Anda di halaman 1dari 1

Penulis : Dian Zahrotul Mila Fakultas : Kedokteran Program Studi : D3 Fisioterapi IPK : 3.58 Pembimbing I : dr.

Fatchur Rohman, Sp. KFR Pembimbing II : Wigijatni, SST. Ft

Abstrak : Abstrak PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN SPINAL CORD INJURY Studi kasus ini dilakukan dengan adanya peningkatan jumlah pasien spinal cord injury (SCI), baik di Indonesia ataupun di negara-negara lain. Peningkatan ini akibat semakin berkembangnya transportasi, baik darat, laut, dan udara. Penyebab SCI akibat kecelakaan bermotor sebanyak 37%, tindakan kekerasan 28%, jatuh dari ketinggian 21%, cedera olahraga 6%, lain-lain 8%.( NSCIA, 95). Spinal cord injury (SCI) merupakan trauma yang menghasilkan luka memar dan robeknya spinal cord baik komplet ataupun inkomplet sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan yang permanen atau kematian pada anak-anak maupun orang dewasa. Kelumpuhan ini dapat bersifat paraplegi ataupun tetraplegi yang tentunya akan membuat pasien kesulitan untuk melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Studi kasus ini mempunyai tujuan umum untuk memberikan gambaran mengenai gejala dan tanda klinis pada penderita spinal cord injury, menjelaskan penanganan secara singkat penderita spinal cord injury. Dan tujuan khususnya untuk menjelaskan tentang tujuan dan pelaksanan program fisioterapi pasien spinal cord injury dan untuk mengetahui penanganan fisioterapi pada pasien spinal cord injury. Studi kasus ini dilaksanakan di Irna Bedah F RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada pasien SCI dengan diagnose medis fleksi distraksi vertebra lumbalis 2 frankel A post operasi stabilisasi posterior,,dengan cara melaporkan setiap tindakan yang dilakukan kepada pasien SCI dan menganalis perkembangan pasien setelah dan sebelum diterapi selama 4 kali. Penanganan fisioterapi kepada pasien ini dilakukan berdasarkan SOAP yang telah menjadi patokan umumuntuk melakukan tindakan fisoterapi. S(subjektif) ini meliputi anamnesa untuk mengetahui identitas pasien, keluhan utama, riwayat penyakit (dahulu, sekarang, keluarga, dan pribadi). O(objektif) meliputi inspeksi, palpasi, pemeriksaan LGS, neurologis, gerak, dan spesifik yaitu dengan ASIA Impairment Scale. A (Assesment) merupakan hasil diagnose fisioterapi yaitu keterbatasan fisik dan kemempuan fungsional pasien. P (planning) merupakan tujuan tindakan terapi, baik tujuan jangka pendek ataupun jangka panjang, termasuk terapi secara rutinitas, frekuensi dan dosis terapi. Dan evaluasi untuk setiap kali terapi. Hasil dari studi kasus ini didapatkan pasien mempunyai keterbatasan kapasitas fisik, potensial penurunan kapasitas vital paru, penurunan tonus otot AGB dekstra + sinistra, potensi imobilisasi lama ulkus dekubitus, atrofi otot, kontraktur, osteoporosis dan DVT. Dan keterbatasan kemampuan fungsional, pasien belum mampu melakukan miring kanan- kiri sendiri, pasien masih melakukan ADL dengan ketergantungan penuh. Setelah dilakukan 4 kali terapi didapatkan pasien mampu seimbang untuk duduk dengan menggunakan TLSO, pasien dapat miring kanan-kiri dengan sendiri dan tidak didapatkan kompllikasi imobilisasi lama.

Keyword : pasien spinal cord injury, RSUD dr. Soetomo

Page 1

Anda mungkin juga menyukai