Anda di halaman 1dari 11

DEFINISI NEGARA MENURUT BEBERAPA PAKAR : Menurut Roger H.

Soltau : Negara adalah agen (agency) atau kewewenangan (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat (The state is an agency or authority managing or controlling these (common) affairs on behalf of and in the name of the community).[1] Menurut Harold J. Laski : Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih berkuasa daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama untuk memenuhi terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama. Masyarakat merupakan negara kalau cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu maupun oleh asosiasiasosiasi ditentukan oleh suatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat (The state is a society wich is integrated by possesing a coercive authority legally supreme over any individual ot group wich is part of the society. A society is a group of human beings living together and working together for the satisfaction of their mutual wants. Such a society is a state when the way of live to wich both individuals and associations must conform is definedby a coercive authority binding upon them all).[2] Menurut Max Weber : Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam sesuatu wilayah (The state is a human society that (succesfully) claims the monopoli of the legitimate use of physical force within a given territory).[3] Menurut Robert M. Maclver : Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa (The state is an association which, acting through law as pormulgalted by a government endowed to this end with coercive power, maintains within a community territorially demarcated the universal external conditions of social orders).[4] 2.1 Apakah itu negara ? Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, negara adalah organisasi pokok dari kekuasaan politik. Negara adalah alat (agency) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Manusia hidup dalam suasana kerja sama, sekaligus suasana antagonis dan penuh pertentangan. Negara adalah organisasi yang dalam sesuatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang

dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidpan bersama itu. Negara menetapkan cara-cara dan batas-batas sampai di mana kekuasaan dapat digunakan dalam kehidupan bersama, baik oleh individu, golongan atau asosiasi, maupu oleh negara sendiri. Dengan demikian negara dapat mengintegrasikan dan membimbing kegiatan-kegiatan sosial dari penduduknya ke arah tujuan bersama. Dalam rangka ini boleh dikatakan bahwa negara mempunyai dua tugas : 1. Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial, yakni yang bertentangan satu sama lain, supaya tidak menjadi antagonis yang membahayakan ; 2. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan ke arah tercapainya tujuan-tujuan dari masyrakat seluruhnya. Negara menentukan bagaimana kegiatan-kegiatan asosiasi-asosiasi kemasyarakatan disesuaikan satu sama lain dan diarahkan kepada tujuan nasional. Pengendalian ini dilakukan berdasarkan sistem hukum dan dengan perantaraan pemerintah beserta segala alat perlengkapannya. Kekuasaan negara mempunyai organisasi yang paling kuat dan teratur, maka dari itu, semua golongan atau asosiasi yang memperjuangkan kekuasaan harus dapat menempatkan diri dalam rangka ini. 2.2 Bagaimana sifat-sifat dan unsur-unsur suatu negara ? Sifat-sifat negara Negara mempunyai sifat khusus yang merupaka manifesti dari kedaulatan yang dimilikinya dan yang hanya terdapat pada negara saja dan tidak terdapat pada asosiasi atau organisasi lainnya. Umumnya dianggap bahwa setiap negara mempunyai sifat memaksa, sifat monopoli, dan sifat mencakup semua. 1. Sifat memaksa. Agar peraturan perundangan-undangan ditaati dan dengan demikian dan dengan demikian penertiban dalam masyarakat tercapai serta timbulnya anarki dicegah, maka negara memiliki sifat memaksa, dalam arti mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara legal. Sarana untuk itu adalah polisi, tentara, dan sebagainya. Organisasi dan asosiasi yang lain dari negara juga mempunyai aturan, akan tetapi aturanaturan yang dikeluarkan oleh negara lebih mengikat. Di dalam masyarakat yang bersifat homogen dan ada konsensus nasional yang kuat mengenai tujuan-tujuan bersama, biasanya sifat paksaanini tidak begitu menonjol ; akan tetapi di negaranegara baru yang kebanyakan belum homogen dan konsensus nasionalnya kurang kuat, sering kali sifat paksaaan ini akan lebih tampak. Dalam hal demikian di negara demokratis tetap disadari bahwa paksaan hendaknya dipakai seminimal mungkin dan sedapat-dapatnya dipakai persuasi (meyakinkan). Lagi pula pemakaian pemaksaan secara ketat , selain memerlukan organisasi yan ketat, juga memerlukan biaya yang tinggi. Unsur paksa dapat dilihat misalnya pada ketentuan tentang pajak. Setiap warga negara harus membayar pajak dan orang yang menghindari kewajiban ini dapat dikenakan denda, atau disita miliknya, atau di beberapa negara malahan dapat dikenakan hukuman kurungan.

1. Sifat monopoli. Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dalam masyarakat. Dalam rangka ini negara dapat menyatakan bahwa suatu aliran kepercayaan atau aliran politik tertentu dilarang hidup dan disebarluaskan, oleh karena dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat. 2. Sifat mencakup semua (all-encompassing, all-embracing). Semua peraturan perundangundangan (misalnya keharusan membayar pajak) berlaku untuk semua orang tanpa kecuali. Keadaan demikian memang perlu, sebab kalau seseorang dibiarkan berada di luar ruang lingkup aktivitas negara, maka usaha negara ke arah tercapainya masyarakat yang dicita-citakan akan gagal. Lagi pula, menjadi warga negara tidak berdasarkan kemauan sendiri (involuntary membership) dan hal ini berbeda dengan asosiasi lain di mana keanggotaan bersifat sukarela. Unsur-unsur negara Negara terdiri atas beberapa unsur yang dapat diperinci sebagai berikut : 1. Wilayah. Setiap negara menduduki tempat tertentu di muka bumi dan mempunyai perbatasan tertentu. Kekuasaan negara mencakup seluruh wilayah, tidak hanya tanah, tetapi juga laut disekelilingnya dan angkasa diatasnya. Karena kemajuan teknologi dewasa ini masalah wilayah lebih rumit daripada di masa lampau. Sebagai contoh, jika pada masa lampau laut sejauh 3 mil dari pantai (sesuai dengan jarak tembak meriam) dianggap sebagai perairan teritorial yang dikuasai sepenuhnya oleh negara itu, maka peluru-peluru missile sekarang membuat 3 mil tidak ada artinya. Oleh karena itu, beberapa negara (termasuk Indonesia) mengusulkan agar perairan teritorial diperlebar menjadi 12 mil. Di samping itu kemajuan teknologi yang memungkinkan penambangan minyak serta mineral lain di lepas pantai, atau yang dinamakan landas benua (continental self) telah mendorong sejumlah besar negara untuk menuntut penguasaan atas wilayah yang lebih luas. Wilayah ini diusulkan selebar 200 mil sebagai economic zone agar juga mencakup hak menangkap ikan dan kegiatan ekonomis lainnya. Dalam mempelajari wilayah suatu negara perlu diperhatikan beberapa variabel, antara lain besar kecilnya suatu negara. Menurut hukum internasional, berdasarkan prinsip the sovereign equality of nations, semua negara sama martabatnya. Tetapi dalam kenyataan sendiri negara kecil sering mengalami kesukaran untuk mempertahankan kedaulatannya, apalagi kalau tetangganya negara besar. Di lain pihak, negara yang luas wilayahnya menghadapi bermacam-macam masalah, apalagi kalau mencakup berbagai suku bangsa, ras, dan agama. Juga faktor geografis, seperti iklim dan sumber daya alam merupakan variabel yang perlu diperhitungkan. Juga perbatasan merupakan permasalahan ; misalnya apakah perbatasan merupakan perbatasan alamiah (laut, sungai, gunung), apakah negara itu tidak mempunyai hubungan dengan laut sama sekali (land-locked), atau apakah negara itu merupakan benua atau nusantara. 1. Penduduk. setiap negara mempunyai penduduk, dan kekuasaan negara menjangkau semua penduduk di dalam wilayahnya. Dalam mempelajari soal penduduk ini, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti kepadatan penduduk, tingkat pembangunan, tingkat

kecerdasan, homogenitas, dan masalah nasionalisme. Dalam hubungan antara dua negara yang kira-kira sama tingkat industrinya, negara yang sedikit penduduknya sering lebih lemah kedudukannya daripada negara yang banyak penduduknya. (Prancis terhadap Jerman dalam Perang Dunia II). Sebaliknya, negara yang padat penduduknya (India, China) menghadapi persoalan bagaimana menyediakan fasilitas yang cukup sehingga rakyatnya dapat hidup secara layak. Di masa lampau ada negara yang mempunyai kecerendungan untuk memperluas negaranya melalui ekspansi. Dewasa ini cara yang dianggap lebih layak adalah meningkatkan produksi atau menyelenggarakan program keluarga berencana untuk membatasi pertambahan penduduk. Dalam memecahkan persoalan semacam ini faktor-faktor seperti tinggi-rendahnya tingkat pendidikan, kebudayaan, dan teknologi dengan sendirinya memainkan peran yang sangat penting. 2. Pemerintah. Setiap negara mempunyai organisasi yang berwenang untuk merumuskan dan melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh penduduk di dalam wilayahnya. Keputusan-keputusan ini antara lain berbentuk undang-undang dan peraturan-peraturan lain. Dalam hal ini pemerintah bertindak atas nama negara dan menyelenggarakan kekuasaan dari negara. Bermacam-macam kebijaksanaan ke arah tercapainya tujuan-tujuan lasyarakat dilaksanakannya sambil menertibkan hubunganhubungan manusia dalam masyarakat. Negara mencakup semua penduduk, sedangkan pemerintah hanya mencakup sebagian kecil daripadanya. Pemerintah sering berubah, sedangkan negara terus bertahan (kecuali kalau ada pengaruh dari negara lain). Kekuasaan pemerintah biasanya dibagi atas kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. 3. Kedaulatan. Kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara (termasuk paksaan) yang tersedia. Negara mempunyai kekuasaan yang tertinggi ini untuk memaksa semua penduduknya agar menaati undang-undang serta peraturan-peraturannya (kedaulatan ke dalam-internal sovereignty). Di samping itu negara mempertahankan kemerdekaannya terhadap serangan-serangan dari negara lain dan mempertahankan kedaulatan ke luar (external sovereignty). Untuk itu negara menuntut loyalitas yang mutlak dari warga negaranya. Kedaulatan merupakan suatu konsep yuridis, dan konsep kedaulatan ini tidak terlalu sama dengan komposisi dan letak dari kekuasaan politik. Kedaulatan yang bersifat mutlak sebenarnya tidak ada, sebab pemimpin kenegaraan (raja atau diktator) selalu terpengaruh oleh tekanantekanan dan faktor-faktor yang membatasi penyelenggaraan kekuasaan secara mutlak. Apalagi kalau menghadapi masalah dalam hubungan internasional ; perjanjian-perjanjian internasional pada dasarnya membatasi kedaulatan suatu negara. Kedaulatan umumnya tidak dapat dibagibagi, tetapi dalam negara federal sebenarnya kekuasaan dibagi antara negara dan negara-negara bagian. 2.3 Apakah tujuan dan fungsi negara ? Negara dapat dipandang sebagai asosiasi manusia yang hidup dan bekerja sama untuk mengejar beberapa tujuan bersama. Dapat dikatakan bahwa tujuan terakhir setiap negara ialah menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya (bonum publicum, common good, common wealth). Menurut Roger H. Soltau tujuan negara ialah : Memungkinkan rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin (The freest possible development and

creative self-expression of its members).[5] Dan menurut Harold J. Laski : Menciptakan keadaan di mana rakyat dapat mencapai keinginan-keinginan mereka secara maksimal (Creation of those conditions under wich the members of the state may attain the maximum satisfaction of their desires).[6] Tujuan negara Republik Indonesia sebagai tercantum sebagai di dalam Undang-Undang Dasar 1945 ialah : Untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial dengan berdasarkan kepada : Ketuhanan yang Mahaesa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Pancasila) . Negara yang berhaluan Marxisme-Leninisme bertujuan untuk membangun masyarakat komunis, sehingga bonul publicum selalu ditafsirkan dalam rangka tercapainya masyarakat komunis. Tafsiran itu memengaruhi fungsi-fungsi negara di bidang kesejahteraan dan keadilan. Negara dianggap sebagai alat untuk mencapai komunisme dalam arti segala alat kekuasaannya harus dikerahkan untuk mencapai tujuan itu. Begitu pula fungsi negara di bidang kesejahteraan dan keadilan (termasuk hak-hak asasi warga negara) terutama ditekankan pada aspek kolektifnya, dan sering mengorbankan aspek perseorangannya. Akan tetapi setiap negara, terlepas dari ideologinya, menyelenggarakan beberapa minimum fungsi yang mutlak, yaitu : 1. Melaksanakan penertiban (law and order). Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, negara harus melaksanakan penertiban. Dapat dikatakan bahwa negara bertindak sebagai stabilisator. 2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Dewasa ini fungsi ini sangat pentng, terutama bagi negara-negara baru. Pandangan di Indonesia tercermin dalam usaha pemerintah untuk membangun suatu rentetan Repelita. 3. Pertahanan. Hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar. Untuk ini negara dilengkapi dengan alat-alat pertahanan. 4. Menegakkan keadilan. Hal ini dilaksanakan melalui badan-badan peradilan. Sarjana lain, Charles E. Merriam, menyebutkan lima fungsi negara,[7] yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. Keamanan ektern Ketertiba intern Keadilan Kesejahteraan umum Kebebasan

Keseluruhan fungsi negara di atas diselenggarakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

DAFTAR PUSTAKA 1. Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar ilmu politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2. Soltau, An introduction to politic. 3. Harold J. Laski, The State in Theory and Practice (New York : The Viking Press, 1947). 4. H.H. Gerth and C. Wright Mills, trans., eds and introduction, From Max Weber : Essays in Sociology (New York : Oxford University Press, 1958). 5. Charles E. Merrian, Systematic politics (Chicago : University of Chicago Press, 1947). 6. Soehino. 2005. Ilmu Negara. Yogyakarta: Liberty.

[1] Soltau, An introduction to politic, hlm. 1. [2] Harold J. Laski, The State in Theory and Practice (New York : The Viking Press, 1947), hlm. 8-9 [3] H.H. Gerth and C. Wright Mills, trans., eds and introduction, From Max Weber : Essays in Sociology (New York : Oxford University Press, 1958), hlm. 78 [4] R.M. Maclver, The Modern State (London : Oxford University Press, 1926), hlm. 22 [5] Soltau, An Introduction to Politics, hlm. 253. [6] Laski, The State in Theory and Practice, hlm. 12. [7]Charles E. Merrian, Systematic politics (Chicago : University of Chicago Press, 1947)

ILMU NEGARA SEBAGAI HUKUM TATA NEGARA DALAM ARTI LUAS Orang yang pertama kali melakukan penelitian yang komprehensif tentang Ilmu Negara adalah Georg Jellinek sebagaimana dituangkan dalam bukunya yang berjudul Allgemeine Staatslehre (Ilmu Negara Umum). Istilah Ilmu Negara sepadan dengan Die Staatslehre (Jerman), Staatsleer (Belanda), Theory of State atau The General Theory of State, Political Science atau Political Theory (Inggris), dan Theorie dEtat (Prancis). Ilmu Negara Yang Dimaksud Ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari pengertian-pengertian pokok dansendi pokok negara pada umumnya. Kajiannya mencakup hal-hal yang sama atau serupa dalam negara-negara yang ada atau pernah ada, misalnya tentang terjadinya negara, lenyapnya negara, tujuan danfungsi negara, perkembangan negara, bentuk negara dan sebagainya. Ilmu Negara menekankan hal-halyang bersifat umum dengan menganggap negara sebagai genus (bentuk umum) dan mengesampingkansifat-sifat khusus dari negara-negara. Ilmu Negara tidak membahas bagaimana pelaksanaan hal -halumum itu dalam suatu negara tertentu. Maka Ilmu Negara bernilai teoritis. M. Solly Lubis , SH , dalam bukunya Ilmu Negara berpendapat bahwa Ilmu Negara mempelajari negarasecara umum mengenai asal-usul, wujud, lenyapnya, perkembangan dan jenis -jenisnya. Obyek ilmunegara bersifat abstrak dan umum, tak terikat ruang, tempat, waktu dan bersifat universal.Maka Ilmu Negara berfungsi:1.Menyelidiki pengertian pokok dan sendi-sendi pokok negara dan Hukum Tata Negara; dan2.Merupakan ilmu dasar bagi Hukum Tata Negara Positif (HTN hic et nunc ).Dengan kata lain, seorang yang akan mempelajari Hukum Tata Negara harus terlebih dulu memahamiIlmu Negara, karena Ilmu Negara memberikan dasar -dasar teoritis Hukum Tata Negara dan HukumTata Negara merupakan realisasi dari teori-teori Ilmu Negara.

Beberapa pengertian Hukum Tata Negara:Prof.Dr.Mr. J.H.A. Logemann : Hukum Tata Negara ialah serangkaian kaidah hukum mengenai jabatan atau kumpulan jabatandi dalam negara dan mengenai lingkungan berlakunya hukum suatu negara; Hukum Tata Negara ialah hukum organisasi negara. Prof.Mr. W. Prins : Hukum Tata Negara ialah hukum yang menentukan aparatur n e g a r a y a n g fundamental yang langsung berhubungan dengan setiap warga masyarakat. Prof.Mr. C. van Vollenhoven : Hukum Tata Negara merupakan hukum tentang distribusi kekuasaan negara. Prof.Dr.Mr. L.J. van Apeldoorn : H u k u m T a t a N e g a r a ( d a l a m a r t i s e m p i t ) a d a l a h h u k u m y a n g menunjukkan orang yang memegang kekuasaan pemerintah dan batas-batas kekuasaannya. A.V.Dicey : Hukum Tata Negara ialah seluruh peraturan yang secara langsung maupun tidak langsungmengenai pembagian kekuasaan dan pelaksana tertinggi suatu negara. Prof.Mr. R. Djokosutono : Hukum Tata Negara ialah hukum mengenai konstitusi negara dan konstelasinegara, dan karena itu hukum tata negara disebut juga hukum konstitusi negara ( Constitutional Law ). Maurice Duveger : Hukum Tata Negara ialah hukum yang mengatur organisasi dan tugas-tugas politik dari suatu lembaga negara. Persamaan Ilmu Negara dan Hukum Tata Negara: Ilmu Negara dan Hukum Tata Negara memiliki pokok bahasan yang sama, yaitu negara. Ilmu Negara dan Hukum Tata Negara termasuk ilmu sosial dan memiliki obyek penelitian yangsama, yaitu manusia yang berkeinginan hidup dan berkembang dalam tata kehidupan bernegara. Ilmu Negara dan Hukum Tata Negara memiliki dalil -dalil dan rumusan/ definisi yang bersifatnisbi (relatif) berbeda sesuai dengan sudut pandang ahli yang mengemukakannya. Perbedaan Ilmu Negara dan Hukum Tata Negara:I l m u N e g a r a H u k u m T a t a N e g a r a Aspek/Obyek yangdipelajari Negara secara umum, asal-usul, unsur-unsur, timbuldan lenyapnya, tujuannyadan jenis-jenis atau bentuk negara secara umum Negara tertentu, bagaimana pemerintahan dalam negaraitu disusun dan dijalankanmulai dari pemerintah pusathingga daerah dalamwilayah kekuasaannya Sifat T e o r i t i s / A b s t r a k P r a k t i s / N y a t a KetentuanUmumNegara

Pelaksanaannya tidak diuraikanPelaksanaannya diuraikansecara khusus Definisi Ilmu yang mempelajari asal-usul, perkembangan wujuddan lenyapnya suatu NegaraIlmu yang mempelajarisistem pemerintahan suatu Negara Sifat-sifat Negara Negara memiliki sifat-sifat khusus yang merupakan manifestasi kedaulatan yang dimilikinyadan yang membedakannya dari organisasi lain yang juga memiliki kedaulatan.1. Sifat memaksa , yang berarti bahwa negara memiliki kekuasaan untuk m e n g g u n a k a n kekerasaan fisik secara legal agar perat uran undang-undang ditaati sehingga penertiban dalammasyarakat tercapai dan tindakan anarkhi dapat dicegah.2. Sifat monopoli , yang berarti bahwa negara memegang monopoli dalam menetapkan tujuan bersama masyarakat. Dalam hal ini, negara dapat melarang suatu aliran kepercayaan atau politik tertentu yang membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara.3. Sifat mencakup semua (all-encompassing, all-embracing) , y a n g b e r a r t i b a h w a s e l u r u h peraturan undang-undang dalam suatu n e g a r a b e r l a k u u n t u k s e m u a o r a n g ya n g t e r l i b a t d i d a l a m n ya t a n p a k e c u a l i . Apabila ada orang yang dibiarkan berada di luar ruang lingku p

Anda mungkin juga menyukai

  • Limfoma Lia PDF
    Limfoma Lia PDF
    Dokumen4 halaman
    Limfoma Lia PDF
    Lia Optimeze Alwayz
    Belum ada peringkat
  • Nama
    Nama
    Dokumen5 halaman
    Nama
    Lia Optimeze Alwayz
    Belum ada peringkat
  • 1370 H 2008
    1370 H 2008
    Dokumen20 halaman
    1370 H 2008
    Lia Optimeze Alwayz
    Belum ada peringkat
  • 1370 H 2008
    1370 H 2008
    Dokumen20 halaman
    1370 H 2008
    Lia Optimeze Alwayz
    Belum ada peringkat
  • PH Minuman Ringan
    PH Minuman Ringan
    Dokumen4 halaman
    PH Minuman Ringan
    Fia Caecaria Tobing
    Belum ada peringkat
  • Pasak Fiber
    Pasak Fiber
    Dokumen17 halaman
    Pasak Fiber
    tikahestiana
    Belum ada peringkat
  • 1370 H 2008
    1370 H 2008
    Dokumen20 halaman
    1370 H 2008
    Lia Optimeze Alwayz
    Belum ada peringkat
  • 2799 H 2006
    2799 H 2006
    Dokumen20 halaman
    2799 H 2006
    Lia Optimeze Alwayz
    Belum ada peringkat
  • 17 57 1 PB
    17 57 1 PB
    Dokumen7 halaman
    17 57 1 PB
    Lisa Apriani Recilia
    Belum ada peringkat
  • Sinkop Kardiak
    Sinkop Kardiak
    Dokumen25 halaman
    Sinkop Kardiak
    caroline1793
    Belum ada peringkat
  • 17 57 1 PB
    17 57 1 PB
    Dokumen7 halaman
    17 57 1 PB
    Lisa Apriani Recilia
    Belum ada peringkat
  • Trauma Maksilofasial
    Trauma Maksilofasial
    Dokumen7 halaman
    Trauma Maksilofasial
    azis aimaduddin
    Belum ada peringkat
  • Gigi Tiruan Lengkap
    Gigi Tiruan Lengkap
    Dokumen44 halaman
    Gigi Tiruan Lengkap
    Lia Optimeze Alwayz
    Belum ada peringkat
  • Bedah Dento
    Bedah Dento
    Dokumen84 halaman
    Bedah Dento
    dnqagujr
    Belum ada peringkat
  • Gigi Tiruan Lengkap
    Gigi Tiruan Lengkap
    Dokumen44 halaman
    Gigi Tiruan Lengkap
    Lia Optimeze Alwayz
    Belum ada peringkat
  • Cover Lia
    Cover Lia
    Dokumen3 halaman
    Cover Lia
    Lia Optimeze Alwayz
    Belum ada peringkat
  • BAB I UP Hal 1
    BAB I UP Hal 1
    Dokumen1 halaman
    BAB I UP Hal 1
    Lia Optimeze Alwayz
    Belum ada peringkat
  • PT 241 Slide Diagnosa Dan Perawatan Pendahuluan
    PT 241 Slide Diagnosa Dan Perawatan Pendahuluan
    Dokumen9 halaman
    PT 241 Slide Diagnosa Dan Perawatan Pendahuluan
    Lia Optimeze Alwayz
    Belum ada peringkat
  • BAB I UP Hal 1
    BAB I UP Hal 1
    Dokumen1 halaman
    BAB I UP Hal 1
    Lia Optimeze Alwayz
    Belum ada peringkat