Anda di halaman 1dari 13

ILMU BUDAYA DASAR

MANUSIA

DI SUSUN OLEH : NAMA NPM KELAS : YUDI FARIZAN RAHMAN : 17112906 : 1KA39

JURUSAN : SISTEM INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA

1.

Pengertian Manusia Manusia adalah dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan

istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain.

Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan. Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita. Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua. Selain itu masih banyak penggolonganpenggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata, bentuk hidung, tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.

2. Manusia Dan Cinta Kasih A. Kasih Sayang 1. Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.

Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Yang kami maksud adalah perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita menuju hal positif. Tanggung jawab bisa dikelompokkan dalam dua hal. Pertama, tanggung jawab individu terhadap dirinya pribadi. Dia harus bertanggung jawab terhadap akal pikirannya, ilmu, raga, harta, waktu, dan kehidupannya secara umum. Kedua, tanggung jawab manusia kepada orang lain dan lingkungan (sosial) di mana ia hidup. Kita ketahui bersama bahwa manusia adalah makhluk yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya untuk pengembangan dirinya. Dengan kata lain, ia mempunyai kewajiban-kewajiban moral terhadap lingkungan sosialnya.

Kewajiban sangat erat kaitannya dengan eksistensi seseorang sebagai bagian dari masyarakat. Kita sadar bahwa kalau kita tidak melaksanakan tanggung jawab terhadap orang lain, tidak pantas bagi kita menuntut orang lain untuk bertanggung jawab pada kita. Kalau kita tidak berlaku adil pada orang lain, jangan harap orang lain akan berbuat adil pada kita.

2. Pengorbanan Pengorbanan adalah suatu tindakan atau kerelaan seseorang akan suatu hal, yang biasanya ditunjukan pada seseorang yang mempunyai tujuan atau makna dari tindakanya itu, dalam bentuk pertolongan dan tidak berharap imbalan dari suatu tindakan. Orang-orang yang berkorban biasanya adalah orang-orang ynag melakukannya dengan ikhlas semata-mata karena Tuhan, dan orang-orang yang berkorban berfikir bahwa pengorbanannya yang sedikit ataupun banyak akan berguna dan berarti sekali untuk orang yang menerima pengorbanannya itu, walau kadang ia harus rela mengorbankan jiwa dan raganya. Pengorbanan merupakan perbuatan yang sangat mulia karena dari pengorbanan itu bisa membantu seseorang mengubah hidupnya menjadi lebih baik.

3. Kejujuran Kata kunci etika dan moralitas adalah kejujuran. Jujur untuk mengungkapkan apa adanya tanpa harus menutupinya oleh alasan apapun, termasuk alasan dan ketakutan akan rasa malu karena harus menanggung resiko dari kejujuran. Satu diantara sekian resiko kejujuran adalah menerima kenyataan pahit yang harus ditanggung oleh para pelaku kejujuran. Tidak berarti bahwa setiap kejujuran itu harus dibayar dengan harga pahit, banyak orang kemudian dimuliakan dan mendapatkan tempat terhormat karena kejujurannya.

4. Saling Percaya Percaya dan tidak curiga dengan apa yang dikatakan dan dilakukan oleh orang lain merupakan sifat yang baik, namun dengan kita juga harus berhati-hati dalam memberi kepercayaan. 5. Saling Pengertian Saling memahami dan mengerti sifat atau kondisi seseorang memang tidak mudah, butuh waktu untuk melakukannya. Namun dengan kita memahami dan mengerti sifat atau kondisi seseorang, kita juga akan diperlakukan demikian.

6. Saling Terbuka Mengungkapkan apa yang kita suka dan tidak suka, apa yang kita rasakan dengan seseorang, mengingatkan seseorang jika dia berbuat salah kepada kita merupakan beberapa contoh sikap saling terbuka. Dengan saling terbuka kita akan tahu yang sebenarnya, sehingga tidak timbul pikiran-pikiran negatif dan kesalahpahaman.

B. Makna Kasih Sayang Kasih sayang mestilah utuh, karena jika berkurang satu unsurnya, akan melemahkannya. Kasih sayang bisa dirasakan oleh siapapun, tidak terbatas usia. Kasih sayang nerupakan bagian dari hidup manusia. Kasih sayang berlebih bisa memberikan pengaruh negatif, dan cenderung memanjakan. Kurangnya kasih sayang juga bisa memberikan pengaruh buruk. Oleh karenanya, semestinya manusia saling kasih dan saling sayang dengan sesamanya dan lingkungannya.

Keluarga

Cinta Kasih Erotis

Kemesraan

Belas Kasih

Pemujian

Lingkaran Cinta dan Kasih Sayang

3. Manusia Dan Keindahan Keindahan identik dengan kebenaran. Kebenaran adalah keindahan.

Keindahan dan kebenaran, sama-sama abadi dan berdaya tarik. Keindahan bersifat universal, tidak hanya menurut perseorangan. Begitu pula kebenaran. Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Pengalaman "keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau "keindahan itu berada pada mata yang melihatnya. A. Keindahan Dalam Arti Luas Dalam arti yang luas, sebenarnya pengertian ini masih diambil dari bangsa yunani yang didalamnya mencakup pula kebaikan. Menurut beberapa ahli antara lain : 1. Plato mengatakan bahwa watak yang indah adalah hukum yang indah. 2. Aristoteles mengatakan bahwa keindahan merupakan sesuatu yang selain 3. Plotinus menuliskan dalam bukunya tentang ilmu yang indah dan kebijakan yang indah. Keindahan yang seluas-luasnya meliputi : 1. Keindahan Seni Keindahan yang tercipta dari hasil karya seseorang terhadap seni. Seni sering kali menjadi penghubung keindahan agar bisa dinikmati oleh pengamat objeknya. Seseorang paling dominan menikmati keindahan melalui seni.

2. Keindahan Alam Keindahan yang sudah ada di alam sekitar kita. Keindahan yang ada bisa dinikmati oleh penglihatan kita.

3. Keindahan Moral Keindahan moral adalah keindahan yang tercipta dari tingkah laku dan perilaku kita sehari-hari.

4. Keindahan Intelektual Pemikiran yang indah berdasarkan ilmu pengetahuan.

B. Keindahan Dalam Arti Estetik Murni Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.

C. Keindahan Dalam Arti Terbatas Keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.

D. Keindahan Dalam Saling Keterkaitan Nilai universal keindahan mendorong kepada perenungan filosofi. Perenungan ini berusaha mencari pola dan konsistensi (keserasian). Keserasian mendorong keumuman dalam kehalusan sifat dan karakter. Lalu melahirkan penciptaanpenciptaan dengan landasan objektif maupun subjektif. Hal-hal tersebut diatas mendorong terciptanya keinginan berkesenian.

Keindahan

Kesenian

Renungan

Keindahan Obektif Dan Subjektif


Kehalusan

Keserasian

Skema Keindahan Dalam Saling Keterkaitan

4. Manusia Dan Penderitaan Penderitaan dari kata dasar derita, bermakna menanggung atau menahan. Yang kemudia khusus menjadi menanggung hal yang tidak menyenangkan. Dasardasar asasi dari konsep penderitaan banyak digambarkan di dalam kitab-kitab suci. Penjelasan di dalam kitab-kitab suci umumnya menjelaskan bahwa penderitaan diawali oleh sesuatu hal yang selalu diperingatkan untuk dihindari.

A. Siksaan Siksaan atau penyiksaan digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci otak politik. B. Rasa Sakit Berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena menderita sesuatu. C. Neraka Alam akhirat tempat dimana orang kafir dan orang durhaka serta orang yang menyimpang dari agama mengalami siksaan dan kesengsaraan setelah kematian.

D. Sumber Penderitaan Hidup adalah penderitaan, menjadi tua adalah penderitaan, sakit adalah penderitaan, perpisahan dari yang dicintai ialah penderitaan, tidak mendapatkan yang diinginkan ialah penderitaan. Bukankah penderitaan itu disebabkan karena adanya unsur kemelekatan. Penderitaan bukanlah diri Anda, itu hanyalah sensasi yang diterima oleh anda. Saat anda bisa memisahkan antara diri anda dengan penderitaan itu, saat itulah anda sudah melepaskan kemelekatan keakuan (ego). Saat itulah berakhirnya penderitaan. Jadi sumber penderitaan itu berasal dari diri anda sendiri yang menggap bahwa anda menderita. Saat anda terus melekatkan diri anda dengan penderitaan itu, semakin anda akan merasa bahwa anda adalah orang yang paling menderita. Perasaan bukanlah penderitaan. Penderitaan ialah menggenggam nafsu-keinginan. Nafsu keinginan tidak menyebabkan penderitaan; penyebab penderitaan adalah menggenggam nafsu-keinginan. Pernyataan ini untuk refleksi dan renungan dalam pengalaman pribadi anda. Anda tak mungkin memiliki penderitaan yang absolut dan kemudian ada jalan-keluarnya bukan? E. Upaya Menghindari Penderitaan Langkah yang bijaksana untuk menghindari penderitaan bukanlah dengan cara mengeluh, melainkan dengan mengetahui bagaimana kita dapat bertahan menghadapi penderitaan. Prinsipnya ialah terimalah penderitaan sebagai konsekuensi hidup yang harus kita jalani. Dengan menerima penderitaan yang menjadi konsekuensi hidup yang harus dijalani, seseorang akan lebih dapat melihat cara-cara kreatif untuk mengatasi penderitaan yang sedang dialaminya. Ketabahan, ketekunan, serta semangat untuk berjuang mengatasi penderitaan selalu ada pada orang-orang tersebut.

5. Manusia Dan Keadilan Khong Fu Tse : Bila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya, itulah keadilan. Aristoteles : Keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah kesetimbangan di antara dua posisi ekstrim. Plato : Keadilan sebagai kewajiban tertinggi dalam kehidupan negara yang baik,sedangkan orang yang adil adalah orang yang mampu mengendalikan diri, perasaannya dikendalikan oleh akal sehatnya.

A. Keadilan Berdarkan bentuk atau sifat 1. Keadilan Legal atau Moral Keadilan yang mengikuti penyesuaian atau pemberian tempat seseorang dalam masyarakat sesuai dengan kemampuannya, dan yang dianggap sesuai dengan kemampuan yang bersangkutan. 2. Keadilan Distributif Keadilan yang memberikan hak atau jatah kepada setiap orang menurut jasa-jasa yang telah diberikan (pembagian menurut haknya masing-masing pihak). 3. Keadilan Komutatif Keadilan yang memberikan setiap orang sama banyaknya, tanpa mengingat berapa besar jasa-jasa yang telah diberikan.

SUMBER : http://dicky_funny.tripod.com/tanggungjawab.htm http://aldymohamad.blogspot.com/2012/05/makna-pengorbanan.html http://id.wikipedia.org/wiki/Keindahan http://meilimeili.wordpress.com/2011/03/10/bab-iv-manusia-dan-keindahankeindahan-yang-seluas-luasnya/ http://www.artikata.com/arti-342170-neraka.html http://id.wikipedia.org/wiki/Neraka http://jumali27jm.blogspot.com/2011/11/sumber-penderitaan.html http://meiliaupstar.blogspot.com/2012/01/upaya-untuk-menghindaripenderitaan.html http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2164686-pengertian-dan-macamkeadilan/

Anda mungkin juga menyukai