sering digunakan sebagai materi praktikum adalah enzim katalase. Enzim ini banyak terdapat pada organel peroksisom dan berfungsi memecah peroksida (H2O2) yang bersifat toksik menjadi H2O dan O2. Kerja enzim juga sangat dipengaruhi oleh zat inhibitor, yaitu bahan yang menghambat kerja enzim. Ada 2 jenis inhibitor, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor non kompetitif. Inhibitor kompetitif bekerja dengan cara berikatan pada tempat aktif enzim. Akibatnya substrat yang tidak bisa berikatan dengan enzim. Sedangkan inhibitor non kompetitif tidak berikatan dengan tempat aktif, tetapi menyebabkan perubahan pada tempat aktif. Ini pun berakibat substrat tidak bisa berikatan dengan enzim.

Anda mungkin juga menyukai