Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang Orang yang menderita leukemia menderita salah satu jenis kanker yang paling mematikan. Hal ini secara khusus, suatu bentuk kanker sel darah putih. Leukemia juga dapat merujuk kepada keganasan dalam darah atau elemen seluler di sumsum tulang, dimana, sel-sel darah putih berkembang biak tak terkendali. Jenis kanker darah biasanya terjadi pada anak dengan usia antara 3 sampai 7 tahun sedangkan pada orang dewasa, hal itu terjadi antara usia 50 sampai 60 tahun. Penyebab spesifik dari leukemia tidak diketahui tetapi herediter memainkan peran besar terhadap kondisi ini. Orang dengan leukemia mengalami nyeri tulang leukemia, mudah berdarah, kulit pucat dan kelelahan serta sakit perut, mudah memar dan pembengkakan kelenjar getah bening. Pengobatan leukemia diantaranya terapi radiasi, kemoterapi dan transplantasi sumsum tulang. Darah yang terinfeksi dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui aliran darah. Sebagian besar leukemia mempengaruhi sel-sel darah putih yang melindungi tubuh terhadap infeksi. Kanker dimulai ketika sel darah putih abnormal terbentuk sebagai hasil perkembangan sel-sel induk menjadi sel darah putih yang tak terkendali. Sel-sel darah putih yang abnormal mengambil alih jenis sel darah, termasuk sel darah merah (yang yang mengangkut oksigen ke jaringan tubuh) dan platelet yang membuat penggumpalan darah. Sel darah putih berfungsi untuk melemahkan kuman penyakit, tetapi ketika sel darah putih sudah tidak berfungsi maka tubuh tidak akan mampu melawan bahkan yang infeksi yang paling sederhana. Karena kanker darah merusak fungsi normal sistem kekebalan tubuh, beberapa pasien sering mengalami infeksi mulai dari tonsil, diare atau luka di mulut. Studi masih terus berlangsung untuk menentukan penyebab pasti dari leukemia. Para ahli medis berpikir bahwa paparan radiasi dan bahan kimia berbahaya dapat 1|D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

memicu perkembangan kanker ini darah. Pasien leukemia memiliki tingkat kelangsungan hidup 43% dari 5 tahun. Hal yang perlu dicatat bahwa leukemia adalah herediter yang dapat ditelusuri dari sejarah keluarga.

2. Rumusan Masalah a. Apa definisi leukemia ? b. Apa saja klasifikasi dari leukemia ? c. Apa saja etiologi leukimia ? d. Bagaimana manifestasi klinis pada leukimia? e. Apa saja pemeriksaan penunjang pada leukemia ? f. Bagaimana penatatalaksanaaan pada leukimia ? g. Apa saja komplikasi akibat leukemia ? h. Bagaimana askep pada klien leukimia ? 3. Tujuan a. Mengetahui apa definisi leukimia b. Mengetahui apa saja klasifikasi dari leukimia c. Mengetahui apa saja etiologi leukimia d. Mengetahui bagaimana manifestasi klinis pada leukimia e. Mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang pada leukemia f. Mengetahui bagaimana penatatalaksanaaan pada leukimia g. Mengetahui apa saja komplikasi akibat leukemia h. Mengetahui bagaimana askep pada klien leukimia

2|D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

BAB II PEMBAHASAN I. Definisi Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175). Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 : 248 ) Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495) II. Etiologi Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu : a. Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (Tcell Leukemia Lhymphoma Virus/ HLTV). b. Radiasi c. Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol. d. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot. e. Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177) Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.

3|D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

III.

Pohon Masalah

4|D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

IV.

Klasifikasi Klasifikasi leukemia dapat dilakukan berdasarkan akut dan kronik serta berdasarkan

keterlibatan jenis sel darah putih.Istilah akut dan kronik mengarahpada maturitas sel dan serangan penyakit. 1. Leukemia akut dikarakteristikkan oleh proliferasi sel-sel hematopoietik yang imatur. leukemia berkembang dari transformasi malignan jenis sel hematopoietik imatur tunggal, yang diikuti oleh replikasi seluler dan ekspansi malignan tersebut. 2. Leukemia kronik melibatkan pembentukan sel darah putih matur yang lebih banyak dan serangan penyakit lebih sering. 4 Jenis Utama Leukimia adalah : 1. Leukemia Mielogenus Akut (LMA) LMA mengenai sel stem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel mieloid; monosit,granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok usia dapatterkena. Insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan leukemianonlimfositik yang paling sering terjadi. 2. Leukemia Mielogenus Krinis (LMK) LMK juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namu lebih banyak sel normaldibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK jarang menyerang individu dibawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi dengan tanda dan gejalayang lebih ringan. Pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, limpamembesar. 3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK) LLK merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 70 tahun. Manifestasi klinis pasientidak menunjukkan gejala. Penyakit baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit. 4. Leukemia Limfositik Akut (LLA) LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 tahun. LLA jarang terjadi. Limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal. peningkatan leukositkadang sampai jumlah yang luar biasa,

5|D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

V. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Manifestasi Klinis Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut Pilek tidak sembuh-sembuh& sakit kepala Pucat, lesu, mudah terstimulasi, Merasa lemah atau letih Demam, keringat malam dan anorexia Berat badan menurun Ptechiae, memar tanpa sebab, Mudah berdarah dan lebam (gusi berdarah, bercak keunguan di kulit, atau bintik-bintik merah kecil di bawah kulit) Nyeri abdomen, Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut (akibat pembesaran limpa). (Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177, Cawson 1982; De Vita Jr.,1985, Archida, 1987; Lister, 1990; Rubin,1992 )

7.

Anemia. Penderita akan cepat lelah, pucat, dan bernapas cepat (sel darah merah di bawah normal menyebabkan oksigen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernapas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oksigen dalam tubuh).

8.

Perdarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan baik karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan di jaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil di jaringan kulit).

9.

Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang terbentuk tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (ingus) dan batuk.

10. Nyeri Tulang dan Persendian.Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih. 11. Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati, dan empedu, yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbullah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia. 12. Kesulitan Bernapas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernapas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.

6|D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

VI.

Pemeriksaan Penunjang

1. Hitung darah lengkap : menunjukkan normositik, anemia normositik 2. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml 3. Retikulosit : jumlah biasaya rendah 4. Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm) 5. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature 6. PTT : memanjang 7. LDH : mungkin meningkat 8. Asam urat serum : mungkin meningkat 9. Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik 10. Copper serum : meningkat 11. Zink serum : menurun 12. Foto dada dan biopsi nodus limfe VII. Penatalaksanaan Medis 1. Pelaksanaan kemoterapi Sebagian besar pasien leukemia menjalani kemoterapi. Jenis pengobatan kanker ini menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel leukemia. Tergantung pada jenis leukemia, pasien bisa mendapatkan satu jenis obat atau kombinasi dari dua obat atau lebih. Pasien leukemia bisa mendapatkan kemoterapi dengan berbagai cara: Melalui mulut Dengan suntikan langsung ke pembuluh darah balik (atau intravena) Melalui kateter (tabung kecil yang fleksibel) yang ditempatkan di dalam pembuluh darah balik besar, seringkali di dada bagian atas Perawat akan menyuntikkan obat ke dalam kateter, untuk menghindari suntikan yang berulang kali. Cara ini akan mengurangi rasa tidak nyaman dan/atau cedera pada pembuluh darah balik/kulit. Dengan suntikan langsung ke cairan cerebrospinal jika ahli patologi menemukan sel-sel leukemia dalam cairan yang mengisi ruang di otak dan sumsum tulang belakang, dokter bisa memerintahkan kemoterapi intratekal. Dokter akan menyuntikkan obat langsung ke dalam cairan cerebrospinal. Metode ini digunakan karena obat yang diberikan melalui 7|D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

suntikan IV atau diminum seringkali tidak mencapai sel-sel di otak dan sumsum tulang belakang. 2. Terapi Biologi Orang dengan jenis penyakit leukemia tertentu menjalani terapi biologi untuk meningkatkan daya tahan alami tubuh terhadap kanker. Terapi ini diberikan melalui suntikan di dalam pembuluh darah balik. Bagi pasien dengan leukemia limfositik kronis, jenis terapi biologi yang digunakan adalah antibodi monoklonal yang akan mengikatkan diri pada sel-sel leukemia. Terapi ini memungkinkan sistem kekebalan untuk membunuh sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang. Bagi penderita dengan leukemia myeloid kronis, terapi biologi yang digunakan adalah bahan alami bernama interferon untuk memperlambat pertumbuhan sel-sel leukemia. 3. Terapi Radiasi Terapi Radiasi (juga disebut sebagai radioterapi) menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia. Bagi sebagian besar pasien, sebuah mesin yang besar akan mengarahkan radiasi pada limpa, otak, atau bagian lain dalam tubuh tempat menumpuknya sel-sel leukemia ini. Beberapa pasien mendapatkan radiasi yang diarahkan ke seluruh tubuh. (Iradiasi seluruh tubuh biasanya diberikan sebelum transplantasi sumsum tulang.) 4. Transplantasi Sel Induk (Stem Cell) Beberapa pasien leukemia menjalani transplantasi sel induk (stem cell). Transplantasi sel induk memungkinkan pasien diobati dengan dosis obat yang tinggi, radiasi, atau keduanya. Dosis tinggi ini akan menghancurkan sel-sel leukemia sekaligus sel-sel darah normal dalam sumsum tulang. Kemudian, pasien akan mendapatkan sel-sel induk (stem cell) yang sehat melalui tabung fleksibel yang dipasang di pembuluh darah balik besar di daerah dada atau leher. Sel-sel darah yang baru akan tumbuh dari sel-sel induk (stem cell) hasil transplantasi ini. Setelah transplantasi sel induk (stem cell), pasien biasanya harus menginap di rumah sakit selama beberapa minggu. Tim kesehatan akan melindungi pasien dari infeksi sampai sel-sel induk (stem cell) hasil transplantasi mulai menghasilkan sel-sel darah putih dalam jumlah yang memadai. 8|D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

VIII. Komplikasi Risiko perdarahan berhubungan dengan tingkat defisiensi trombosit(trombositopenia), ditandai dengan memar(ekimosis) dan ptekia (bintik perdarahan kemerahan atau keabuan sebesar ujung jarum di permukaan kulit). Karena kekurangan granulosit matur dan normal, pasien selalu dalam keadaan terancam infeksi Penghancuran sel besar-besaran yang terjadi selama pemberian kemoterapi akan meningkatkan kadar asam urat dan membuat pasien rentan mengalami pembentukan batu ginjal dankolik ginjal. Masalah GI dapat terjadi akibat infiltrasi leukosit abnormal ke organ abdominal selain akibat toksisitas obat kemoterapi.Sering terjadi anoreksia, mual,muntah, diare dan lesi mukosa mulut. IX. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. X. 1. 2. 3. 4. Pengkajian Riwayat penyakit : pengobatan kanker sebelumnya Riwayat keluarga : adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter misal kembar monozigot) Kaji adanya tanda-tanda anemia : kelemahan, kelelahan, pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat Kaji adanya tanda-tanda leukopenia : demam, stomatitis, gejala infeksi pernafasan atas, infeksi perkemihan; infeksi kulit dapat timbul kemerahan atau hiotam tanpa pus Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia : ptechiae, purpura, perdarahan membran mukosa, pembentukan hematoma, purpura Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medula: limfadenopati, hepatomegali, splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis, hemAturia, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi di sekkitar rektal dan nyeri. Diagnosa keperawatan Ketidakefektifan pola napas b/d hiperventilasi Resiko Kekurangan Volume Cairan b/d Kehilangan cairan aktif Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d factor biologis Nyeri akut b/d agen cedera biologis

9|D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

5. 6. 7. XI.
No 1

Resiko infeksi dengan factor pertahanan tubuh sekunder yang tidak adekuat ( leukositosis ) Kerusakan integritas kulit b/d kondisi gangguan metabolic Kerusakan membrane mukosa oral b/d pendarahan Rencana Keperawatan
Data Batasan Karakteristik : Diaspnea Perubahan pernapasan Takipnea kedalaman Etiologi Hiperventilasi Problem Ketidakefektifan Pola Napas Domain 4 : Aktivitas / istirahat Kelas 4 : Respon kardiovask ular Kode 00032 / : pulmonary

Batasan Karakteristik : Perubahan pada TD Penurunan volume nadi Penurunan turgor kulit Membrane kering Peningkatan hematokrit mukosa

Kehilangan cairan aktif

Kekurangan volume cairan

Domain 2 : Nutrisi Kelas 5 :: Hidrasi Kode 00027 :

Batasan Karakteristik : Penurunan berat badan dengan asupan makan adekuat Membrane pucat Kurang makanan minat pada mukosa

Fakktor biologis

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Domain 2 : Nutrisi Kelas 1 : Pencernaa n

Kode 00002

10 | D 3 K e p e r a w a t a n U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h M a l a n g

Diagnosa Keperawatan Ketidakefektif b/d hiperventilasi Setelah

NOC dilakukan 1. Pantau irama 2. Pantau

NIC

Raasional kecepatan, 1. Reassesment

an pola napas tindakan keperawatan selama . X 24 jam klien dapat : 1. Menunjukkan status pernapasan terganggu (4) 2. Kedalaman inspirasi kemudahan bernapas ( 4 ) dan ventilasi ) tidak

kedalaman, pola

terhadap diberikan 2. Mengetahui

tindakan

usaha respirasi pernapasan 3. Berikan oksigenasi

yang tepat yang akan

keabnormalan pernapasan

pola

( 4. Posisikan untuk

pasien

3. Meningkatkan suplai oksigen jaringan paru 4. Mempermudah untuk proses bernapas

mengoptimalkan pernapasan

Diagnosa Keperawatan Resiko Kekurangan b/d Kehilangan cairan aktif Setelah

NOC

NIC

Raasional

dilakukan 1. Pantau warna, jumlah 1. Menilai keadekuatan dan frekuensi hasil yang dengan hematokrit keseimbangan cairan 2. Mengetahui dini secara perubahan kehilangan cairan laboratorium relevan dan misalnya

tindakan

Volume Cairan keperawatan selama dapat : 1. Memiliki keseimbangan asupan seimbang haluaran yang

. X 24 jam klien 2. Pantau

keseimbangan cairan status pasien ukuran keadekuatan volume cairan. 4. Mempertahankan

keseimbangan cairan ( 3. Sebagai dan hemoglobin ) 3. Timbang berat badan

11 | D 3 K e p e r a w a t a n U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h M a l a n g

dalam 24 jam 4. Berikan terapi IV (4) 2. Memiliki hemoglobin dan hematokrit dalam batas normal ( 4 ) 5. Pantau 6. Inspeksi membran untuk ekimotik, TD kulit petike, dan / area frekuensi jantung

keseimbangan cairan / elektrolit pada tak adanya pemasukan dapat efek melalui oral menunjukkan hipovolemik (perdarahan/dehidra si) 6. Supresi sumsum dan produksi pada pendarahan tak terkontrol langsung status cairan 8. Jaringan rapuh dan gangguan pembekuan meningkatkan resiko pendarahan meskipun trauma kecil 9. Membantu menurunkan gusi 10. Memperbaiki jumlah sel darah merah dan kapasitas O2 untuk memperbaiki anemia. Berguna mencegah / mengobati perdarahan iritasi mekanis trombosit resiko spontan menempatkan pasien

mukosa 5. Perubahan perhatikan

perdarahan gusi 7. Evaluasi turgor kulit 8. Implementasikan tindakan mencegah untuk cedera

jaringan / perdarahan ( sikat gigi halus ) 9. Berikan diet halus 10. Berikan sel merah, trombosit atau factor pembekuan

darah 7. Evaluasi

12 | D 3 K e p e r a w a t a n U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h M a l a n g

Diagnosa Keperawatan Ketidakseimb kurang tubuh Setelah

NOC dilakukan keperawatan

NIC
1. Timbang BB klien 2. Lakukan perawatan gigi 3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk gizi anggota untuk memenuhi kebutuhan TKTP 4. Dukung keluarga

Rasional
1. MEngevaluasi efektivitas asupan makanan 2. Kebersihan rangsangan makan 3. Menentukan kebutuhan gizi yang tepat untuk klien 4. Mempermudah asupan klien makanan mulut untuk dapat meningkatkan dari

angan nutrisi tindakan kebutuhan b/d factor biologis akan :

dari selama x 24 jam pasien 1. Menunjukkkan asupan makanan ( 4) 2. Mempertahankan berat dalam normal ( 4 ) badan batas

membawa makanan kesukaan pasien

BAB III PENUTUP 1. Saran 13 | D 3 K e p e r a w a t a n U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h M a l a n g

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya mahasiswa keperawatan dapat mengetahui dan memahami tentang leukemia dan dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat pada klien dengan leukemia 2. Kesimpulan a. Leukimia adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok penyakit keganasan yang mempengaruhi darah dan jaringan pembentuk darah pada sumsum tulang b. Biasanya mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia. c. 4 Jenis Utama Leukimia adalah : Leukemia Mielogenus Akut (LMA) Leukemia Mielogenus Krinis (LMK ) Leukemia Limfositik Kronis (LLK) Leukemia Limfositik Akut (LLA) d. Penatalaksanaan Medis Pelaksanaan kemoterapi Terapi Biologi Terapi Radiasi Transplantasi Sel Induk (Stem Cell) e. Diagnosa Keperawatan yang muncul pada Klien Leukimia : Ketidakefektifan pola napas b/d hiperventilasi Resiko pendarahan dengan factor koagulopati inkoheren ( trombositopenia ) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kurang minat pada makanan Nyeri akut b/d agen cedera biologis Resiko infeksi dengan factor pertahanan tubuh sekunder yang tidak adekuat ( leukositosis ) Kerusakan integritas kulit b/d kondisi gangguan metabolic Kerusakan membrane mukosa oral b/d pendarahan

14 | D 3 K e p e r a w a t a n U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h M a l a n g

15 | D 3 K e p e r a w a t a n U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h M a l a n g

Daftar Pustaka http://makalah-kesehatan-online.blogspot.com/2009/01/leukemia.html (diakses pada tanggal 3 Maret 2012 pukul 16.00 WIB) http://www.scribd.com/doc/33542063/ASKEP-LEUKIMIA (diakses pada tanggal 3 Maret 2012 pukul 19.00 WIB )) http://www.scribd.com/doc/26884790/Leukemia-Fixhendy ( diakses pada 5 Maret 2012 pukul 15.00 WIB ) Handayani, Wiwik dan Haribowo, Sulistyo Andi. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika Brashers, Valentina L. 2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan dan Manajemen. Jakarta : ECG Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Ktiteria Hasil NOC. Jakarta : ECG Nanda International. 2010. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009 2011. Jakarta : ECG Bakta, I Made. 2007. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : ECG Baughman, Diane C dan Hackley, Joann C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah Buku Saku dari Brunner & Suddarth. Jakarta : ECG

16 | D 3 K e p e r a w a t a n U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h M a l a n g

17 | D 3 K e p e r a w a t a n U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h M a l a n g

18 | D 3 K e p e r a w a t a n U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h Malang

Anda mungkin juga menyukai