Anda di halaman 1dari 7

Efficacy Non Selective COX Inhibitor Salicylic Acid derivatives Salisilat Farmakodinamik: - Berfungsi sebagai analgesik, anti piretik,

anti inflamasi. - Efek thd

Safety

Suitability

Indikasi: Antipiretik Analgesik Demam rheumatik akut Arthritis rheumatoid Profilaksis thrombus koroner dan Pernapasan thrombus vena profundus o Pada dosis terapi: mempertinggi konsumsi O2 dan produksi Intoksikasi: CO2sehingga meningkatkan Salisilismus (nyeri kepala, pusing, pengeluaran CO2 melalui alveoli tinnitus, gangguan pendengaran, mata dan PCO2 dalam plasma turun kabur, haus, bingung, mual, dan (pernapasan lebih dalam dan muntah). frekuensi sedikit bertambah). Lebih berat dapat menyebabkan o Pada dosis lebih besar: gejala SSP (gelisah, cemas, iritatif, merangsang pusat napas sehingga terjadi hiperventilasi. vertigo, tremor, delirium, koma). Gangguan keseimbangan asam o Keadaan intoxikasi: alkalosis basa respiratorik. Exsantem pustula akneiform Keseimbangan asam basa: Alkalosis respiratorik o Sebagai kompensasi alkalosis Acidosis metabolik respiratorik, maka ekskresi Hipoglikemi bikarbonat, Na dan K melalui Demam (pada anak) ginjal meningkat, sehingga pH Dehidrasi darah kembali normal. Urikosurik (tergantung dosis): o Dosis 1-2 gr/ hari menghambat ekskresi asam urat sehingga kadar dalam darah meningkat. o Dosis 2-3 gr/ hari tidak mengubah ekskresi asam urat. o Dosis 5 gr/ hari peningkatan ekskresi asam urat sehingga kadar asam urat dalam darah menurun. Darah o Pada orang sehat memperpanjang, masa pendarahan karena asetlasi pada trombosit sehingga pembentukan TXA2 terhambat. o Dosis kecil: untuk profilaksis thrombosis koroner dan cerebral o Dosis besar: hati-hati perdarahan mukosa lambung. Hati dan ginjal o Hepatotoksis (berkaitan dengan dosis).

Sediaan: Aspirin (asam asetil salisilat dan natrium salisilat) dosis: 100 mg untuk anak dan 500 mg untuk dewasa Metil salisilat (minyak Wintergreen) untuk obat luar (salep)

Bila tjd ikterus harus dihentikan krn dapat terjadi nekrosis hati yang fatal. Dapat menyebabkan Reye Sindrome (terjadi kerusakan hati dan encelopati, berhubungan dengan infeksi Varicella dan virus-virus lainnya). Dapat menurunkan fungsi ginjal pada pasien hipovolemia dan gagal jantung.

Farmakokinetik: - Oral: cepat diabsorbsi. - Kadar puncak 2 jam setelah pemberian. - Secara rectal absorbsi lebih lambat dan tidak sempurna sehingga tidak dianjurkan. - Cepat diabsorbsi oleh kulit yang sehat. - Setelah diabsorbsi segera menyebar ke seluruh jaringan tubuh dan cairan transeluler sehingga dapat ditemukan dalam cairan synovial, spinal, peritoneal, liur, dan air susu. - Mudah menembus BBB dan sawar uri. - 80-90% terikat albumin. - Diserap dalam bentuk utuh, dihidrolisis menjadi asam salisilat terutama di hati, beredar di plasma hanya 30 menit. - Ekskresinya terutama melalui ginjal (bentuk metabolit), sebagian kecil melalui keringat dan empedu. Diflunisal - Derivat difluorofenil dari asam salisilat, tapi in vivo tidak diubah jadi asam salisilat. Farmakodinamik: - Analgesik dan anti inflamasi, hampir tidak pernah sebagai anti piretik. Farmakokinetik: - Pemberian secara oral. - Kadar puncak 2-3 jam. - T 8-12 jam. - 99% terikat albumin. Indikasi: Sediaan: Analgesik ringan sampai sedang tablet dengan dosis awal 500 mg disusul 250500 mg tiap 8-12 jam. Osteoarthritis dosis awal 250500mg/ hari, di mana dosis pemeliharaan tidak melampaui 1,5 gr/ hari. Intoksikasi: Efek samping lbh ringan daripada asetosa. Tak menimbulkan gangguan pendengaran.

Acetaminophen / paracetamol Farmakodinamik:

Indikasi:

Sediaan:

- Efek analgesiknya mengurangi nyeri ringan sampai sedang. - Menurunkan suhu tubuh. - Efek anti inflamasinya sangat lemah (atau tidak ada). - Paracetamol merupakan penghambat biosintesis PG yang lemah. Farmakokinetik: - Diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. - Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu jam. - T antara 1-3 jam. - 25% paracetamol terikat protein plasma. - Dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati. - Dikonjugasi dengan asam glukoronat. - Mengalami hidroksilasi. - Metabolit hsl hidroksilasi menimbulkan methemoglobinemia & hemolisis eritrosit. - Diekskresi melaui ginjal.

Untuk analgesik dan antipiretik Tablet 500 mg dan tidak mempengaruhi GIT bleeding. Sirup yg mengandung 120 mg per 5 mL Efek Samping: Eritema Urtikaria Demam Akibat dosis toksik: Nekrosis hati Nekrosis tubulus renalis Hipoglikemi Kerusakan hati dapat mengakibatkan ensefalopati dan kematian. Radikal bebas dari paracetamol berikatan secara kovalen dengan makromolekul vital sel hati. Hepatotoksik paracetamol meningkat pada penderita yang juga mendapat barbiturat, anti konvulsi lain, dan alkoholik yang kronis.

Indole & Indene Acetic Acids Indometacin - Derivat indole-asam asetat Farmakodinamik: - Walaupun efektif tapi toksik maka penggunaaannya dibatasi. - Efek: analgesik (perifer dan sentral), anti inflamasi, dan anti piretik yang kira-kira sebanding dengan aspirin. - Invivo menghambat enzim cyclooksigenase. Efek Samping: Dosis: Pada saluran cerna berupa nyeri 2-4 kali 25 mg/ hari abdomen, diare, perdarahan lambung, 50-100 mg (sebelum & pankreatitis. tidur) untuk mengurangi Sakit kepala hebat, depresi, gejala rheumatik di malam bingung, agranulositosis, hari thrombositopenia, & anemia aplastik. Vasikonstriksi pembuluh koroner. Farmakokinetik: Hiperkalemi - Absorbsi per oral cukup baik. Mengurangi natriuretik dari - 92-99% terikat protein plasma. thaizide dan furosemide. - Metabolisme di hati. Memperlemah efek hipotensif dari - Ekskresi dalam bentuk asal maupun metabolik beta blocker. lewat urine dan empedu. - T 24 jam. Kontra Indikasi: Ibu hamil Anak Gangguan psikiatri Pasien dengan penyakit lambung Indikasi: Hanya dianjurkan bila NSAID yang lain kurang berhasil, misalnya pada spondilitis ankilosa, arthritis pirai akut, arthritis tungkai.

Heteroaryl Acetic Acids Diclofenac Farmakokinetik: - Absorbsi melalui saluran cerna berlangsung cepat dan lengkap. - 99% terikat protein plasma. - 40-50% mengalami FPE. - T 1-3 jam. - Terakumulasi di cairan synovial.

Efek Samping: Mual Gastritis Eritema kulit Sakit kepala Kontra Indikasi: Tukak lambung Pemakaian selama kehamilan

Aryl Propionic Acid Ibuprofen - Derivat asam propionat Farmakodinamik: - Analgesik (efeknya sama seperti aspirin) dengan anti infalamsi yg tidak terlalu kuat. - Interaksi obat, dengan: Warfarin: waspada gangguan fungsi trombosit yg memperpanjang masa perdrhn. Furosemide dan thiazide: mengurangi efek diuresis dan natriuresis. Beta blocker: prazosin dan captopril mengurangi efek anti hipertensi. Efek Samping: Thd saluran cerna lebih ringan dibandingkan dengan aspirin, indometacin, dan naproksen. Efek samping yang lain jarang. Kontra indikasi: Wanita hamil dan menyusui. Indikasi: Paling aman untuk anak-anak. Dosis: Efek anti inflamasinya dosis 1200-2400mg/ hari.

- Mungkin akibat hambatan biosintesis PG di ginjal. Farmakokinetik: - Absorbsi cepat melalui lambung. - Kadar puncak 1-2 jam. - T 2 jam. - 90% terikat protein plasma. - Ekskresi cepat, lengkap melalui urine sebagai metabolit atau konjugatnya. - Metabolit utama merupakan hasil hidroksilasi dan karboksilasi. Ketoprofen - Derivat asam propionat. Farmakodinamik: - Efektivitas seperti ibuprofen dengan sifat anti inflamasi sedang. Farmakokinetik: Efek Samping: Gangguan saluran cerna Reaksi hipersensitivitas Dosis: 2 kali 100 mg/ hari (tetapi sebaiknya dilakukan secara individual)

- Absorbsi baik di lambung. - T 2 jam. Fenbufen Farmakodinamik: - Prodrug sehingga dia sendiri bersifat inaktif. - Metabolit aktifnya adalah asam-4-bifenilasetat. Farmakokinetik: - T 10 jam. - Absorbsi melalui lambung baik. - Kadar puncak 7,5 jam.

Efek Samping: Sama seperti NSAID lain. Kontra Indikasi: Tukak lambung. Gangguan ginjal dosis harus dikurangi. Indikasi: Rheumatik sendi.

Dosis: 2x 300 mg/ hari (dosis pemeliharaan) 1x 600mg sebelum tidur.

Naproksen - Derivat asam propionat - Naproksen bersama dngan ibuprofen dianggap paling tidak toksik diantara derivat asam propionat. Farmakokinetik: - Absorbsi baik melaui lambung. - Kadar puncak 2-4 jam. - T 14 jam. - Tidak terdapat korelasi antara efektivitas dan kadar plasma. - 98-99% terikat protein plasma. - Ekskresi terutama dalam urine, bentuiknya utuh maupun konjugat. - Interaksi sama dengan ibuprofen. Antrhanilic Acid (Fenamates) Asam mefenamat - Sebagai analgesik. - Sebagai anti inflamasi kurang efektif dibandingkan aspirin. - Terikat dengan kuat pada protein plasma. Efek Samping: Dyspepsia ringan sampai perdarahan lambung Efek SSP saikt kepala, pusing, lelah Ototoksisitas Gangguan hepar dan ginjal Indikasi: Rheumatik sendi Dosis: Untuk terapi rheumatik sendi 2x 250-375mg/ hari. Bila perlu 2x 500mg/ hari.

Efek Samping: Dyspepsia. Iritasi terhadap mukosa lambung. Eritema kulit. Brionkokonstriksi. Anemia hemolitik. Kontra Indikasi: Anak di bawah 14 tahun. Ibu hamil. Indikasi: Pemberian tidak melebihi 7 hari.

Enolic Acids Piroksikam - Struktur baru yaitu oksikam, derivat asam enolat.

Farmakokinetik: - T > 45 jam. - Absorbsi cepat di lambung. - 99% terikat protein plasma. - Siklus enterohepatik (+). - Kadar puncak 7-10 hari. - Kadar plasma kira-kira sama dengan kadar di cairan synovial..

Efek Samping: Tukak lambung Tinnitus Pusing Nyeri kepala Eritema kulit Kontra Indikasi: Ibu hamil. Tukak lambung. Sedang minum anti koagulan. Indikasi: Penyakit inflamasi sendi misalnya arthritis rheumatoid, osteoarthritis, spondilitis ankilosa.

Dosis: 10-20 mg/ hari diberikan pada pasien yang tidak memberi respon cukup dengan NSAID yang lebih aman.

Meloksikam - Cenderung menghambat COX-2 lebih daripada COX-1 tetapi penghambatan COX-1 pada dosis terapi tetap nyata. Alkalones Nabumeton Farmakodinamik: - Tidak bersifat asam - Sifatnya selektif menghambat isoenzim PG untuk peradangan, tapi kurang menghambat protasiklin yang bersifat sitoprotektif. Farmakokinetik: - Merupakan prodrug yang baru aktif setelah absorbsi dan mengalami konversi. - Diserap cepat dari saluran cerna dsan di hati akan dikonversi. - Merupakan penghambat kuat dari enzim cyclooksigenase. - Diinaktivasi di hati secara O-demetilasi dan dikonjugasi untuk diekskresi. - Dengan dosis 1 gr/ hari diudapatkan T 24 jam. - Pada usia lanjut T bertambah panjang dengan 3-7 jam. Selective COX-2 Inhibitor Diaryl-Subtituted Furarones Rofecoxib Farmakodinamik: - Anti inflamasi, analgesik, anti piuretik. Farmakokinetik:

Indikasi: Osteoarthritis dan arthritis rheumatoid. Efek Samping: Lebih sedikit terutama efek samping terhadap saluran cerna.

Efek Samping: Efek samping thd GIT menurun Indikasi Osteoarthritis

- T panjang sehingga cukup diberikan 1 hari Nyeri akut sekali 60 mg. Dysmens - Dosis terapinya tidak menghambat COX-1 dan Nyeri post OP tidak menghambat platelet. Efek Toksik: Menghambat sintesis PG di ginjal Kontra Indikasi: Pasien hipertensi Gagal ginjal Odem Stroke PJK Diaryl-Subtituted Pyrazoles Celecoxib Indikasi: Rheumatoid arthritis, osteoarthritis. Efek Samping: Rash. Kurang menimbulkan ulcer dan edema dibandingkan NSAID lain. Indole Acetic Acids Etodolac Farmakokinetik: - Masa kerjanya pendek sehingga harus diberikan 3-4 kali/ hari

Indikasi: Analgesik pasca bedah misalnya bedah koroner Daftar Pustaka

Brunton, L et al. 2006. Goodman & Gilmans Manual of Pharmacology and Therapeutics (Eleventh Edition) . United States: The McGraw Hill Companies, Inc. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Farmakologi dan Terapi (Edisi 5). Jakarta: Gaya Baru. Katzung, B.G. 2007. Basic and Clinical Pharmacology (Tenth Edition). United States: The McGraw Hill Companies, Inc. Kester, M et al. 2007. Elseviers Integrated Series: Elseviers Integrated Pharmacology. Philadelphia: Mosby Elsevier. Sunthornsaj, N et al. 2006. MIMS Indonesia 105 Edition 2006/2007. Jakarta: CMP Medika Drug References Worldwide. Tjay, T.H dan Rahardja, K, 2002. Obat-Obat Penting. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Srivastava, soma. 2008. Pathophysiology and Treatment of Migraine and related headache. Diakaes dari: http://emedicine.medscape.com/article/1144656-overview
th

Anda mungkin juga menyukai