Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses perubahan menuju ke arah yang lebih baik dan terus menerus untuk mencapai tujuan yakni mewujudkan masyarakat yang berkeadilan, berdaya saing, maju dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembangunan harus diarahkan sedemikian rupa sehingga setiap tahap semakin mendekati tujuan. Pembangunan harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing daerah dengan akar dan sasaran pembangunan nasional yang telah ditetapkan melalui pembangunan jangka panjang dan jangka pendek. Menurut Todaro (1978:124), pembangunan haruslah diartikan sebagai suatu proses multidimensional yang melibatkan perubahanperubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa dan lembaga-lembaga nasional termasuk pula percepatan atau akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketimpangan dan pemberantasan kemiskinan yang absolut. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan ekonomi (Economic Growht). Pembangunan ekonomi mendorong

pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi memperlancar pembangunan ekonomi suatu Negara. Menurut Boediono (2012) dalam teori ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi mencerminkan kegiatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat bernilai positif dan dapat bernilai negatif. Jika pada suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan positif, berati kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami peningkatan. Sedangkan jika pada suatu perekonomian mengalami pertumbuhan negatif, berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami penurunan.

Boediono (2012:1) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan output perkapita dalam jangka panjang. Dimana penekananya pada tiga hal yaitu proses, output perkapita dan jangka panjang. Aspek pertama, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat tetapi perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Aspek kedua, pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan output perkapita. Dalam pengertian ini teori harus tersebut harus mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP dan teori mengenai pertumbuhan penduduk. Aspek ketiga, pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang, yaitu apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output perkapita menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi suatu wilayah atau regional digunakan suatu indikator yang disebut PDRB (Product Domestik Regional Bruto). Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) PDRB dalah jumlah nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor atau lapangan usaha yang melakukan kegiatan usaha di suatu wilayah atau region, tanpa memperhatikan pemilikan atas faktor produksi. Selanjutnya menurut Sukirno (2008 : 33) PDRB adalah nilai barang-barang dan jasa dalam suatu daerah yang diproduksi milik Negara tersebut dalam suatu tahun tertentu. Pertumbuhan ekonomi yang sedang berkembang menunjukkan bahwa perekonomian di daerah tersebut maju. Perkembangan pertumbuhan ekonomi kabupaten Trenggalek selama dekade 10 tahun terakhir (periode 2002-2011) mengalami fluktuatif. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek hanya mencapai kisaran 3 5% dari tahun 2002-2006. Kenaikan terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 5,19%, pertumbuhan ekonomi ini adalah yang tertinggi sejak krisis.

Pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Trenggalek mencapai angka tertinggi, yakni sebesar 6,55% dibandingkan tahun 2010. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi disektor pengangkutan dan komunikasi . Meskipun pertumbuhan ekonomi dinyatakan tinggi namun masih banyak permasalahan yang harus dihadapi di Kabupaten Trenggalek, salah satunya yaitu pembangunan. Pembangunan tersebut tentunya dipengaruhi oleh berbagai macam faktor tidak hanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah pengangguran. Pengangguran merupakan masalah yang sangat sulit dihindari oleh suatu Negara maupun daerah, karena pengangguran ini dapat menimbulkan masalah sosial seperti tindakan kriminalitas dan masalah ekonomi. Kondisi ini dapat menyebabkan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat menurun. Semakin rendah angka pengangguran maka akan semakin makmur kehidupan masyarakat suatu Negara, begitu pula sebaliknya. Mengingat dampak yang ditimbulkan oleh pengangguran cukup berbahaya, maka pemerintah seharusnya lebih memprioritaskan dan memperhatikan secara lebih serius. Menurut Murni (2006:197) pengangguran dapat diartikan sebagai kondisi dimana seseorang yang sudah mencapai usia kerja sedang mencari pekerjaan tetapi belum mendapatkanya. Permasalahan strategis di Kabupaten Trenggalek tidak jauh berbeda dengan pemerintah pusat (problem nasional), yakni masih tingginya jumlah pengangguran dan secara demografis, Trenggalek tergolong wilayah yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang relatif tinggi. Bahkan tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Trenggalek berdasarkan hasil registrasi penduduk (2011) mencapai 813.418 jiwa.

Pengangguran di Kabupaten Trenggalek, menurut hasil wawancara dengan kepala bidang statistik sosial BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Trenggalek (Bapak Priyo Hadi Susilo, Jumat 7 Desember 2012) mengatakan bahwa penyebab pengangguran di Kabupaten Trenggalek adalah banyaknya jumlah angkatan kerja sedangkan jumlah kesempatan kerja yang ditawarkan sedikit. Hal ini yang memicu meningkatnya angka pengangguran. Selain itu juga dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia yang masih rendah. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia disebabkan karena rendahnya pendidikan, sehingga akan berpengaruh terhadap produktifitas dan skill, kondisi ini yang menyebabkan penduduk di Kabupaten Trenggalek kurang memaksimalkan dan kurang berinovasi terhadap pengelolaan sumber daya alam yang ada di Kabupaten Trenggalek. Tinggi rendahnya produktifitas seseorang akan mempengaruhi terhadap jenis pekerjaan yang mereka dapat, apabila produktifitasnya rendah maka upah yang didapat juga rendah. Menurut Kuncoro (2006) mengungkapkan bahwa, keterbelakangan, ketidak sempurnaan pasar dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktifitas. Rendahnya produktifitas mengakibatkan pendapatan yang diterima juga rendah, sehingga akan berdampak pada rendahnya tabungan dan investasi. Hal ini akan berakibat pada penyerapan tenaga kerja yang rendah dan akan berpengaruh pada pengangguran yang akan mengalami peningkatan. Mata pencaharian mayoritas penduduk Kabupaten Trenggalek berprofesi sebagai petani. Aktifitas-aktifitas bidang pertanian tidak dapat berlangsung sepanjang tahun. Aktifitas menanam padi hanya dapat dilakukan pada musim penghujan. Sedangkan pada musim kemarau lahan-lahan pertanian biasanya hanya ditanami ketela pohon, kacang-kacangan, kedelai, umbi-umbian dan tembakau. Hal ini dilakukan petani Kabupaten Trenggalek untuk menambah penghasilan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Meskipun mayoritas penduduk kabupaten Trenggalek sebagai petani namun lahan yang mereka garap terkadang bukan miliknya sendiri. Akhirnya, masyarakat banyak yang menjadi petani penggarap saja. Kondisi ini yang menyebabkan upah yang didapat petani relatif rendah. Besarnya berhasilnya tingkat pengangguran di suatu merupakan Negara. cerminan kurang dapat

pembangunan

Pengangguran

mempengaruhi kemiskinan dengan berbagai cara (Tambunan, 2001). Indikator utama ketenagakerjaan yang sering digunakan sebagai indikasi keberhasilan dan menangani masalah pengangguran adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), yang merupakan perbandingan antara jumlah pengangguran dan jumlah angkatan kerja. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Trenggalek Jumlah pengangguran di Kabupaten Trenggalek pada periode 2002-2011 mengalami fluktuasi setiap tahunya. Diketahui bahwa pada tahun 2002 pengangguran di Kabupaten Trenggalek sebesar 6,18%. Ditahun 2004 pengangguran mengalami kenaikan menjadi 6,37%. Kenaikan ini disebabkan karena perekonomian makro mulai mengalami kenaikan harga BBM. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2005-2011 pengangguran di Kabupaten Trenggalek dari tahun ke tahun jumlah pengangguran mengalami penurunan. Pencapaian ini tak lepas dari upaya pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam memberantas pengangguran dan kemiskinan. Sehingga pengangguran yang ada di kabupaten Trenggalek mengalami penurunan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardhana (2006) mengemukakan bahwa tingkat pengangguran kurang dipengaruhi oleh PDB. Meskipun pertumbuhan ekonomi tinggi tetapi pengangguran juga tinggi. Komponen pembentuk PDB bukan didominasi oleh sektor riil.

Masalah lain yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi adalah inflasi. Inflasi merupakan gejala ekonomi yang sulit dihindari dalam suatu perekonomian, yang dapat menimbulkan efek baik maupun buruk. Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga secara umum dan berlangsung secara terus menerus. ada berbagai macam inflasi, diantaranya yaitu inflasi yang disebabkan oleh tarikan permintaan dan inflasi yang disebabkan oleh desakan biaya. Inflasi yang ditimbulkan oleh peningkatan jumlah permintaan aggregate mempunyai dampak positif, karena secara tidak langsung inflasi ini dapat mengurangi tingkat pengangguran. Dengan terjadinya kenaikan permintaan aggregate dalam suatu perekonomian maka diperlukan untuk memproduksi barang lebih banyak lagi, akhirnya para pengusaha akan menambah jumlah tenaga kerja sehingga jumlah

pengangguran berkurang. Sedangkan inflasi yang disebabkan oleh desakan biaya dapat menyebabkan naiknya biaya produksi sehingga harga jual produk semakin mahal, sedangkan kemampuan konsumen untuk membeli barang tetap. Dengan demikian produk tidak bisa terjual secara maksimal dan menyebabkan jumlah tenaga kerja yang digunakan dikurangi dan akhirnya angka pengangguran akan meningkat. Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Trenggalek diperoleh data tentang tingkat inflasi yaitu dari periode 20022011. Tingkat inflasi di Kabupaten Trenggalek masih tergolong ringan karena berkisar di bawah 10% pertahun, dan relatif stabil selama sepuluh tahun. Inflasi terendah terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 3,26%. Akan tetapi pada tahun 2004 inflasi menunjukkan peningkatan yaitu sebesar 10,56%. Sesuai indentifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti ingin meneliti pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan inflasi di Kabupaten Trenggalek karena setiap tahunya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan

ekonomi di Kabupaten Trenggalek yang relatif rendah serta tingkat pengangguran dan tingkat inflasi yang masih naik turun. Persoalan-persoalan yang dihadapi Kabupaten Trenggalek menjadi hal yang menarik bagi penulis untuk mengadakan suatu penelitian dengan mengangkat judul Analisis Pengaruh pengangguran dan Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Trenggalek.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, perumusan masalah yang diajukan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh variabel pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek? 2. Bagaimana pengaruh variabel inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek? 3. Bagaimana pengaruh simultan antara pengangguran dan inflasi di Kabupaten Trenggalek? 4. Kebijakan apakah yang harus dibuat untuk menciptakan pertumbuhan yang bisa mengurangi Trenggalek? pengangguran dan inflasi di Kabupaten

C. Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah yang yang diajukan penulis, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh variabel pengangguran terhadap

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek. 2. Untuk mengetahui pengaruh variabel inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek.

3. Untuk mengetahui pengaruh pengangguran dan inflasi secara simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek. 4. Untuk mengetahui kebijakan apa yang harus dibuat untuk menciptakan pertumbuhan yang bisa mengurangi pengangguran dan inflasi di Kabupaten Trenggalek.

D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Manfaat teoritis Penelitian sumbangan ini diharapkan dapat memberikan ilmu kontribusi di atau

terhadap

pengembangan

ekonomi

bidang

pembangunan. 2. Manfaat praktis a. Bagi penulis, penelitian ini dapat digunakan untuk

mengembangkan pengetahuan tentang perekonomian Indonesia meliputi pengangguran, inflasi dan pertumbuhan ekonomi. b. Bagi Universitas Negeri Surabaya, penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana ilmu pengetahuan, sumber informasi pada kalangan akademik dan referensi bagi penelitian selanjutnya. c. Bagi Pemerintah, sebagai masukan dalam menentukan kebijakan pembangunan yang berkaitan dengan pengangguran, inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

E. Asumsi dan Batasan Penelitian a. Asumsi Asumsi atau anggapan dasar yang digunakan sebagai landasan dasar dalam penelitian ini yaitu:

1. Tingkat pengangguran dan tingkat inflasi merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu Negara 2. Faktor lainya yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dianggap tetap b. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Pengangguran dan inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Trenggalek ini adalah sebagai berikut: 1. Data mengenai pertumbuhan ekonomi kabupaten Trenggalek tahun 2002-2011 2. Data mengenai pengangguran di Kabupaten Trenggalek tahun 2002-2011 3. Data mengenai inflasi di Kabupaten Trenggalek tahun 20022011

Anda mungkin juga menyukai