Adhari purnawan
TEMPO Interaktif, Bandar Lampung: Calon presiden dari Partai Golkar, Wiranto,
menilai, semua pemimpin di Indonesia terdahulu telah gagal mencapai cita-cita bangsa.
Itu artinya, para pemimpin tersebut telah menafikan mandat rakyat, yang menjadi dasar
dibentuknya negara Indonesia. Mandat itu diantaranya yang terpenting adalah
meningkatkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. "Seharusnya,
siapa pun yang memimpin negara ini, harus melaksanakan mandat tersebut," kata
Wiranto saat menutup rapat kerja nasional perguruan Mathaul Anwar se-Indonesia di
Bandar Lampung, Minggu (30/5) sore.
Mantan Pangab dan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan itu juga menilai, sejak
tahun 1998, ketika Orde Baru runtuh, pemimpin yang ada juga gagal mewujudkan
mandat rakyat. "Kita malah terjebak dalam situasi yang saling menyalahkan dan saling
menfitnah," ujarnya.
Wiranto menuturkan, dalam agama Islam disebutkan, ketika melihat kerusakan setiap
manusia harus berupaya untuk memperbaikinya. Bila tidak mampu dengan perbuatan,
dapat dilakukan dengan kata-kata atau dengan doa. "Jadi peran serta untuk memperbaiki
kerusakan itu adalah kewajiban. Itu lah yang menjadi alasan saya ingin berkompetisi
menjadi presiden. Bukan karena ambisi pribadi," katanya yang disambut pekik riuh
seribuan peserta rakernas dan keluarga besar Mathaul Anwar Lampung.
Wiranto mengatakan, seorang pemimpin yang baik adalah yang dapat memberikan
keinginan rakyat, tanpa rakyat harus memintanya. Dikatakannya, ada lima agenda yang
dilakukan untuk menyelamatkan bangsa. Yaitu peningkatan kesejahteraan, menarik
kembali investasi dari luar negeri, menegakkan hukum, menyempurnakan sistem
pendidikan, dan rekonsiliasi nasional.
Bila kelak terpilih menjadi presiden, Wiranto berjanji akan mengganjar koruptor bukan
dengan hanya dengan hukuman seumur hidup, tapi dengan hukum mati. "Koruptor
memang harus dihukum berat. Bagaimana pun seorang pemimpin bangsa, harus
memberikan teladan yang baik pada rakyatnya," katanya.
Dalam rakernas yang digelar selama tiga hari, Mathaul Anwar se-Indonesia sepakat untuk
mendukung pasangan Wiranto-Solahuddin Wahid sebagai presiden dan wakil presiden.
"Dukungan ini bukan hanya dibuat oleh 500 pengurus Mathaul Anwar yang mengikuti
rakernas, tapi juga 34 juta keluarga besar kami di seluruh Indonesia," kata M. Irsyad
Djuwaeli, Ketua Umum Mathaul Anwar.