Anda di halaman 1dari 20

MEMAHAMI AYAT AL-QURAN TENTANG KOMPETISI DALAM KEBAIKAN ( Materi RPP No. 13 ) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : 13.

Memahami ayat-ayat Al-Quran tentang kompetisi dalam kebaikan : 13.1. Membaca QS. Al-Baqoroh ayat 148 dan QS. Fathir ayat 32. 13.2. Menyebutkan arti QS. Al-Baqoroh ayat 148 dan QS. Fathir ayat 32. 13.3. Menampilkan perilaku hidup berkompetisi dalam kebaikan seperti terkandung dalam QS. Al-Baqoroh ayat 148 dan QS. Fathir ayat 32. QS. Al-Baqoroh 148

Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian . Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. INTISARI : 1. Setiap umat mempunyai kiblat masing-masing (kiblat bukan sesuatu yg disembah) hanya tanda. - Sejarah Kiblat Umat Islam ( Umat Islam harus berbeda ) - Kabah sebagai kiblat sejak jaman Nabi Ibrahim (pernah dikuasai kaum paganisme) - Kabah hanya setumpuk batu dijamin keberadaannya. 2. Setiap umat mempunyai kiblat (ajaran) kitab masing-masing. 3. Berlomba-lombalah dalam mencapai kebajikan. - Jenis kebajikan ( menurut Tuhan aja wajala ) (bukan menurut nafsu) seperti KIBLAT YG MANA ? - Caranya berlomba dalam kebajikan ( Memilih ketaatan yg benar, Lebih cepat, Lebih Tekun) - Fungsinya berlomba dalam kebajikan ( Hal yg disukai Allah Swt, Kebajikan tertegakkan, Menghindari kejelekan) 4. Allah Swt akan mengumpulkan seluruh umat manusia di mahsar. ( keadaan manusia waktu itu ) 5. Allah Swt akan meminta pertanggung jawaban semua umat ( alyauma nakhtimu ala afwaahihim. ) 6. Allah swt Maha Kuasa atas segala sesuatu ( mampu atas segala sesuatu ) QS. Fathir : 32

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.

MENYANTUNI KAUM DHUAFA


( Materi RPP No. 14 )

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

: 14. Memahami ayat-ayat Al-Quran tentang perintah menyantuni kaum dhuafa : 14.1. Membaca QS. Al-Isra ayat 26-27 dan QS. Al-Baqarah ayat 177. 14.2. Menjelaskan arti QS. Al-Isra ayat 26-27 dan QS. Al-Baqarah ayat 177. 14.3. Menampilkan perilaku menyantuni kaum dhuafa dalam QS. Al-Isra ayat 26-27 dan QS. Al-Baqarah ayat 177.

MENYANTUNI KAUM DUAFA Al Isro : 26-27

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. INTISARI : 1. Pengertian Kaum Duafa : Adalah sebuah kelompok manusia yang dianggap lemah atau mereka yang TERTINDAS. 2. Siapakah kaum duafa Asal muasal Kaum Duafa : adalah mereka yang tak bias hijrah karena terhalang kafir mekkah (tertindas). Dari segi Ekonomi : adalah mereka yang fakir dan miskin (tertekan keadaan) bukan malas. Dari segi Fisik : adalah mereka yang kurang tenaga (bukan karena malas) Dari segi Otak : adalah mereka yang stupid ( bukan karena malas ) Dari segi Sikap : adalah mereka yang terbelakang (bukan karena ) 3. Sikap kita terhadap kaum duafa - Menyantuni ( bersikap ramah ) Dengan ucapan dan lain-lain - Menolong (Dengan harta, tenaga, fikiran, dll) - Tidak melecehkan (Menganggap sama dan sederajat) Pesan Rasulullah Saw : Untuk mendekati simiskin Untuk melihat ke bawah Menghubungi kaum kerabat Jangan minta apapun dari manusia

4.

Tidak dibenarkan memubadzirkan harta benda. (sebab mereka temannya syetan) Dan syetan itu kafir terhadap Allah Swt - Baik dari kalangan manusia maupun - Dari kalangan zin.

BERIMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH SWT ( Materi RPP No. 15 ) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : 15. Meningkatkan keimanan kepada rasul-rasul Allah Swt : 15.1. Menjelaskan tanda-tanda beriman kepada rasul-rasul Allah 15.2. Menunjukkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Rasul - Rasul Allah Swt. 15.3. Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan Kepada rasul-rasul Allah Swt.

A. Pengertian Beriman kepada rasul-rasul Allah adalah mempercayai bahwa Allah Swt telah mengutus beberapa rasul untuk menyampaikan risalah yang telah Allah swt tetapkan. Perbedaan antara rasul dan nabi adalah jika seorang nabi hanya diberikan wahyu untuk dirinya sendiri, dan jika ada orang yang mengikutinya tidak ada salahnya. Sedangkan rasul adalah seseorang yang diberi wahyu oleh Allah selain untuk dirinya juga untuk disebarkan kepada seluruh umat manusia. B. Tanda-tanda beriman kepada rasul Allah Swt Orang yang yakin atau beriman kepada rasul-rasul Allah swt akan selalu patuh dan taat kepada apa yang disampaikan oleh rasul Allah Swt. Mereka akan selalu menjauhi sikap dan perbuatan yang bertentangan dengan rasul itu sendiri. Setiap rasul itu memiliki masa masing-masing, sehingga berlakunya ajaran satu rasul tergantung apakah sudah ada rasul selanjutnya atau belum. Akan tetapi kerasulan Muhammad saw merupakan rasul terakhir yang tidak aka ada lagi rasul setelah beliau (Muhammad saw). Oleh karena itu nabi-nabi palsu merupakan nabi yang patut dihentikan kegiatannya karena telah keluar dari Islam. C. Sifat-sifat rasul Setiap rasul mempunyai sifat yang baik yaitu sifat yang pasti ada pada dirinya. Diantara sifat-sifat rasul yang wajib ada adalah : 1. Fatonah, artinya cerdas 2. Amanah, artinya dapat dipercaya 3. Tabligh, menyampaikan segala yang telah disampaikan oleh Allah Swt 4. Sidik, artinya benar para rasul D. Hikmah dan aplikasi Dengan meyakini dan mengimani rasul-rasul Allah Swt, maka akan didapatkan beberapa hikmah dan manfaat : - Telah melaksanakan rukun iman yang ke empat dan mendapatkan kebajikan - Sampainya segala pesan Allah Swt kepada kita - Dapat mencontoh sifat, sikap dan perbuatan rasul tersebut

MEMBIASAKAN PERILAKU TERPUJI (TAUBAT dan RAJA) ( Materi RPP No. 16 ) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : 16. Membiasakan perilaku terpuji : 16.1. Menjelaskan pengertian taubat dan raja 16.2. Menampilkan contoh-contoh perilaku bertaubat & raja 16.3. Membiasakan perilaku bertaubat dan raja dalam Kehidupan sehari-hari.

Taubat A. Pengertian taubat Yang dimaksud dengan taubat masa sekarang: meninggalkan secara langsung dosa yang sedang dilakukan. Adapun taubat masa yang akan datang: bertekad untuk tidak melakukan kembali . Taubat ada tiga macam: Taubat umum ('Am), taubat khusus Khsh, dan taubat paling khusus (khawwshul khawwsh). Taubat umum adalah taubat dari maksiat, yaitu taubat orang-orang yang bermaksiat. Taubat khusus adalah taubat dari taubat umum, taubat ini adalah taubatnya para Nabi terdahulu. Taubat paling khusus adalah taubat dari perhatian terhadap selain Allah swt, ini adalah taubatnya Rasulullah saw dan Ahlul bait (sa). Jadi taubat mereka adalah kembali kepada Allah dari pandangan kepada selain Allah. Istilah taubat ini dikenal di kalangan ahli suluk. B. Syarat-syarat taubat 1. Menyesal atas segala perbuatan dosa yang pernah dilakukan. 2. Mensucikan din dan perbuatan maksiat yang sudah dilakukan. Kerana tidak ada ertinya bertaubat jika dosa masih terus dikerjakan. 3. Bertekad dengan sungguh-sungguh bahawa tidak akan mengulanginya lagi, selama hayat dikandung badan, sampai mengucapkan selamat tinggal pada dunia yang fana ini. Syarat diterimanya taubat yaitu: 1. Ikhlas. Artinya, taubat pelaku dosa harus ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena lainnya. 2. Menyesali dosa yang telah diperbuatnya. 3. Meninggalkan sama sekali maksiat yang telah dilakukannya. 4. Tidak mengulangi. Artinya, seorang muslim harus bertekad tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut. 5. Istighfar. Yaitu memohon ampun kepada Allah atas dosa yang dilakukan terhadap hakNya. 6. Memenuhi hak bagi orang-orang yang berhak, atau mereka melepaskan haknya tersebut. 7. Waktu diterimanya taubat itu dilakukan di saat hidupnya, sebelum tiba ajalnya. Sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam : Sesungguhnya Allah akan menerima taubat seorang hambaNya selama belum tercabut nyawanya. (HR. At-Tirmidzi, hasan). C. Contoh perilaku taubat Diantara contoh dan tanda orang yang bertaubat adalah : Lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu disebabkan takut terjerumus lagi ke dalam dosa. Selain itu orang yang bertaubat akan lebih giat beramal karena merasa khawatir dosanya belum diampuni oleh Allah Swt. D. Membiasakan taubat dalam kehidupan sehari-hari Taubat itu dilakukan setiap kita melakukan dosa, akan tetapi tentunya dosa yang berbeda. Bahkan kita harus bertaubat kepada Allah setiap saat karena mungkin saja ada dosa yang tidak terasa kita lakukan sehingga memerlukan pembersihan atau taubat. Raja A. Pengertian raja Roja' berarti mengharapkan sesuatu dari Allah swt. Ketika berdoa maka kita harus penuh harap bahwa doa kita akan dikabul oleh Allah Swt.

1. Peranan roja'
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: "Ketahuilah sesungguhnya penggerak hati menuju Allah 'azza wa jalla ada tiga: Al-Mahabbah (cinta), Al-Khauf (takut) dan Ar-Rajaa' (harap). Yang terkuat di antara ketiganya adalah mahabbah. Sebab rasa cinta itulah yang menjadi tujuan sebenarnya. Hal itu dikarenakan kecintaan adalah sesuatu yang diharapkan terus ada ketika di dunia maupun di akhirat. Berbeda dengan takut. Rasa takut itu nanti akan lenyap di akhirat (bagi orang yang masuk surga, pent). Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Ketahuilah, sesungguhnya para wali Allah itu tidak ada rasa takut dan sedih yang akan menyertai mereka." (QS. Yunus: 62) Sedangkan rasa takut yang diharapkan adalah yang bisa menahan dan mencegah supaya (hamba) tidak melenceng dari

2.

jalan kebenaran. Adapun rasa cinta, maka itulah faktor yang akan menjaga diri seorang hamba untuk tetap berjalan menuju sosok yang dicintai-Nya. Langkahnya untuk terus maju meniti jalan itu tergantung pada kuat-lemahnya rasa cinta. Roja' yang terpuji Syaikh Al 'Utsaimin berkata: "Ketahuilah, roja' yang terpuji hanya ada pada diri orang yang beramal taat kepada Allah dan berharap pahala-Nya atau bertaubat dari kemaksiatannya dan berharap taubatnya diterima, adapun roja' tanpa disertai amalan adalah roja' yang palsu, angan-angan belaka dan tercela." (Syarh Tsalatsatu Ushul, hal. 58)

3. Roja' adalah ibadah


Allah ta'ala berfirman yang artinya, "Orang-orang yang diseru oleh mereka itu justru mencari jalan perantara menuju Rabb mereka siapakah di antara mereka yang bisa menjadi orang paling dekat kepada-Nya, mereka mengharapkan rahmat-Nya dan merasa takut dari siksa-Nya." (QS. al-Israa': 57) Allah menceritakan kepada kita melalui ayat yang mulia ini bahwa sesembahan yang dipuja selain Allah oleh kaum musyrikin yaitu para malaikat dan orang-orang shalih mereka sendiri mencari kedekatan diri kepada Allah dengan melakukan ketaatan dan ibadah, mereka melaksanakan perintahperintah-Nya dengan diiringi harapan terhadap rahmat-Nya dan mereka menjauhi larangan-laranganNya dengan diiringi rasa takut tertimpa azab-Nya karena setiap orang yang beriman tentu akan merasa khawatir dan takut tertimpa hukuman-Nya

4. Roja' yang disertai dengan ketundukan dan perendahan diri


Syaikh Al 'Utsaimin rahimahullah berkata: "Roja' yang disertai dengan perendahan diri dan ketundukan tidak boleh ditujukan kecuali kepada Allah 'azza wa jalla. Memalingkan roja' semacam ini kepada selain Allah adalah kesyirikan, bisa jadi syirik ashghar dan bisa jadi syirik akbar tergantung pada isi hati orang yang berharap itu..." (Syarh Tsalatsatu Ushul, hal. 58)

5. Mengendalikan roja'
Sebagian ulama berpendapat: "Seyogyanya harapan lebih didominasikan tatkala berbuat ketaatan dan didominasikan takut ketika muncul keinginan berbuat maksiat." Karena apabila dia berbuat taat maka itu berarti dia telah melakukan penyebab tumbuhnya prasangka baik (kepada Allah) maka hendaknya dia mendominasikan harap yaitu agar amalnya diterima. Dan apabila dia bertekad untuk bermaksiat maka hendaknya ia mendominasikan rasa takut agar tidak terjerumus dalam perbuatan maksiat.

Sebagian yang lain mengatakan: "Hendaknya orang yang sehat memperbesar rasa takutnya sedangkan orang yang sedang sakit memperbesar rasa harap." Sebabnya adalah orang yang masih sehat apabila memperbesar rasa takutnya maka dia akan jauh dari perbuatan maksiat. Dan orang yang sedang sakit apabila memperbesar sisi harapnya maka dia akan berjumpa dengan Allah dalm kondisi berbaik sangka kepada-Nya. Adapun pendapat saya sendiri dalam masalah ini adalah: hal ini berbeda-beda tergantung kondisi yang ada. Apabila seseorang dikhawatirkan dengan lebih condong kepada takut membuatnya berputus asa dari rahmat Allah maka hendaknya ia segera memulihkan harapannya dan menyeimbangkannya dengan rasa harap. Dan apabila dikhawatirkan dengan lebih condong kepada harap maka dia merasa aman dari makar Allah maka hendaknya dia memulihkan diri dan menyeimbangkan diri dengan memperbesar sisi rasa takutnya. Pada hakikatnya manusia itu adalah dokter bagi dirinya sendiri apabila hatinya masih hidup. Adapun orang yang hatinya sudah mati dan tidak bisa diobati lagi serta tidak mau memperhatikan kondisi hatinya sendiri maka yang satu ini bagaimanapun cara yang ditempuh tetap tidak akan sembuh." (Fatawa Arkanil Islam, hal. 58-59)

ASAS-ASAS TRANSAKSI EKONOMI DALAM ISLAM ( Materi RPP No. 17 )

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

: 17. Memahami hukum Islam tentang Muamalah : 17.1. Menjelaskan asas-asas transaksi ekonomi dalam Islam 17.2. Memberikan contoh-contoh transaksi ekonomi dalam Islam 17.3. Membiasakan transaksi ekonomi dalam Islam :o o o o o o o o o o menjelaskan ketentuan hukum jual beli mengemukakan dalil tentang jual beli menjelaskan hukum jual beli sesuai syariah menjelaslan macam-macam jual beli memberikan contoh-contoh transaksi ekonomi dalam Islam Mempraktekkan transaksi ekonomi dalam Islam Menyebutkan contoh jual beli yang terlarang menurut Islam menerapkan transaksi ekonomi Islam dalam jual beli menerapkan transaksi ekonomi Islam dalam simpan pinjam menerapkan transaksi ekonomi Islam dalam sewa menyewa

Indikator

PERKEMBANGAN ISLAM ABAD PERTENGAHAN ( Materi RPP No. 18 )

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

: 18. Memahami perkembangan Islam pada abad pertengahan : 18.1. Menjelaskan perkembangan Islam pada abad pertengahan 18.2. Menyebutkan contoh pristiwa perkembangan Islam pada abad pertengahan : o menjelaskan perkembangan Islam di bidang ilmu pengetahuan dan peradaban pada abad pertengahan o menjelaskan manfaat dan sejarah perkembangan Islam pada abad pertengahan o menjelaskan manfaat dari contoh peristiwa perkembangan Islam pada abad pertengahan. o menyebutkan contoh peristiwa perkembangan Islam pada abad pertengahan

Indikator

AYAT-AYAT AL QURAN TENTANG MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP ( Materi RPP No. 19 )

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

: 19. Memahami ayat-ayat Al-Quran tentang perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup : 19.1. Membaca QS. Ar-Rum ayat 41-42, Al-Araf ayat 55-58 dan QS Shad 27. 19.2. Menjelaskan arti QS. Ar-Rum ayat 41-42, Al-Araf ayat 55-58 dan QS Shad 27. 19.3. Membiasakan perilaku menjaga kelestarian lingkungan hidup seperti terkandung dalam QS. Ar-Rum ayat 41-42, QS. Al-Araf ayat 55-58 dan QS Shad ayat 27. MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP QS. Ar Rum : 41-41

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari perbuatan mereka, agar mereka kembali . QS. Ar-rum 42

Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan ." QS. Al aroof 56

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah memperbaikinya dan berdo'alah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan . Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orangorang yang berbuat baik. QS. Al aroof 57

Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya ; hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buahbuahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.

QS. Al aroof 58

Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran bagi orang-orang yang bersyukur. QS. Shaad 27

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT ( Materi RPP No. 20 ) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : 20. Meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah Swt : 20.1. Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap kitab-kitab Allah Swt. 20.2. Menerapkan hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah Swt. : o Menjelaskan pengertian iman kepada kitab-kitab Allah Swt o Menjelaskan fungsi iman kepada kitab-kitab Allah Swt o Menunjukkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada kitab-kitab Allah Swt o menjelaskan hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah Swt o menerapkan hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah Swt.

Indikator

SIKAP TERPUJI ( MENGHARGAI HASIL KARYA ORANG LAIN ) ( Materi RPP No. 21 )

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

: 21. Membiasakan perilaku terpuji : 21.1. Menjelaskan pengertian dan maksud menghargai karya orang lain 21.2. Menampilkan contoh-contoh perilaku menghargai karya orang lain. 21.3. Membiasakan perilaku menghargai karya orang lain. : o menjelaskan pengertian dan maksud menghargai karya orang lain o menghargai karya orang lain. o menampilkan beberapa contoh perilaku yang menghargai karya orang lain o menunjukkan contoh perilaku yang menghargai karya orang lain o menunjukkan perilaku yang menghargai karya orang lain o membiasakan pefrilaku yang menghargai karya orang lain

Indikator

MENGHINDARI PERILAKU TERCELA ( Dosa Besar ) ( Materi RPP No. 22 )

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

: 22. Menghindari perilaku tercela : 22.1. Menjelaskan pengertian dosa besar 22. 2. Menyebutkan contoh perbuatan dosa besar 22. 3. Menghindari perbuatan dosa besar dalam kehidupan sehari-hari : o Menjelaskan pengertian dosa.. o Menjelaskan pengertian dosa besar o Menyebutkan beberapa contoh perbuatan dosa besar. o Menyebutkan ciri-ciri perbuatan yang termasuk dosa besar. o Menjelaskan cara-cara menghindari perbuatan dosa besar. o Menghindarkan diri dari perbuatan dosa besar dalam kehidupan seharisehari.

Indikator

Perbuatan Dosa Besar A. Pengertian Dosa adalah suatu perbuatan yang mengandung ancaman yang apabila dilakukan akan terasa malu walaupun para pelaku dosa seperti tidak malu melakukannya. Sedangkan dosa besar adalah dosa yang mengandung ancaman yang lebih berat, bahkan apabila tidak bertaubat, akan dimasukkan ke dalam neraka selamanya. B. Jenis dosa besar dan ciri-cirinya 1. Dosa Besar Karena Diancam Dengan Hukuman Had. 2. Dosa Besar Ditandai Ungkapan "Fahisyat'. 3. Dosa Besar Karena Pelakunya Diancam Dengan Laknat. 4. Dosa Besar Yang Ditandai Ungkapan "Kemaksiatan Dapat Merusak Kebaikan". 5. Dosa Besar Karena Diancam Dengan Wayl (Celaka). 6. Dosa Besar Ditandai Ungkapan"Allah Tidak Suka Melihat Pelaku Dosa". Diantara dosa-dosa besar yaitu : Syirik Sihir Membunuh Lari dari perang sabil Melawan kedua orang tua

C. Cara menghindari dosa besar dalam kehidupan sehari-hari Kita mungkin bisa menghindari dari dosa besar seperti zina, mencuri, dan dosa-dosa besar lainnya, tapi tidak bisa menghindari dosa kecil hanya karena alasan dosanya kecil. Padahal kalau kita melihat dalil-dalil syar'i, beberapa dosa tersebut dapat menjadi besar. Dan memang inilah cara-cara setan dalam memperdaya umat ini. Oleh karena itu begitu lihainya syetan menggunakan kesempatan. Allah SWT memerintahkan kepada kita agar menjauhkan diri dari segala yang dilarang, yang besar maupun yang kecil. Allah SWT berfirman yang artinya: Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah;. (QS. 59:7) Bagaimana dosa-dosa kecil menjadi besar? 1. Dilakukan terus-menerus 2. Karena diremehkan 3. Apabila seorang hamba merasa senang melakukannya 4. Apabila menyepelekan tabir Allah SWT yang menutupi kesalahannya, kasih sayang-Nya dan keramahan-Nya 5. Mujaharah

6. Jika dilakukan oleh orang yang menjadi panutan

BERIMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH SWT ( Materi RPP No. 23 )

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

: 23. Memahami ketentuan hokum Islam tentang pengurusan jenazah. : 23.1. Menjelaskan tata cara pengurusan jenazah 23.2. Memperagakan tata cara pengurusan jenazan :o o o o o o o o menjelaskan tata cara memandikan jenazah menjelaskan tata cara mengkafani jenazah menjelaskan tata cara menshalatkan jenazah menjelaskan tata cara menguburkan jenazah memperagakan tata cara memandikan jenazah memperagakan tata cara mengkafani jenazah memperagakan tata cara menshalatkan jenazah memperagakan tata cara menguburkan jenazah

A. MUQODDIMAH. Segala puji bagi Alloh yang telah memberikan karunia Nya kepada ummat manusia agar supaya manusia mensyukurinya. Sholawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shollallohu Alaihi Wasallam, demikian juga kepada keluarga dan sahabat sahabatnya serta para pengikut-pengikutnya yang masih istiqomah dengan ajaran-ajarannya. Alloh Taala berfirman :Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. (Q.S Ali Imron :185 ). Wahai saudara yang menyadari akan arti kehidupan. Mati adalah sesuatu yang pasti bagi kita, tentunya kita menginginkan agar mayat kita diurus dengan benar sesuai dengan ajaran Rosul Shollallohu Alaihi Wasallam. Nah.! Kalau kita menginginkan agar mayat kita diurus orang lain, maka hendaknya kita juga harus bisa mengurus jenazah, bagaimana cara mempersiapkan pemandian bagi jenazah, memandikannya, mengkafaninya, mensholatkan, sampai kita menguburkannya. Maka kami coba untuk membuat risalah jenazah yang kami sarikan dan kami nukilkan dari kitab Al Wijaazah fi Tajhiizi Al Janaazah karangan Abdurrohman bin Abdulloh Al Ghaits. B. MEMANDIKAN JENAZAH. a. Orang yang berhak memandikan jenazah. Jika mayyit telah mewasiatkan kepada seseorang untuk memandikannya, maka orang itulah yang berhak. Jika mayyit tidak mewasiatkan, maka yang berhak adalah ayahnya atau kakeknya atau anak laki-lakinya atau cucu-cucunya yang laki-laki (kalau mayatnya laki-laki, kalau perempuan maka dari jenis putri). Jika tidak ada yang mampu, keluarga mayyit boleh menunjuk orang yang amanah lagi terpercaya buat mengurusnya. b. Tempat memandikan mayyit harus tertutup baik dinding maupun atapnya.

c. Dianjurkan agar yang memandikan jenazah memilih 2 orang dari keluarganya. d. Perlengkapan bagi yang memandikan jenazah. Penutup hidung. Memakai pelindung tubuh agar tidak terkena kotoran-kotoran seperti sisa air perasan daun bidara dan kapur barus. Sarung tangan. Sepatu bot berlaras tinggi. e. Cara menyediakan perasan daun bidara. 1 Gelas besar : 4 liter 8 lt + 2 gls air perasan daun bidara 12 lt + 3 gls air perasan daun bidara 16 lt + 4 gls air perasan daun bidara 20 lt + 5 gls air perasan daun bidara f. Cara menyediakan air dan kapur barus. Setiap 4 liter air dicampur dengan 2 potong kapur barus 1 :

g. Persiapan sebelum memandikan jenazah. Menutup aurat simayyit dengan handuk besar mulai pusar sampai dengan lututnya (laki-laki dan perempuan sama) . Melepas pakaian yang masih melekat ditubuhnya. Caranya Pakaian : Dimulai dari lengan sebelah kanan kearah kiri Selanjutnya dari lobang baju (krah) kebawah Setelah itu bagian depan ditarik dengan perlahan dari bawah handuk penutup auratnya. (ini kalau mayyit mengenakan gamis atau baju panjang, kalau hanya kemeja cukup buka kancingnya). Celana : Digunting sisi sebelah kanan dari atas sampai kebawah lalu sebelah kiri Setelah itu bagian depan ditarik dengan perlahan dengan tetap menjaga handuk penutup. Pakaian belakang mayyit : Tubuh mayyit dibalik ke sebelah kiri, pakaian digeser kekiri. Setelah itu dibalikkan lagi kekanan Menggunting kuku tangan dan kaki kalau panjang . Mencukur bulu ketiak, kalau tidak lebat dicabut saja. Merapikan kumis. Membersihkan hidung dan mulut serta menutupnya dengan kapas ketika dimandikan lalu dibuang setelah selesai h. Memandikan jenazah.

1. Bersihkan isi perut dengan tangan kiri yang telah terbalut Angkat sedikit tubuh mayyit, tekan perutnya perlahan-lahan sebanyak tiga kali hingga keluar, bersihkan kotoran itu dengan kain pembersih kemudian siram. 2. Wudhukan jenazah. a) Bacalah basmallah. b) Cuci tapak tangan mayyit 3 X. c) Bersihkan mulut dan hidungnya 3 X d) Wajah dan tangan kanan lalu kiri sampai dengan siku. e) Kepala dan kedua telinganya. f) Kaki kanan kemudian kirinya. 3. Cara menyiram air perasan daun bidara. a) Siram kepala dan wajahnya dengan perasan dengan buihnya dulu. b) Basuh tubuh bagian kanan dari pundak ketelapak kaki sebelah kanan terus kearak kiri. c) Ulangi sekali lagi. 4. Menyiram dengan air kapur barus (caranya Idem). 5. Keringkan (usap) tubuh mayyit dari atas kebawah. Usahakan menggunakan handuk yang halus. Rambut wanita dikepang menjadi tiga. Wajib berwudhu bagi yang memandikan dan dianjurkan mandi setelah selesai. C. MENGKAFANI JENAZAH. a. Ukuran kain kafan yang digunakan. Ukurlah lebar tubuh jenazah. Jika lebar tubuhnya 30 cm, maka lebar kain kafan yang disediakan adalah 90 cm. 1 : 3. b. Ukurlah tinggi tubuh jenazah. Jika tinggi tubuhnya 180 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 60 cm. Jika tinggi tubuhnya 150 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 50 cm. Jika tinggi tubuhnya 120 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 40 cm. Jika tinggi tubuhnya 90 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 30 cm. Tambahan panjang kain kafan dimaksudkan agar mudah mengikat bagian atas kepalanya dan bagian bawahnya. c. Tata cara mengkafani. 1. Jenazah laki-laki. Jenazah laki-laki dibalut dengan tiga lapis kain kafan. Berdasar dengan hadits. Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dikafani dengan 3 helai kain sahuliyah yang putih bersih dari kapas, tanpa ada baju dan serban padanya, beliau dibalut dengan 3 kain tersebut. a. Cara mempersiapkan tali pengikat kain kafan. Panjang tali pengikat disesuaikan dengan lebar tubuh dan ukuran kain kafan. Misalnya lebarnya 60 cm maka panjangnya 180 cm.

Persiapkan sebanyak 7 tali pengikat. ( jumlah tali usahakan ganjil). Kemudian dipintal dan diletakkan dengan jarak yang sama diatas usungan jenazah. b. Cara mempersiapkan kain kafan. 3 (tiga) helai kain diletakkan sama rata diatas tali pengikat yang sudah lebih dahulu , diletakkan diatas usungan jenazah, dengan menyisakan lebih panjang di bagian kepala. c. Cara mempersiapkan kain penutup aurat. 1Sediakan kain dengan panjang 100 cm dan lebar 25 cm ( untuk mayyit yang berukuran lebar 60 cm dan tinggi 180 cm), potonglah dari atas dan dari bawah sehingga bentuknya seperti popok bayi. Kemudian letakkan diatas ketiga helai kain kafan tepat dibawah tempat duduk mayyit, letakkan pula potongan kapas diatasnya. Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup aurat dan kain kafan yang langsung melekat pada tubuh mayyit. d. Cara memakaikan kain penutup auratnya. Pindahkan jenazah kemudian bubuhi tubuh mayyit dengan wewangian atau sejenisnya. Bubuhi anggotaanggota sujud. Sediakan kapas yang diberi wewangian dan letakkan di lipatan-lipatan tubuh seperti ketiak dan yang lainnya. Letakkan kedua tangan sejajar dengan sisi tubuh, lalu ikatlah kain penutup sebagaimana memopok bayi dimulai dari sebelah kanan dan ikatlah dengan baik. e. Cara membalut kain kafan : Mulailah dengan melipat lembaran pertama kain kafan sebelah kanan, balutlah dari kepala sampai kaki . Demikian lakukan denngan lembaran kain kafan yang kedua dan yang ketiga. f. Cara mengikat tali-tali pengikat. Mulailah dengan mengikat tali bagian atas kepala mayyit dan sisa kain bagian atas yang lebih itu dilipat kewajahnya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri. Kemudian ikatlah tali bagian bawah kaki dan sisa kain kafan bagian bawah yang lebih itu dilipat kekakinya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri. Setelah itu ikatlah kelima tali yang lain dengan jarak yang sama rata. Perlu diperhatikan, mengikat tali tersebut jangan terlalu kencang dan usahakan ikatannya terletak disisi sebelah kiri tubuh, agar mudah dibuka ketika jenazah dibaringkan kesisi sebelah kanan dalam kubur. 4. Mengkafani jenazah wanita. Jenazah wanita dibalut dengan lima helai kain kafan. Terdiri atas : Dua helai kain, sebuah baju kurung dan selembar sarung beserta kerudungnya. Jika ukuran lebar tubuhnya 50 cm dan tingginya 150 cm, maka lebar kain kafannya 150 cm dan panjangnya 150 ditambah 50 cm. Adapun panjang tali pengikatnya adalah 150 cm, disediakan sebanyak tujuh utas tali, kemudian dipintal dan diletakkan sama rata di atas usungan jenazah. Kemudian dua kain kafan tersebut diletakkan sama rata diatas tali tersebut dengan menyisakan lebih panjang dibagian kepala. a. Cara mempersiapkan baju kurungnya.

Ukurlah mulai dari pundak sampai kebetisnya, lalu ukuran tersebut dikalikan dua, kemudian persiapkanlah kain baju kurungnya sesuai dengan ukuran tersebut. Lalu buatlah potongan kerah tepat ditengah-tengah kain itu agar mudah dimasuki kepalanya. Setelah dilipat dua, biarkanlah lembaran baju kurung bagian bawah terbentang, dan lipatlah lebih dulu lembaran atasnya (sebelum dikenakan pada mayyit, dan letakkan baju kurung ini di atas kedua helai kain kafannya ).lebar baju kurung tersebut 90 cm. b. Cara mempersiapkan kain sarung. Ukuran kain sarung adalah : lebar 90 cm dan panjang 150 cm. Kemudian kain sarung tersebut dibentangkan diatas bagian atas baju kurungnya. c. Cara mempersiapkan kerudung. Ukuran kerudungnya adalah 90 cm x90 cm. Kemudian kerudung tersebut dibentangkan diatas bagian atas baju kurung. d. Cara mempersiapkan kain penutup aurat. Sediakan kain dengan panjang 90 cm dan lebar 25 cm. Potonglah dari atas dan dari bawah seperti popok. Kemudian letakkanlah diatas kain sarungnya tepat dibawah tempat duduknya, letakkan juga potongan kapas diatasnya. Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup aurat dan kain sarung serta baju kurungnya. e. Cara melipat kain kafan. Sama seperti membungkus mayat laki-laki. f. Cara mengikat tali. Sama sepert membungkus mayat laki-laki. Catatan : Cara mengkafani anak laki-laki yang berusia dibawah tujuh tahun adalah membalutnya dengan sepotong baju yang dapat menutup seluruh tubuhnya atau membalutnya dengan tiga helai kain. Cara mengkafani anak perempuan yang berusia dibawah tujuh tahun adalah dengan membalutnya dengan sepotong baju kurung dan dua helai kain. D. MENYOLATKAN JENAZAH. Dari Abu Hurairoh Rodhiyallohu Anhu bersabda Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam : Barangsiapa yang menghadiri penyelenggaraan jenazah hingga ikut menyalatkannya, maka ia memperoleh pahala satu qiroth. Adapun yang menghadirinya sampai jenazah tersebut dikebumikan, maka ia memperoleh pahala dua qirath. Ditanyakan kepada beliau apakah dua qirath itu?. Beliau menjawab Seperti dua gunung besar. (H.R. Bukhori Muslim). 1. Tata cara menyolatkan jenazah. Kepala jenazah berada disebelah kanan imam dengan menghadap kiblat.

Jika jenazah laki-laki imam berdiri sejajar dengan kepala jenazah, jika perempuan imam berdiri sejajar dengan pusar jenazah. Kalau jenazah lebih dari satu dan berlainan jenis kelamin, maka posisinya sebagai berikut :Barisan pertama dari imam adalah jenazah laki-laki, kemudian anak laki-laki kemudian jenazah wanita kemudian anak perempuan. 2. Sholat jenazah dilakukan dengan empat takbir, dan dianjurkan mengangkat tangan disetiap takbir. 1. Takbir Pertama membaca Ta'awudz dan Surat Al Fatihah. 2. Takbir Kedua membaca Sholawat seperti yang dibaca dalam Tasyahud. Ya Alloh, Ampunilah kami baik yang hidup maupun yang mati, yang hadir maupun yang tidak hadir, yang kecil maupun yang besar, yang laki-laki maupun yang perempuan, Engkau Maha Tahu tempat kami kembali dan tempat istirahat kami. Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Alloh, Barang siapa yang Engkau hidupkan diantara kami, maka hidupkanlah diatas islam, dan barangsiapa yang Engkau wafatkan kami, maka wafatkanlah kami dalam keadaan diatas iman. 3. Takbir keempat membaca doa : Ya Alloh, janganlah Engkau tahan pahala bagi kami, dan jangan Engkau timpakan musibah sepeninggalnya atas kami. Anugrahkanlah Ampunan Mu bagi kami dan baginya. 4. Kemudian salam kekanan dan kekiri. Kalau jenazah wanita maka gantilah kata Hu menjadi Ha E. MENGUBURKAN JENAZAH. 1. Tata cara menggali kubur. Untuk orang besar adalah panjang 200 cm, kedalaman 130 cm, lebar 75 cm, kedalaman lahat 55 cm, lebar lahat 50 cm, yang menjorok ke dalam dan keluar 25 cm. Besar kecil ukuran kuburan tergantung jenazahnya (disesuaikan). 2. Tata cara menguburkannya. Hendaklah dua-tiga orang turun keliang kubur, dan hendaklah orang yang kuat, lalu dua lagi diatas tepat di sisi kubur sebelah kiblat untuk membantu menurunkan jenazah. Ketika menurunkan hendaklah berdoa Bismillahi wa ala millati rasulullah Dengan nama Alloh dan menurut sunnah Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam. Jenazah dibaringkan diatas tubuhnya sebelah kanan dalam posisi miring, dengan dihadapkan kearah kiblat, kemudian letakkan bantalan dari tanah atau potongan batu bata dibawah kepalanya, setelah itu buka tali pengikatnya dan singkaplah kain kafan yang menutupi wajahnya, kemudian lahat ditutup dengan batu atau cor-coran atau sejenisnya dan usahakan kalau bisa jangan yang mudah terbakar seperti kayu atau sejenisnya, lalu diturunkan kembali galian tanah kuburan. Boleh diberi sedikit gundukan, tapi tidak boleh lebih dari satu jengkal, lalu berilah tanda dari batubata pada arah kepala dan kaki, selanjutnya taburkan batu kerikil dan perciki dengan air supaya tanah menjadi lengket dan padat. F. PENUTUP. Demikianlah yang dapat kita nukilkan dan ringkaskan kalau ada kesalahan dalam penulisan atau penerangan, kami mohon maaf. Saran dan kritik para pembaca kami butuhkan, karena kami juga manusia biasa yang tak pernah luput dari salah, dosa dan lupa. Allahu A`lam Bishawwab

KHUTBAH, TABLIGH DAN DAKWAH ( Materi RPP No. 24 )

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

: 24. Memahami khutbah, tabligh dan dakwah : 24.1. Menjelaskan pengertian khutbah, tabligh dan dakwah 24.2. Menjelaskan tata cara khutbah, tabligh dan dakwah 24.3. Memperagakan tata cara khutbah, tabligh dan dakwah :o o o o o o o o o o menjelaskan pengertian khutbah menjelaskan pengertian tabligh menjelaskan pengertian dakwah menjelaskan tata cara khutbah yang baik menjelaskan tata cara tabligh baik menjelaskan tata cara dakwah yang baik menyusun teks khutbah, Jumat dan dakwah memperagakan khutbah memperagakan tabligh memperagakan dakwah

Indikator

PERKEMBANGAN ISLAM MASA MODERN ( Materi RPP No. 25 )

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

: 25. Memahami perkembangan Islam pada masa modern : 25.1. Menjelaskan perkembangan islam pada masa mlodern 25.2. Menunjukkan contoh peristiwa perkembangan Islam pada masa modern : o menjelaskan perkembangan Islam di bidang ilmu pengetahuan dan peradaban pada masa modern. o menjelaskan manfaat dari sejarah perkembangan Islam pada masa modern o menyebutkan beberapa contoh peristiwa perkembangan Islam pada masa modern o menjelaskan manfaat dari contoh peristiwa perkembangan Islam pada masa modern.

Indikator

Anda mungkin juga menyukai