Anda di halaman 1dari 40

STIK AVICENNA

SELAMAT DATANG
PESERTA SEMINAR SEHARI PROMOSI KESEHATAN 2011

BUDAYA KAMPUS DALAM ERA SEHAT ABAD KE-21

TEMA

STIK AVICENNA

ANALISIS PENYEBAB STATUS GIZI LEBIH (OBESITAS) PADA ORANG DEWASA DI KECAMATAN ABELI KOTA KENDARI TAHUN 2010

Oleh : Nani yuniar, S.Sos.M.Kes Sriyana Herman, SKM.M.Kes

STIK AVICENNA

Pendahuluan

STIK AVICENNA

Pendahuluan
Manusia yang sehat tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga sehat rohani sehingga tubuh sehat dan ideal dari segi kesehatan meliputi aspek fisik, mental dan sosial dan tidak hanya terbebas dari penyakit. (Anonim, 2005). Masalah gizi yang terjadi di Negara-negara maju dan berkembang tidak saja masalah kekurangan zat-zat gizi esensial, tapi juga masalah gizi lebih berupa kelebihan berat badan. (Wirakusuma, 1994).

STIK AVICENNA

Dengan berkembangnya teknologi maka semua pemenuhan kebutuhan menjadi serba elektrik dan praktis. Setiap orang dalam melakukan aktifitas menginginkan sesuatu yang serba mudah, efektif dan efisien. Efektifitas waktu dan gerak benar-benar diterapkan. Energi yang dikeluarkan diupayakan sekecil-kecilnya untuk mencapai produktifitas setinggitingginya. (Wirakusuma, 1994).

STIK AVICENNA

Soekirman (2000) menyatakan bahwa Makin meningkatnya pendapatan dan adanya perubahan gaya hidup sebagian penduduk akibat keberhasilan pembangunan ekonomi dan pengaruh budaya global, maka masalah gizi akan lebih mengancam..

Orang gemuk cenderung makan bila ia merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar. Pola makan berlebih inilah yang menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari kegemukan, ( Anonim, 2002).

STIK AVICENNA

Saat ini terbukti bahwa prevalensi obesitas meningkat Kejadian obesitas di negara-negara maju seperti Eropa, USA, dan Australia telah mencapai tingkatan epidemic. (Anonim, 1998). Masalah gizi lebih cenderung meningkat terutama di kota-kota besar. Hasil survey Indeks Massa Tubuh (IMT) tahun 1995-1997 di 27 ibukota propinsi menunjukkan bahwa prevalensi gizi lebih mencapai 6,8% pada laki-laki dewasa dan 13,5% pada perempuan dewasa (Anonim, 2004).

STIK AVICENNA

Di Sulawesi Tenggara, berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara di 6 (enam) Kecamatan di Kota Kendari dengan 1.650 responden yang diukur status gizinya, diketahui bahwa 6,2% dikategorikan kurus, sebanyak 74,8% dikategorikan mempunyai berat badan normal dan sebanyak 19,0% menderita gizi lebih (obesitas), pada Kecamatan Abeli tertinggi sebanyak 25% dan kecamatan Poasia terendah sebanyak 13,1%. Artinya sebanyak 19,0% penduduk Kota Kendari mempunyai resiko untuk menderita penyakit degeneratif. Dari 313 responden yang dikategorikan mengalami kegemukan diketahui bahwa sebanyak 22,8% mempunyai pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (Anonim, 2006).

STIK AVICENNA

TINJAUAN PUSTAKA

STIK AVICENNA
TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan tentang Gizi Lebih Gizi lebih atau kegemukan disebabkan penumpukan adipose (adipocytes: jaringan lemak khusus yang disimpan tubuh) secara berlebihan. Jadi gizi Iebih adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan berat idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak di tubuhnya (Anonim, 2005). 2. Klasifikasi Gizi Lebih Gizi lebih digolongkan menjadi 3 kelompok: kelebihan gizi ringan : kelebihan berat badan 20-40% Kelebihan gizi sedang : kelebihan berat badan 41-100% Kelebihan gizi berat : kelebihan berat badan >100%.

STIK AVICENNA

Penyebab dan Gejala Obesitas Secara ilmiah obesitas terjadi akibat konsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas. Terjadinya gizi lebih melibatkan beberapa faktor, yaitu : Faktor Genetik, Faktor Lingkungan, dan Faktor psikis. Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab gizi lebih yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge), dan malcan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stress dan kekecewaan.

STIK AVICENNA

Faktor-faktor lain penyebab terjadinya gizi lebih adalah : Faktor kesehatan. Beberapa penyakit bisa menyebabkan gizi lebih, diantaranya hipotiroidisme, Sindroma cushing, sindroma prader-Whilli, beberapa kelainan syaraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan. Obat-obatan. Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti depresi) bisa menyebabkan penambahan berat badan. Aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian gizi lebih di tengah masyarakat yang makmur. (Anonim, 2005).

STIK AVICENNA

Penimbunan lemak yang berlebihan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbal gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan akivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apnea), sehingga pada siang hari penderita sering merasa mengantuk (Anonim, 2005).

STIK AVICENNA
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Gizi lebih (obesitas) 1. Gaya hidup Konsumsi Pangan dan Sendentary Perubahan gaya hidup dalam konsumsi makanan ini terutama dipicu oleh perbaikan/peningkatan pendapatan, kesibukan kerja yang tinggi, dan promosi produk pangan trendi ala barat, utamanya fast food namun tidak diimbangi dengan peningkatan pengetahuan dan kesadaran gizi (Kodyat, 1994).

STIK AVICENNA

Gaya hidup sedentary adalah gaya hidup dimana unsur gerak fisik minimal, sedangkan beban kerja mental sangat maksimal (Kodyat, 1994). Faktor-faktor kemajuan teknologi dan lingkungan hidup, utamanya lingkungan kerja diperkotaan, diketahui sebagai pemicu timbulnya gaya hidup sedentary.

STIK AVICENNA
2. Beban Mental (stress) Orang gemuk seringkali mengatakan bahwa mereka cenderung makan lebih banyak apabila mereka tegang atau cemas, dan eksperimen membuktikan kebenarannya. Studi yang dilakukan White (1977) pada kelompok orang dengan berat badan berlebih dan kelompok orang dengan berat badan yang kurang, dengan menyajikan (makanan ringan) setelah mereka menyaksikan empat jenis film yang mengundang emosi yang berbeda, yaitu film yang tegang, ceria, merangsang gairah seksual dan sebuah ceramah yang membosankan. Hasil diperoleh Dada orang gemuk lebih banyak menghabiskan kripik setelah menyaksikan film yang tegang dibanding setelah menonton film yang membosankan. Sedangkan pada orang dengan berat badan kurang selera makan kripik tetap lama setelah menonton film yang tegang maupun film yang membosankan (Anonim, 2002).

STIK AVICENNA
3. Genetik Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi berikutnya di dalam sebuah keluarga. Maka tidak heranlah bila bayi yang lahirpun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar (Anonim. 2002). 4. Pola Makan Pola makan masyarakat di lingkungan perkotaan yang tinggi kalori dan lemak serta rendah serat, telah memicu peningkatan jumlah penderita gizi lebih. Masyarakat di perkotaan yang cenderung sibuk, biasanya lebih menyukai mengkonsumsi makanan cepat saji, dengan alasan lebih praktis.

STIK AVICENNA

5. Lingkungan Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang menjadi gemuk. Pandangan tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal sehingga orang yang gizi lebih tidak akan mengalami masalah-masalah psikologis sehubungan dengan kegemukan (Anonim, 2002).

STIK AVICENNA Bahan dan Metode


Survei dilaksanakan dengan Metode Survay Analitik pendekatan Cross Sectional yaitu untuk mengetahui hubungan tingkat pendapatan, pola makan. tingkat pendapatan, dan pola makan orang dewasa di Kecamatan abeli Kota Kendari.merupakan variabel independent. Variabel dependent yaitu status gizi lebih (obesitas) orang dewasa di Kecamatan abeli Kota Kendari. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang dewasa yang mengalami gizi lebih di kecamatan Abeli Kota Kendari yang berusia 1855 tahun yang telah mempunyai pendapatan sebanyak 162 orang.

STIK AVICENNA

Hasil dan Pembahasan

STIK AVICENNA
a. Tingkat Pendapatan

Distribusi responden berdasarkan tingkat pendapatan


No 1 2 Tingkat Pendidikan Cukup Tinggi Jumlah 58 70 128 (%) 45,3 54,7 100,0

Sumber : Data Primer

Responden yang mempunyai tingkat pendapatan yang tinggi cenderung mengalami status gizi lebih. Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka semakin besar peluang seseorang untuk mendapatkan jenis makanan yang diinginkan khususnya makanan yang siap saji (Fast Food)

STIK AVICENNA
Penelitian tentang distribusi menurut pekerjaan diketahui bahwa yang paling banyak mengalami gizi lebih adalah yang memiliki pekerjaan sebagai pedagang/wiraswasta. Hal ini disebabkan karena mereka mempunyai pendapatan yang tinggi sehingga apapun yang mereka mau dapat dipenuhi, selain itu pedagang/wiraswasta jarang melakukan aktivitas fisik dan olahraga sehingga intake makanan yang masuk dengan energi yang dikeluarkan tidak seimbang.

Menurut Hamam (2005) bahwa terjadinya gizi lebih disebabkan kurangnya aktivitas fisik sehingga terjadi ketidak seimbangan antara asupan energi (energy intake) yang melebihi energi yang digunakan.

STIK AVICENNA

b. Pola Makan Pola makan responden terdiri atas kebiasaan mengkonsumsi makanan trendy (KFC, CFC), kebiasaan mengkonsumsi makanan berlemak (coto, konro, sop kikil), kebiasaan konsumsi buah, kebiasan mengkonsumsi sayuran.

STIK AVICENNA

1. Kebiasan responden mengkonsumsi makanan trendy Distribusi responden berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi makanan trendy di Kecamatan Abeli Kota Kendari tahun 2010 No 1 2 Kebiasaan konsumsi makanan trendy Sering Jarang Jumlah 124 4 128 (%) 96,9 3,1 100,0

Sumber Data Primer

STIK AVICENNA

Berdasarkan distribusi responden kebiasaan konsumsi makanan trendy diketahui bahwa semakin sering seseorang mengkonsumsi makanan trendy maka kecendrungan untuk mengalami keadaan gizi lebih akan semakin besar. Menurut Gurendro (2005) bahwa peningkatan kemakmuran ternyata diikuti oleh perubahan gaya hidup dan pola makan, terutama di kota-kota besar yang bergeser dari pola makan tradisional ke pola makan masyarakat barat.

STIK AVICENNA

2. Kebiasan responden mengkonsumsi makanan berlemak No 1 2 Kebiasaan konsumsi makanan berlemak Sering Jarang Jumlah 91 37 (%) 71,1% 28,9%

Jumlah
Sumber : Data Primer

128

100

STIK AVICENNA
Berdasarkan kebiasaan konsumsi makanan berlemak diperoleh bahwa semakin sering seseorang mengkonsumsi makanan berlemak maka kecendrungan untuk mengalami gizi akan semakin besar karena lemak yang dikonsumsi dalam waktu lama akan menambah berat badan (overweight dan obesitas) jika tidak di imbangi dengan aktivitas fisik dan olah raga secara rutin dan teratur. Berdasarkan penelitian Suku seseorang juga ternyata sangat mempengaruhi terjadinya gizi lebih, diketahui bahwa yang paling banyak mengalami gizi lebih adalah suku Bugis dan terendah adalah suku Ambon. Hal ini disebabkan pada suku bugis yang sebagian besar mempunyai profesi sebagai pedagang/wiraswasta mempunyai kegemaran untuk mengkonsumsi makananmakanan yang berlemak seperti coto dan konro.

STIK AVICENNA
Pendidikan seseorang juga ikut menentukan

terjadinya gizi lebih, berdasarkan penelitian bahwa responden yang mengalami paling banyak gizi lebih adalah yang mempunyai pendidikan di bawah SLTA sedangkan yang terendah adalah pendidikan S2. Hal ini disebabkan karena pengetahuan responden yang mempunyai pendidikan di bawah SLTA tentang

gizi lebih masih rendah sehingga mereka kurang


memahami tentang gizi lebih dan cendrung untuk tetap mengkonsumsi makanan yang berlemak

STIK AVICENNA
Lemak berperan sebagai sumber cadangan energi dan sebagai

pelarut vitamin A, D, E dan K. Lemak dalam makanan juga


berfungsi untuk meningkatkan palatabilitas (rasa enak, lezat). jika konsumsi lemak yang tinggi dan melebihi yang dibutuhkan oleh tubuh maka dapat memicu terjadinya penyakit jantung karena lemak yang terdapat di jantung tersebut akan menutupi aliran darah sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah arteri (Dedi M, 1993). Lemak merupakan cadangan energi yang disimpan dalam jaringan adipose. Setiap 1 gram lemak setara dengan 9 kalori.

STIK AVICENNA
3. Kebiasan responden mengkonsumsi sayuran Distribusi responden berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi sayuran di Kecamatan Abeli Kota Kendari tahun 2010
No Kebiasaan konsumsi sayuran 1 2 Sering Jarang Jumlah 16 112 128 Sumber : Data Primer (%) 12,5 87,5 100,0

STIK AVICENNA
Berdasarkan distribusi responden dari kebiasaan mengkonsumsi sayuran diketahui semakin sering seseorang mengkonsumsi sayuran maka kecendrungan untuk mengalami gizi lebih akan semakin kecil. Menurut Astawan dan Wresdiyati (2004) bahwa kadar serat pada sayuran berkisar antara 2-3 g/100 g, sebagian besar serat dalam sayuran larut dalam air sehingga konsumsi serat dalam bentuk sayuran segar (seperti lalapan) lebih efisien dalam pencegahan terjadinya gizi lebih. Hal yang sama dikemukan oleh Darwin dan Muhilal (1992) bahwa kebiasaan mengkonsumsi sayuran sangat menentukan seseorang untuk mengalami gizi lebih, karena sayuran mempunyai serat yang tinggi.

STIK AVICENNA
4. Kebiasan responden mengkonsumsi buah Distribusi responden berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi buah di Kecamatan Abeli Kota Kendari No Kebiasaan konsumsi buah 1 2 Sering Jarang Jumlah 0 128 128 (%) 0 100,0 100,0

Sumber : Data Primer

STIK AVICENNA
Berdasarkan distribusi responden kebiasaan mengkonsumsi buah diketahui bahwa semakin sering seseorang mengkonsumsi buah maka kecendrungan untuk mengalami gizi lebih akan semakin kecil. Hal ini akan menurunkan jumlah konsumsi energi sehingga akan mengurangi kemungkinan kelebihan energi di dalam tubuh. Adanya serat pada buah akan mengurangi penyerapan zat gizi sehingga akan mengurangi konsumsi energi ke dalam tubuh. Menurut Darwin dan Muhilal (1992) bahwa buah mempunyai fungsi yang sama dengan sayuran di dalam mengikat dan melarutkan lemak yang ada di dalam tubuh. Buah juga mampu membuat seseorang menahan lapar bila dikonsumsi pada malam hari sehingga buah dapat dijadikan sebagai pengganti makan malam bagi yang melakukan program diet.

STIK AVICENNA

Berdasarkan pernyataan tersebut di atas dengan pola makan yang sehat, kondisi fisik tubuh akan lebih terjamin sehingga tubuh akan dapat melakukan aktifitasnya dengan baik pula. Dengan tubuh yang sehat, orang lebih bersemangat untuk bekerja, berpikir dan akan lebih produktif Sekarang ini telah diketahui bahwa terdapat pula zat-zat lain didalam bahan makanan nabati (berasal dari tanaman) yang tidak mempunyai sifat sebagai zat gizi, namun sangat diperlukan oleh tubuh karena mengkondisikan tubuh untuk terhindar dari berbagai macam penyakit Kelompok zat ini dinamakan zat nabati sekunder atau fungsional dan terdapat terutama pada buah dan sayur. (Hardani, 2002).

STIK AVICENNA
5. Kebiasaan melakukan olahraga Berdasarkan penelitian tentang distribusi responden kebiasaan melakukan olahraga diketahui semakin sering seseorang melakukan olahraga maka kecendrungan untuk mengalami gizi lebih akan semakin kecil. Menurut Mu'tadin (2002) bahwa pada saat berolahraga kalori dan lemak terbakar, makin banyak berolahraga maka semakin banyak kalori dan lemak yang hilang.

STIK AVICENNA

SIMPULAN dan SARAN

STIK AVICENNA
SIMPULAN Semakin besar, Semakin sering mengkonsumsi makanan trendy maka kecendrungan untuk mengalami gizi lebih akan semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka kecendrungan untuk mengalami gizi lebih akan semakin

besar,
Semakin sering mengkonsumsi makanan berlemak maka kecendrungan untuk mengalami gizi lebih akan semakin besar, Semakin Semakin sering mengkonsumsi sayuran maka kecendrungan sering seseorang mengkonsumsi buah maka untuk mengalami gizi lebih akan semakin kecil,

kecendrungan untuk mengalami gizi lebih akan semakin kecil.

STIK AVICENNA
Saran Pemerintah Kota yang bekerjasama dengan lintas sektor dan program yang terkait, agar masalah gizi lebih menjadi prioritas masalah yang secara bersama-sama harus ditanggulangi Perlu meningkatkan kegiatan penyuluhan rutin oleh tenaga kesehatan tentang dampak dari masalah gizi lebih dan pencegahannya bagi masyarakat yang sudah berusia diatas 40 tahun ke atas, Bagi masyarakat, sebaiknya pola makan yang sering mengkonsumsi makanan trendy (KFC, CFC) dan makanan berlemak (konro, coto, kikil) supaya dihindari dan mengkonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat,protein dan serat yang tinggi sehingga tubuh menjadi sehat dan terhindar dari masalah gizi lebih.

STIK AVICENNA
Saran Bagi masyarakat sebaiknya memperbanyak konsumsi sayuran dan buah sebaiknya ada di setiap menu yang di konsumsi oleh keluarga karena manfaat sayur dan buah di dalam mencegah terjadinya masalah gizi lebih. Bagi masyarakat, aktivitas dan berolahraga secara teratur sangat penting di dalam pencegahan terjadinya peningkatan prevalensi kasus gizi lebih. Oleh karena itu, sebaiknya rajinlah melakukan olahraga secara teratur minimal 3 kali dalam seminggu dan dalam sehari minimal 30 menit sehingga penyakit - penyakit degeneratif (jantung, diabetes melitus, ginjal dan hipertensi) tidak menyerang tubuh kita.

STIK AVICENNA

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai