Anda di halaman 1dari 12

Tugas Kelompok Manajemen Dakwah

Dosen Pembimbing, Drs.Syahril Romli, M.Ag

PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI DAN LANGKAH-LANGKAH ORGANISASI


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Dakwah

Disusun Oleh:

KELOMPOK 10

ARDIOANTO
NIM :

SYUKRI MAHENDRA
NIM : 11145104015

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 10-01-2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata organisasi mungkin tidak asing kita dengar. Tapi kita belum tentu apa itu organisasi, prinsip-prinsipnya dan langkah-langkahnya untuk itu kami akan membahasnya dalam makalah ini.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Organisasi. Menurut ERNEST DALE :Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubunngan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja kelompok. Menurut CYRIL SOFFER :Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masingmasing diberi peran tertentu dalam suatu system kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa bentuk hasil. Menurut KAST & ROSENZWEIG: Organisasi adalah sub system teknik, sub system structural, sub system pshikososial dan sub system manajerial dari lingkungan yang lebih luas dimana ada kumpulan orang-orang berorenteasi pada tujuan.1 Organisasi olahraga merupakan bentuk yang menjadi wadah usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama dalam meningkatkan kemampuan olahraga dan tujuan tujuan olahraga. Salah satu bentuk organisasi olahraga adalah klub olahraga. 2.2. Pinsip Prinsip Oganisasi Perkembangan prinsip prinsip organisasi selalu berkembang sesuai dengan perkembangan teori organisasi organisasi. 1. TEORI ORGANISASI KLASIK Teori ini biasa disebut dengan teori tradisional atau disebut juga teori mesin. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas. Sedangkan yang dijadikan tiang dasar prinsip penting dalam organisasi formal adalah: a. Pembagian kerja (untuk koordinasi) b. Proses Skalar & Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal) c. Struktur (hubungan antar kegiatan)
1

Robbins, Stephen P,Perilaku Dan Manajemen Organisas,Jakarta:Salemba Empat,2008, hlm.3

d. Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan). Teori Klasik berkembang dalam 3 Aliran: 1. BIROKRASI) Dikembangkan dari Ilmu Sosiologi 2. ADMINISTRASI) Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Makro sebuah organisasi. 3. MANAJEMEN ILMIAH) Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Mikro sebuah organisasi. Semua teori diatas dikembangkan sekitar tahun 1900-1950. Pelopor teori ini kebanyakan dari sebuah negara berbentuk kerajaan Mesir, Cina & Romawi.

TEORI BIROKRASI Dikemukakan oleh MAX WEBER dalam buku The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism dan The Theory of Social and Economic Organization. Karekteristik-karekteristik birokrasi menurut Max Weber: a) Pembagian kerja b) Hirarki wewenang c) Program rasional d) Sistem Prosedur e) Sistem Aturan hak kewajiban f) Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal

TEORI ADMINISTRASI Teori ini dikembangkan oleh Henry Fayol, Lyndall Urwick dari Eropa dan James D. Mooney, Allen Reily dari Amerika.. Empat belas kaidah manjemen organisasi menurut Fayol yang menjadi dasar teori administrasi: a) Pembagian kerja b) Wewenang & tanggung jawab c) Disiplin d) Kesatuan perintah e) Kesatuan pengarahan

f) Mendahulukan kepentingan umum g) Balas jasa h) Sentralisasi i) Rantai Skalar j) Aturan k) Keadilan l) Kelanggengan personalia m) Inisiatif n) Semangat korps

MANAJEMEN ILMIAH Dikembangkan tahun 1900 oleh FREDERICK WINSLOW TAYLOR). Definisi Manajemen Seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efesiensi kerja. Empat kaidah Manajemen prinsip organisasi menurut Frederick W. Taylor: a. Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan metode atas dasar ilmu pengetahuan. b. Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan karyawan c. Pengembangan ilmu tentang kerja, seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah perlu intregasikan. d. Perlu dikembangkan semangat dan mental karyawan untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah Ilmiah: Penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan masalah organisasi atau

1. TEORI NEOKLASIK Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut juga dengan Teori Hubungan manusiawi. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja.

HUGO MUNSTERBERG

Antara manajemen ilmiah dan neoklasik. Inti dari pandangan Hugo adalah menekankan adanya perbedaan karekteristik individu dalam organisasi dan mengingatkan adannya pengaruh factor social dan budaya terhadap organisasi. Salah tokoh neoklasik pencetus Psikologi Industri. Hugo menulis sebuah buku Psychology and Industrial Effeciency tahun 19 13. Buku tersebut merupakan jembatan Munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di Pabrik Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western Elektric di Cicero yang disponsori oleh Lembaga Riset Nasional Amerika. Percobaan yang dilakukan ELTON MAYO seorang riset dari Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah dan Kondisi kerja karyawan dipandang sebagai factor penting peningkatan produktifitas.

2. TEORI MODERN Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori Modern sering disebut dengan teori Analiasa Sistem atau Teori Terbuka yang memadukan antara teori klasik dan neokalsi. Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua unsure organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan system terbuka yang berkaitan dengan lingkunngan dan apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.

TEORI MODERN vs TEORI KLASIK a. Teori Klasik memusatkan pandangan pada analisa dan deskripsi organisasi sedangkan Teori Modern menekankan pada perpaduan & perancangan sehingga terlihat lebih menyeluruh. b. Teori Klasik membicarakan konsep koordinasi, scalar, dan vertical sedangkan Teori Modern lebih dinamis, sangat komplek, multilevel, multidimensi dan banyak variable yang dipertimbangkan.
2

Dan dalam berorganisasi ada berapa hal yang harus diketahui seseorang dalam

membentuk organisasi . Ada beberapa prinsip organisasi,yaitu : 1. Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
2

Ibid., hlm 15

Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan keolahragaan seperti Komite Olahraga Nasioanal sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan kesepahaman dan informasi ataupun pemberi kebijakan dalam dunia olahraga di Indonesia dan lain lainnya. 2. Prinsip Skala Hirarkhi. Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, Sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan. Dalam hal ini,struktur keorganisasian berperan penting dalam tercapainya prinsip ini. Struktur keorganisasian yang baik dan terstruktur akan memberikan pembagian tugas yang jelas dan baik. 3. Prinsip Kesatuan Perintah. Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan saja. Sehingga dalam prinsip ini pimpinan berperan penting dalam mengatur dan mengontrol sepenuhnya akan suatu kebijakan dalam perintahnya. 4. Prinsip Pendelegasian Wewenang. Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, Sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan.

Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi. Meski pengambilan keputusan itu tetap harus dipertanggungjawabkan kepada pimpinan atau atasan 5. Prinsip Pertanggungjawaban. Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan. Dan setiap pegawai berkewajiban menjalankan tugas dengan sebaik baiknya. 6. Prinsip Pembagian Pekerjaan. Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian

tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi. Dalam pembagian kerja seorang pimpinan mempunyai kemampuan untuk memberikan peirntah / tugas terhadap pegawai. 7. Prinsip Rentang Pengendalian. Prinsip rentang pengendalian artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.

Dalam menentukan banyaknya jumlah bawahan maka harus adanya batasan proposional suatu organisasi. Disesuaikan dengan kebutuhan organisasi tersebut. Dan apabila jumlanya bawahan atau staf yang harus dikendalikan berjumlah banyak maka semakin besar juga pengendalian yang harus dilakukan. 8. Prinsip Fungsional. Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya. Hal ini juga berhubungan dengan prinsip pembagian kerja. Dan secara prinsif fungsional struktur keorganisasian memiliki juga kekuatan penting dalam mengontrol dan mengatur pembagian tugasnya secara fungsional dalam fungsionalnya 9. Prinsip Pemisahan. Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain. Dalam pembagian tugas telah ada bagian masing masing kerja tiap pegawai / staf dan akan dipertanggung jawabkan kepada pemimpin. Sehingga tugas yang telah diberikan sesuai kompeten masing masing harus dilaksanakan dengan sebaik baiknya. 10. Prinsip Keseimbangan. Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang

akan dilakukan. Dan tujuan tersebut adalah salah satu dasar kerja dari organisasi yang terbentuk. Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh klub sepak bola di suatu desa terpencil, Struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi klub sepak bola yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya. 11. Prinsip Fleksibilitas Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya. Fleksibilitas dari suatu organisasi akan mempengaruhi eksistensi organisasi tersebut dalam menghadapi perkembangan. Organisasi yang mampu berkembang dan

menyesuaikan terhadap pertumbuhan sosial akan mampu terus tumbuh dan membuat organsasi tersebut menjadi lebih baik. 12. Prinsip Kepemimpinan. Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.

2.3. LANGKAH-LANGKAH ORGNISASI Pada dasarnya kegiatan pengorganisasian sebagai proses dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) langkah pokok sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya. Namun untuk kepentingan operasional bisa dikembangkan lagi lebih terperinci, yakni3 : 1.Penentuan tujuan 2. Perumusan tugas pokok 3. Perincian kegiatan. 4. Perincian fungsi. 5. Pengelompokan fungsi ke dalam seksi-seksi yang lebih spesifik. 6. Pengadaan staf (staffing). 7. Penyusunan prosedur dan tata kerja.
3

Ibid., hlm.

20

8. Penetapan pola hubungan kerja. 9. Penyediaan sarana/perlengkapan. 10. Perwujudan program. 1. Penentuan Tujuan Tujuan merupakan dasar bagi penyusunan organisasi. Melalui tujuan, dapat diperkirakan tentang tipe, susunan, corak maupun ukuran besar kecilnya organisasi. Oleh sebab itu para anggota hendaknya lebih dulu merumuskan tujuan-tujuan organisasi secara jelas, lengkap dan rasional. Tujuan-tujuan itu diambil dari rumusan yang telah dibuat pada tahap perencanaan, yakni antara lain memuat tentang hal-hal apa, mengapa, dan bagaimana kegiatan organisasi itu dilaksanakan. 2. Perumusan Tugas Pokok Untuk mencapai suatu tujuan organisasi memiliki sejumlah tugas pokok (misi) yang harus dijalankan secara sistematis. Segenap tugas pokok yang dirumuskan harus diorientasikan pada uasaha pencapaian tujuan, dan disesuaikan pada batas kemampuan, waktu dan fasilitas yang tersedia. Prinsip ini perlu dipegang agar tugas pokok (misi) yang diemban itu dapat direalisasikan secara efektif dan efisien (Newton, 2006). 3. Perincian Kegiatan Setelah tugas pokok dirumuskan, perlu diperinci lagi menjadi sejumlah kegiatan praktis/operasional, yang dapat mendukung pelaksanaan misi dan tugas pokok organisasi. Untuk memperoleh suatu rumusan yang memenuhi syarat, para anggota organisasi harus berusaha menjawab pertanyaan: Kegiatan-kegiatan apa saja yang perlu dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas pokok?. Langkah ketiga ini harus dilakukan secara lengkap dan benar-benar terperinci. Di samping itu, suatu rumusan hendaknya didasarkan pada skala prioritas kepentingan, mana yang pokok dan mana yang merupakan penunjang. Sehingga segenap kegiatan yang Diselenggarakan dapat memenuhi tuntutan organisasi dan lingkungannya secara memuaskan.

BAB III PENUTUP

3.1 Keseimpulan Prinsip prinsip organisasi : 1. Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas. 2. Prinsip Skala Hirarkhi. 3. Prinsip Kesatuan Perintah. 4. Prinsip Pendelegasian Wewenang. 5. Prinsip Pertanggungjawaban. 6. Prinsip Pembagian Pekerjaan. 7. Prinsip Rentang Pengendalian. 8. Prinsip Fungsional. 9. Prinsip Pemisahan. 10. Prinsip Keseimbangan. 11. Prinsip Kepemimpinan. 12. Prinsip Fleksibilitas.

Langkah-Langkah Organisasi adalah : 1. Penentuan tujuan 2. Perumusan tugas pokok 3. Perincian kegiatan. 4. Perincian fungsi. 5. Pengelompokan fungsi ke dalam seksi-seksi yang lebih spesifik. 6. Pengadaan staf (staffing). 7. Penyusunan prosedur dan tata kerja. 8. Penetapan pola hubungan kerja 9. Penyediaan sarana/perlengkapan. 10. Perwujudan program.

DAFTAR PUSTAKA

http://arumtiasnugraheni.blogspot.com/2010/11/prinsip-prinsip-organisasi.html tgl 10-01-2013 http://sepriblog.blogspot.com/2010/10/prinsip-prinsip-organisasi.html tgl 10-01-2013 Robbins, Stephen P.2008.Perilaku Organisasi.Jakarta:Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai