Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

Nama

: Annas Lantip Abdullah, Ari Achamad Buchori, Bambang Hady Pratama, Novita Rachmawati, Yanuar Adi Nugraha, Yuli Ermawati

Judul

: Faktor yang Berhubungan dengan Status GIzi Balita Setelah Program PMT-P. Surveu dilakukan pada balita kurang yang mendapat PMT-P (Pemberian Makanan Tambahan-Pemulihan) di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Program Gizi tahun 2010

ABSTRAK

Insiden kekurangan gizi di dunia mencapai 1,02 milyar orang yaitu kira-kira 15% populasi dunia dan sebagian besar berasal dari negara berkembang. Anak-anak adalah golongan yang sering mengalami masalah kekurangan gizi(FAO, 2009). Data SUSENAS didapatkan prevalensi balita gizi buruk yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Tahun 2001 prevalensi gizi buruk 6,3%, tahun 2002 7,47%, tahun 2003 8,55%, (Depkes 2006). Tahun 2005 8,8% dan untuk privinsi DKI Jakarta 7,3% gizi buruk dan 15,03% gizi kurang (BPS 2006). Pada tahun 2009 jumlah balita BGM sebanyak 327 balita, balita gizi buruk menurut BB/U table Z-Score sebanyak 194 balita dan balita kurang 133 balita, sedangkan balita kurus sekali menurut BB/TB table Z-Score sebanyak 17 orang. balita Kurus 97, dan balita normal 22 (Data Puskesmas Kec. Kelapa Gading 2009). Pemberian makanan tambahan bertujuan untuk memperbaiki keadaan gizi pada anak golongan rawan gizi yang menderita kurang gizi, dan diberikan dengan kriteria anak balita yang tiga kali berturut-turut tidak naik timbangannya serta yang berat badannya pada KMS (Judiono 2003). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan status gizi balita seteletah program PMT-P di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel 55 balita yang mendapatkan program PMTP di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang dilakukan pada bulan Maret 2011. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner yang berisi pertanyaan yang kemudian ditanyakan kepada ibu yang balitanya mendapatkan program PMT-P tahun 2010. Sehingga, data yang digunakan merupakan data primer dari hasil wawancara dan data sekunder yang didapat di Puskesmas. Hasil penelitan menunjukkan bahwa hanya faktor ibu berupa pengetahuan gizi ibu yang memiliki nilai yang bermakna dengan nilai p value 0,000 (p value < 0,05). Selain itu ternyata program PMT-P secara signifikan mampu meningkatkan berat badan balita dan meningkatkan status gizi balita dengan nilai p value 0,000 (p value < 0,05). Hal ini ditandai oleh sebelum program PMT-P status gizi balita adalah 80% bergizi kurang, 20% bergizi buruk, dan tidak ada satupun balita yang berstatus gizi baik, sedangkan setelah program PMT-P status gizi balita meningkat menjadi 54,5% balita berstatus gizi kurang, 16,4% balita berstatus gizi buruk, dan 29,1% sisanya berstatus gizi baik.

The incidence of malnutrition in the world reaching 1.02 billion people which is approximately 15% of the population and mostly come from developing countries. The children are the ones who often suffer from malnutrition (FAO, 2009). SUSENAS data obtained prevalence of malnourished children under five are likely to increase every year. In 2001 the prevalence of malnutrition of 6.3%, in 2002 7.47%, 8.55% in 2003 (MOH 2006). In 2005 to 8.8% and 7.3% province of Jakarta malnutrition and undernourishment 15.03% (BPS 2006). In 2009 the number of toddler BGM is 327, toddler malnutrition by weight / age Z-Score table as much as 194 and underweight is 133, while skinny toddlers according to Z-Score table weight / height as many as 17 people. 97 emaciated children, and 22 normal toddler (Data Puskesmas Kec. Kelapa Gading 2009). Supplementary feeding aims to improve the nutritional state of nutrition in vulnerable groups of children, who suffer from malnutrition, and given to the criteria of children three times in a row not to weight gain in KMS (Judiono 2003). The purpose of this study is to determine what factors are associated with nutritional status of children after the program PMT-P in the District Health Center Kelapa Gading, North Jakarta. Research using cross sectional study design with a sample of 55 toddlers who get the program PMTP in Kelapa Gading District Health Center conducted in March 2011. The research instrument used was a questionnaire which contains questions asked of mothers who have children get PMT-P program in 2010. so, the data used is the primary data from interviews and secondary data obtained at the health center. The results showed that maternal factors only form of nutrition knowledge of mothers who have a significant value with p value 0.000 (p value <0.05). Beside that PMT-P program can significantly improve weight toddler and improve the nutritional status of children with p value 0.000 (p value <0.05). It is characterized by a prior program PMT-P nutritional status of children is 80% underweight, 20% poor nutrition, and none are well nourished toddler, while after the program PMT-P nutritional status of children increased to 54.5% underweight, 16.4% children malnutrition, and 29.1% remaining good nutritional status.

Anda mungkin juga menyukai