Anda di halaman 1dari 11

Masa remaja adalah masa di mana seseorang bisa menemukan jati diri mereka masing-masing.

Biasanya, masa remaja tidak jauh-jauh dengan kisah percintaan. Bicara tentang percintaan, cinta itu sebenarnya apa sih? Cinta adalah sebuah kata-kata yang punya makna berbeda dari satu orang ke satu orang lainnya. Cinta itu adalah pengorbanan yang tidak nampak secara langsung. Cinta itu menyedihkan. Dalam arti lain, cinta itu membutakan. Entah apa itu cinta. Masih tanda tanya besar bagi gue??? Sisil menutup buku hariannya lalu meletakkannya di atas meja. Sisil menuruni tangga sekolah ingin menuju ke kantin. Sil, ngapain aja lo? Ditungguin baru nongol sekarang ucap seorang cewek yang sedang duduk di kursi kantin. Cewek itu adalah Kikan, sahabat Sisil. Biasa, gue nulis buku harian gue dulu tadi Udah lo tutup belum tuh buku? Sisil duduk di sebelah Kikan dan meminum es teh manis yang baru aja Kikan beli. Kemudian dia menjawab Udah... Udah kelas 3 SMA juga, masih aja nulis buku diari. Kapan mau dewasanya? sindir Kikan. Bukan buku diari kok. Itu buku perasaan gue sama seseorang yang belum gue temuin ampe sekarang. Gue masih mencarinya Sok puitis lo! ejek Kikan. Biarin ajah. Gue mau menemukan cinta sejati gue Sst, ada yang menuju kesini tuh beritahu Kikan pada Sisil. Kemudian Sisil menoleh ke arah orang yang ditunjuk Kikan. Kikan, dia anak baru. Namanya Galuh GALUH! panggil Kikan. Dengan cepat Sisil menutup mukanya dan membelakangi Kikan yang memanggil keras nama Galuh. Galuh sebagai anak baru hanya menurut. Dengan langkah seribu, dia menghampiri seorang cewek yang rambutnya diurai rapi dihias dengan bandana berwarna putih. Lo, Galuh kan? tanya Kikan. Iya, gue Galuh jawab seorang cowok yang mempunyai porse tubuh tinggi. Salam kenal, Galuh ucap Kikan sambil menarik lengan baju Sisil yang berada di posisi membelakangi Kikan. Eh, iyah...salam kenal juga, Galuh sapa Sisil nggak ikhlas. Lo ini, Sisil yang sekelas sama gue kan? Iyah....ini Sisil, dan gue Kikan ucap Kikan dengan nada yang bisa menggemparkan dunia karena Kikan nggak pernah mengeluarkan nada selembut itu.

Hai, Kikan. Gue Galuh, pindahan dari Yogyakarta. Ternyata sekolah di Jakarta itu asyik juga ya. Ceweknya cantik-cantik, makanan di kantinya uenak-uenak, guru-gurunya juga gaul-gaul EH! Anak kampung! Gue nyuruh lo kesini bukan buat cerita! Gue nyuruh lo kesini buat beliin gue siomay. Nih, duitnya! Apa? Udah deh, sini biar gue yang beli Sisil bangun dari tempat duduk lalu mengambil uang yang ada di atas meja. Enggak usah! tangan Galuh memegang tangan Sisil. Biar gue yang beli. Enggak gentle dong namanya kalau gue bantah permintaan Kikan CEPET! geram Kikan. Dengan langkah cepat, Galuh menuju tempat dimana dia bisa membeli siomay. Sementara itu, Kikan senyum-senyum sendiri karena puas bisa ngerjain anak baru. Lo tu ya! Semua anak baru mesti lo kerjain. Si Siti udah lo buat nangis karena sikap lo yang nggak semena-mena. Lo suruh dia buat ngambil kalung lo yang jatuh ke dalam empang depan sekolah. Udah gitu, lo nggak bilang terima kasih lagi. Rasa perikemanusiaan lo tuh mana sih? Alah....tenang aja, Sil. Tinggal ngomong ma bokap gue nambahin sumbangannya buat sekolah ini, beres semua masalah Dasar lo ya. Kalau semua orang di dunia ini kayak lo, udah hancur kali dari dulu Untung gue punya sobat kayak lo, Sil. Bisa ngertiin gue dan ngasih nasihat ke gue setiap waktu. Makanya, dunia nggak hancurhancur. Kan ada lo ucap Kikan sambil tersenyum dan mengacakngacak rambut pendek Sisil. Setelah beberapa menit. Nih, siomaynya tuan puteri Kikan Siomay diletakkan di atas meja lalu Kikan mulai menyantapnya. Lo nggak jajan, Sil? tanya Galuh. Enggak, tadi udah minum teh manis Ooo... Ngomong-ngomong, bokap lo kerja apa? tanya Kikan pada Galuh. Bokap gue punya hotel bintang lima di Jakarta ini. Gue nggak tau pasti kerja dia apaan. Yang pasti, dia itu businessman yang sibuk buanget Wah.... seru Kikan. Uang jajan lo sehari berape? Lima ratus ribu HAH! seru Kikan kaget. Busyet, banyak banget sehari lima ratus ribu

Itu belum seberapa, biasanya my mom minta ampe sejuta tiap hari Lo tau kan kalau bokap gue itu pemberi sumbangan terbesar di sekolah ini? tanya Kikan dengan nada sombong. Ya jelas tau. Makanya tadi lo nyuruh gue buat beliin siomay. Kalau gue nggak tau, mana mau gue beliin siomay buat lo Malem minggu nanti, ada acara ulang tahun abang gue. Dia alumni sini. Lo dateng yah! Lusa dong? Iye... Tiba-tiba Sisil bangkit dari tempat duduknya. Gue ke kelas ya ucap Sisil dengan wajah yang lembut. Kan belum bel ucap Kikan meyakinkan. Belnya rusak, belum diganti Waduh, nanti deh gue bilang ma bokap gue ucap Kikan dengan nada sombongnya di depan Galuh yang saat itu tidak henti-hentinya memerhatikan wajah Sisil. Wajah Sisil memancarkan keayuan yang asli dan mendamaikan hati siapapun. Kemudian, Sisil meninggalkan kantin lalu menuju kelasnya yang ada di lantai dua. Sisil duduk di kursinya kemudian membuka buku hariannya dan mulai menulis. Sisil itu anak IPA jadi harus rajin belajar. Lima bulan lagi kita ujian, pasti dia sibuk belajar sekarang Sisil itu cantik ya...dia sopan...manis...lembut... Eh! Ngapain lo ngomongin Sisil? Lo suka ma dia? Naksir? Kagak.... Dia itu punya abang gue, Ronald Emang Sisil udah pacaran ama Ronald? Belum sih. Ronald masih pedekate ma Sisil. Dia sms Sisil. Nanya kabar. Dah solat belum. Dah makan belum. Yah...biasalah anak muda Ooo...Eh, gue ke kelas dulu yah Eh! Lo mau kemana? Disini aja, temenin gue Kan gue anak IPA, gue mesti belajar. Dudu.... Dengan cepat, Galuh berlari menuju kelasnya. Setelah sampai di kelas, Galuh melihat Sisil sedang menulis di atas sebuah buku berwarna biru. Buku itu nggak salah dan nggak bukan adalah buku hariannya atau diari Sisil. Galuh duduk di belakang Sisil. Dengan gerak refleks, Sisil menutup buku diarinya karena seorang guru yang sudah masuk ke dalam kelas.

Ketika pulang sekolah. Sisil! panggil Galuh. Iya jawab Sisil santai. Boleh pinjem buku catatan biologi dan kimia lo nggak?

Boleh Sisil mengambil buku catatan biologi dan kimiannya dari dalam tas lalu memberikannya pada Galuh. Kalau lo nggak ngerti, tanya aja ya! Soalnya tulisan gue agak ancur waktu nyatet biologi dan kimia. Gurunya cepet banget neranginnya Ok deh... Oh iya, no hp lo berapa? Lo tanya ma Kikan aja yah.... Gue mesti balik cepet, gue mau ngajar anak kecil tulis baca. Sorry yah... Siip deh. Hati-hati yah di jalan Thanks. Assalamualaikum Waalaikumsalam waromatullahi wabarokatuh Seorang cewek berdiri dengan wajah marahnya dan tangan yang mengepal. Seolah-olah cemburu ketika memandang dua orang insan yang berlawanan jenis saling melambaikan tangan, mengucapkan selamat tinggal. Handphone Sisil bergetar ketika Sisil sedang mengajar dua anak kecil. Sisil memastikan bahwa itu bukan panggilan dari seseorang, melainkan sebuah pesan. Sisil membuka pesan itu. Sisil..... pasti gy ngajar dech! Sil, tadi Galuh nanya no hP lu,taPi gK gw kasi tw. Gw tw,lu jg bakal gk suka. Sil, gw gy suk ma cow nih...lu tau kan...? Sisil tertawa kecil lalu membalas. Kasi tau ja.. Eh, sapa yaNg lo taKsir? Kasi taU dung....!!! Handphone Kikan bergetar. Kikan tertawa kecil lalu membalas sms dari Sisil. Ya.....org yg baru2 ni qt kenal. G.A.L.U.H Ketika Sisil sedang asyik mengajar anak kecil yang ada di hadapannya berkata Kak, handphone kakak geter tuh! Dengan cepat Sisil mengambil handphonenya yang tidak jauh dari jangkauan tangannya. Kemudian dia melihat dua pesan tertera di layar handphonenya. Satu dari nomor yang tidak dia kenal dan satu lagi dari Kikan, sahabatnya. Dengan tidak berpikir panjang, Sisil meletakkan kembali handphonenya tanpa membaca dua pesan tersebut. Aku lagi ngajar jadi mesti konsentrasi ucap Sisil dalam hati. Sore hari ketika Sisil sedang berjalan menuju rumahnya. Sisil! sapa sebuah suara dari belakang. Sisil menoleh Eh, Kak Ronald Darimana? Udah makan belum? Hmmm... aku mau pulang. Tadi udah makan roti selesai ngajar

Kamu.... kerja part-time? tanya Ronald. Iya. Bentar lagi kan aku mau kuliah jadi aku mau nyari uang buat bantu ortu aku sedikit. Aku juga suka sama pekerjaan itu Kamu itu... aku kagum banget deh sama kamu Makasih ucap Sisil disertai dengan senyumannya yang bisa membangunkan peri cinta di sekitar Ronald. Sisil sapa Ronald halus. Ya sahut Sisil singkat sambil menoleh ke wajah Ronald. Ronald menghentikan langkahnya kemudian juga dengan Sisil. Kini Ronald berdiri tepat di hadapan Sisil dan memegang kedua tangan Sisil. Kak? Kakak mau ngapain? Aku pengen ngajak kamu ke suatu tempat yang kamu suka banget Ini kan udah malem Yuk! Ronald menggandeng Sisil menuju ke mobilnya yang dia parkir tidak jauh dari situ. Ronal menghidupkan mesin mobilnya. Setelah beberapa menit, mobil itu tidak nampak lagi di situ. Hanya sekitar 15 menit, mereka telah sampai di tempat tujuan. Ronald mengambil sapu tangan dari saku kemeja yang dia pakai malam itu. Ini nggak bekas ingus kan, Kak? Kamu itu... ini sapu tangan paling bersih di dunia. Yang udah aku pakai buat ngelap keringat aku Hihihihi... Sisil tertawa kecil. Kamu tuh, manis banget kalau lagi ketawa ucap Ronald sambil menutup kedua mata Sisil dengan sapu tangan. Ronald keluar dari dalam mobil lalu membukakan pintu mobil untuk Sisil. Ronald menggandeng tangan Sisil keluar dari mobil lalu menuntunnya ke suatu tempat. Ronald menghentikan langkahnya kemudian membuka ikatan sapu tangan yang menutup mata Sisil. Perlahan-lahan Sisil mencoba membuka matanya yang terlalu lama ditutup dengan sapu tangan. Alangkah indah pemandangan yang ada di hadapannya malam itu. Lautan yang membentang luas di hadapannya. Usapan angin malam disertai desiran ombak. Dengan senyuman manis, Sisil menatap wajah Ronald. Dengan langkah kecil, Sisil menuju ke arah ombak yang menunggunya dari tadi untuk merasakan kaki kecil Sisil berjalan di badannya. Sisil tertawa dan berlari-lari. Dia bermain air layaknya anak kecil. Ronald mendekati Sisil lalu duduk di sebelah Sisil duduk. Ada yang lebih keren lagi yang harus kamu liat Sisil menoleh bingung ke wajah Ronald. Dia memain-mainkan pasir yang ada di tangannya. Apa, Kak?

Yuk! dengan cepat Ronald menggandeng tangan Sisil yang penuh dengan pasir itu. Ronald dan Sisil berhenti di depan sebuah bangunan tapi bukan bangunan. Seperti sebuah gua yang punya pintu sangat besar. Ronald menutup mata Sisil dengan kedua tangannya lalu menggandeng tangan Sisil. Ronald dan Sisil memasuki gua yang ada di hadapan mereka malam itu. Pintu terbuka dengan sendirinya. Sesampainya mereka di dalam gua itu, pintu kembali menutup. Ronald membuka sapu tangan yang menutupi mata Sisil. WAH! Indah banget! Keren! Subhanallah... Kamu suka kan? Kak, aku suka banget... Ini semua buat kamu Buat aku? Maksudnya? Malam ini... Disaksikan oleh beberapa ekor lumba-lumba, bintang laut dan matahari yang hampir tenggelam, aku ingin malamar kamu. Mau nggak kamu jadi pacar aku? Pacar kakak... Iya Aduhh... ini hal terindah dalam hidup aku. Berdiri di tengahtengah beberapa ekor lumba-lumba dan bintang laut yang memandangku, menunggu jawabanku. Aku juga bisa melihat matahari terbenam dari sini. Subhanallah... sungguh besar keagunganMu Allah. Kembali ke jalan yang benar!! Aku harus jawab apa sekarang? Duh, aku nggak bisa jawab sekarang! Gimana nih?? Sisil sapa Ronald halus yang sekaligus membuyarkan lamunannya. Iya jawab Sisil singkat. Kak, aku nggak bisa jawab sekarang. Maaf ya, Kak lanjutnya. Nggak apa-apa. Aku ngerti kok. Ini terlalu mendadak buat kamu Maaf ya, Kak. Semua ini begitu perfect buat aku. Indah, damai, nyaman dan tentram. Aku suka banget sama semua ini. Malahan nggak bisa aku ungkapin pake kata-kata. Tapi, aku nggak bisa jawab pertanyaan kakak sekarang karena semua ini begitu mendadak Aku ngerti, Sisil. Udahlah... nggak usah kamu pikirin. Kita liat matahari terbenam aja, yuk! Dengan senyumannya yang manis, Sisil mengangukkan kepalanya. Di rumah Sisil. Sisil melihat handphonenya yang lama menunggu dekapan tangannya dari tadi. Sisil melihat dua pesan yang tertera di layar handphonenya belum dia buka dan 11 missed calls dari nomor

misterius. Sisil membuka sebuah pesan yang sama nomornya dengan nomor misterius. Sisil...ni gw, Galuh. Kamu lagi npaen? Gw tau no lo dr Resti coz Kikan kgk mw ngasi no lo ma gw. Sil, gw leh tau bnyk ttg lo ga? Gw pgn kenal lo lbh deket. Ju2r ya, dr prtama gw liat lo, gw lgsng jth cinta ma lo Dengan kening yang berkerut, Sisil membaca sms dari Galuh. Tidak lama kemudian, Sisil mebaca sms dari Kikan lalu langsung menghapus sms dari Galuh. Sisil meletakkan handphonenya di atas bantalnya kemudian dia menuju ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian setelah Sisil mandi, handphonenya berdering. Dari nomor misterius! Bukan, bukan nomor misterius lagi, tapi nomor Galuh. Halo Sil, napa nggak bales sms dari gue? tanya orang di seberang. Galuh ya? Iya. Lo lagi ngapain? Hmm...aku baru aja selesai mandi. Sorry, pulsa aku habis. Aku nggak bisa bales sms kamu. Udah dulu ya, aku mau belajar. Bye, Galuh. Assalamualaikum Kemudian Sisil mematikan handphonenya. Sisil mengambil buku diarinya dan mulai menulis sehingga dia ketiduran sampai pagi. Di sekolah. Hai, Kikan... sapa Sisil yang baru aja sampai di sekolah. Galuh yang sedang duduk di samping Kikan langsung memegang tangan Kikan dan mengajak Kikan meninggalkan tempat itu. Wajah Sisil berubah drastis. Sahabatnya pergi tanpa berkata apa-apa. Sisil nggak percaya dengan hal yang barusan terjadi. Sisil mengucekngucek matanya dan menampar-nampar wajahnya sendiri ingin memastikan kalau semua ini hanyalah mimpi buruk dipagi hari. Ternyata sakit! ternyata ini semua nyata dan bukan mimpi. Sisil mengejar Kikan yang belum jauh lagi berjalan. Sisil menarik tangan Kikan bermaksud menghentikan langkah Kikan. Kikan! Apaan si! Kamu kenapa? Aku sapa kok nggak jawab? tanya Sisil lalu melepaskan tas Kikan perlahan-lahan. Sil, kita berdua udah jadian Selamet dong! Wah, traktirannya mana nih? Alahhh.... nggak usah muna deh, Lo! Lo itu suka kan sama Galuh! Gue dah baca semua buku diari lo! Lo suka ma anak baru! Ya kan? Siapa lagi kalau bukan Galuh! Dan ternyata, Galuh nembak gue

Apa? Gue suka sama Galuh? Alahhh.... udah deh. Kagak usah jadi anak sok alim deh! Lo sengaja minjemin buku catetan kimia dan biologi supaya lo bisa deket sama Galuh, IYA KAN? Semua dah tertulis di buku diari lo! Aku nggak pernah nulis itu ucap Sisil dengan wajah bingungnya. Galuh udah ngomong semuanya sama gue jawab Kikan. Udahlah, kita ke kantin aja! ajak Galuh sinis. Kemudian Kikan setuju dengan saran Galuh lalu berjalan menuju kantin. Di lain sudut, Sisil berjalan dengan langkah kecil menuju kelasnya yang tidak begitu jauh di hadapannya. Ketika dia menuju kelas, dia melihat buku diari kecil sama persis dengan buku diarinya, tapi berbeda warna. Buku itu berwarna merah muda sedangkan buku diarinya berwarna biru langit. Kini, dia tau apa maksud dari perkataan Galuh udah ngomong semuanya sama gue. Sepulang sekolah. Kikan melewati kelas Sisil dan mendapati Sisil tidak ada di mejanya. Tumben-tumbenan si Sisil udah pulang. Biasanya dia belajar dulu kalau hari Rabu soalnya dia nggak ngajar hari ini. Perkataan itu terlontar dari dalam hati Kikan. Galuh mengejutkan Kikan dari belakang karena menutup mata Kikan. Dengan cepat Kikan memegang tangan Galuh dan tersenyum padanya. kemudian, dua insan itu berjalan menuju ke arah gerbang sekolah. Aku nggak ngerti aja. Kenapa Kikan jadi kayak gitu! Kamu nggak coba bilang sama Galuh? ucap seorang cowok, tidak salah dan tidak bukan adalah Ronald. Mungkin bukan jodoh aku, Kak Kamu sih.... kelembutan hatinya Hmm... sahut Sisil dengan senyuman manisnya.

Di acara ulang tahun Ronald, sore hari. Seorang cewek yang sedang mengenakan pakaian pestanya yang berwarna biru diselipi corak bulat-bulat polkadot warna putih berjalan memasuki rumah Ronald. Sisil, kamu cantik banget! ucap Ronald kemudian mencium tangan Sisil yang lembut itu. Makasih, Kak sahut Sisil. Ini kado buat kakak sambung Sisil sambil memberikan bungkusan warna biru dengan pita warna putih pada Ronald. Thanks ya, Sisil

Sore itu merupakan sore yang menggembirakan bagi Ronald tapi tidak bagi Sisil. Kenapa Sisil tidak bahagia sore itu. Celingukan, mencari seseorang yang belum tentu mencari dirinya. Akhirnya setelah puas mencari, dia mendapati sosok orang yang dia cari sedang berbicara dengan seorang gadis yang nggak kalah cantiknya dengannya. Dengan cepat, sosok itu memegang mic lalu mengumumkan satu informasi. HARI INI, SAYA AKAN MENGUMUMKAN BAHWA SAYA RESMI TUNANGAN DENGAN KIKAN Apa???? gumam Sisil dalam hati bingung. Sedangkan sorak tepukan mengangkasa di sekitar Sisil. Setelah pengumuman selesai, nampak Ronald mengambil alih mic yang ada di atas panggung. Bersamaan dengan ulang tahun saya ini, saya ingin mengumumkan. Suatu hari, saya jatuh cinta dengan seorang gadis yang memang betul-betul sempurna menurut saya. Saya katakan dengan jujur kalau saya jatuh cinta dengannya, tapi dia menolak saya. Sehari setelah dia menolak saya, sepucuk surat dari paman saya yang berada di London sampai di tangan saya. Besok pagi, saya akan berangkat ke London dan melanjutkan study saya disana. Saya ingin menyampaikan pada gadis idaman saya itu, jangan putus asa! Sekian dari saya Suara tepukan mengemuruh sore itu di sebuah ruangan. Sisil tertegun melihat Ronald yang sedang turun dari panggung. Tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang memegang tangan kanan Sisil. Kemudian Sisil menoleh dan membalikkan badannya. Sisil tersenyum. Maukah tuan Putri berdansa dengan saya? ucap seorang lelaki. Kemudian Sisil menganggukkan kepalanya. Ronald dan Kikan memandang ke arah dua insan yang sedang berdansa itu. Kakak nggak nyesel dengan keputusan, Kakak? tanya Kikan pada kakak tercintanya itu. Kakak ingin dia bahagia, Dik. Walaupun cinta kakak begitu suci padanya, tapi Allah belum menjodohkan. Allah lebih percaya dengan Galuh. Kamu sendiri? Kok bisa Galuh kamu serahin aja ke Sisil? Kak, Sisil itu adalah sahabat aku dari dulu. Dia paling mengerti aku apa adanya. Seandainya aku tega ngerebut Galuh dari dia, aku nggak bakalan bisa memaafkan diriku ini. Kan aku udah punya Allan yang sekarang udah resmi jadi tunanganku. Dia juga nggak kalah cakep dan baik dari Galuh. Tapi, Allan nggak sesempurna Galuh. Allah lebih mempercayai Sisil sebagai pasangan Galuh

Terlihat dua insan yang sedang berdansa tadi berjalan menuju Kikan dan Ronald. Dua insan itu tidak lain dan tidak bukan adalah Galuh dan Sisil. Pesta sore itu memiliki arti tersendiri bagi orang-orang yang menghadirinya. Sore itu juga adalah hari dimana Sisil menemukan siapa jodoh dia yang sebenarnya. Begitu juga dengan Galuh, Kikan dan Ronald. Suara musik yang mempunyai nuansa santai menjadi tali yang menyatukan dua insan yang sedang jatuh cinta. Kini, Sisil sadar bahwa jodoh nggak akan kemana-mana. Berjalan di taman yang penuh dengan bunga matahari sore hari itu memang keinginan Sisil dari dulu. Kini, dia tidak sendirian menyusuri taman itu, tetapi dengan seorang pemuda yang amat dia sayangi. Dengan langkah yang setapak-setapak, dua insan itu menghirup udara segar sore hari di tengah-tengah bunga matahari.

Anda mungkin juga menyukai