Anda di halaman 1dari 3

Isolasi Senyawa Antikanker (Aryanti)

ISOLASI SENYAWA ANTIKANKER DARI TANAMAN KELADI TIKUS (Typhonium divaricatum L. Decne)
Aryanti Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN

Abstract Isolation of anticancer agent of keladi tikus and its bioactivity on cervix He La Ohio have been done. The purpose of this study was to obtain the inhibition activity of keladi tikus extract on cervix cells and determination of bioactive compound group. Leaves of keladi tikus separated from bulb part and then each part was extracted by ethanol. Activity of extract ethanol assayed on cervix cells. Extract ethanol was then isolated by partition and column chromatography, each fraction was tested of compound group and bioactive test on cancer cells. The result showed that leaves extract was more active than bulb extract with 75 % inhibition value at concentration 60 ppm. The result shows that ethyl acetate fraction was more active than distilled water and buthanol fraction. The determination of compound group by steroid, alkaloid, flavonoid and terpenoid reagents showed that ethyl acetate fraction (FEA) 3,4 and 5 positive as terpenoid. Fraction 4 of ethyl acetate was the most active fraction on cervix cells with IC50 of 7.2 ppm. Keywords: Anticancer, keladi tikus (Typhonium divaricatum L. Decne) PENDAHULUAN Kanker merupakan penyakit degeneratif dengan jumlah penderita makin meningkat dari tahun ke tahun. Jenis penyakit kanker yang banyak terdapat pada masyarakat pada saat ini ialah kanker payudara, hati, limpoma, darah dan kanker mulut rahim. Laporan terakhir menyatakan bahwa di Indonesia penderita kanker mulut rahim merupakan penyakit dengan penderita nomor dua terbanyak setelah kanker payudara. Penyakit ini terutama disebabkan oleh kurangnya kebersihan pada alat genital wanita, terutama pada wanita yang sering berganti pasangan. Menurut Aditama (1), diperkirakan pada tahun 2020 kelak akan ada sekitar 20 juta penderita kanker baru. Berbagai upaya pengobatan penyakit ini dilakukan orang termasuk penggunaan tanaman obat. Indonesia adalah Negara agraris yang kaya dengan berbagai jenis tumbuhan termasuk tumbuhan obat. Penggunaan tumbuhan sebagai obat telah digunakan secara tradisional antara lain : obat tekanan darah tinggi, obat cacing, obat diabetes dan obat kanker. Beberapa tanaman yang telah dimanfaatkan untuk pengobatan kanker yaitu : tapak dara (Catharanthus roseus) (2), kunyit putih (Curcuma zedoaria) (3) dan annua (Artemisia annua) (4). Adanya potensi tanaman sebagai obat karena adanya senyawa-senyawa bioaktif dari tanaman tersebut. Senyawa bioaktif antara lain dapat berupa alkaloid, flavonoid, glisida, steroid dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya bioaktivitas dari ekstrak tanaman keladi tikus terhadap sel kanker mulut rahim HeLa Ohio serta identifikasi senyawa aktifnya.

METODE Bahan Bahan tanaman yang digunakan pada penelitian ini yaitu tanaman keladi tikus (Typhonium divaricatum L. Decne) diperoleh dari Pekalongan, Jawa tengah. Bahan kimia yang digunakan berkualitas pro analitik dari Merck Darmstadt Jerman. Metode Ekstraksi dan Isolasi Tanaman keladi tikus dipisahkan bagian daun dan umbi lalu dikeringanginkan pada suhu kamar, kemudian dipotong-potong kecil dan diekstraksi dengan etanol pada suhu 60oC selama 9 jam pada alat sohxlet. Sisa etanol diuapkan dengan alat evaporator vakum sehingga diperoleh ekstrak kasar. Ekstrak kasar diuji aktivitas inhibisinya terhadap sel kanker mulut rahim HeLa Ohio. Ekstrak dengan nilai inhibisi tertinggi dilanjutkan untuk pemisahan secara partisi dan isolasi kromatografi kolom. Pemisahan secara partisi dilakukan dengan cara pengocokan pada labu pisah dengan penambahan pelarut air, n-butanol dan etil asetat, lalu diuji lagi aktivitasnya terhadap sel HeLa Ohio. Fraksi dengan nilai inhibisi tertinggi diteruskan untuk isolasi pada kromatografi kolom dengan eluen n-hexan/etil asetat bervariasi (10 sampai 100%), serta uji aktivitas terhadap sel kanker dan uji golongan senyawa. Uji Bioassay terhadap sel kanker mulut rahim HeLa Ohio. Uji dilakukan dengan cara membiakkan sel HeLa Ohio pada media RPMI yang telah ditambah calf serum dan gentamycin. Setiap 1 ml sel dipipet ke dalam multi well plate tissue culture dan dimasukkan 10 l zat uji dan 10 l kontrol sebagai pembanding.

188

Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 3, No. 2, Juli 2004

Konsentrasi zat uji untuk ekstrak kasar yaitu 60 dan 30 ppm, sedang konsentrasi zat uji hasil partisi yaitu 40 dan 20 ppm. Konsentrasi zat hasil pemisahan kromatografi kolom adalah 20 dan 10 ppm. Semua sampel diinkubasi pada suhu 37oC selama 72 jam pada incubator dengan CO2 5%, selanjutnya dihitung jumlah sel yang hidup pada control dan zat uji di bawah mikroskop. A %Inhibisi = X 100%..(1) B A = jumlah sel yang hidup pada zat uji B = jumlah sel yang hidup pada control

Dari tabel 1 dapat diasumsikan bahwa senyawa antikanker mulut rahim banyak terdapat pada bagian daun. Daun merupakan tempat asimilasi dan fotosintesis dari tanaman dan diperkirakan senyawa antikanker disintesis di bagian daun dan banyak terakumulasi pada bagian daun daripada bagian umbi. Oleh karena bagian daun lebih aktif menghambat sel kanker, maka bagian ini dipartisi dengan pelarut air, n-butanol dan etil asetat. Uji ketiga fraksi ini terhadap sel HeLa Ohio ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Aktivitas inhibisi sel kanker mulut rahim HeLa Ohio oleh fraksi air, n-butanol dan etilasetat pada konsentrasi 40 dan 20 ppm. Sampel Fraksi air Fraksi n-butanol Fraksi etil asetat Konsentra si (ppm) 40 20 40 20 40 20 Inhibisi (%) 38 16 56 41 72 56 IC50 (ppm) 50,9 32 12,5

Uji Golongan Senyawa Uji adanya senyawa alkaloid dilakukan dengan cara memipet 5 ml sampel hasil pemisahan kromatografi kolom, kemudian diasamkan dengan larutan asam klorida 2 N dan diteteskan pereaksi Dragendorf. Adanya senyawa alkaloid akan terlihat endapan berwarna oranye kecoklatan. Untuk mendeteksi adanya senyawa flavonoid diuji dengan meneteskan sampel dengan asam klorida pekat dan sedikit serbuk magnesium. Timbulnya warna merah jingga sampai merah ungu menandakan adanya senyawa flavonoid. Senyawa terpenoid yang terdapat pada sampel diuji dengan cara meneteskan sampel dengan larutan serium sulfat dalam asam nitrat yang akan membentuk warna kuning coklat. Uji golongan senyawa steroid dan terpenoid dilakukan dengan pereaksi Liebermanns-Burchads, adanya terpenoid akan terbentuk warna merah ungu, dan bila adanya steroid akan terbentuk warna merahhijau-biru-ungu dan terbentuknya cincin di tengahtengah larutan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ekstraksi 500 g umbi dan 300 g daun kering diperoleh masing-masing ekstrak kasar 19 dan 13,2 gram. Ekstrak kasar daun memberikan nilai inhibisi lebih tinggi dibanding ekstrak kasar umbi (Tabel 1). Tabel 1. Inhibisi sel kanker mulut rahim HeLa Ohio oleh ekstrak etanol daun dan umbi pada konsentrasi 60 dan 30 ppm Sampel Ekstrak kasar umbi Ekstrak kasar daun Konsentrasi (ppm) 60 30 60 30 Inhibisi (%) 50 25 75 41

Hasil uji bioassay dari ketiga fraksi (Tabel 2) menunjukkan bahwa fraksi etil asetat memberikan nilai inhibisi 56% pada konsentrasi 20 ppm, ini memberikan indikasi bahwa di antara ketiga pelarut dengan gradien kepolaran menurun dari air, n-butanol dan etil asetat ternyata etil asetat lebih efektif menghambat sel HeLa Ohio. Etil asetat merupakan pelarut dengan tingkat kepolaran sedang, kemungkinan senyawa antikanker yang larut pada pelarut ini dapat berupa alkaloid, steroid dan terpenoid atau senyawa lain yang memiliki gugus fungsi untuk mengarah ke daerah semi polar. Pemisahan dengan kromatografi kolom dengan pelarut n-hexan/etil asetat bervariasi, menghasilkan 5 fraksi gabungan. Uji kromatografi lapis tipis (KLT) menunjukkan adanya senyawa terpen dengan pereaksi serum sulfat yaitu munculnya spot berwarna kuning kecoklatan pada plat KLT silica gel F254. Hasil KLT didukung oleh data uji golongan senyawa dari kelima fraksi gabungan (Tabel 3). Beberapa senyawa yang telah bermanfaat sebagai antikanker adalah alkaloid vinkristin dan vinblastin dari tanaman Catharanthus roseus (2) dan aglain B dari Aglaia argentea (5). Beberapa tanaman yang menghasilkan terpenoid juga berpotensi sebagai antikanker antara lain tanaman Phartenium hystrophus menghasilkan senyawa sesquiterpen lakton partenin (6) dan artemisinin dari tanaman Artemisia annua dan A. cina (7).

189

Isolasi Senyawa Antikanker (Aryanti)

Tabel 3. Hasil uji golongan senyawa alkaloid, flavonoid, steroid dan terpenoid
Sampel Alkaloid Flavonoid Steroid Terpenoid

dengan data Tabel 3 dapat dikatakan bahwa bereaksi aktif tersebut adalah senyawa terpenoid. KESIMPULAN Ekstrak daun keladi tikus dapat menghambat pertumbuhan sel kanker mulut rahim HeLa Ohio, fraksi etil asetat 4 merupakan fraksi teraktif sebagai antikanker dengan IC50 7,2 ppm dan fraksi ini termasuk golongan senyawa terpenoid. DAFTAR RUJUKAN 1. Aditama T.Y., Kanker. Medicinal Jurnal Kedokteran (2001) 2:1 2. dePadua L.S., Bunya Praphatsara N, and Lemmens R.H.M.J. Plant Resources of SouthEast Asia 12, Medicinal and poisonous plants 1.PROSEA Bogor Indonesia (1999)185. 3. Syu Wan Jr, Shen C.C, Don M.J, Ou J.C, Lee G.H, and Sun C.M. Cytotoxic of curcuminoids and some novel compounds from Curcuma zedoaria. J. Nat. Prod.(1998)61 :1531 1534 4. Zheng G.Q Cytotoxic terpenoid and flavonoids Artemisia annua. Planta Medica (1994) 60 : 5457 5. Aryanti, Winarmo H, Sumatra M, dan Simanjuntak P. Isolasi senyawa bioaktif anti leukemia L1210 dari kulit kayu simalur (Aglaia argentea) Identifikasi senyawa aglain B dalam fraksi etil asetat Prosiding HKI (1999) 219-226. 6. Mew D., Balza F, Towers G.H.N, and Levy J.G. Antitumor effects of the sesquiterpene lactone parthenin. Journal of Medicinal Plant Research (1982) 45 : 23 28 7. Aryanti. Variasi kandungan artemisin dari akar rambut dan regenerasi Artemisia cina sebagai antikanker. Thesis IPB, Bogor (2001)

F-EA 1 F-EA 2 F-EA 3 F-EA 4 F-EA 5 Keterangan: F-EA = fraksi etil asetat, (-) = tidak terdapat senyawa dimaksud (+) = terdapat senyawa yang dimaksud

+ + +

Tabel 4. Aktivitas inhibisi sel kanker mulut rahim HeLa Ohio oleh 5 fraksi hasil kromatografi kolom Sampel F-EA 1 F-EA 2 F-EA 3 F-EA 4 F-EA 5 Konsentrasi (ppm) 20 10 20 10 20 10 20 10 20 10 Inhibisi (%) 41 12 50 39 65 54 78 59 69 54 IC50 (ppm) 24,7 20 7,78 7,2 8,3

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa fraksi etil asetat 4 (F-EA 4) merupakan fraksi dengan keaktifan paling tinggi terhadap sel HeLa Ohio dibanding empat fraksi lainnya. Data pada Tabel 4 dikaitkan

190

Anda mungkin juga menyukai