= 100 *
JL
BT
Kemiringan
Dimana : BT = Beda Tinggi
JL = Jarak Langsung
E. Profil Melintang
12
Penampang melintang jalan merupakan potongan jalan dalam arah melintang.
Fungsinya, selain untuk memperlihatkan bagian-bagian jalur jalan (Gambar 5), juga
untuk membantu menghitung banyaknya tanah (m
3
) yang harus digali maupun
banyaknya tanah (m
3
) yang akan digunakan untuk menimbun jalan agar jalan yang
dibuat itu dapat sesuai dengan jalan yang direncanakan dengan menghitung luas profil
melintang jalan.
Keterangan :
Jalur Lalu Lintas;
Jalur Lalu Lintas adalah bagian jalan yang digunakan untuk lalu lintas
kendaraan yang secara fisik merupakan perkerasan jalan.
Lajur;
Lajur adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang, yang dibatasi oleh
marka lajur jalan, memiliki lebar yang cukup dilewati oleh suatu kendaraan
sesuai kendaraan rencana.
Bahu Jalan;
13
Bahu Jalan adalah bagian jalan yang berdampingan di tepi jalur lalu lintas,
harus diperkeras, berfungsi untuk lajur lalu lintas darurat, ruang bebas
samping dan penyangga perkerasan jalan, kemiringan yang digunakan 3-5 %
Median;
Median adalah bagian jalan yang secara fisk memisahkan jalur lalu lintas yang
berlawanan arah. Namun, dalam perencanaan ini tidak digunakan median.
Talud atau Lereng
Talud atau Lereng adalah bagian tepi perkerasan yang diberi kemiringan,
untuk menyalurkan air ke saluran tepi.
Saluran Tepi
Saluran Tepi dalah selokan yang berfungsi menampung dan mengalirkan air
hujan, limpasan permukaan jalan dan sekitarnya.
Daerah Milik Jalan (Damija)
Daerah Milik Jalan, adalah ruang sepanjang jalan yang dibatasi dengan lebar
dan tinggi tertentu yang dikuasai oleh pembina jalan dengan suatu hak
tertentu, yang merupakan sejalur tanah diluar Damaja yang dimaksudkan
untuk memenuhi persyaratan keleluasaan keamanan penggunaan jalan semisal
untuk pelebaran Dumaja dikemudian hari.
Daerah Manfaat Jalan (Damaja)
Daerah Manfaat Jalan, yaitu areal yang meliputi badan jalan, saluran tepi jalan
dan ambang pengamannya, sedangkan badan jalan meliputi jalur lalu lintas
dengan atau tanpa jalur pemisah dan bahu jalan.
Daerah Pengawasan Jalan (Dawasja)
Daerah Pengawasan Jalan, yaitu Damija ditambah dengan sejalur tanah yang
penggunaanya dibawah pengawasan pembina jalan dengan maksud agar tidak
mengganggu pandangan pengemudi dan konstruksi jalan.
Perhitungan luasan dan perhitungan volume dapat dilihat setelah penggambaran
profil melintang (dapat dilihat pada tabel).
Dalam penentuan ukuran-ukuran pada jalan, diambil perhitungan pada daerah
jalan kolektor mengacu pada kondisi yang ideal dengan VLHR (Volume Lalu Lintas
Harian Rata-rata) 3.000-10.000 smp/hari, dimana diperoleh data dari daftar Standar
Perencanaan Geometrik Jalan sebagai berikut :
14
Kecepatan Rencana : 80 km/jam
Lebar daerah penguasaan minimum : 30 m
Lebar perkerasan : 2 x 3,50 m
Lebar bahu jalan : 2 x 1,5 m
Lereng melintang perkerasan : 2 %
Lereng melintang bahu : 5 %
Dari daftar standar perencanaan geometric jalan yang sudah ditentukan,dapat
digambarkan sebagai berikut :
15
Teknis Pelaksanaan
A. Pekerjaan Tanah Dasar (Sub Grade)
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pekerjaan ini adalah survey
lokasi. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan titik dasar atau pedoman mengenai
ketinggian pekerjaan yang akan dilaksanakan. Selanjutnya dilaksanakan penetapan
titik dasar dan lainnya. Apabila telah diketahui hal-hal yang diperlukan dalam
menentukan titik dasar dan titik lainnya, maka pengukuran pun dilakukan.
B. Galian Tanah (Cut)
Apabila tanah dari galian yang akan digunakan sebagai timbunan, maka hal
pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan terlebih dahulu terutama dari
tumbuh-tumbuhan dan lapisan humus lainnya. Tebal lapisan umumnya berkisar antara
10-30 cm. Pekerjaan ini dapat disebut sebagai Top Soil Sripping. Tanah atau material
(galian) yang dipakai sebagai timbunan, dapata dipakai dan digunakan apabila telah
melalui pengetesan dari laboratorium dengan menentukan beberapa kriteria tanah
sebagai timbunan.
C. Teknik Penggalian
Tanah yang akan digali diusahakan tidak adanya genangan disekitar daerah
penggalian sebab genangan air akan menyebabkan sulitnya pakerjaan dan akan
mempengaruhi mutu kualitas dari tanah. Terutama daerah yang akan digunakan
untuk daerah pengangkutan material ke daerah timbunan atau biasanya disebut
sebagai Filling, dan juga permukaan yang dikehendaki untuk jalan baru (badan
jalan) atau sub grade sebelum diteruskan ke lapisan sub base, maka harus
dilakukan pengecekan elevasi.
16
- Perhitungan luas galian.
Dari profil melintang jalan dapat dihitung luas tanah yang akan digali.
Luas tanah yang digali dapat diperoleh dari perkalian antara beda tinggi
dengan lebar daerah manfaat jalan, ditambah dengan luasan galian untuk
membuat saluran drainase dan luasan galian untuk membuat kemiringan badan
dan bahu jalan. (contoh perhitungan luasan galian dapat dilihat pada lampiran
perhitungan luas galian ).
- Perhitungan volume galian.
Dari profil memanjang jalan dapat dilihat bentuk dari pekerjaan galian
yang akan dikerjakan dengan bentuk galian ini, apakah segitiga, persegi atau
trapesium dapat dihitung volume galian yang akan dikerjakan volume galian
yang akan dikerjakan dapat diperoleh dengan menghitung luas galian yang
dapat dilihat dari profil memanjang, dengan sisi-sisi bangun tersebut adalah
luas galian dan lebarnya adalah jarak stasiun. Sebagai contoh : jika bentuk
galian segitiga maka,
volume galiannya =( luas galian / 2 ) x jarak stasiun
(contoh perhitungan volume galian dapat dilihat pada lampiran perhitungan
galian).
D. Timbunan Tanah ( Fill )
Material yang didapat dari hasil galian (cut) yang termasuk dalam rencana
biasanya akan dipakai untuk penimbunan pada tempat atau daerah penimbunan
yang telah ditentukan, hal ini disebut dengan istilah Comon excavation atau
material bahan galian yang didatangkan dan biasanya juga disebut Borrow
excavation.
Jenis-jenis tanah timbunan adalah sebagai berukut:
1. Tanah (Clay)
2. Tanah bercampur batu (Rock Clay)
3. Pasir dan Batu ( Sirtu )
4. Batu Pecah
5. Pasir ( Sand )
17
Pasir dapat dipakai sebagai material timbunan di bawah permukaan jalan
(badan jalan). Yang perlu diperhatikan adalah bahwa dapat tidaknya material ini
(Pasir) dipakai sebagai timbunan adalah dengan melalui tes laboratorium terutama
mengenai mutu dan kualitas dari material ini. Dan juga sebelum dilakukan
penemuan daerah atau area yang akan dilaksanakan, maka terlebih dahulu harus
dibuat profilnya baik itu tinggi patok, slope/kemiringan serta elevasinya.
Dalam perencanaan ini dilakukan 15 timbunan yang dibuat pada daerah
dengan beda tinggi berkisar antara 2m 10m.
- Perhitungan luas timbunan
Dari profil melintang jalan dapat dihitung luas timbunan yang akan dibuat.
Luas timbunan ini dapat diperoleh dari perkalian antara beda tinggi dengan
lebar daerah manfaat jalan (DAMAJA) dikurangi dengan luas saluran drainase
dan luas daerah yang dibentuk oleh pengaruh kemiringan jalan. (contoh
perhitungan dapat dilihat pada perhitungan luas timbunan yang terlampir).
- Perhitungan volume timbunan
Dari profil memanjang jalan dapat dilihat bentuk dari pekerjaan timbunan
yang akan dikerjakan, apakah segitiga, persegi panjang ataukah trapesium.
Dengan mengetahui bentuk dari pekerjaan timbunan ini kita dapat menghitung
volume timbunan, yang dapat diperoleh dengan menghitung luas bangun yang
dibentuk tersebut, dengan luas timbunan sebagai sisi-sisi bangun tersebut dan
jarak stasiun sebagai lebarnya. Sebagai contoh : jika bentuk bangun yang
dibentuk oleh pekerjaan timbunan adalah segitiga maka,
volume timbunan =( luas timbunan / 2 ) x jarak stasiun.
(contoh perhitungannya dapat dilihat pada lampiran perhitungan volume
timbunan).
E. Alatalat yang digunakan dalam proses Penggalian dan Penimbunan
Dalam proses penggalian dan penimbunan tidak mungkin hanya dikerjakan
oleh manusia dengan alatalat sederhana, tetapi diperlukan alat-alat berat untuk
dapat membantu memudahkan proses pengerjaan dan mempersingkat waktu
pengerjaan. Alat-alat berat yang biasa digunakan dalam proses penggalian dan
penimbunan antara lain :
- Excavator
18
Excavator digunakan untuk menggali tanah yang membutuhkan proses
penggalian agar diperoleh jalan yang sesuai dengan rencana. Disamping itu,
excavator dapat digunakan untuk memuat material hasil galian ke dump truck.
- Dump Truck
Dump Truck digunakan untuk mengangkut material galian untuk dibawa ke
tempat penimbunan atau tempat yang membutuhkan material untuk
pemadatan.
- Bulldozer
Digunakan untuk meratakan tanah timbunan dan dapat juga digunakan sebagai
alat penggali dengan jarak gali yang dekat.
- Truck tangki air
Truck tangki air berfungsi mengangkut air untuk membantu proses pemadatan
yang dilakukan motor grader agar proses pemadatannya dapat maksimal.
- Grader
Grader digunakan untuk keperluan pengrataan tanah dalam rangka membentuk
permukaan secara mekanis. Grader dapat juga digunakan untuk membuat
kemiringan (grade) seperti yang telah direncanakan, pada permukaan tanah
yang telah selesai diratakan sebagai pekerjaan akhir.
- Tandem Roller
Tandem Roller digunakan untuk memadatkan jalan yang mengalami proses
penimbunan sehingga dapat menghindari penurunan tanah (settlement) akibat
kurang padatnya tanah setelah proses penimbunan.
F. Alat-alat yang dipakai untuk pemadatan
Untuk meratakan dapat digunakan Motor Grade atau Bulldozer. Untuk
pemadatan digunakan alat seperti Road Roller, Mac Adam dan Wecled Roller.
Memilih atau menentukan alat yang digunakan tergantung kepada medan atau
lapangan, jenis material dan keadaan materialnya.
19
F.1 Teknik pelaksanaan konstruksi untuk pondasi bawah, pondasi atas dan
lapisan perkerasan
a. Pengerjaan Pondasi Bawah (Sub Base)
Setelah penimbunan selesai dilaksanakan maka pekerjaan selanjutnya
dalam membuat pondasi bawah dan konstruksi dari badan jalan. Untuk
konstruksi Pondasi Bawah, material yang digunakan adalah memakai Sirtu
Kelas A. Apabila dari hasil perhitungan diperoleh ketebalan pondasi yang
lebih besar, maka pada bagian biasanya berongga. Untuk mengatasinya perlu
diberi lapisan pasir, sehingga dapat mengisi kekosongan tersebut. Pemadatan
pondasi bawah dapat dilakukan dengan alat pemadatan yang sesuai dengan
keperluan tersebut, agar dapat mencapai tingkat pemadatan yang maksimal
(misalnya : tandem roller, three wheel roller, dll). Kemudian selanjutnya
dilaksanakan penyemprotan sepal.
b. Pengerjaan Pondasi Atas (Base Course)
Setelah pengerjaan pondasi bawah, pekerjaan selanjutnya yaitu
mengerjakan pandasi atas. Fungsi utama pondasi atas yakni untuk
menguatkan atau melidungi lapisan bawahnya. Material yang digunakan
untuk pondasi atas dapat menggunakan batu pecah atau batu belah dengan
ukuran 3/5, yang ditebarkan diatas pondasi bawah yang kemudian dipadatkan
dengan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi jalan. Dan batu pecah yang
digunakan disini adalah batu pecah kelas A. Selanjutnya dilakukan
penyemprotan aspal sendiri.
c. Pengerjaan Lapisan Permukaan (Surface)
Pekerjaan surface merupakan pekerjaan terakhir pada pembuatan
konstruksi badan jalan. Material yang digunakan sesuai dengan spesifikasi
yang ada. Disini yang digunakan adalah Lapen Manual, maka setelah
pengerjaan pondasi atas, pada bagian atas ini dibuat teke cout dan
penghamparan batu pecah 1/2, 2/3, kemudian diratakan sesuai dengan
ketebalan, lalu disemprotkan aspal dan ditaburkan pasir.
F.2 Susunan Lapisan Perkerasan
a. Lapisan Permukaan
20
- Lapisan Penahan Beban
- Lapisan Aus
- Lapisan Kedap Air
- Lapisan yang menyebarkan beban kelapisan bawah sehingga dapat
dipikul oleh lapisan lain yang mempunyai daya dukung yang lebih
buruk.
b. Lapisan Pondasi Atas
Terletak diantara lapisan bawah dan lapisan permukaan yang berfungsi :
- Menahan Gaya Lintang dari beban
- Lapisan peresapan
- Bantalan terhadap lapisan permukaan
Bahan yang digunakan : batu pecah, kerikil, semen kapur.
Jenis lapisan pondasi atas :
- Pondasi Mac Adam
- Agregat bergradasi baik
- Pondasi Telfor
- Aspal Beton Pondasi
- Penetrasi Mac Adam
- Stabilitas agregat
- Ukuran batu pecah pondasi atas 3-5 cm
c. Lapisan Pondasi Bawah
Terletak diantara tanah dasar dan pondasi atas, yang berfungsi sebagai
berikut :
- Menyebarkan beban roda ke tanah dasar
- Sebagai efisiensi penggunaan material
- Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal
- Lapisan peresapan
- Lapisan pertama agar pekerjaan menjadi lancar
- Mencegah partikel halus dari tanah dasar naik ke lapisan pondasi atas