Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga Laporan Evaluasi Pencapaian Indikator Kinerja Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Tahun 2013 dapat diselesaikan dengan
baik.
Dengan adanya Laporan Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
ini diharapkan dapat memberikan gambaran nyata pencapaian kinerja Dinas Kesehatan
Kota Kendari melalui sarana kesehatan khususnya puskesmas yang ada di Kota Kendari.
Akhirnya kami menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada
semua pihak yang telah berkerja keras dalam penyusunan laporan ini baik mulai dari
pengumpulan bahan, penyusunan materi, hingga selesainya penyusunan laporan SPM
bidang Kesehatan ini.
Kami juga menyadari segala keterbatasan dan kekurangan kami dalam menyusun
laporan ini sehingga kami juga mengharapkan masukan demi penyempurnaan laporan
SPM ke depan nantinya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk-Nya dan
memberikan kekuatan kepada kita semua dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan di
Kota Kendari.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. PENGERTIAN
1. Urusan Wajib
Yang dimaksud dengan urusan wajib adalah urusan yang sangat mendasar
yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga Negara antara lain
perlindungan hak konstitusional, perlindungan kepentingan nasional,
kesejahteraan masyarakat, ketentraman dan ketertiban umum dalam
kerangka menjaga keutuhan NKRI, dan pemenuhan komitmen nasional
yang berhubungan dengan perjanjian dan konvensi internasional.
2. Urusan Pilihan
Yang dimaksud dengan urusan pilihan adalah urusan yang secara nyata ada
di Daerah dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sesuai kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah.
4. Indikator Kinerja
Yang dimaksud dengan indikator kinerja adalah variabel yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu.
5. Jenis Pelayanan
Yang dimaksud jenis pelayanan adalah pelayanan publik yang mutlak
dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang layak dalam
kehidupan.
2
C. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 55 tahun 2010 Tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan
Nasional tahun 2000-2005;
4. Peraturan pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan
pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai Daerah otonomi;
5. PP Nomor 20 tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas
penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Rencana
Kerja Pemerintah;
7. Kepmendagri No 29 tahun 2002 tentang Pedoman Penyusunan,
Pertanggungjawaban dan pengawasan Keuangan daerah serta tata cara
perhitungan APBD;
8. Kepmenkes Nomor 1202/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Indonesia Sehat
2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/kota
Sehat;
9. Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Desentralisasi Bidang Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan : 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk
Teknis dan Definisi Operasional SPM Kab/Kota;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 741/MENKES/SK/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota.
3
2. Terlindunginya kesehatan masyarakat, khususnya penduduk miskin,
kelompok rentan dan Daerah Miskin.
3. Terwujudnya komitmen nasional dan global dalam program kesehatan.
5
BAB II
PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM
7
11. Persentase Cakupan Penjaringan 100% 2010
Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
12. Persentase cakupan peserta aktif KB 68% 2010
13. Persentase Cakupan Penemuan dan
Penanganan penderita Penyakit:
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) ‹2/100.000 2010
Rate Per 100.000 Penduduk < 15
Tahun
b. Penemuan penderita Pneumonia 100% 2010
Balita
c. Penemuan Pasien Baru TB BTA 70% 2010
Positif
d. Penderita DBD Ditangani 100% 2010
e. Penemuan dan penanganan 100% 2010
penderita Diare
14. Persentase Cakupan Pelayanan 100% 2015
Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat
Miskin
II PELAYANAN KESEHATAN
RUJUKAN
15. Persentase Cakupan Pelayanan 100% 2015
Kesehatan Rujukan Pasien
Masyarakat Miskin
16. Persentase Cakupan Pelayanan 100% 2015
Gawat Darurat Level 1 yang harus
diberikan Sarana Kesehatan (RS) di
Kabupaten/Kota
8
3. TARGET PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
KESEHATAN TAHUN 2013
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
Gambar 2.1
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
di Kota Kendari Tahun 2013
SPM=93%
9
Dari gambar diatas terlihat bahwa pada Tahun 2013 persentase
cakupan kunjungan Bumil K4 Kota kendari melebihi target yang
diharapkan yakni sebesar 95,16% dari target 93% . disini terjadi
disparitas pencapaian yang sangat lebar dimana capaian tertinggi
terdapat di puskesmas Mokoau sebesar 120.20% diikuti oleh Poasia
98,93%, Kemaraya sebesar 98.82%. dan capaian terendah terjadi di
puskesmas Mekar sebesar 76.61%, diikuti Nambo (78,81%).
10
Gambar 2. 2
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
di Kota Kendari Tahun 2013
SPM=78%
11
dokter, bidan, perawat bidan dan dukun terlatih yang didampingi oleh
bidan.
Gambar 2. 3
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Yang Memiliki Kompetensi Kebidanan
di Kota Kendari Tahun 2013
SPM=90%
Sumber : Seksi KIA dan Gizi, Dinkes Kota Kendari
12
4. Persentase Cakupan Pelayanan Nifas
Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca
persalinan. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan
pada ibu nifas sesuai standar yang dilakukan sekurang-kurangnya 3
(tiga) kali sesuai jadwal yang dianjurkan yaitu pada 6 jam sampai
dengan 3 hari pasca persalinan, padahari ke-4 sampai dengan hari ke-
28 pasca persalinan dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42
pasca persalinan.
Gambar 2. 4
Persentase Cakupan Pelayanan Nifas
di Kota Kendari Tahun 2013
13
KOTA KENDARI 97,1 SPM=90%
Nambo 86,9
Abeli 92,0
Mokoau 99,8
Poasia 123,0
Lepo-Lepo 105,1
wua-wua 97,0
Mekar 80,6
Jati Raya 96,0
Perumnas 94,7
Puuwatu 92,1
Labibia 90,7
Kemaraya 99,8
Benu-Benua 99,0
Kandai 90,1
Mata 86,9
0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0
Neonatus atau bayi baru lahir (0-28 hr) merupakan kelompok umur
yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya
kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain
dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di
fasilitas kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan sesuai
standar pada kunjungan bayi baru lahir. Neonatus komplikasi ada
neonatus dengan penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkan
kecacatan atau kematian seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, BBLR,
gangguan pernapasan dan kelainan kongenital.
14
Gambar 2. 5
Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi yang ditangani
di Kota Kendari Tahun 2013
KOTA KENDARI 31,7
Nambo SPM=77%
21,1
Abeli 20,0
Mokoau 40,6
Poasia 3,1
Lepo-Lepo 96,7
wua-wua 66,7
Mekar 61,4
Jati Raya 51,1
Perumnas 5,1
Puuwatu 39,0
Labibia 0,0
Kemaraya 15,0
Benu-Benua 32,4
Kandai 32,4
Mata 17,1
Pada gambar diatas diketahui bahwa capaian Kota Kendari tahun 2013
adalah sebesar 31,7%. Hal ini belum mencapai target tahun 2013
sebesar 77%. Capaian tertinggi hanya terdapat di Puskesmas Lepo-
lepo sebesar 96,7%.
15
Pelayanan ini mencakup pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB
1-2, Polio 1-4 dan campak, stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh
kembang (SDIDTK), pemberian vitamin A, penyuluhan ASI
Eksklusif, MP-ASI dan lain-lain.
Gambar 2. 6
Persentase Cakupan Kunjungan Bayi
di Kota Kendari Tahun 2013
16
7. Persentase Desa / Kelurahan UCI
17
8. Persentase Pelayanan Anak Balita
Gambar 2. 8
Persentase Pelayanan Anak Balita
di Kota Kendari Tahun 2013
KOTA KENDARI 44,4
Nambo 127,2
Abeli 45,0
Mokoau 20,6
Poasia 63,7
Lepo-Lepo 96,8
wua-wua 29,1
Mekar 42,9
Jati Raya 32,7
Perumnas 19,9
Puuwatu 22,9
Labibia 34,7
Kemaraya 45,3
Benu-Benua 62,8
Kandai 58,1
SPM=90%
Mata 48,5
18
Capaian tertinggi terdapat pada puskesmas Nambo sebesar 127,2%
dan Puskesmas Lepo-lepo sebesar 96,8%.
Gambar 2. 9
Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan
di Kota Kendari Tahun 2013
KOTA KENDARI 100,0
Nambo 100,0
Abeli 100,0
Mokoau 100,0
Poasia 100,0
Lepo-Lepo 100,0
wua-wua 100,0
Mekar 100,0
Jati Raya 100,0
Perumnas 100,0
Puuwatu 100,0
Labibia 100,0
Kemaraya 0,0
Benu-Benua 100,0
Kandai 100,0
Mata 100,0
19
10. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
20
diatas 90% yaitu Puskesmas Labibia sebesar 156%, Puskesmas
Nambo sebesar 153%, Puskesmas Puuwatu sebesar 124,9%,
Puskesmas Lepo-lepo sebesar 114,9%.
0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0 160,0 180,0 200,0
21
capaian diatas 68% yaitu Puskesmas Poasia sebesar 184,1%,
Puskesmas Benu-benua sebesar 148,3%, Puskesmas Lepo-lepo
sebesar 132,6%. Sedangkan capaian yang masih rendah terdapat di
puskesmas Wua-wua sebesar 14,6% dan Puskesmas Abeli sebesar
15,7%.
22
Sumber : Seksi Bina P2PL, Dinkes Kota Kendari
23
Kurangnya capaian ini dapat disebabkan oleh pencatatan dan
pelaporan yang masih terdapat kekeliruan. Selain itu dapat juga
disebabkan tenaga kesehatan yang belum maksimal pada
penanganan.
24
d. Penderita DBD Ditangani
Demam Berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan
oleh virus dengue yang masuk kedalam peredaran manusia
melalui gigitan nyamuk dari genus aedes. Aedes aegypti adalah
vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini
yang dapat membawa virus setelah menghisap darah orang yang
terlah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi selama 8-
10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus
dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya.
Gambar 2. 12d
Cakupan DBD Ditangani
di Kota Kendari Tahun 2013
KOTA KENDARI 100,0
Nambo 100,0
Abeli 100,0
Mokoau 100,0
Poasia 100,0
Lepo-Lepo 100,0
wua-wua 100,0
Mekar 100,0
Jati Raya 100,0
Perumnas 100,0
Puuwatu 100,0
Labibia 100,0
Kemaraya 100,0
Benu-Benua 100,0
Kandai 100,0
Mata 100,0
25
Gambar 2. 12d
Cakupan DBD Ditangani
di Kota Kendari Tahun 2013
KOTA KENDARI 79,8
Nambo 64,0
Abeli 93,9
Mokoau 22,9
Poasia 102,0
Lepo-Lepo 161,7
wua-wua 70,2
Mekar 138,0
Jati Raya 71,8
Perumnas 43,3
Puuwatu 180,9
Labibia 29,6
Kemaraya 43,7
Benu-Benua 91,2
Kandai 11,2
Mata 44,1
0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0 160,0 180,0 200,0
26
Gambar 2. 13
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin
di Kota Kendari Tahun 2013
KOTA KENDARI 142,1
Nambo 218,0
Abeli 160,3
Mokoau 331,1
Poasia 50,4
Lepo-Lepo 101,8
wua-wua 171,5
Mekar 277,8
Jati Raya 134,2
Perumnas 89,5
Puuwatu 104,1
Labibia 191,0
Kemaraya 237,1
Benu-Benua 130,7
Kandai 113,4
Mata 156,1
27
Gambar 2. 14
Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat
Miskin di Kota Kendari Tahun 2013
KOTA KENDARI 9,3
Nambo 1,0
Abeli 0,3
Mokoau 10,9
Poasia 13,9
Lepo-Lepo 28,5
wua-wua 9,1
Mekar 26,0
Jati Raya 6,5
Perumnas 3,3
Puuwatu 3,6
Labibia 34,3
Kemaraya 14,0
Benu-Benua 0,7
Kandai 7,9
Mata 14,0
28
Gambar 2. 15
Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang
harus diberikan Sarana Kesehatan (RS)
di Kota Kendari Tahun 2013
KOTA KENDARI
100
Rumah Sakit
khusus lainnya 100,0
Rumah Sakit
Umum 100,0
29
Gambar 2. 16
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan Epidemiologi < 24 jam
di Kota Kendari Tahun 2013
KOTA KENDARI 9,3
Nambo 1,0
Abeli 0,3
Mokoau 10,9
Poasia 13,9
Lepo-Lepo 28,5
wua-wua 9,1
Mekar 26,0
Jati Raya 6,5
Perumnas 3,3
Puuwatu 3,6
Labibia 34,3
Kemaraya 14,0
Benu-Benua 0,7
Kandai 7,9
Mata 14,0
Desa Siaga Aktif adalah desa yang mempunyai Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) yang telah berfungsi dan berada pada tahap tumbuh,
kembang dan paripurna. Pelaksanaan pengembangan desa siaga
30
didaerah merujuk kepada Kepmenkes Nomor:
546/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Kebijakan Pengembangan Desa
Siaga.
Gambar 2. 17
Cakupan Desa Siaga Aktif
di Kota Kendari Tahun 2013
KOTA KENDARI 29,7
Nambo 20,0
Abeli 0,0
Mokoau 50,0
Poasia 50,0
Lepo-Lepo 50,0
wua-wua 33,3
Mekar 50,0
Jati Raya 0,0
Perumnas 0,0
Puuwatu 66,7
Labibia 50,0
Kemaraya 33,3
Benu-Benua 33,3
Kandai 0,0
Mata 20,0
31
Pada gambar diatas diketahui bahwa capaian desa siaga aktif Kota
Kendari belum mencapai target nasional sebesar 65% yakni hanya
mencapai 29,7%.
32
BAB III
PENCAPAIAN KEUANGAN
33
kesehatan reproduksi
e. Monev kesehatan Ibu dan Anak 16.500.000,- 16.500.000,- 100
34
b. Pertemuan lintas sektor 10.000.000,- 10.000.000,- 100
bersama pengelola RSU swasta
dalam rangka peningkatan KIA
c. Pembinaan guru UKS SD- 11.000.000,- 11.000.000,- 100
SLTA
35
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan hasil uraian diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal yakni
sebagai berikut :
1. Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan merupakan media untuk
mengevaluasi kinerja pelayanan kesehatan khususnya pemerintah Kota Kendari.
2. Melalui SPM diharapkan dapat menjamin akses masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dasar dari Pemerintah sesuai dengan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
3. Dengan melihat pencapaian SPM Kesehatan pemerintah kota Kendari, maka dapat
ditetapkan suatu kebijakan-kebijakan dari pemerintah bersama unsur-unsur terkait
dalam melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan bidang kesehatan.
4. Dalam mewujudkan Visi Pemerintah Kota Kendari, maka penjabarannya haruslah
sejalan dengan program kesehatan yang tertuang dalam Misi Kesehatan yakni
peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau sesuai
dengan SPM dalam mendukung MDGs 2015.
5. Perlunya membangun komunikasi dan komitmen bersama dari Dinas Kesehatan
Kota Kendari bersama aparat pemerintah baik tingkat Kecamatan maupun kelurahan
sehingga pencapaian indikator SPM dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.
36